Anda di halaman 1dari 26

PENDIDIKAN PANCASILA

INDRAWAN SYAH NIZAR PUTRA PRADANA

19230512

19.1C.37

UBSI PEMUDA, RAWAMANGUN

SISTEM INFORMASI
RESUME
PERTEMUAN 1
PENTINGNYA PENDIDIKAN PANCASILA

Konsep dan Pentingnya Pendidikan Pancasila Pancasila berasal dari


bahasa Sansekerta, Panca artinya lima, Syila artinya alas, dasar.
Istilah Pancasila juga terdapat dalam kitab Negara Kertagama karya Empu
Prapanca tahun 1365, dan Sutasoma karya Empu Tantular yang berarti lima
pantangan atau larangan, larangan itu adalah larangan mencuri, larangan
membunuh, larangan berjudi, dan minuman keras, larangan berdusta dan
berzina. Secara historis nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak ada bangsa
Indonesia mendiami wilayah nusantara.
Menurut Simbolon (1995) tahap rakyat menjadi bangsa adalah berkumpulnya
manusia yang berada di wilayah nusantara yang hidupnya terpisah pisah
secara geografis, kultural lambat laun menyatu dalam identitas politis bersama
bernama Indonesia.
Dengan demikian bangsa Indonesia tidak dipersatukan oleh sesuatu yang
bersifat fisik, seperti ras, agama, bahasa, budaya, geografi.
Seperti pendapat Ernest Renan (1994) dalam pidatonya yang berjudul Qu`est
ce qu`une Nations?
Renan mengemukakan bahwa bangsa itu adalah soal perasaan, soal
kehendak (tekad) semata-mata untuk hidup bersama yang timbul antara
segolongan besar manusia yang nasibnya sama dalam masa lampau,
terutama dalam penderitaan bersama.
Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tidak terbentuk atas dasar
kesamaan ras, etnis, agama atau suku.
Kemajemukan yang ada dalam masyarakat Indonesia Indonesia yang menyatu
dalam wadah bangsa Indonesia.
Proses interaksi dalam masyarakat yang berlangsung dalam kurun waktu yang
lama sampai akhirnya membentuk pada penemuan identitas diri yang satu dan
sama yaitu bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai sistem nilai sudah menyatu dengan kehidupan rakyat
Indonesia yang berakar dari budaya yang tumbuh subur dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.
RESUME
Seperti nilai percaya pada Tuhan, saling menghormati antar pemeluk agama
yang berbeda, gotong royong, musyawarah, kesetiakawanan.Dalam
perkembangannya permasalahan- permasalahan muncul dalam kehidupan
masyarakat seiring dengan perkembangan zaman.
Perilaku-perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila sedemikian
maraknya. Untuk itulah perlu Pendidikan Pancasila dengan mengkaji lebih
mendalam nilai-nilai Pancasila untuk membentuk karakter mahasiswa sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia. Sehingga permasalahan permasalahan
yang sering muncul dan merusak kehidupan seluruh komponen bangsa bisa
ditekan.

Adapun permasalahan yang sampai sekarang ada dalam kehidupan


masyarakat adalah :

1. Korupsi Perilaku korupsi sampai sekarang masih menjadi sorotan dalam


kehidupan negara. Seakan-akan tidak ada habis-habisnya berita tentang
perilaku korupsi yang dilakukan baik oleh eksekutif, legislatif, yudikatif
maupun masyarakat pada umumnya. Meskipun kita memiliki seperangkat
Undang-Undang yang mendukung untuk menjerat bagi pelaku korupsi,
antara lain Undang-Undang No.8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang, maupun Komisi khusus yang menangani korupsi (KPK),
sampai sekarang perilaku korupsi masih banyak dilakukan oleh pejabat
publik. Dapat dilihat dari Laporan Tahunan KPK Tahun 2017, KPK
menggelar operasi Tangkap Tangan (OTT) terbanyak sepanjang sejarah:
19 kali, dari jumlah tersebut KPK menetapkan 72 tersangka yang terdiri dari
aparat penegak hukum, anggota legislatif, kepala daerah dan pihak
swasta.

2. Narkoba Peredaran narkoba di Indonesia sudah dalam taraf


mengkuatirkan. Peredaran ini tidak saja di kota besar bahkan sampai ke
daerah terpencil. Bahkan anggota legislatif, eksekutif, dan yudikatif sudah
ada yang tertangkap karena pengguna narkoba. Data dari Badan Narkotika
Nasional (BNN) menunjukkan penyalahgunaan narkoba tahun 2017
mencapai 3,5 juta orang di mana 1,4 juta adalah pengguna biasa dan
hampir satu juta telah menjadi pecandu narkoba, selain itu lebih dari 12 ribu
kematian terkait narkoba setiap tahunnya. Penggunaan narkoba selain
merugikan penggunanya sendiri, juga merugikan negara baik dari sisi
ekonomi maupun sosial. Hal ini menciptakan sejumlah dampak negatif
RESUME
meliputi ekonomi, kesehatan, sosial, dan generasi muda. Untuk kedua
kalinya di tahun 2018, Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui Direktorat
Narkotika Deputi Bidang Pemberantasan bekerjasama dengan BNN
Provinsi Aceh, Polda Aceh, Polres Aceh Besar, dan Kodim 0101/BS Aceh
Besar memusnahkan ladang ganja sebanyak 3 titik di dua tempat yaitu
Kecamatan Lamteuba dan Kecamatan Indrapuri, Aceh besar, Senin (7/5).

3. Dekadensi Moral Dekadensi moral atau kemerosotan moral mulai nampak


dalam pergaulan di dalam masyarakat, terutama generasi mudanya.
Fenomena ini terlihat dari kehidupan masyarakat yang cenderung hedonis,
materialisme, pragmatis. Hal tersebut terekspresikan dari tayangan televisi
yang menyuguhkan perilaku menyimpang, kekerasan, pergaulan bebas.
Anehnya tontonan seperti itu banyak disukai masyarakat. Kurang
efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh keluarga, sekolah dan
masyarakat. Belum ada kemauan yang sungguh-sungguh dari Pemerintah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memiliki konsekuensi logis
terciptanya kondisi yang mencerminkan kemerosotan akhlak (dekadensi
moral) (Haidar Putra Daulay, 2012:141).

4. Penegakan hukum Penegakan hukum menurut Jimly Asshiddiqie adalah


proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-
norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas
atau hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Setelah reformasi, berbagai perubahan dalam kebijakan telah dilakukan,
yang mendapat perhatian sampai sekarang adalah reformasi dibidang
hukum. Namun reformasi dibidang penegakkan hukum yang berkeadilan
masih terus diperjuangkan. Hakim sebagai ujung tombak harus bebas dan
mandiri dalam pengambilan putusan nya. Dalam kenyataannya masih ada
hakim yang memanfaatkan kebebasannya dalam mengambil putusan
dengan melakukan kolusi, yang pada akhirnya membuat putusan yang
tidak memberi rasa keadilan terhadap masyarakat. Untuk itu perlu
kesadaran hukum masyarakat profesionalisme aparat penegak hukum. Hal
ini dapat dilakukan melalui Pendidikan Pancasila bagi mahasiswa, sebagai
calon pemimpin di masa yang akan datang.
RESUME
PERTEMUAN 2
PANCASILA DALAM SEJARAH BANGSA
Pancasila merupakan dasar resmi negara kebangsaan Indonesia sejak 18
Agustus 1945. Hal ini terjadi karena pada waktu itulah Pancasila disahkan oleh
PPKI, lembaga atau badan konstituante yang memiliki kewenangan dalam
merumuskan dan mengesahkan dasar negara Indonesia merdeka.

1. Periode Pengusulan Pancasila

Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi

bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka
ke pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono
Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip oleh Mochtar Pabottinggi dalam
artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik,
menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam
gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan
kesatuan angsa.

Dengan demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian mitologis,


melainkan sakti dalam pengertian berhasil memenuhi keabsahan prosedural
dan keabsahan esensial sekaligus. (Pabottinggi, 2006: 158-159).

Tahap berikutnya muncul istilah Pancasila dihadapan publik, saat sidang


BPUPKI, saat itu Ir Soekarno mengemukakan pertama kali istilah “Pancasila”
dihadapan sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha- Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai. BPUPKI dibentuk
oleh Pemerintah Pendudukan Jepang pada tanggal 29 April 1945 dengan
jumlah anggota 60 orang.

Sidang pertama BPUPKI tgl 29 Mei – 1 Juni 1945, materi pokoknya Dasar
Negara. Pembicara yang hadir dalam sidang tersebut selain Ir. Sukarno adalah
Mr.Muh Yamin, Ki Bagus Hadikusumo, M. Soepomo. Meskipun terdapat
RESUME
perbedaan pandangan antara mereka, namun tidak menyurutkan semangat
dalam mewujudkan dasar negara Indonesia.

Terakhir sidang I BPUPKI 1 Juni 21945, Soekarno mengajukan usulan dasar


negara Indonesia dengan memilih kata “Pancasila” Panca artinya lima, Sila
artinya dasar.

Gagasan yang disampaikan Ir. Sukarno yaitu:

1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Setelah berpidato, Soekarno mengusulkan nama Pancasila sebagai dasar


filsafat negara (Philosofisce Grondslag) dan kemudian dibentuk panitia kecil
yang terdiri 8 orang yaitu Ki Bagus Hadikusumo, KH Wahid Hasyim, Muh
Yamin, Sutarjo, AA Maramis,Otto Iskandar Dinata, dan Moh Hatta. Demikianlah
Pancasila lahir sebagai produk sejarah bagi eksistensi Negara Indonesia.

2. Sejarah Perumusan dan Pengesahan Pancasila

Golongan yang menghadiri Sidang BPUPKI dapat dikelompokkan menjadi dua


yaitu golongan nasionalis sekuler dan agama,pertengahan Agustus akan
dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi Indonesia (PPKI).

Pentingnya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia :

● Pancasila Sebagai Identitas bangsa Perbauran manusia dari berbagai ras


dan daerah asal .

● Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa.

● Pancasila Sebagai pandangan Hidup Bangsa


RESUME
● Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa

● Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa

3. Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Kajian


Sejarah Bangsa Indonesia :

● Sumber Historis Pancasila

Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama
yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan
dahulu.

● Sumber Sosiologis Pancasila

Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,


keadilan) secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak
dahulu hingga sekarang.

● Sumber Politis Pancasila

Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam


Pancasila bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalaman
bangsa Indonesia.
RESUME
PERTEMUAN 3
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Pada bab ini, akan dipelajari konsep, hakikat, dan pentingnya Pancasila
sebagai dasar negara, ideologi negara, atau dasar filsafat negara Republik
Indonesia dalam kehidupan bernegara.

A. Hakekat Dan Tujuan Negara


1. Hakekat Negara
Negara dalam pengertian sederhana dapat dipandang sebagai suatu
organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah
dan ditaati oleh rakyatnya.
● Unsur tempat yaitu wilayah atau daerah
● Unsur manusia yaitu rakyat, bangsa
● Unsur organisasi yaitu tata kerjasama, tata pemerintahan.
Ketiga unsur diatas disebut unsur konstitusif. Selain itu negara juga harus
memenuhi unsur deklaratif yaitu adanya pengakuan dari negara lain.
2. Tujuan Negara
a) Teori Kemerdekaan
Tokoh yang menganut teori ini adalah Herbert Spencer, Immanuel Kant, Hegel.
Menurut Immanuel Kant, tujuan negara adalah untuk kemerdekaan.
b) Teori Keadilan
Tokoh yang menganut teori ini adalah Aristoteles, Thiomas Aquinas, Immanuel
Kant.
c) Teori Kesejahteraan dan Kebahagiaan
Tokoh yang menganut teori ini adalah Moh.Hatta, Immanuel Kant, dan Mr
Kranenberg.

B. Konsep Dasar Negara Pancasila


Dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam penyelenggaraan
bernegara yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai
cita hukum (rechtsidee), baik tertulis maupun tidak tertulis dalam suatu
negara.prinsip bahwa norma hukum itu bertingkat dan berjenjang,
RESUME
termanifestasikan dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang tercermin pada pasal 7
yang menyebutkan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan, sebagai
berikut:

● Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;


● Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
● Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
● Peraturan Pemerintah;
● Peraturan Presiden;
● Peraturan Daerah Provinsi; dan
● Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

C. Pendekatakan Pancasila Sebagai Dasar Negara

I. Sumber Yuridis Pacasila sebagai Dasar Negara

Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik


Indonesia sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998, tentang Pencabutan
ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan ketetapan tentang
Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara.

II. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Negara Pancasila


sebagai dasar negara dibentuk setelah menyerap berbagai pandangan yang
berkembang secara demokratis dari para anggota BPUPKI dan PPKI sebagai
representasi bangsa Indonesia (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR
periode 2009--2014, 2013: 94).
III. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Negara
Secara Sosiologis kita perlu melihat pokok-pokok moral yang tercantum dalam
nilai-nilai ke 5 sila Pancasila (Latif; Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi
MPR periode (2009--2014, 2013)
IV. Hubungan Pancasila Dengan Pembukaan UUD 1945
RESUME
Implikasinya, semua peraturan perundang-undangan dimulai dari pasal-pasal
dalam UUD 1945 sampai dengan Peraturan Daerah harus sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945.

E. Penjabaran Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD 1945

a) Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD 1945


sebagai status fundamental norm.

b) Pembukaan UUD 1945 dikristalisasikan dalam wujud Pokok-pokok pikiran


yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar.

c) Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945


terjelma dalam pasal-pasal UUD 1945.

F. Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup


Bangsa

● Bidang Politik

Suprastruktur politik adalah semua Lembaga-lembaga pemerintahan, seperti


legislative, eksekutif, yudikatif dan Lembaga pemerintahan lainnya, baik di
pusat maupun di daerah.

● Bidang Ekonomi

Badan usaha dalam system ekonomi nasional mencakup koperasi, bentuk


badan usaha milik perseorangan atau swasta, dan badan usaha milik negara.
mengacu kepada ketentuan dalam Pasal 34 ayat (1), (2), (3), dan ayat (4) UUD
1945, negara Indonesia berkewajiban mengembangkan sistem jaminan sosial,
memberdayakan masyarakat yang lemah, serta memelihara kelompok
marginal, khususnya fakir miskin dan anak terlantar. Spirit yang terkandung
dalam Pasal 33, Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 33.
RESUME
PERTEMUAN KE 4

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA


A. Konsep Ideologi

1. Marxisme-Leninisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam


perspektif evolusi sejarah yang didasarkan pada dua prinsip; pertama, penentu
akhir dari perubahan sosial adalah perubahan dari cara produksi; kedua, proses
perubahan sosial bersifat dialektis.

2. Liberalisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif


kebebasan individual, artinya lebih mengutamakan hak-hak individu.

3. Sosialisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif


kepentingan masyarakat, artinya negara wajib menyejahterakan seluruh
masyarakat atau yang dikenal dengan kosep welfare state.

4. Kapitalisme; suatu paham yang memberi kebebasan kepada setiap


individu untuk menguasai sistem pereknomian dengan kemampuan modal yang
ia miliki (Sastrapratedja, 2001: 50 – 69).

B. Pancasila sebagai Ideologi Negara

1. Berbagai bangsa dan kebudayaan menjadi lebih terbuka terhadap


pengaruh timbal balik.
2. Pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam
berbagai kelompok dengan pluralisme etnis dan religius.
3. Masyarakat yang memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda
bekerjasama dan bersaing sehingga tidak ada satu pun ideologi yang
dominan.
4. Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapi tetap
bersifat plural dan heterogen.
RESUME
5. Nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), kebebasan, demokrasi menjadi nilai-
nilai yang dihayati bersama, tetapi dengan interpretasi yang berbeda-beda
(Sastrapratedja, 2001:26-27)

1. Unsur ateisme yang terdapat dalam ideologi Marxisme atau komunisme


bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Unsur individualisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan prinsip nilai


gotong royong dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasai


sistem
perekonomian negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi kerakyatan. Salah
satu dampak yang dirasakan dari kapitalisme ialah munculnya gaya hidup
konsumtif.

a) Dimensi Realitas
Ideologi tersebut mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung
dalam
dirinya bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakatnya
b) Dimensi idealism
Hal ini berarti bahwa nilai-nilai
dasar Pancasila mengandung adanya tujuan yang dicapai sehingga
menimbulkan
harapan dan optimisme serta mampu menggugah motivasi untuk mewujudkan
cita-cita.
c) Dimensi FleksibilitasPancasila sebagai ideologi bersifat terbuka karena
bersifat demokratis dan mengandung dinamika internal yang mengundang
dan merangsang warga negara yang meyakininya untuk mengembangkan
pemikiran baru, tanpa khawatir kehilangan hakikat dirinya (Alfian, 1991:192 –
195),
RESUME

C. Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai ideologi


Negara

● Sumber Historis Pancasila sebagai Ideologi Negara

● Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Ideologi Negara

● Sumber Politis Pancasila sebagai Ideologi Negara

D. Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan


pada kedudukan yang sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978 tentang
pemasayarakatan P-4. Pada masa Soeharto ini pula, ideologi Pancasila menjadi asas
tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol) dan organisasi masyarakat (Ormas).

Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara bukan hanya terletak pada aspek legal
formal, melainkan juga harus hadir dalam kehidupan konkret masyarakat itu sendiri.

Beberapa peran konkret Pancasila sebagai ideologi meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku warga
negara harus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba yang
merebak di kalangan generasi muda menunjukkan bahwa preskripsi moral ideologis
belum disadari kehadirannya

b. Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
sila-sila Pancasila. Contohnya, kasus terorisme yang terjadi dalam bentuk pemaksaan
kehendak melalui kekerasan. Hal ini bertentangan nilai toleransi berkeyakinan, hak-
hak asasi manusia, dan persatuan semangat .
RESUME

PERTEMUAN 5

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

1. Pengertian Filsafat

Filsafat secara etimologis berasal dari kata Yunani (juga Latin) philos/philein yang
berarti “cinta” atau “teman” dan sophos/sophia artinya “kebijaksanaan” (wisdom).
secara sederhana filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan atau teman
kebijaksanaan (wisdom). Untuk memaknai arti kata filsafat, diberikan beberapa
kalimat berikut ini :

A. “Sebagai seorang pedagang, filsafat saya adalah meraih keuntungan sebanyak-


banyaknya”.

B. “Saya sebagai seorang prajurit TNI, filsafat saya adalah mempertahankan tanah
air Indonesia ini dari serangan musuh sampai titik darah terakhir”.

C. “Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang mewarnai seluruh peraturan


hukum yang berlaku”.

D. “Sebagai seorang wakil rakyat, maka filsafat saya adalah bekerja untuk membela
kepentingan rakyat”.

Pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya sebagaimana yang dikemukakan


(Titus, Smith & Nolan : 1984: 11—12)

● Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara tidak kritis.(arti informal)

● Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap
yang sangat dijunjung tinggi. (arti formal)

● Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (arti


komprehensif).
RESUME
● Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan
konsep. (arti analisis linguistik).

● Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat perhatian


manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. (arti aktual-fundamental).

2. Pancasila Sebagai SIstem FIlsafat

Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat, alasan yang mendukung adalah

A. Dalam sidang sidang BPUPKI, 1 Juni 1945, Soekarno memberi judul pidato nya
dengannama Philosofische Grondslag daripada Indonesia Merdeka. Menurut
Noor Bakry (1994: 13--15). Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan hasil
perenungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia. ciri-ciri
berpikir kefilsafatan.

Adapun ciri berfikir filsafat adalah

❖ Sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain
secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di dalamnya.
❖ Sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan
gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia.
❖ Sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan
mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan aspek
yang sangat fundamental.
❖ Sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan sebagai
pra anggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar berdasarkan penalaran
logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu

Fungsi utama Pancasila sebagai dasar filsafat yang mengatur kehidupan negara.
Selain itu Pancasila adalah dasar politik yang mengatur dan mengarahkan segala
kegiatan yang berkaitan dengan hidup kenegaraan, seperti perundang undangan,
pemerintahan, perekonomian nasional, hidup berbangsa, hubungan warga negara
dengan negara, dan hubungan antar sesama warga negara, serta usaha-usaha untuk
menciptakan kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, Pancasila harus menjadi
RESUME
operasional dalam penentuan Drikaryana membedakan antara istilah Philosphische
Grondslag dan Weltanschauung, yaitu sebagai berikut:

● Pancasila sebagai dasar filsafat negara (Philosophische Grondslag) artinya


nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam sila-sila Pancasila mendasari seluruh
peraturan hukum yang berlaku di Indonesia.
● Pancasila sebagai Weltanschauung artinya nilai-nilai Pancasila itu merupakan
sesuatu yang telah ada dan berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang
kemudian disepakati sebagai dasar filsafat negara (Philosophische Grondslag).
Filsafat lebih bersifat teoretis dan abstrak, yaitu cara berpikir dan memandang realita
dengan sedalam-dalamnya untuk memperoleh kebenaran. Weltanschauung lebih
mengacu pada pandangan hidup yang bersifat praktis.
Driyarkara menegaskan bahwa weltanschauung belum tentu didahului oleh filsafat
karena pada masyarakat primitif terdapat pandangan hidup (Weltanschauung) yang
tidak didahului rumusan filsafat.

Menurut Sastrapratedja makna filsafat Pancasila sebagai berikut:


● Agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-
sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik.
● Agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi operasional dalam bidang-
bidang yang menyangkut hidup bernegara.
● Agar dapat membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
● Agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan yang bersangkut
paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat, serta
memberikan perspektif pemecahan terhadap permasalahan nasional
(Sastrapratedja, 2001)
RESUME

PERTEMUAN 6

PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA

A. Permasalahan yang dapat mengancam keutuhan Bangsa

Bangsa Indonesia adalah bangsa multikultural, dimana bangsa Indonesia terdiri dari
ribuan pulau, ratusan bahasa, suku, bangsa dan agama. Kondisi ini merupakan
berkah dan hikmah apabila kita mampu mengelola dalam sebuah keterpaduan yang
menghasilkan keindahan dan kekuatan, tetapi juga bisa menjadi musibah disintregasi
bangsa manakala multikulturalitas itu tidak terakomodasi dengan baik. Oleh karena
itu, dapat dimengerti jika tujuan dari pendirian bangsa dan negara kesatuan republik
Indonesia adalah negara yang bersatu, berdaulat adil dan makmur. Keberagaman
suku, agama, budaya, ras dan antar golongan bukanlah suatu ancaman dan potensi
konflik yang berakibat terjadinya disintegrasi bangsa.
Dalam perkembangannya kondisi masyarakat yang multikultur tersebut pernah
mengalami suatu permasalahan yang berakibat menimbulkan konflik antar kelompok
masyarakat, yang diawali adanya pertikaian antar pribadi anggota masyarakat
kemudian meluas sehingga timbul konflik sosial.

Konflik antar kelompok masyarakat dalam masyarakat majemuk hampir selalu terjadi
atas 2 (dua) dasar utama:

● Konflik antar kelompok umat beragama


Konflik antar umat beragama biasaya disebabkan oleh adanya veste Intertest
yang masuk ke dalam dan mengatasnamakan agama

● Konflik antar kelompok suku.


Konflik antar kelompok suku beberapa kali pernah terjadi di Indonesia. Biasanya
konflik initerjadi karena persaingan/perebutan kepentingan ekonomi.

Sara adalah pandangan ataupun tindakan yang didasari dengan pikiran


sentimen mengenai identitas diri yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan
RESUME
atau kesukuan dan golongan. Banyak kasus yang kemudian diseret ke isu Sara. Sara
dapat digolongkan menjadi tiga kategori:

a. Individual. Di mana tindakan SARA dilakukan oleh individu atau golongan


dengan tindakan yang bersifat menyerang, melecehkan, mendiskriminasi, atau
menghina golongan lainnya.

b. Institusional. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan oleh institusi


atau pemerintah melalui aturan atau kebijakan yang bersifat diskriminatif bagi
suatu golongan.

c. Kultural. SARA yang dikatagorikan di sini adalah tindakan penyebaran tradisi


atau ide-ide yang bersifat diskriminatif antar golongan.

Beberapa konflik Sara yang pernah terjadi di Indonesia adalah


1. Konflik antar suku di Sampit Tahun 2001 Kerusuhan yang terjadi dengan saling
menyerang antara warga Madura dan warga Dayak.

2. Konflik Antar Agama di Ambon (1999).


Konflik ini diawali peristiwa 19 Januari 1999, dimana masyarakat Islam yang
sedang melaksanakan idul fitri diserang oleh sekelompok orang tidak dikenal
kemudian dieksploitir dengan mengidentifikasi diri sebagai kelompok Nasrani.

3. Kerusuhan Massa Mei 1998


Kerusuhan yang terjadi di penghujung Orde Baru 1998 awalnya dipicu oleh
krisis moneter yang membuat banyak sektor di Indonesia runtuh. Nilai tukar
rupiah terhadap dolar di luar akal sehat, harga-harga kebutuhan pokok melonjak
tajam, utang negara di IMF dan Bank Dunia menumpuk.

4. Konflik antar golongan (RMS, OPM, GAM)


Konflik yang terjadi dengan kelompok-kelompok tertentu sering terjadi di
Indonesia. Paling heboh hingga sampai di bawa ke dunia internasional adalah
masalah dengan Gerakan Aceh Merdeka atau GAM. Konflik ini terjadi akibat
banyak dari milisi GAM menginginkan lepas dari Indonesia. Sayangnya
pemerintah tak mau hingga adu kekuatan terjadi selama bertahun-tahun.
Konflik ini akhirnya selesai setelah muncul sebuah kesepakatan yang salah
satunya adalah membuat Aceh menjadi daerah otonomi khusus.
RESUME
B. Mengkaji Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa

kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi. Namun tidak berarti bahwa
keanekaragaman itu sendin merupakan satu-satunya pemicu timbulnya konflik .
Konflik itu lebih banyak ditimbulkan oleh sikap ketertutupan dalam bentuk
membesar~besarkan rasa· kedaerahan, kesukuan, keagamaan. Keterbukaan dalam
bentuk kemauan menjalin komunikasi antara pihak yang satu dengan yang lainnya
akan menciptakan suatu situasi dan kondisi harmonis.Pancasila berperan sebagai
ideology bangsa menjadi pemersatu bangsa yang ·menjadi wadah bagi keberagaman
etnis di Indonesia, karena diangkat dari ragam pengalaman bangsa
Indonesia.Sebagai pemersatu ideologi bangsa adanya Pancasila adalah sebuah
solusi dari adanya konflik yang terjadi antar golongan nasionalis dan agama,
Pancasila telah mampu menunjukan fungsinya sebagai pemersatu bangsa Indonesia
yang majemuk, heterogen, multikultural. Hal ini menunjukkan bahwa Pancasila adalah
alat pemersatu bangsa, dan pengakuan adanya perpedaan yang ada baik ras, suku,
golongan, agama, budaya, dan politik. Perbedaan sesungguhnya adalah suatu
hikmah yang harus disyukuri. Perbedaan adalah juga kodrati yang ada di mana-mana,
di negara manapun dan di bangsa manapun juga.

C. Mengkaji Peraturan yang dijiwai nilai-nilai Pancasila

Semua peraturan atau undang-undang yang ada di Indonesia tidak boleh


bertentangan dengan dengan Pancasila, mengingat Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum di Indonesia. Pemerintah maupun DPR dalam merumuskan
pemikiran-pemikiran dan gagasan untuk membuat peraturan atau undang undang
harus selalu memasukkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap peraturan perundang
undangan.

Terkait dengan fungsi legislasi maka DPR mempunyai tugas dan wewenang :
● Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
● Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
● Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat
dan daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan
SDA dan SDE lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan daerah)
● Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
● Menetapkan UU bersama dengan Presiden
RESUME
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk:
● Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
● Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
● Memutuskan pembubaran partai politik dan Memutuskan perselisihan hasil
Pemilu

Undang-Undang yang pernah diajukan hak uji materi (judicial review) antara lain :
● UU No. 19 tahun 2019 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
● Pasal 76I Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
● Dua beleid tersebut adalah UU No 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas
UU 6/1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, dan UU No 42
Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga Atas UU 8/1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM).
● UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan terkait
Sistem Zona dalam Pemasukan (Impor) Hewan Ternak.
● Pasal 167 ayat (3) UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan
PERTANYAAN

PERTANYAAN

1. Meliputi apa sajakah Essensi materi Pendidikan


Pancasila itu?

Jawaban:

■ Ketuhanan Yang Maha Esa:


Mempercayai dan mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber
dari segala keberadaan. Prinsip ini menekankan pada kepercayaan dan
ketaatan terhadap Tuhan.

■ Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:


Menghormati martabat dan nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip ini menuntut
keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan dalam hubungan antar manusia.

■ Persatuan Indonesia:
Mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,
mengatasi segala bentuk perpecahan dan perbedaan, serta
mempromosikan semangat kebangsaan.

■ Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan:
Menekankan pada sistem pemerintahan yang demokratis, di mana
kebijaksanaan dan musyawarah menjadi landasan utama dalam
pengambilan keputusan.

■ Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:


Menjamin keadilan sosial, mencakup distribusi kekayaan dan kesempatan
secara adil bagi seluruh rakyat Indonesia.

■ Pembangunan yang Berkelanjutan:


Mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan, memperhatikan kepentingan generasi masa depan.

■ Ketertiban Dunia yang Berkeadilan:


Menegakkan perdamaian, keadilan, dan hubungan baik antarnegara, serta
menghormati kedaulatan masing-masing bangsa.
PERTANYAAN

2. Sebutkan Pendekatan Materi Pendidikan Pancasila (ada 4)

Jawaban:
Pendekatan Materi Pendidikan Pancasila :
a. Sumber Historis
b. Sumber Sosiologis
c. Sumber Yuridis
d. Sumber Politik

3. Sebutkan apa itu Dekadensi moral?. Sebutkan faktor-faktor


penyebabnya menurut Iskarim (2016)?

Jawaban:
Dekadensi moral adalah suatu kemorosatan moral yang terjadi pada individu
yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu.
Faktor-faktor penyebabnya menurut Iskarim (2016) :
a. Longgarnya pegangan terhadap agama
b. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga,
sekolah, maupun Masyarakat
c. Derasnya arus budaya materialistis, hedonistis, dan sekularitis
Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah

4. Sebutkan konsep dan Pentingnya Pendidikan Pancasila!

Jawaban:
Konsep ini mencakup :
■ Pembentukan Karakter
■ Pemahaman Nilai-nilai Pancasila
■ Pengembangan Kesadaran Kebangsaan
■ Mendorong Kepedulian Sosial
PERTANYAAN

Sedangkan Pentingnya pendidikan pancasila adalah :


■ Mengokohkan ideologi Negara
■ Membangun kepribadian bangsa yang kuat
■ Mendorong kesadaran Bangsa
■ Membentuk masyarakat yang beradab

5. Sebutkan apa yang dimaksud Pendekatan Pendidikan Pancasila


melalui Pendekatan Sumber Sosiologis?

Jawaban:
Sumber sosiologis pendidikan Pancasila adalah sumber yang berkaitan
dengan kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang beragam dan dinamis.
Sumber sosiologis ini mencakup aspek-aspek seperti budaya, adat istiadat, agama,
bahasa, etnis, dan lain-lain.

6. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (Weltanschauung)


mengandung 4 unsur. Sebutkan!

Jawaban:
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (Weltanshauung) mengandung
unsur-unsur sebagai berikut :
a. Nilai-nilai
b. Agama
c. Budaya
d. Adat istiadat

7. Sebutkan pengertian negara menurut para ahli (ada 6 ahli) !

Jawaban:
1. Aristoteles: Aristoteles mendefinisikan negara sebagai "persatuan
beberapa desa yang mencukupi kebutuhan hidup, seperti yang
mencakup pengadaan pangan dan pakaian serta yang lainnya untuk
kehidupan bermasyarakat"
2. Jean Bodin: Bodin menyatakan bahwa negara adalah "suatu
kekuasaan yang tertinggi di dalam suatu wilayah, yang tak terbatas
oleh hukum apapun, dan yang tunduk hanya pada hukum alamiah".
PERTANYAAN

3. Max Weber: Menurut Max Weber, negara adalah "suatu komunitas


yang memonopoli penggunaan kekerasan fisik sah di dalam suatu
wilayah tertentu".
4. Carl J. Friedrich: Friedrich mendefinisikan negara sebagai
"organisasi dari orang- orang yang tinggal di suatu wilayah tertentu
yang diatur oleh pemerintah yang sah dan yang mempunyai
wewenang memaksa".
5. George Jellinek: Jellinek mengatakan bahwa negara adalah
"kesatuan masyarakat yang mempunyai organisasi sendiri yang
diperintah oleh pemerintah yang sah dan mengakui otoritas
pemerintah atas warganya".
6. John Locke: Locke menggambarkan negara sebagai "suatu badan
yang didirikan oleh warga dari sebuah masyarakat untuk mencapai
keamanan dan keamanan mereka bersama, dan memberikan hukum
alamiah bagi pelaksanaan keadilan dan kebaikan masyarakat"

8.Sebutkan unsur2 politis yg membentuk Pancasila sebagai ideologi negara!


Jawab:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Prinsip ini menekankan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun Indonesia adalah negara dengan
keberagaman agama, prinsip ini mengakui keberadaan Tuhan atau kekuatan
rohaniah yang diakui oleh masyarakat Indonesia dalam berbagai bentuk
kepercayaan.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Prinsip ini menegaskan perlunya


menghormati martabat dan hak asasi manusia. Semua orang, tanpa memandang
suku, agama, ras, atau status sosial, memiliki hak yang sama dan harus
diperlakukan secara adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia: Prinsip ini menekankan pentingnya persatuan dan


kesatuan bangsa Indonesia dalam keragaman. Meskipun Indonesia terdiri dari
beragam suku, agama, dan budaya, prinsip ini mengajarkan bahwa semua warga
Indonesia adalah bagian dari satu bangsa yang harus bersatu

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan: Prinsip keempat menekankan pentingnya
demokrasi dan keputusan yang diambil melalui musyawarah dan mufakat. Rakyat
memiliki hak untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan yang mempengaruhi
negara dan masyarakat.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Prinsip ini menekankan


pentingnya distribusi keadilan sosial dan ekonomi untuk seluruh rakyat Indonesia.
Tujuannya adalah mencapai kesejahteraan bersama dan mengatasi kesenjangan
sosial.
PERTANYAAN

9. Sebutkan Tantangan Pancasila sebagai sistem Filsafat !


Jawab:
■ Pluralitas Agama dan Kepercayaan
■ Penegak Hak asasi Manusia
■ Korupsi dan Keadilan social
■ Implementasi demokrasi yang berkualitas
■ Radikalisme dan Ekstremisme
■ Pembangunan dan Kesejahteraan
■ Pendidikan dan penyadaran masyarakat
■ Globalisasi dan pengaruh Eksternal
■ Perlembagaan dan penegak hukum

10. Sebutkan ciri-ciri Musyawarah dan Mufakat menurut ISLAMEY (2011:4) !


Jawab:
1. Musyawarah:

-Proses Deliberatif: Musyawarah melibatkan proses diskusi, pertukaran


pendapat, dan pertimbangan bersama untuk mencapai keputusan.
-Partisipatif: Semua pihak yang terlibat memiliki kesempatan untuk memberikan
masukan dan menyampaikan pendapat mereka.
- Demokratis: Mengedepankan prinsip keadilan dan kesetaraan di antara
partisipan dalam pengambilan keputusan.
- Terbuka dan Transparan: Musyawarah dilakukan secara terbuka dan
transparan, sehingga memungkinkan semua pihak untuk mengikuti prosesnya.

2. Mufakat:
- Kesepakatan Bersama: Mufakat adalah hasil dari proses musyawarah
di mana semua pihak yang terlibat setuju dengan keputusan atau solusi yang
dicapai.

- Konsensus: Mufakat mencerminkan kesepakatan bersama yang


mencakup kepentingan dan pandangan semua pihak yang terlibat.
Kehendak Bersama: Mufakat mengindikasikan adanya kesepakatan dari
semua pihak untuk melaksanakan atau mematuhi keputusan yang dicapa
PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai