Anda di halaman 1dari 12

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

Kata negara sendiri berasal dari bahasa Inggris (STATE), Bahasa


belanda (STAAT), Bahasa Perancis (ETAT) yang sebenarnya kesemua
kata itu berasal dari Bahasa Latin (STATUS atau STATUM) yang
berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-
sifat yang tegak dan tetap. Dimana makna luas dari kata tersebut juga
bisa diartikan sebagai kedudukan persekutuan hidup manusia

Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki


kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan
kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk
mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pengertian Negara menurut Ahli

 John Locke dan Rousseau, negara merupakan suatu badan atau


organisasi hasil dari perjanjian masyarakat.
 Max Weber, negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki
monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam
wilayah tertentu.
 Mac Iver, sebuah negara harus memiliki tiga unsur pokok, yaitu
wilayah, rakyat, dan pemerintahan.
 Roger F.Soleau, negara adalah alat atau dalam kata lain wewenang
yang mengendalikan dan mengatur persoalan-persoalan yang
bersifat bersama atas nama masyarakat.
 Prof. Mr. Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat yang
mempunyai daerah tertentu dimana kekuasaan negara berlaku
sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan
Unsur-unsur Negara

1. Penduduk
Penduduk merupakan warga negara yang memiliki tempat tinggal dan
juga memiliki kesepakatan diri untuk bersatu. Warga negara adalah
pribumi atau penduduk asli Indonesia dan penduduk negara lain yang
sedang berada di Indonesia untuk tujuan tertentu.

2. Wilayah
Wilayah adalah daerah tertentu yang dikuasai atau menjadi teritorial dari
sebuah kedaulatan. Wilayah adalah salah satu unsur pembentuk negara
yang paling utama. Wilaya terdiri dari darat, udara dan juga laut*.

3. Pemerintah
Pemerintah merupakan unsur yang memegang kekuasaan untuk
menjalankan roda pemerintahan.

4.Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang untuk membuat undang-
undang dan melaksanakannya dengan semua cara.

Disamping ke-4 unsur pokok (konstitutif) tersebut masih ada unsur


tambahan (disebut unsur deklaratif) yaitu berupa Pengakuan dari negara
lain. Unsur negara tersebut diatas merupakan unsur negara dari segi
hukum tata negara atau organisasi negara

• RAKYAT suatu negara: semua orang yang tinggal di dalam wilayah


kekuasaan negara & tunduk pada kekuasaan negara tersebut.
• PENDUDUK : mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yg
ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan
mempunyai tempat tinggal pokok dalam wilayah negara itu
• Bukan PENDUDUK : berada di wilayah suatu negara untuk sementara
waktu dan tidak bermaksud bertempat tinggal
• WARGA NEGARA : orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga- negara

Fungsi Negara

 Fungsi Pertahanan dan Keamanan

Negara wajib melindungi unsur negara (rakyat, wilayah, dan


pemerintahan) dari segala ancaman, hambatan, dan gangguan, serta
tantangan lain yang berasal dari internal atau eksternal. Contoh: TNI
menjaga perbatasan negara

 Fungsi Keadilan

Negara wajib berlaku adil dimuka hukum tanpa ada diskriminasi atau
kepentingan tertentu. Contoh: Setiap orang yang melakukan tinfakan
kriminal dihukum tanpa melihat kedudukan dan jabatan.

 Fungsi Pengaturan dan Keadilan

Negara membuat peraturan-perundang-undangan untuk melaksanakan


kebijakan dengan ada landasan yang kuat untuk membentuk tatanan
kehidupan bermasyarakat, berbangsan dan juga bernegara.

 Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran

Negara bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang dimiliki untuk


meningkatkan kehidupan masyarakat agar lebih makmur dan sejahtera.
Sifat Negara

1. Sifat memaksa
Negara dapat memaksakan kehendak melalui hukum atau
kekuasaan. Negara memiliki kekuasaan memaksa agar
masyarakat tunduk dan patuh terhadap negara tanpa tidak ada
pemaksaan fisik
Hak negara ini memiliki sifat legal agar tercipta tertib di
masyarakat dan tidak ada tindakan anarki. Paksaan fisik
dapat dilakukan terhadap hak milik
2. Sifat monopoli
Negara menetapkan tujuan bersama dalam
masyarakat. Negara dapat menguasai hal-hal seperti
sumberdaya penting untuk kepentingan orang banyak.
Negara mengatasi paham individu dan kelompok.
3. Sifat totalitas
Semua hal tanpa pengecualian  menjadi wewenang negara.

Tujuan Negara

Miriam Budiharjo(2010) menyatakan bahwa Negara dapat dipandang


sebagai asosiasi manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mengejar
beberapa tujuan bersama. Dapat dikatakan bahwa tujuan akhir setiap
negara adalah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya.

Sedangkan tujuan Negara Indonesia adalah yang tertulis dalam


pembukaan UUD 1945 alinea ke empat;

 Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia


 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berbentuk republik
yang telah diakui oleh dunia internasional dengan memiliki ratusan juta
rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa. Indonesia
memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita bangsa
bersama-sama.

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia

Sistem Pemerintahan Negara dapat diartikan sebagai bentuk hubungan


antara suatu lembaga negara dalam menyelenggarakan kekuasaan-
kekuasaan negara untuk kepentingan negara itu sendiri dalam rangka
untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya

Perkembangan sistem pemerintahan Indonesia dari tahun 1945 hingga


sekarang adalah sebagai berikut:

1. Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949


Lama periode : 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949   
Bentuk Negara : Kesatuan   
Bentuk Pemerintahan : Republik   
Sistem Pemerintahan : Presidensial   
Konstitusi : UUD 1945

Sistem pemerintahan awal yang digunakan oleh Indonesia adalah sistem


pemerintahan presidensial. Namun, seiring datangnya sekutu dan
dicetuskannya Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 November
1945, terjadi pembagian kekuasaan dalam dua badan, yaitu kekuasaan
legislatif dijalankan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan
kekuasaan-kekuasaan lainnya masih tetap dipegang oleh presiden
sampai tanggal 14 November 1945. Berdasarkan Maklumat Pemerintah
14 November 1945 ini, kekuasaan eksekutif yang semula dijalankan
oleh presiden beralih ke tangan menteri sebagai konsekuensi dari
dibentuknya sistem pemerintahan parlementer.
2. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950   
Lama periode : 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950   
Bentuk Negara : Serikat (Federasi)   
Bentuk Pemerintahan : Republik   
Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer)   
Konstitusi : Konstitusi RIS
   
Adanya Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dengan
delegasi Belanda menghasilkan keputusan pokok bahwa kerajaan
Balanda mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dan
tidak dapat dicabut kembali kepada RIS selambat-lambatnya pada
tanggal 30 Desember 1949. Dengan ditetapkannya konstitusi RIS, sistem
pemerintahan yang digunakan adalah parlementer. Namun karena tidak
seluruhnya diterapkan maka Sistem Pemerintahan saat itu disebut
Parlementer semu.

3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959   


Lama periode : 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959   
Bentuk Negara : Kesatuan   
Bentuk Pemerintahan : Republik   
Sistem Pemerintahan : Parlementer   
Konstitusi : UUDS 1950

UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik


Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden
5 Juli 1959 Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara
demokratis, namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru
hingga berlarut-larut. Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno
mengeluarkan dekrit yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana
Merdeka.
Isi dekrit presiden 5 Juli 1959 antara lain :   
1. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS
1950
2. Pembubaran Konstituante   
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
   
Dikeluarkannya dekrit presiden ini diiringi dengan perubahan sistem
pemerintahan dari parlementer ke Terpimpin.

4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Orde Lama)   


Lama periode : 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966   
Bentuk Negara : Kesatuan   
Bentuk Pemerintahan : Republik   
Sistem Pemerintahan : Terpimpin 
Konstitusi : UUD 1945

Terjadi pemusatan kekuasaan pada presiden. Kebebasan berpendapat


dibatasi.

5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru)   


Lama periode : 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998   
Bentuk Negara : Kesatuan   
Bentuk Pemerintahan : Republik   
Sistem Pemerintahan : Presidensial   
Konstitusi : UUD 1945
Munculnya dinasti dalam pemerintahan dan KKN, pemaksaan terhadap
satu partai politik yaitu partai Golkar yang merupakan partai terbesar
milik pemerintah.
6. Sistem Pemerintahan Periode 1998 – sekarang  (Orde Reformasi) 

Lama periode : 21 Mei 1998 – sekarang   


Bentuk Negara : Kesatuan   
Bentuk Pemerintahan : Republik   
Sistem Pemerintahan : Presidensial

Sistem pemerintahan RI menurut UUD 1945 tidak menganut suatu


sistem dari negara manapun, melainkan suatu sistem yang khas bagi
bangsa Indonesia. Hal ini tercermin dari proses pembentukan bangsa
NKRI yang digali dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia sendiri.
Menurut UUD 1945, kedudukan Presiden sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan. Sistem ketatanegaraan yang kepala
pemerintahannya adalah Presiden dinamakan sistem presidensial .
Presiden memegang kekuasaan tertinggi negara di bawah pengawasan
Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945


Sebelum Diamandemen.

Yang menjadi pokok dari sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan


UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD
1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut
sebagai berikut:
1.    Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
2.    Sistem Konstitusional.
3.    Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
4.    Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi
dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat.
5.    Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.
6.    Menteri negara ialah pembantu presiden, selain itu menteri negara
tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7.    Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru.
Ciri dari sistem pemerintahan masa orde baru ini adalah adanya
kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir semua
kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut
dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai
wakil rakyat. Oleh sebab itu tidak adanya pengawasan dan tanpa
persetujuan DPR, maka kewenangan presiden sangat besar dan
cenderung dapat disalahgunakan.

Sehingga muncul suatu reformasi untuk menjaga adanya


penyalahgunaan wewenang dengan melakukan amandemen terhadap
UUD 1945. Amandemen tersebut dilakukan pada 19 Oktober 1999, 18
Agustus 2000, 9 November 2002.
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Republik Indonesia
setelah Amandemen UUD 1945 adalah sebagai berikut.

1.    Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas.
Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi.
2.    Bentuk pemerintahan adalah negara republik, sedangkan untuk
sistem pemerintahan yaitu presidensial.
3.    Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
Presiden dan wakil presiden  dipilih secara langsung oleh rakyat dalam
satu paket.
4.    Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab
kepada presiden.
5.    Parlemen terdiri atas dua bagian yaitu Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan yaitu
anggota MPR. DPR memiliki kewenangan legislatif dan kewenangan
mengawasi jalannya pemerintahan.
6.    Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan
peradilan dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem
pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk
menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem
presidensial.

Beberapa contoh variasi dari sistem pemerintahan presidensial di


Indonesia adalah sebagai berikut;

1.    Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul


dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kewenangan mengawasi presiden
meskipun secara tidak langsung.
2.    Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan
atau persetujuan dari DPR.
3.    Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu
pertimbangan atau persetujuan dari DPR.
4.    Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk
undang-undang dan hak budget (anggaran)
Adanya perubahan sistem pemerintahan Indonesia dari waktu ke
waktu ini diharapkan mampu memberikan dampak positif dalam
penyelenggaraan negara.

Perbedaan/Perbandingan Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial

Hal Parlementer Presidensial


Kepala Negara Presiden atau Raja Presiden
Kepala Pemerintahan Perdana Menteri Presiden
Dipilih dan diangkat oleh
Berasal dari Parlemen
Presiden dan
Mentri-mentri dan disetujui oleh
berkedudukan sebagai
Perdana Menteri
Pembantu Presiden
Parlemen bisa
membubarkan Ya Tidak 
kabinet?
Kabinet bisa
membubarkan Tidak Tidak
parlemen?
Masa Jabatan kabinet
Tidak Ya
Tertentu?
Tidak secara langsung
,hanya apabila eksekutif
dianggap melakukan
Parlemen Mengawasi
Ya pelanggaran hukum,maka
Eksekutif?
Parlemen (DPR) akan
menggunakan fungsi
pengawasan
Tidak ada,semua lembaga
negara memiliki
Pusat Kekuasaan Parlemen
kekuasaan sesuai
bidangnya masing-masing
Program-program Ya, ( karena jika tidak
kebijaksanaan sesuai ,maka anggota
kabinet harus parlemen dapat
disesuaikan dengan menjatuhkan kabinet Tidak
tujuan politik dengan memberikan
sebagian besar mosi tidak percaya
anggota parlemen.  kepada pemerintah.)

Anda mungkin juga menyukai