Kata madani berasal dari bahasa Inggris yang artinya civil atau civilized
(beradab). Istilah masyarakat madani adalah terjemahan dari civil atau civilized
society, yang berarti masyarakat yang berperadaban.
Sejarah
Fase kedua, pada tahun 1767 Adam Ferguson mengembangkan wacana civil
society dengan konteks sosial dan politik di Skotlandia. Ferguson, menekankan
visi etis pada civil society dalam kehidupan sosial. Pemahamannya ini lahir
tidak lepas dari pengaruh dampak revolusi industri dan kapitalisme yang
melahirkan ketimpangan sosial yang mencolok.
Fase ketiga, pada tahun 1792 Thomas Paine mulai memaknai wacana civil
society sebagai sesuatu yang berlawanan dengan lembaga Negara, bahkan dia
dianggap sebagai antitesa Negara. Menurut pandangan ini, Negara tidak lain
hanyalah keniscayaan buruk belaka. Konsep Negara yang absah, menurut
mazhab ini, adalah perwujudan dari delegasi kekuasaan yang diberikan oleh
masyarakat demi terciptanya kesejahteraan bersama. Semakin sempurna sesuatu
masyarakat sipil, semakin besar pula peluangnya untuk mengatur kehidupan
warganya sendiri.
Fase kelima, wacana civil society sebagai reaksi terhadap mazhab Hegelian
yang dikembangkan oleh Alexis de Tocqueville (1805-1859 M). Pemikiran
Tocqueville tentang civil society sebagai kelompok penyeimbang kekuatan
Negara. Menurut Tocqueville, kekuatan politik dan masyarakat sipil merupakan
kekuatan utama yang menjadikan demokrasi Amerika mempunyai daya tahan
yang kuat. Adapun tokoh yang pertama kali menggagas istilah civil society ini
adalah Adam Ferguson dalam bukunya ”Sebuah Esai tentang Sejarah
Masyarakat Sipil’’ (An Essay on The History of Civil Society) yang terbit tahun
1773 di Skotlandia. Ferguson menekankan masyarakat madani pada visi etis
kehidupan bermasyarakat. Pemahamannya ini digunakan untuk mengantisipasi
perubahan sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri dan munculnya
kapitalisme, serta mencoloknya perbedaan antara individu.
Masyarakat madani memiliki banyak arti atau sering diartikan dengan makna
yang berbeda – beda. Bila merujuk pada pengertian dalam bahasa Inggris, ia
berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil.
Istilah masyarakat madani selain mengacu pada konsep civil society, juga
berdasarkan pada konsep negara-kota Madinah yang dibangun Nabi
Muhammad SAW pada tahun 622 M. Masyarakat madani juga mengacu pada
konsep tamadhun (masyarakat yang beradaban) yang diperkenalkan oleh Ibn
Khaldun, dan konsep Al Madinah al Fadhilah (Madinah sebagai Negara
Utama) yang diungkapkan oleh filsuf Al-Farabi pada abad pertengahan.
Sementara itu konsep masyarakat madani atau dalam khazanah Barat dikenal
sebagai civil society (masyarakat sipil), muncul pada masa pencerahan
(Renaissance) di Eropa melalui pemikiran John Locke dan Emmanuel Kant.
Sebagai sebuah konsep, civil society berasal dari proses sejarah panjang
masyarakat Barat yang biasanya dipersandingkan dengan konsepsi tentang state
(negara). Dalam tradisi Eropa abad ke-18, pengertian masyarakat sipil ini
dianggap sama dengan negara (the state), yakni suatu kelompok atau kesatuan
yang ingin mendominasi kelompok lain.
Free Public Sphere adalah ruang publik yang bebas sebagai sarana untuk
mengemukakan pendapat warga masyarakat. Di wilayah ruang publik ini semua
warga Negara memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi
sosial dan politik tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan – kekuatan di
luar civil society.
Demokrasi
Demokrasi adalah prasyarat mutlak lainnya bagi keberadaan civil society yang
murni (genuine). Tanpa demokrasi masyarakat sipil tidak mungkin terwujud.
Demokrasi tidak akan berjalan stabil bila tidak mendapat dukungan riil dari
masyarakat. Secara umum demokrasi adalah suatu tatanan sosial politik yang
bersumber dan dilakukan oleh, dari, dan untuk warga Negara.
Toleransi
Keadilan sosial
Pers
Pers adalah institusi yang berfungsi untuk mengkritisi dan menjadi bagian dari
sosial kontrol yang dapat menganalisa serta mempublikasikan berbagai
kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan warga negaranya. Selain itu,
pers juga diharapkan dapat menyajikan berita secara objektif dan transparan.
Supremasi Hukum
Setiap warga negara , baik yang duduk dipemerintahan atau sebagai rakyat
harus tunduk kepada aturan atau hukum. Sehingga dapat mewujudkan hak dan
kebebasan antar warga negara dan antar warga negara dengan pemerintah
melalui cara damai dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Supremasi hukum
juga memberikan jaminan dan perlindungan terhadap segala bentuk penindasan
individu dan kelompok yang melanggar norma-norma hukum dan segala bentuk
penindasan hak asasi manusia.
Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan tempat para aktivis kampus (dosen dan mahasiswa)
yang menjadi bagian kekuatan sosial dan masyarakat madani yang bergerak
melalui jalur moral porce untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan
mengkritisi berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah. Namun, setiap gerakan
yang dilakukan itu harus berada pada jalur yang benar dan memposisikan diri
pada real dan realitas yang betul-betul objektif serta menyuarakan kepentingan
masyarakat. Sebagai bagian dari pilar penegak masyarakat madani, maka
Perguruan Tinggi memiliki tugas utama mencari dan menciptakan ide-ide
alternatif dan konstruktif untuk dapat menjawab problematika yang dihadapi
oleh masyarakat.
Masyarakat madani sukar tumbuh dan berkembang pada rezim Orde Baru
karena adanya sentralisasi kekuasaan melalui korporatisme dan birokratisasi di
hampir seluruh aspek kehidupan. Kebijakan pemerintah yang otoriter,
menyebabkan organisasi-oranisasi kemasyarakatan tidak memiliki kemandirian,
tidak memiliki kekuatan kontrol terhadap jalannya pemerintahan. Kebijakan ini
juga berlaku terhadap masyarakat politik (political societies), sehingga partai-
partai politik pun tidak berdaya melakukan kontrol terhadap pemerintah dan
tawar-menawar dengannya dalam menyampaikan aspirasi rakyat. Hanya ada
beberapa organisasi keagamaan yang memiliki basis sosial besar yang agak
memiliki kemandirian dan kekuatan dalam mempresentasikan diri sebagai unsur
dari masyarakat madani, seperti Nahdlatul Ulama (NU) yang dimotori oleh KH
Abdurrahman Wahid dan Muhammadiyah dengan motor Prof. Dr. Amien
Rais. Pemerintah sulit untuk melakukan intervensi dalam pemilihan pimpinan
organisasi keagamaan tersebut karena mereka memiliki otoritas dalam
pemahaman ajaran Islam. Pengaruh politik tokoh dan organisasi keagamaan ini
bahkan lebih besar daripada partai-partai politik yang ada.