PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia bertujuan untuk kepentingan bangsa dan
negera Indonesia, yaitu mewujudkan tujuan nasional. Pelaksanaan demokrasi juga
diarahkan untuk civil society (masyarakat madani), di dalamnya peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan negara sangatlah besar. Dalam masyarakat
madani partisipasi dan kemandiriaan masyarakat sangat di perlukan untuk
menyukseskan tujuan pembangunan nasional khususnya, dan umumnya tujuan
Negara.
Menurut pandangan Welzer (1999:1) masalah civil society yang di Indonesia
disebut “masyarakat madani”, yang kini menjadi pusat perhatian dan perdebatan
akademis di berbagai belahan bumi, merupakan pengulangan kembali perdebatan
“American Liberalisme/ communitarianism” yang terpusat pada persoalan: the state
atau negara di satu pihak, dan civil society di lain pihak, yang sesungguhnya di antara
tersebut satu sama lain saling berkaitan. Menurut Welzer (1999) seorang civil
republikan, Jacobin, yang memihak pada pandangan pentingnya negara, berpendapat
bahwa dalam kehidupan ini hanya ada satu komunitas yng dianggap penting, yakni
“the political community” atau masyarakat politik yang anggotanya adalah warga
negara yang kesemuanya dilihat sebagai active participant in democratic decision
making atau partisipan yang aktif dalam pengambilan keputusan yang demokratis.
Di Indonesia, konsep masyarakat madani ini terhitung masih baru dan masih
banyak diperdebatkan. Misalnya, Culla (1999:3; Raharjo:1999) memandang istilah
masyarakat madani hanyalah salah satu dari berbagai istilah sebagai padanan kata
civil society. Sementara itu, Tim Nasionol Reformasi Menuju Masyarakat Madani
(1999:32) menyarankan untuk menggunakan istilah masyarakat madani sebagai
terjemahan dari civil society.
Dalam perjalanan sejarah bangsa, sejak kemerdekaan hingga sekarang, banyak
pengalaman dan pelajaran yang dapat diambil, terutama pelaksanaan demokrasi di
bidang politik. Ada tiga macam demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan
ketatanegaraan indonesia, yaitu demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, dan
demokrasi pancasila.
BAB II
PERMASALAHAN
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian civil society?
2. Apa karakteristik dan pilar penegak dari civil society?
3. Apa pengaruh media sosial dalam meningkatkan peran civil society?
4. Apa upaya yang harus dilakukan oleh mahasiswa agar mampu berperan dalam
meningkatkan peran civil society?
B. Pembatasan Masalah
Bagaimana pengaruh media sosial dalam meningkatkan peran Civil Society menuju
Demokrasi Indonesia yang berkeadaban.
C. Tujuan
Mengetahui karakteristik civil society, dan pengaruh media sosial dalam
meningkatkan peran civil society.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada masa Orde Baru, wacana civil society adalah penyeimbang entitas negara
yaitu entitas yang kuat dan tidak memberi peluang partisipasi politik. Refleksi social
politik dari civil society ini sesungguhnya dimulai dari suatu gerakan sosial yang telah
ada pada era 1960an di negara-negara demokrasi, namun pada tahun 1990an tindakan
kolektif gerakan sosial ini lebih mengarah pada aksi-aksi tidak saja aksi politis, tetapi
juga ideologis dan budaya serta lebih menonjolkan identitas yang lebih spesifik pada
kelompoknya misalnya gender, komunitas lingkungan hidup dan lain-lainnya.
Konsep-konsep kewarganegaraan termasuk hak, kewajiban dan tanggungjawab yang
dirangkum dalam ide civil society menjadi acuan untuk keberhasilan demokrasi
(ICCE UIN, 2003).
Pemuda atau biasa disebut dengan generasi muda adalah konsep-konsep yang
sering kali diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama karena keduanya bukanlah
semata-mata istilah ilmiah tapi sering lebih merupakan pengertian ideolog .”Pemuda
Harapan Bangsa”,”Pemuda Pemilik Masa Depan” atau “Pemuda Harus Dibina”,dan
sebagainya. Memperlihatkan betapa saratnya nilai yang melekat pada kata Pemuda
tersebut. Kata-kata Pemuda yang lebih seringnya dikenal oleh masyarakat sebagai
devinisi dari Mahasiswa-Mahasiswi, yang berarti mahasiswa tak lain adalah sebagai
masa depan dan harapan bangsa dalam menuju dan mewujudkan masa depan bangsa
yang benar-benar diharapkan sepenuhnya. “Masa depan bangsa ditangan pemuda”
merupakan sebuah artian bahwa masa depan bangsa tergantung pada mahasiswa.
Bagaimana sepak terjang para mahasiswa Indonesia dalam mewujudkan masa depan
bangsa yang gemilang dan benar-benar diharapkan oleh seluruh warga negara bangsa
tersebut, terutama bangsa Indonesia.
Mahasiswa harus memiliki planning dalam mewujudkan masyarakat madani
(civil society) maksudnya mahasiswa/pemuda Indonesia harus memiliki rencana atas
apa yang harus mereka lakukan . Dimulai dengan planning/rencana, mahasiswa dapat
memprediksikan segala sesuatu yang akan mereka lakukan dengan
mempertimbangkan dampak yang dimungkinkan akan terjadi sebagai hasil dari apa
yang akan mereka kerjakan dengan demikian, dapat dihindari dampak negatif yang
diperkirakan akan timbul dari sepak terjang mereka dengan begitu, apa yang akan
mereka lakukan telah terkonsep dengan konsep yang benar-benar matang dan sebaik-
baiknya.
Apabila mahasiswa hidup di dalam suatu desa yang penduduknya belum
merupakan penduduk yang madani, maka tidak mudah untuk langsung dengan instant
dan mudah untuk mengubah style/cara hidup penduduk tersebut seperti masyarakat
madani, yang diperlukan mahasiswa setelah melihat pada kepribadian dan dirinya
sendiri serta keluarganya adalah menyusun semacam planning atau program kerja
dengan sebaik-baiknya agar dapat diperkirakan dan diatur apa saja yang akan
dilakukan untuk menghadapi masyarakat yang akan dihadapi.agar semua yang akan
dilaksanakan sebagai terkonsep dengan apik, serta harus mempunyai visi dan misi
sebagai dasarnya agar dapat diterima masyarakat dengan tanpa keraguan dan
pertanyaan yang tidak pasti.
Etos kerja mahasiswa juga harus diperhatikan pada masalah ini, karena cara
kerjalah yang akan menentukan hasilnya. Akankah hasil itu optimal atau hanya
sekedar hasil saja tanpa memprioritaskan keidealisan cara kerja yang tidak diketahui
akankah hasilnya terbentuk secara perfect dan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Setiap mahasiswa diakui sebagai sosok yang berpendidikan tinggi dikalangan
masyarakat, maka setiap tindakan yang diputuskan dan dilaksanakan oleh setiap
mahasiswa akan menjadi contoh atau kiblat masyarakat dalam berbuat, dan semua
mahasiswa Indonesia secara langsung maupun tidak langsung telah dituntut untuk
menjaga nama baik mereka dengan berbuat hal-hal yang baik dan cenderung
mengarah pada kata-kata perfect dan idealis. dan karena mahasiswa juga secara
langsung maupun tidak langsung berdakwah kepada masyarakat mengenai apapun
yang berhubungan dengan moral dan etika, dan dua hal tersebutlah yang juga
dibutuhkan mahasiswa dalam perwujudan dan pembentukan masyarakat madani (civil
society) di kalangan masyarakat sekitar mereka.
Hal lain yang selalu dilaksanakan mahasiswa untuk berperan dalam
masyarakat demi mewujudkan masyarakat madani adalah dengan mengadakan KKN
(Kuliah Kerja Nyata) atau PPL (Praktek Pengayaan Lapangan) yang diselenggarakan
oleh universitas-universitas di Indonesia, hal ini merupakan kesempatan emas bagi
para mahasiswa untuk menjalankan misinya sebagai agen of change dalam
mewujudkan masyarakat madani (civil society) di daerah-daerah yang telah
ditentukan sebagai obyek yang akan dibentuk sebagai masyarakat madani, hal ini
mempunyai pengaruh yang luar biasa di tengah masyarakat yang digembleng dan
menjadi obyek mahasiswa tersebut. KKN juga kerap kali turut membantu dalam
proses pembangunan desa-desa terpencil misalnya,juga orang-orang/warga desa yang
masih awam dalam hal pengetahuan atau bahkan bagi warga yang buta huruf.
Hal ini juga merupakan wadah sebagai sarana belajar bagi mahasiswa-
mahasiswa di suatu universitas, karena dengan sarana KKN ini,mahasiswa bisa
langsung belajar di lapangan dengan mempraktekkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh diruangan kuliah serta mereka dituntut untuk dapat mengaplikasikan
pengetahuan teknis yang juga dikenal sebagai belajar sambil bekerja.
Dengan KKN atau PPL, mahasiswa menjadi pelopor pembaharuan dan
pembangunan di daerah terpencil dan pedesaan, pengetahuan mahasiswa baik secara
umum mau khusus, dimanfaatkan untuk kepentingan setempat. Misalnya mahasiswa
pertanian dalam bidang khususnya dapat mengadakan penyuluhan di bidang pertanian
dan bagaimana cara-cara peningkatan pertanian. Mahasiswa kedokteran dan
kesehatan juga dapat bertugas dalam hal kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat,
disamping bantuan pengetahuan umum dan teknis pada bidang-bidang diluar, juga
bantuan tenaga jasmani dalam berbagai proyek pembangunan seperti pembangunan
saluran irigasi tertier, pembangunan gedung sekolahan, dan perbaikan kampung akan
merupakan bagian terpenting pula dalam pengerahan tenaga sukarela mahasiswa.
BAB IV
PENUTUP
Dengan terpenuhinya hal-hal yang telah disebutkan diatas, maka Insya Allah
apa yang menjadi visi dan misi pemuda/mahasiswa Indonesia akan tercapai yaitu
mewujudkan masyarakat madani (civil society) di tengah bangsa Indonesia,dengan
adanya civil society di Indonesia dan dengan dibudidayakannya masyarakat yang
madani di seluruh daerah Indonesia, maka bukanlah hal yang tidak mungkin apabila
bangsa Indonesia akan menjadi negara yang maju dan bukan hanya negara yang
berkembang seperti sekarang ini.