Anda di halaman 1dari 10

pengertian Pancasila sebagai dasar Negara 

artinya setiap hal yang menyangkut dengan urusan –


urusan atau pun masalah kenegaraan harus diputuskan dengan dilandasi atau pun didasari dengan
nilai – nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Dalam pembukaan Undang – undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945 sendiri disebutkan bahwa : “Kemudian dari pada itu untuk
membentuk suatu pemerintahan negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan
seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkeudalatan rakyat dengan berdasar kepada ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia”.

Jika berkaca dari isi pembukaan UUD Tahun 1945, maka semua pihak yang ada dalam Negara
Republik Indonesia (termasuk para pelaku atau pun pewenang kekuasaan di pemerintahan) wajib
menerapkan nilai – nilai yang terkandung di dalam pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara

Sebagai dasar negara, pancasila memiliki beberapa fungsi dasar sebagai berikut :
 Sumber hukum negara Republik Indonesia;
 Cita – cita hukum negara Republik Indonesia;
 Sumber penyemangat para pelaksana penegakan hukum dan pelaksana pemerintahan
Republik Indonesia;
 Sebagai norma yang mendasari setiap pengambilan keputusan oleh pemerintah mau pun
penegak hukum Republik Indonesia;
 Sebagai suasana kebatinan dari UUD 1945.
2)      Sila II: Kemanusiaan yang adil dan beradab
Terlalu banyak contoh kekerasan komunal di negeri ini, terutama sejak era reformasi bergulir.
Konflik-konflik sosial di berbagai pelosok Tanah Air kerap menghiasi layar kaca stasiun
televisi mengisi halaman muka surat kabar, internet, dan siaran radio. Tak jarang karena
persoalan sepele, seperti kasus kerusuhan di Ambon, merambat dan meluas menjadi
pertikaian antar etnis yang berlarut-larut. Di tengah massa yang marah, nilai-nilai;
Kemanusiaan yang adil dan beradab; hanya tinggal sebaris kata-kata.
Bagus Takwin, ahli psikologi sosial dari UI, tidak percaya sifat-sifat buruk itu melekat pada
manusia-manusia Indonesia. Katanya, masyarakat Indonesia pada dasarnya bukan masyarakat
pemarah. Kalaupun muncul kekerasan, hal itu lebih disebabkan oleh akumulasi kekesalan dan
reaksi terpendam yang berkepanjangan.
Kalau segi sifat baik itu mulai tenggelam dalam keseharian hidup bermasyarakat, pasti ada
sesuatu yang keliru pada pengelolaan bangsa ini. Euforia reformasi yang lebih menonjolkan
sisi negatif perilaku anak-anak bangsa, antara lain ditandai munculnya konflik sosial di
sejumlah tempat dalam berbagai tingkatan, seolah meniadakan semangat mulia yang
terkandung dalam sila kedua Pancasila: Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Semangat yang diusung para pendiri bangsa ketika merumuskan sila kedua ini tentulah
berangkat pada kenyataan sejarah. Bangunan rumah bersama baik secara politik maupun
kultural bernama Indonesia itu dengan Pancasila sebagai lapiknya, dijelmakan sebagai
sesuatu yang diidamkan untuk kepentingan bersama.
Kemanusiaan adalah bentuk lain dari semangat menghargai satu sama lain, sosok yang
toleran, yang dalam perilaku sehari-hari didasarkan pada kepentingan bersama sebagai
sesama anak bangsa. Refleksi nilai kemanusiaan ini adalah menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan (humanisme), dan mengembangkan kepedulian, serta mengembangkan
semangat gotong-royong demi kehidupan bersama.
 Pengesahan Rumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Tanggal 18 Agustus ini merupakan perjalanan sejarah paling menentukan bagi rumusan
Pancasila. Hari itu akan disyahkan Undang-Undang Dasar untuk negara Indonesia merdeka.
Sementara rumusan Pancasila menjadi bagian dari preambul (pembukaan) Undang-Undang
Dasar negara tersebut. Namun demikian sehari sebelum tanggal ini ada peristiwa penting.

Peristiwa penting yang dimaksud adalah seperti ini. Sore hari setelah kemerdekaan Negara
Indonesia diproklamirkan, Moh. Hatta menerima Nisyijima (pembantu Laksamana
Mayda/Angkatan Laut Jepang) yang memberitahukan bahwa ada pesan berkaitan dengan
Indonesia merdeka.
Pesan tersebut, kaitannya berasal dari wakil-wakil Indonesia bagian Timur di bawah penguasaan
Angkatan Laut Jepang. Isi pesannya menyatakan bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik dari
daerah-daerah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang keberatan dengan rumusan sila pertama
(Piagam Jakarta) : .”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.”

Bagaimana dengan sikap Moh. Hatta saat itu? Ketika itu Hatta menyadari bahwa penolakan
terhadap pesan tersebut akan mengakibatkan pecahnya negara Indonesia Merdeka yang baru
saja dicapai. Jika hal itu terjadi tidak menutup kemungkinan daerah (Indonesia) luar Jawa akan
kembali dikuasai oleh kaum Kolonial Belanda. Oleh karena itu, Hatta mengatakan kepada opsir
pembawa pesan tersebut, bahwa pesan penting itu akan disampaikan dalam sidang PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) esok hari (tanggal 18 Agustus 1945).

Keesokan harinya, sebelum sidang BPUPKI dimulai, Hatta mengajak Ki Bagus Hadikusumo,
Wakhid Hasyim, Kasman Singodimejo, dan Teuku Hasan untuk rapat pendahuluan. Mereka
membicarakan pesan penting tentang keberatan terhadap rumusan Pancasila Piagam Jakarta.
Hasilnya, mereka sepakat agar Indonesia tidak pecah, maka sila pertama (dalam rumusan
Piagam Jakarta) diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Pancasila memiliki posisi yang bervariasi di dalam struktur negara dan bangsa Indonesia,
yaitu sebagai dasar negara, ideologi nasional, pandangan hidup bangsa dan ligatur atau
pemersatu bangsa. Semua ini berbasis pada konsep nilai empat pilar bangsa (Pancasila,
UUD NRI 1945, Bhineka Tunggal Ika). Sebagai konsep tersebut harus berada di dalam
koridor yang jelas.

             Sebagai dasar negara maka Pancasila menjadi acuan peraturan perundang-


undangan, sebagai ideologi nasional maka Pancasila adalah arah pembangunan bangsa,
Pancasila sebagai pandangan hidup maka Pancasila adalah pembentuk pola pikir sikap
dan tingkah laku atau karakter bangsa dan sebagai pemersatu maka Pancasila sebagai
pengikut kemajemukan.

Konsekuensi kedudukan pancasila sebagai dasar negara ini lebih lanjut dapat di rinci sebagai
berikut:

1. Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum atau
sumber tertib hukum Indonesia.
2. Pancasila sebagai dasar negara meliputi suasana kebatinan (Geistlinchenbintergrund)
dari UUD’45.
3. Pancasila sebagai dasar negara mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara
Indonesia (bai hukum dasar tertulis/tidak tertulis).
4. Pancasila sebagai dasar negara mengandung norma yang mengharuskan Undang-
Undang Dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah maupun para penyelenggara
negara untuk memelihara budi pekerti yang luhur dan memegangteguh cita-cita moral rakyat
yang luhur.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. terkandung nilai-nilai kemanusiaan, antara
lain:

 Pengakuan terhadap adanya martabat manusia;


 Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia;
 Pengertian manusia yang berada yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan kayakina shingga
jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan;
 Nilai sila kedua meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat, dan kelima.
Ilmu kesehatan masyarakat (Public Health dalam Bahasa Inggris), didefinisikan oleh Professor Winslow dari Yale
University sebagai ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan,
melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “ untuk : (Notoatmodjo ,2003 dalam wikipedia)
1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit – penyakit menular
3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian layanan – layanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan perawatan
5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara
kesehatannya.
Ilmu kesehatan masyarakat  pada hakikatnya merupakan ilmu yang terdiri dari berbagai macam disiplin ilmu
seperti biologi, fisika, kimia, kedokteran, lingkungan, sosiologi, psikologi, antropologi, ekonomi, administrasi,
pendidikan dan lain – lain. Namun secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang berdirinya kesehatan
masyarakat sebagai ilmu atau yang lebih dikenal sebagai  8 pilar kesehatan masyarakat antara lain :

1. Administrasi Kesehatan Masyarakat.


2. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
3. Biostatistika/Statistik Kesehatan.
4. Kesehatan Lingkungan.
5. Gizi Masyarakat.
6. Kesehatan Kerja.
7. Epidemiologi.
8. Kesehatan reproduksi.
Mengapa ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multi disipliner, karena memang pada dasarnya
Masalah Kesehatan Masyarakat bersifat multikausal, maka pemecahanya harus secara multidisiplin. Oleh karena
itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik
langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi
fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah
upaya kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003 dalam wikipedia)

Adapun upaya – upaya yang termasuk kedalam ranah garapan seorang ahli kesehatan masyarakat antara lain :

1. Pemberantasan penyakit menular dan tidak menular.


2. Pemberantasan vektor.
3. Perbaikan sanitasi lingkungan
4. Perbaikan gizi masyarakat.
5. Pendidikan kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak.
7. Pengawasan sanitasi tempat umum.
8. Mengelola program dan pelayanan kesehatan.
9. Pengawasan makanan, minuman, dan obat.
10. Membina kesehatan pekerja dan tempat kerja.
11. Mengadvokasi kebijakan berwawasan kesehatan.
12. Megelola data – data kesehatan.
13. Melakukan surveilans epidemiologi.
14. Mengorganisasikan dan memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu melakukan hidup sehat.
15. dan masih banyak lagi kegiatan – kegiatan yang beraa dibawah ruang lingkup kesehatan masyarakat.
Prospek Kerja Jurusan Kesehatan Masyarakat
Banyaknya kasus-kasus penyakit yang terjadi di masyarakat tidak diimbangi dengan
pengetahuan masyarakat tentang penyakit itu sendiri, dan terkadang sikap masyarakat
yang acuh tak acuh terhadap kondisi tubuh dan lingkungannya. Dari sinilah dibentuknya
Jurusan Kuliah Kesehatan Masyarkat, yang tujuannya agar lulusan kesehatan
masyarakat ini bisa meningkatkan kompetensinya dalam mengatasi keluhan kesehatan
di masyarakat. Berikut Prospek Kerja Jurusan Kesehatan Masyrakat :

1.Administrasi Kebijakan Kesehatan


Administrasi Kebijakan Kesehatan merupakan wadah dan proses dimana manajemen
dan organisasi dipakai sebagai sarana untuk menentukan kebijakan umum, yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyrakat.

2.Gizi Kesehatan Masyarakat


Profesi yang biasa di duduki oleh lulusan Sarjana Kesehatan Masyrakat adalah sebagai
Manager Quality control pada perusahaan Food and Baverages, supervisor HACCP,
hotel, restaurant, supermarket, konsultan gizi, supplier makanan, catering dan semua
perusahaan yang terkait dengan gizi.

3.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Berikut Profesi yang biasa di duduki oleh Sarjana Kesehatan Masyarakat di dunia kerja :

1. Konsultan Amdal-Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


2. Konsultan Limbah
3. Manajer Lingkungan Rumah Sakit
4. Manager QHSE dan Manajer K3L diberbagai perusahaan
5. Quality control supervisor

4.Promosi Kesehatan Masyarakat


Biasanya akan menduduki profesi sebagai management pengelola dalam
mensosialisasikan kesehatan di masyarakat dan tenaga ahli seperti : Dinas Kesehatan,
gizi masyarakat, Puskesmas, rumah sakit, asuransi kesehatan, kesehatan lingkungan
dan lembaga-lembaga CSR perusahaan.

5.Epidemiologi dan Biostatistik


Sarjana lulusan SKM dalam bidang Epidemiologi dan Biostatistik bisa berprofesi sebagai
Analisa Dinas Kesehatan dan Team Survei.

6. Wiraswasta
Jika masih belum ingin bekerja setelah lulus, bisa membuka bisnis atau berwiraswasta
seperti membuka Bisnis Catering, Pest Control dan konsultan amdal dan lembaga
pengelolaan lingkungan.
Uraian tugas dari tenaga penyuluh kesehatan masyarakat sebagaimana yang tercantum
pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang
Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
adalah sebagai berikut:

Uraian Tugas

1. Menganalisis data sebagai bahan peyusunan rencana kegiatan penyuluhan masyarakat;


2. Menyusun draft laporan hasil identifikasi potensi wilayah;
3. Menyusun draft materi penyuluhan kesehatan;
4. Melakukan uji coba dan penyempurnaan atas media promosi kesehatan;
5. Melakukan pengolahan data hasil evaluasi media penyuluhan;
6. Menyusun draft konsep pedoman/panduan/juknis pengembangan pedoman penyuluhan kesehatan
masyarakat untuk satu program;
7. Mengolah bahan/data/informasi sebagai bahan pengembangan pedoman;
8. Melaksanakan advokasi;
9. Menyusun draft laporan kegiatan;
10. Menyusun Laporan pelaksanaan tugas;
11. Menyusun laporan lain-lain;
Tenaga kesehatan sebagai salah satu unsur dimasyarakat dan pemerintahan amat dibutuhkan
perannya untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Selama ini peran yang dikenal dari
seorang tenaga kesehatan adalah sebagai seorang “penyembuh”. Harapan masyarakat bila
berhadapan dengan tenaga kesehatan adalah dapat memberikan solusi untuk menyelesaikan
masalah kesehatannya baik keluhan hal yang mendasar sampai hal-hal yang komplikasi ditanyakan
kepada mereka. Peran seorang “penyembuh” ini amat mulia dan dihargai sangat tinggi dimata
masyarakat. Biasanya masyarakat hanya tahu, petugas yang melayani mereka untuk pengobatan
mereka panggil dengan sebutan “dokter”. Padahal seperti yang kita ketahui, tidak hanya seseorang
yang berprofesi sebagai dokter yang melakukan dan memberikan pengobatan.
Lembaga Sertifikasi Profesi (2007), menyebutkan bahwa,
kualifikasi profesionalisme atau kompetensi sumberdaya
manusia merupakan akumulasi pengetahuan, keahlian,
kemampuan, keterampilan, melalui jalur pendidikan, jalur
pelatihan serta dari pengalaman hidup baik itu dilingkungan
kerja maupun lingkungan masyarakat pada umumnya serta
kemampuan mengembangkan diri pribadi (self-evelopment).
Ciri-ciri seseorang (profesi) yang memiliki kompetensi
adalah mampu :
a. Mengerjakan suatu tugas / pekerjaan tertentu;
b. Mengorganisasikan agar pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan;
c. Melakukan penyesuaian bila terjadi sesuatu yang berbeda
dengan rencana semula;
d. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan
masalah dan atau melaksanakan tugas/pekerjaan dengan
kondisi yang berbeda.
Sedangkan menurut Herkutanto (2002), ciri-ciri
pekerjaan merupakan suatu profesi apabila memenuhi kreteria
sebagai berikut :
a. Pekerjaan melekat seumur hidup,
b. Adanya suatu imbalan,
c. Perlu pendidikan khusus dan cukup lama,
d. Adanya standar profesi,
e. Diakui oleh publik/masyarakat,
f. Dapat dikontrol oleh profesi lain,
g. Dapat dipertanggung jawabkan/legal.
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
10.Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Menghargai hak prifasi pasien, memperlakukan pasien dengan penuh empati
karena pasien memiliki hak untuk diperlakukan sebagai manusia yang
bermartabat.
Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
Bidan selalu berusaha mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Dasar pelayanan kebidanan yang baik yaitu dengan rasa kecintaan pada sesama
manusia.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Bidan selalu bersikap tenggang rasa dan tepa selira dalam mengahdapi pasien.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Tidak berlaku semana-mena terhadap klien
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Selalu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak dan berusaha melakukan kegiatan
kemanusiaan
Berani membela kebenaran dan keadilan
Selalu berani untuk membela kebenraran dan keadilan dalam hukum
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
Karena bagian dari seluruh umat manusia sehingga bidan wajib menghargai
kehidupan manusia untuk meneruskan kehidupan bangsa
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.
Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai