0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan15 halaman
1. Dokumen tersebut membahas tentang Pancasila sebagai paradigma pembangunan di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, agama, dan IPTEKS.
2. Nilai-nilai Pancasila juga harus tercermin dalam kehidupan kampus melalui pemberian sarana ibadah, persamaan hak, cinta tanah air, dan demokrasi.
3. Ayat Al-Quran mengingatkan agar tidak memaksa orang lain
1. Dokumen tersebut membahas tentang Pancasila sebagai paradigma pembangunan di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, agama, dan IPTEKS.
2. Nilai-nilai Pancasila juga harus tercermin dalam kehidupan kampus melalui pemberian sarana ibadah, persamaan hak, cinta tanah air, dan demokrasi.
3. Ayat Al-Quran mengingatkan agar tidak memaksa orang lain
1. Dokumen tersebut membahas tentang Pancasila sebagai paradigma pembangunan di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, agama, dan IPTEKS.
2. Nilai-nilai Pancasila juga harus tercermin dalam kehidupan kampus melalui pemberian sarana ibadah, persamaan hak, cinta tanah air, dan demokrasi.
3. Ayat Al-Quran mengingatkan agar tidak memaksa orang lain
diartikan suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga merupakan sumber hukum-hukum, metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri (Kaelan, 2002 :235). Awal mulanya istilah paradigma digunakan dalam ilmu pengetahuan, sebagaimana dikemukakan oleh Khun (2002:10), bahwa pencapaian yang turut memiliki kedua karakteristik ini selanjutnya akan saya sebut “paradigma”. Dengan memilih istilah ini, Khun bermaksud mengemukakan beberapa contoh praktek ilmiah nyata yang diterima –contoh- contoh yang bersama-sama mencakup dalil, teori, penerapan, dan instrumentasi menyajikan model- model yang daripadanya lahir tradisi-tradisi padu tertentu dari riset ilmiah. Dalam perkembangan berikutnya, istilah paradigma berkembang juga dalam berbagai ilmu kehidupan manusia, seperti dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, termasuk juga kehidupan antar umat beragama, dan bahkan dalam kehidupan kampus. 1.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Politik Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang politik, realisasinya apabila : Keputusan-keputusan dan kebijaksanaan pemerintah lebih mengedepankan kepentingan masyarakat, berorientasi untuk memajukan kesejahteraan umum/masyarakat Para wakil-wakil rakyat benar-benar menyampaikan aspirasi masyarakat. Hasil keputusan dan kebijakan politik harus dapat dipertanggungjawabkan kepada tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan, demi kesejahteraan bersama. 2.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Ekonomi Etika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agar prinsip- prinsip dan perilaku ekonomi dan bisnis, baik oleh perseorangan, institusi, maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi, dan kemampuan saing, dan terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil melalui kebijakan secara berkesinambungan; Etika ini mencegah terjadinya praktik-praktik monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah kepada perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme, diskriminasi yang berdampak negatif terhadap efisiensi, persaingan sehat, dan keadilan, serta menghindarkan perilaku menghalalkan segala cara dalam memperoleh keuntungan. 3.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Sosial Pembangunan bidang sosial bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan saling menolong di antara sesama manusia dan warga bangsa. Sejalan dengan itu perlu menumbuhkembangkan kembali rasa malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Untuk itu perlu ditumbuhkembangkan kembali budaya keteladanan yang harus diwujudkan dalam perilaku para pemimpin baik formal maupun informal pada setiap lapisan masyarakat (Ketetapan MPR RI No. VI/MPR/2001). 4.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Budaya Pembangunan budaya dimaksudkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kembali kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi dengan menggugah, menghargai, dan mengembangkan budaya nasional yang bersumber dari budaya daerah agar mampu melakukan adaptasi, interaksi dengan bangsa lain, dan tindakan proaktif sejalan dengan tuntutan globalisasi. Untuk itu diperlukan penghayatan dan pengamalan agama yang benar, kemampuan adaptasi dan kreativitas budaya dari masyarakat (Ketetapan MPR RI No. VI/MPR/2001). 5.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Hukum Menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak kepada keadilan. Keseluruhan aturan hukum yang menjamin tegaknya supremasi dan kepastian hukum sejalan dengan upaya pemenuhan rasa keadilan yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat. Diharapkan adanya penegakan hukum secara adil, perlakuan yang sama dan tidak diskriminatif terhadap setiap warga negara di hadapan hukum, dan menghindarkan penggunaan hukum secara salah sebagai alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum lainnya (Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor VIMPR/2001). 6.Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Kehidupan antar Umat Beragama Berdasarkan Ketetapan MPR RI No.VII/MPR/2001 Tentang Visi Indonesia Masa Depan Bab IV, khusus dalam bidang religius, bahwa untuk mengukur tingkat keberhasilan perwujudan Visi Indonesia 2020 dipergunakan indikator-indikator: Terwujudnya masyarakat yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia sehingga ajaran agama, khususnya yang bersifat universal dan nilai-nilai luhur budaya, terutama kejujuran, dihayati dan diamalkan dalam perilaku kesehariannya; Terwujudnya toleransi antar dan antara umat beragama Terwujudnya penghormatan terhadap martabat kemanusiaan. 7. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bidang IPTEKS Sastrapratedja (1991:160-161) berpendapat bahwa Pancasila dapat menjadi dasar pengembangan etika ilmu pengetahuan yang harus menyertai pula perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Biasanya masalah-masalah etis yang terkait tidak cukup diolah dan selalu ketinggalan. Beberapa prinsip dasar etika ilmu pengetahuan yang didasarkan Pancasila antara lain (a) martabat manusia sebagai pribadi; (b) prinsip tidak merugikan, harus dihindari kerusakan terhadap bangsa, manusia dan alam; (c) kesejahteraan bagi manusia dan masyarakat seluruhnya; (d) mengurangi penderitaan manusia;(e) pemerataan hasil-hasil perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Menurut Jenie (2006:8) Pancasila akan bisa dipakai sebagai paradigma ilmu pengetahuan,teknologi dan seni, utamanya dalam era modern sekarang ini, yaitu dalam memberikan panduan etika kepada penerapan ipteks itu sendiri. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa; sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab; dan sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indoneia, merupakan prinsip-prinsip etika yang sifatnya universal, dan juga dihormati di Badan-badan Internasional termasuk UNESCO sendiri. Era reformasi memberikan harapan besar bagi terjadinya penyelenggaraan negara yang lebih demokratis, transparan, dan memiliki akuntabilitas tinggi serta terwujudnya good governance dan adanya kebebasan berpendapat. Semuanya itu diharapkan makin mendekatkan bangsa pada pencapaian tujuan nasional sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Untuk itu gerakan reformasi diharapkan mampu mendorong perubahan mental bangsa Indonesia, baik pemimpin maupun rakyat sehingga mampu menjadi bangsa yang menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan, kejujuran, tanggung jawab, persamaan, serta persaudaraan (Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia, 2007: 3). 1. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Hukum 2. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik 3. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi Nilai-nilai Pancasila harus tercermin dalam kehidupan kampus seperti : Di kampus tersedianya sarana dan prasarana untuk beribadah bagi sivitas akademika, serta adanya kesempatan bagi sivitas akademika untuk beribadah sesuai dengan agama masing- masing. Semua mahasiswa memperoleh hak mereka untuk mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dipeluknya guna mempertebal keimanan dan ketakwaan mereka. Dikembangkannya rasa persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap sivitas akademika tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial dan sebagainya. Dikembangkannya rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, rasa bangga sebagai bangsa Indonesia, rasa persatuan Indonesia, dan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara. Dikembangkannya nilai-nilai demokrasi di kampus, seperti tidak adanya pemaksaan kehendak, anti kekerasan, konstitusional, perkuliahan yang demokratis, kebebasan mimbar akademik dan sebagainya. Dikembangkannya kewirausahaan bagi mahasiswa, suka bekerja keras, menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, suka menolong orang lain, dan sebagainya. “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang beriman semuanya”[1] (QS: Yunus: 99)