Anda di halaman 1dari 16

KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

Setiap bangsa dalam mempertahankan eksistensi dan


mewujudkan cita-citanya perlu memiliki pemahaman mengenai
geopolitik dan geostrategi. Geopolitik bangsa Indonesia
diterjemahkan dalam konsep Wawasan Nusantara, sedangkan
geostrategi bangsa Indonesia dirumuskan dalam konsep
Ketahanan Nasional.

Geostrategi adalah suatu cara atau pendekatan dalam


memanfaatkan kondisi lingkungan untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan Nasional.

Ketahanan Nasional sebagai geostrategi bangsa Indonesia


memiliki pengertian bahwa konsep ketahanan Nasional
merupakan pendekatan yang digunakan bangsa Indonesia dalam
melaksanakan pembangunan dalam rangka mencapai cita-cita
dan tujuan nasionalnya.

Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamika suatu bangsa yang


berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi ATHG baik langsung ataupun tidak langsung, dari
dalam maupun dari luar yang membahayakan integritas,
identitas, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Tannas lahir di Seskoad (Sekolah Staf & Komanda Angkatan
Darat) pada tahun 1969-1970, yang pada saat itu berusaha
mengembangkan doktrin sendiri tentang national security,
berdasarkan pengalaman sendiri dan bangsa lain. Hasilnya
menyatakan bahwa kelangsungan hidup suatu masyarakat tidak
hanya ditentukan oleh kekuatan militer saja, tetapi juga
tergantung pada kemampuan aspek kehidupan yang lain.
Keadaan ekonomi dan konflik antar kelompok karena alasan
politik, agama dan sumber daya dapat menghancurkan
kemampuan negara untuk bertahan. Ketahanan Nasional
(Tannas) adalah konsep bangsa Indonesia tentang keselamatan
nasional atau kelangsungan hidup bangsa.

Hakekat ketahanan nasional adalah kemampuan dan


ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan
hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan
nasional ini tergantung pada kemampuan bangsa dan seluruh
warga negara dalam membina aspek alamiah serta aspek sosial
sebagai landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di segala
bidang, seperti Ideologi-Politik-Ekonomi-Sosial Budaya-Militer,
dimana tiap aspek saling mempengaruhi. Stabilitas dari
networking aspek-aspek tersebut akan menciptakan Tannas yang
kuat. Suatu Negara yang kuat adalah Negara yang mampu
mengendalikan segala aspek yang ada pada Negara tersebut.
Unsur-unsur ketahanan nasional Indonesia dikenal dengan
nama Astagatra yang terdiri atas Trigatra dan Pancagatra.
a. Trigatra adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri atas
penduduk, sumber daya alam, dan wilayah.
b. Pancagatra adalah aspek sosial (intangible) yang terdiri atas
idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan.

  Penjelasan Atas Tiap Gatra dalam Ketahanan Nasional

a. Gatra Penduduk
Gatra penduduk sangat besar pengaruhnya terhadap upaya
membina dan mengembangkan ketahanan nasional. Penduduk
yang produktif, atau yang sering disebut sebagai sumber daya
manusia yang berkualitas, mempunyai korelasi positif dalam
pemanfaatan sumber daya alam serta menjaga kelestarian
lingkungan hidup (geografi), baik fisik maupun sosial.

b. Gatra Wilayah
Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional negara. Hal
yang terkait dengan wilayah negara meliputi:
1) Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara
kepulauan atau negara kontinental;
2) Luas wilayah negara; ada negara dengan wilayah yang luas
dan negara dengan wilayah yang sempit (kecil);
3) Posisi geografis, astronomi dan geologis negara;
4) Daya dukung wilayah negara; ada wilayah yang habitable
dan ada wilayah yang unhabitable.

c.Gatra Sumber Daya Alam


Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai
elemen ketahanan nasional, meliputi:
1) Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan
mencakup sumber daya alam hewani, nabati dan tambang;
2) Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam;
3) Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan
masa depan dan lingkungan hidup;
4)  Kontrol sumber daya alam.

Dewasa ini, kemampuan melakukan kontrol atas sumber daya


alam menjadi semakin penting bagi ketahanan nasional dan
kemajuan suatu negara. Banyak negara yang kaya akan sumber
daya alam seperti minyak di negara-negara Afrika, tetapi negara
tersebut tetaplah miskin. Negara-negara berkembang belum
mampu melakukan kontrol atas sumber daya alam yang berasal
dari miliknya. Justru negara-negara yang tidak memiliki sumber
daya alam seperti Singapura dan Jepang bisa maju karena
mampu melakukan kendali atas jalur perdagangan sumber daya
alam dunia.

d). Gatra Ideologi


Gatra ideologi menunjuk pada perangkat ideologis untuk
mempersatukan persepsi dan mempersatukan bangsa, yaitu
Pancasila. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Keadaan ini
mempunyai dua peluang, yakni : di satu sisi berpotensi
perpecahan, dan di sisi lain sebagai kekayaan bangsa dan
menumbuhkan rasa kebanggaan, Unsur ideologi diperlukan
untuk mempersatukan bangsa yang beragam ini.

e). Gatra Politik


Gatra politik berkaitan dengan kemampuan mengelola nilai dan
sumber daya bersama agar tidak menimbulkan perpecahan,
tetapi stabil dan konstruktif untuk pembangunan. Politik yang
stabil akan memberikan rasa aman serta memperkokoh
persatuan dan kesatuan nasional, sehingga pada gilirannya akan
memantapkan ketahanan nasional suatu bangsa.

f). Gatra ekonomi


Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan
kekuatan nasional negara yang bersangkutan terlebih di era
global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung dalam
upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara.
Kemajuan pesat di bidang ekonomi tentu saja menjadikan
negara yang bersangkutan tumbuh sebagai kekuatan dunia.
Contoh Jepang, dan Cina. Setiap negara memiliki sistem
ekonomi tersendiri dalam rangka mendukung kekuatan ekonomi
bangsanya.
g). Gatra Sosial Budaya
Dalam aspek sosial budaya, nilai-nilai sosial budaya hanya dapat
berkembang di dalam situasi aman dan damai. Tingginya nilai
sosial budaya biasanya mencerminkan tingkat kesejahteraan
bangsa, baik fisik maupun jiwanya. Sebaliknya keadaan sosial
yang timpang dengan segala kontradiksi didalamnya,
memudahkan timbulnya ketegangan sosial. Kondisi sosial
budaya masyarakat Indonesia disokong dengan baik oleh
selogan Bhinneka Tunggal Ika. Selama selogan ini dijunjung
tinggi maka ketahanan sosial budaya masyarakata relatif terjaga.

h). Gatra Pertahanan Keamanan


Unsur pertahanan keamanan negara merupakan salah satu fungsi
pemerintahan negara. Negara dapat melibatkan rakyatnya dalam
upaya pertahanan negara sebagai bentuk dari hak dan kewajiban
warga negara dalam membela negara. Bangsa Indonesia
menetapkan politik pertahanan sesuai dengan Undang-undang
Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pertahanan Negara. Pertahanan
negara Indonesia bersifat semesta dengan menempatkan Tentara
Nasional Indonesia (TNI) sebagai komponen utama pertahanan,
didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung,
terutama dalam hal menghadapi bentuk ancaman militer.
Sedangkan dalam menghadapi ancaman non militer, sistem
pertahanan menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang
pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat
ancaman yang dihadapi.
Kedelapan unsur tersebut mencerminkan kondisi Ketahanan
Nasional Indonesia, apakah ketahanan nasional kita kuat atau
lemah. Kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan
kelemahan di gatra lain dan memengaruhi kondisi secara
keseluruhan.

Tujuan dan Fungsi Ketahanan Nasional


a) Tujuan Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan
tugas pokok pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan
ketertiban, terwujudnya kesejahteran dan kemakmuran,
terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya
keadilan hukum dan keadilan sosial, serta terdapatnya
kesempatan rakyat untuk mengaktualisasi diri.

b) Fungsi Ketahanan Nasional


(1). Daya tangkal, ditujukan untuk menangkal segala bentuk
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan terhadap identitas,
integritas, eksistensi bangsa dan negara Indonesia dalam aspek:
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.
(2). Pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa
dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
(3). Pengarah dalam menyatukan pola pikir, pola tindak dan cara
kerja inter sektor, antar sektor, dan multi disipliner. Cara kerja
ini selanjutnya diterjemahkan dalam RJP yang dibuat oleh
pemerintah yang memuat kebijakan dan strategi pembangunan
dalam setiap sektor untuk mencapai tujuan nasional
mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

Perwujudan Ketahanan Nasional


1) Ketahanan ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia
yang  berlandaskan keyakinan dan kebenaran ideologi
pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang
dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional, kemampuan
menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

2) Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa


Indonesia yang  berlandaskan demokrasi berdasarkan
pancasila dan UUD 1945 yang mengandung kemampuan
memelihara sistem politik yang sehat dan dinamis serta
kemampuan menerapkan politik luar negeri yang bebas aktif.

3) Ketahanan ekonomi, adalah kondisi kehidupan perekonomian


bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD
1945 yang mengandung kemampuan menerapkan stabilitas
ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan
menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya
saing yang tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang
adil dan makmur.
Sebagai contoh adalah ketahanan nasional dalam bidang
pangan. Dengan ekonomi yang baik tentu saja suatu negara
tidak akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan
warga negaranya. Kelaparan tidak akan terjadi dan
kemiskinan perlahan dapat berkurang. Selain itu suatu negara
akan sangat mudah menerapkan suatu teknologi baru terhadap
sistem pertanian mereka jika negara tersebut sehat
perekonomiannya.

4) Ketahanan sosial dan budaya adalah kondisi kehidupan sosial


budaya yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan
pancasila yang mengandung kemampuan membentuk dan
mengembangkan kehidupan sosial dan budaya manusia dan
masyarakat Indoesia yang beriman dan bertaqwa terhadap
TYME, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju, dan
sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi,
seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya
asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

5) Ketahanan pertahanan dan keamanan adalah kondisi daya


tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh
rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan keamanan negara yang dinamis. Mengamankan
pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala
bentuk ancaman.
Ciri dan Asas Ketahanan Nasional

a) Ciri Ketahanan Nasional

1. Sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang menuju


bangsa yang maju dan mandiri.
2. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
mengembangkan kehidupan.
3. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi
dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara
langsung maupun tidak.

b) Asas Ketahanan Nasional

(1) Kesejahteraan dan keamanan

Kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem


kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan keamanan, sistem
kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung.
Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa
dalam menumbuh kembangkan nilai-nilai nasionalnya, demi
sebesar-besar kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan
jasmaniah. Sementara itu, keamanan adalah kemampuan bangsa
dan negara untuk melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap
ancaman dari luar maupun dari dalam.
(2) Utuh menyeluruh terpadu
Ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap aspek
kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu.

(3) Kekeluargaan
Mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, gotong-royong,
tenggang rasa dan tanggung jawab  dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Adanya perbedaan
harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan
serta dijaga agar tidak berkembang menjadi konflik yang
bersifat yang saling menghancurkan.

(4). Mawas diri


Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek
kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Dalam proses
interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak baik yang
bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap
mawas diri. Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat,
sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri. Mawas ke luar
bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta
menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar
negeri.
Sifat Ketahanan Nasional Indonesia

1.    Mandiri

Ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan


kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang
mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada
identitas , integritas dan kepribadian bangsa.

2.    Dinamis

Ketahanan nasional tidaklah tetap melainkan dapat meningkat


dan atau menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa
dan negara serta kondisi lingkungan strategisnya.

3.    Wibawa

Keberhasilan pembinaan  ketahanan nasional Indonesia secara 


berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan 
kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat
ketahanan nasional Indonesia makin tinggi pula nilai
kewibawaan  nasonal yang berarti makin  tinggi tingkat daya
tangkal yang dimiliki bangsa dan negara Indonesia.

4.    Konsultasi dan kerjasama

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan


sikap konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata tetapi lebih pada sikap
konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan
mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

Ancaman Ketahanan Nasional Indonesia

Ancaman dibedakan menjadi 2 yaitu ancaman militer dan


ancaman non-militer. 

Ancaman militer merupakan ancaman dengan menggunakan


kekuatan bersenjata yang dinilai mampu membahayakan negara
( baik itu keutuhan negara, kedaulatan negara dan keselamatan
segenap bangsa).

Contoh Ancaman Militer


a.) Dari dalam negeri

 Gerakan separatisme (ingin memisahkan diri dan membuat


negara baru).
 Pengrusakan lingkungan secara besar-besaran.
 Sabotase dari dalam negeri.
 Aksi terorisme dari dalam negeri.
 Pemberontakan bersenjata.
 Aksi kekerasan dan kejahatan yang berbau SARA.

b.) Dari luar negeri

 Agresi.
 Spionase.
 Sabotase.
 Pelanggaran wilayah oleh negara lain.
 Aksi teror melalui jaringan internasional.

Ancaman non-militer adalah ancaman yang tidak


menggunakan kekuatan bersenjata namun jika tetap dibiarkan
akan merugikan negara, bahkan dapat membahayakan negara. 

Contoh Ancaman Non-militer


a.) Dari dalam negeri

 Kemiskinan.
 Kebodohan.
 Keterbelakangan.
 Narkoba.

b.) Dari luar negeri 

 Pengaruh arus globalisasi.


 Jaringan narkoba internasional.
 Maraknya media propaganda asing.

Ancaman militer dan ancaman non-militer sejatinya dapat


berasal dari negara itu sendiri (internal) dan dari luar negeri
(eksternal).
 Tantangan : Dituntut menjadi pelajar yang berpikir kritis
dan cerdas, persaingan antar pelajar untuk berprestasi dan
persaingan setelah lulus kelak.

 Hambatan : Biaya sekolah, kurang semangat bersekolah


karena kurangnya sarana dan prasarana.

 Gangguan : Ajakan teman yang kurang baik (misal :


membolos dan merokok), kebiasaan lingkungan sekitar,
masalah keluarga yang tidak harmonis (broken home), dan
lain-lain.

Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan


kesadaran setiap warga negara Indonesia, yaitu :

1.  Memiliki semangat perjuangan dalam bentuk perjuangan non


fisik yang berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak
mengenal menyerah.

2. Setiap warga negara harus memiliki semangat perjuangan dan


sadar  serta peduli terhadap pengaruh yang timbul dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat
mengeliminir pengaruh-pengaruh tersebut, sehingga akan
tercermin keberhasilan ketahanan nasional Indonesia.
3. Ketahanan Nasional harus senantiasa diwujudkan dan dibina
secara terus-menerus dimulai dari lingkungan terkecil yaitu diri
pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

KESIMPULAN

Ketahanan nasional diperlukan untuk menjamin eksistensi


bangsa dan negara dari segala gangguan baik yang datangnya
dari dalam maupun dari dalam negeri. Untuk itu bangsa
Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang
perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai