Anda di halaman 1dari 15

Efi Miftah Faridli

 Paradigma : Kerangka berpikir, juga dapat


diartikan suatu asumsi-asumsi dasar dan
asumsi-asumsi teoritis yang umum
(merupakan suatu sumber nilai), sehingga
merupakan sumber hukum-hukum, metode
serta penerapan dalam ilmu pengetahuan
sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta
karakter ilmu pengetahuan itu sendiri
(Kaelan, 2002 :235).
 Awal mulanya istilah paradigma digunakan dalam
ilmu pengetahuan, sebagaimana dikemukakan oleh
Khun (2002:10), bahwa pencapaian yang turut
memiliki kedua karakteristik ini selanjutnya akan
saya sebut “paradigma”. Dengan memilih istilah
ini, Khun bermaksud mengemukakan beberapa
contoh praktek ilmiah nyata yang diterima –contoh-
contoh yang bersama-sama mencakup dalil, teori,
penerapan, dan instrumentasi menyajikan model-
model yang daripadanya lahir tradisi-tradisi padu
tertentu dari riset ilmiah.
 Dalam perkembangan berikutnya, istilah paradigma
berkembang juga dalam berbagai ilmu kehidupan
manusia, seperti dalam bidang politik, ekonomi,
sosial budaya, hukum, termasuk juga kehidupan
antar umat beragama, dan bahkan dalam
kehidupan kampus.
1.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang
Politik
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang
politik, realisasinya apabila :
 Keputusan-keputusan dan kebijaksanaan pemerintah
lebih mengedepankan kepentingan masyarakat,
berorientasi untuk memajukan kesejahteraan
umum/masyarakat
 Para wakil-wakil rakyat benar-benar menyampaikan
aspirasi masyarakat.
 Hasil keputusan dan kebijakan politik harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada tuhan Yang Maha Esa,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, serta
mengutamakan persatuan dan kesatuan, demi
kesejahteraan bersama.
2.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang
Ekonomi
 Etika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agar prinsip-
prinsip dan perilaku ekonomi dan bisnis, baik oleh
perseorangan, institusi, maupun pengambil keputusan
dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi dan
realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur,
berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja
ekonomi, daya tahan ekonomi, dan kemampuan saing,
dan terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan
ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil melalui
kebijakan secara berkesinambungan;
 Etika ini mencegah terjadinya praktik-praktik monopoli,
oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah kepada
perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme, diskriminasi
yang berdampak negatif terhadap efisiensi, persaingan
sehat, dan keadilan, serta menghindarkan perilaku
menghalalkan segala cara dalam memperoleh
keuntungan.
3.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Bidang Sosial
Pembangunan bidang sosial bertolak dari rasa
kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan
kembali sikap jujur, saling peduli, saling
memahami, saling menghargai, saling mencintai,
dan saling menolong di antara sesama manusia dan
warga bangsa. Sejalan dengan itu perlu
menumbuhkembangkan kembali rasa malu, yakni
malu berbuat kesalahan dan semua yang
bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai
luhur budaya bangsa. Untuk itu perlu
ditumbuhkembangkan kembali budaya keteladanan
yang harus diwujudkan dalam perilaku para
pemimpin baik formal maupun informal pada
setiap lapisan masyarakat (Ketetapan MPR RI No.
VI/MPR/2001).
4.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Budaya
Pembangunan budaya dimaksudkan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan kembali
kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi
dengan menggugah, menghargai, dan
mengembangkan budaya nasional yang
bersumber dari budaya daerah agar mampu
melakukan adaptasi, interaksi dengan bangsa
lain, dan tindakan proaktif sejalan dengan
tuntutan globalisasi. Untuk itu diperlukan
penghayatan dan pengamalan agama yang
benar, kemampuan adaptasi dan kreativitas
budaya dari masyarakat (Ketetapan MPR RI No.
VI/MPR/2001).
5.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Bidang Hukum
Menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial,
ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya
dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap
hukum dan seluruh peraturan yang berpihak
kepada keadilan. Keseluruhan aturan hukum yang
menjamin tegaknya supremasi dan kepastian
hukum sejalan dengan upaya pemenuhan rasa
keadilan yang hidup dan berkembang di dalam
masyarakat. Diharapkan adanya penegakan hukum
secara adil, perlakuan yang sama dan tidak
diskriminatif terhadap setiap warga negara di
hadapan hukum, dan menghindarkan penggunaan
hukum secara salah sebagai alat kekuasaan dan
bentuk-bentuk manipulasi hukum lainnya
(Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor VIMPR/2001).
6.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang
Kehidupan antar Umat Beragama
Berdasarkan Ketetapan MPR RI No.VII/MPR/2001
Tentang Visi Indonesia Masa Depan Bab IV, khusus
dalam bidang religius, bahwa untuk mengukur
tingkat keberhasilan perwujudan Visi Indonesia
2020 dipergunakan indikator-indikator:
 Terwujudnya masyarakat yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia sehingga ajaran agama, khususnya
yang bersifat universal dan nilai-nilai luhur budaya,
terutama kejujuran, dihayati dan diamalkan dalam
perilaku kesehariannya;
 Terwujudnya toleransi antar dan antara umat
beragama
 Terwujudnya penghormatan terhadap martabat
kemanusiaan.
7. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang
IPTEKS
 Sastrapratedja (1991:160-161) berpendapat bahwa
Pancasila dapat menjadi dasar pengembangan etika
ilmu pengetahuan yang harus menyertai pula
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Biasanya masalah-masalah etis yang terkait tidak
cukup diolah dan selalu ketinggalan.
 Beberapa prinsip dasar etika ilmu pengetahuan yang
didasarkan Pancasila antara lain (a) martabat
manusia sebagai pribadi; (b) prinsip tidak
merugikan, harus dihindari kerusakan terhadap
bangsa, manusia dan alam; (c) kesejahteraan bagi
manusia dan masyarakat seluruhnya; (d) mengurangi
penderitaan manusia;(e) pemerataan hasil-hasil
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.
 Menurut Jenie (2006:8) Pancasila akan bisa
dipakai sebagai paradigma ilmu
pengetahuan,teknologi dan seni, utamanya
dalam era modern sekarang ini, yaitu dalam
memberikan panduan etika kepada
penerapan ipteks itu sendiri. Sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa; sila kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab; dan sila
kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indoneia, merupakan prinsip-prinsip etika
yang sifatnya universal, dan juga dihormati
di Badan-badan Internasional termasuk
UNESCO sendiri.
Era reformasi memberikan harapan besar bagi terjadinya
penyelenggaraan negara yang lebih demokratis, transparan,
dan memiliki akuntabilitas tinggi serta terwujudnya good
governance dan adanya kebebasan berpendapat. Semuanya
itu diharapkan makin mendekatkan bangsa pada pencapaian
tujuan nasional sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945. Untuk itu gerakan reformasi diharapkan
mampu mendorong perubahan mental bangsa Indonesia, baik
pemimpin maupun rakyat sehingga mampu menjadi bangsa
yang menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran,
keadilan, kejujuran, tanggung jawab, persamaan, serta
persaudaraan (Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia,
2007: 3).
1. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Hukum
2. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik
3. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi
Nilai-nilai Pancasila harus tercermin dalam
kehidupan kampus seperti :
 Di kampus tersedianya sarana dan prasarana
untuk beribadah bagi sivitas akademika, serta
adanya kesempatan bagi sivitas akademika
untuk beribadah sesuai dengan agama masing-
masing. Semua mahasiswa memperoleh hak
mereka untuk mendapatkan pendidikan agama
sesuai dengan agama yang dipeluknya guna
mempertebal keimanan dan ketakwaan
mereka.
 Dikembangkannya rasa persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
sivitas akademika tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, jenis kelamin,
kedudukan sosial dan sebagainya.
 Dikembangkannya rasa cinta kepada tanah air
dan bangsa, rasa bangga sebagai bangsa
Indonesia, rasa persatuan Indonesia, dan
kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara.
 Dikembangkannya nilai-nilai demokrasi di
kampus, seperti tidak adanya pemaksaan
kehendak, anti kekerasan, konstitusional,
perkuliahan yang demokratis, kebebasan
mimbar akademik dan sebagainya.
 Dikembangkannya kewirausahaan bagi
mahasiswa, suka bekerja keras, menghargai
hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, suka
menolong orang lain, dan sebagainya.
“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah
beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak)
memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang beriman semuanya”[1] (QS: Yunus: 99)

KEEP ON UNITED
ONE NATION ONE INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai