1) Bidang Politik
2) Bidang Hukum
Pancasila merupakan sumber normatif dalam pengembangan aspek sosial budaya yang
mendasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan, nilai Ketuhanan dan nilai keberadaban.
Pembangunan di bidang sosial budaya senantiasa mendasarkan pada nilai yang
bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab.
Pembangunan bidang sosial budaya menghindarkan segala tindakan yang tidak beradab
dan tidak manusiawi sehingga dalam proses pembangunan selalu mengangkat nilai-nilai
yang dimiliki bangsa sendiri sebagai nilai dasar yaitu nilai-nilai Pancasila. Untuk itulah perlu
diperhatikan pula etika kehidupan berbangsa yang bertolak dari rasa kemanusiaan yang
mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling
menghargai, saling mencintai, dan saling menolong di antara sesama manusia.
Dalam pembangunan sosial budaya perlu ditumbuhkembangkan kembali budaya malu,
yaitu malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan
nilai-nilai luhur budaya bangsa. Disamping itu perlu ditumbuhkembangkan budaya
keteladanan yang diwujudkan dalam perilaku para pemimpin baik formal maupun informal
pada setiap lapisan masyarakat.
Hal ini akan memberikan kesadaran bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
berbudaya tinggi, sehingga dapat menggugah hati setiap manusia Indonesia untuk mampu
melakukan adaptasi, interaksi dengan bangsa lain, dan mampu melakukan tindakan
proaktif sejalan dengan tuntutan globalisasi dengan penghayatan dan pengamalan agama
yang benar serta melakukan kreativitas budaya yang lebih baik.
Etika berkomunikasi dalam menggunakan sosial media sangat penting dan harus
diterapkan agar tidak terjadi perpecahan persatuan dan kesatuan di negara Indonesia dan
juga tidak berdampak buruk bagi kehidupan kita dan orang lain sesama pengguna sosial
media, baik secara langsung maupun tidak langsung. Etika berkomunikasi (Eva Trisya
Indriani, 2021) secara baik dapat kita kaitkan dengan Pancasila yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa. Di Indonesia terdapat 6 agama yaitu Islam, Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu. Dalam berkomunikasi di media sosial, kita tidak berhak
menghina agama lain yang bukan agama kita.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Berlaku adil kepada sesama, saling menghormati
segala bentuk perbedaan dengan adab dan etika yang baik.
3. Persatuan Indonesia. Indonesia memiliki semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti
berbeda-beda namun tetap satu jua. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa
yang memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang beraneka ragam. Dengan hal tersebut
kita harus saling menghormati budaya lain, membanggakan satu sama lain, dan
mengagungkan budaya sendiri tanpa harus menjatuhkan budaya yang lain.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Setiap warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Maka dalam
menggunakan sosial media, ketika pendapat kita berbeda dengan pendapat orang lain kita
harus menghargainya, seperti contoh pada pemilu harus menciptakan suasana
"LUBERJUDIL" yaitu Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam bersosial media kita harus
menghormati hak orang lain, mengembangkan sikap adil terhadap sesama dan menghargai
hasil karya orang lain.
4) Bidang Ekonomi
Gerakan ideologis maupun radikal di luar negeri dapat berpengaruh dan diikuti oleh
sebagian anggota masyarakat. Dengan kondisi pergaulan global dan media internet
memudahkan hal tersebut masuk ke Indonesia. Gerakan radikal dan organisasi yang tidak
mengakui atau berdasarkan Pancasila ini berpotensi mengganggu keamanan negara dan
keselamatan rakyat. Pengalaman sejarah Pemberontakan G 30S/PKI haruslah menjadi
pelajaran berharga sehingga Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 (tentang Pembubaran Partai
Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang diseluruh Wilayah Negara
Republik Indonesia Bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan untuk
Menyebarkan atau Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme)
masih tetap dipertahankan sampai saat ini.