Anda di halaman 1dari 10

Pancasila Sebagai Nilai Dasar

Fundamental Bagi Bangsa dan Negara


Kesatuan Republik Indonesia

DISUSUN OLEH:

Rizki Fajri Muhammad

023726992

POLITEKNIK NEGERI BATAM

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS

AKUNTANSI MANAJERIAL

2019/2020
KAJIAN PUSTAKA

Notonegoro. 1995. pancasila secara ilmiah populer. Jakarta: Bumi Aksara.


Jarmanto. 1982. Pancasila Suatu Tujuan Aspek Histotis dan Sosio-politis.yogyakarta:
Liberty.
Salam, Burhanuddin. 1985. Filsafat pancasilaisme. Bandung: Bina Aksara.
Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: paradigma
Kaelen. 2016. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma edisi revisi
BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar belakang
Pancasila merupakan dasar negara yang setiap hukum-hukum dan pandangan
hidup bangsa Indonesia mengacu atau berlandasan kepada kelima sila tersebut.
Kelima sila dari pancasila adalah merupaka satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan
karena hal itu merupakan cita bangsa indonesia.
Mempelajari tentang pancasila adalah suatau keharusan bagi setiap pelajar yang
berwarga negara Indonesia karena hal itu merupakan gagasan pemikiran dari warga
Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa indonesia serta pancasila
merupakan nilai fundamental bangsa indonesia sehingga sebagai warga negara
Indonesia harus mengetahui dan memahami lebih dalam lagi mengenai pancasila
supaya mereka bisa menjadikan kelima sila tersebut sebagai nilai-nilai dalam
kehidupan mereka.

2.     Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Pancasila Sebagai Nilai Fundamental bangsa
b. Apa yang di maksud Pancasila sebagai pegangan hidup
c. Apa yang di maksud cinta hukum
d. Apa maksud dasar filosofis pancasila
e.  Apa saja nilai-nilai pancasila sebagai dasar fundamental negara

3.     Tujuan
a.  Mengetahui arti pancasila sebagai nilai fundamental bangsa
b. Mengetahui dari pancasila sebagai pegangan hidup bangsa
c. Memehami maksud dari cinta hukum
d. Memahami maksud dasar filosofis pancasila
e.   Memahami nilai - nilai pancasila sebagai dasar fundamental negara
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila sebagai Nilai Fundamental Bangsa


Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai-nilai
terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila
kita memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan 1945, maka
hakikatnya nilai-nilai pancasila tersebut adalah sebagai beriku:

1. Pokok pikiran pertama, negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Negara mengatasi segala paham golongan dan perseorangan. Ini merupakan
penjabaran dari sila ketiga.

2. Pokok pikiran kedua, menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan keadilan


sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara berkewajiban
mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
perdamaian abadi dan keadilan sosial. . pokok pikiran ini penjabaran dari sila
kelima.

3. Pokok pikiran ketiga, menyatakan negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan


kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini mejunjukkan
negara Indonesia demokrasi, yaitu kedaulatan ditangan di tangan, sesuai dengan
sila leempat.

4. Pokok pikiran keempat, menyatakan berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Poko pikiran ini sebagai
penjabaran dari sila pertama dan kedua.1

Uraian diatas menunjukkan bahwa Pancasila dan pembukaan UUD 1945 dapat
dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah negara yang fundamental, karena di
dalamnya terkandung pula konsep-konsep sebagai berikut:
1.      Dasar-dasar pembentukan negara, yaitu tujuan negara, asas politik negara (Negara
Republik Indonesia dan berkedaulatan rakyat,) dan asas kerohanian negara
(Pancasila).

1
Notonegoro, pancasila secara ilmiah populer (jakarta, Bumi aksara, 1995)hlm 92
2.      Ketentuan diadakannya undang-undang dasar, yaitu pancasila maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu undang-undang dasar Negara
Indonesia....”. Hal ini menunjukkan adanya sumber hu
Nilai dasar yang fundamental suatu  gara dalam hukum mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan hukum apapun
tidak mungkin lagi untuk diubah. Berhubungan Pembukaan UUD 1945 itu memuat
nilai-nilai dasar yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya
terdapat Pancasil tidak dapat diubah secara hukum. Apabila terjadi perubahan berarti
pembubaran negara Proklamasi 17 Agustus 1945.
Dasar pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila, dijelaskan sebagai
berikut. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara repubilk indonesia mengandung
makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan
kenegaraan harus berdasarkan nilai keutuhan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan
dan keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatu pandangan bahwa
negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi
kemasyarakatan,yang merupakan masyarakat hukum. Adapun negara yang didirikan
oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat bahwa manusia sebagai warga negara
sebagai persekutuan hidup adalah berkedudukan kodrat manusia sebagai makluk
Tuhan Yang Maha Esa (hakikat sila pertama). Negara yang merupakan persekutuan
hidup manusia sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa, pada hakikatnya bertujuan
untuk mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai makluk yang berbudaya
atau makluk yang beradab (hakikat sila kedua). Untuk mewujudkan suatu negara
sebagai suatu organisasi hidup manusia terus membentuk suatu ikatan sebagai suatu
bangsa (hakikat sila ketiga).

B.     Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila sebagai pandangan hidup, sering disebut dengan way of life, pegangan


hidup, pedoman hidup, pandangan dunia maupun petunjuk hidup. Walau ada banyak
istilah mengenai pengertian dari pandangan hidup, akan tetapi pada dasarnya
memiliki makna yang sama. Lebih lanjutnya, Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa digunakan untuk petunjuk dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia
baik dari segi sikap maupun setiap perilaku masyarakat Indonesia yang harus dijiwai
Pandangan hidup adalah sebagai prinsip atau asas yang mendasari berbagai
jawaban mengenai pertanyaan dasar untuk apa seseorang itu hidup. Berdasar dari
pengertian tersebut, maka dalam pandangan hidup bangsa terkandung konsepsi dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung pula dasar pikiran terdalam
serta gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.2
Pandangan hidup bagi suatu negara menjadi hal yang sangat penting dalam
menjaga kelangsungan dan lestarinya bangsa. Hal ini disadari oleh pendiri bangsa
seperti bisa kita buktikan pada pidato Mohammad Yamin pada sidang BPUPKI yang
pertama. Di dalam sidang BPUPKI tersebut, Mohammad Yamin menyatakan bahwa :
"... Rakyat Indonesia mesti mendapat dasar negara jang berasal dari peradaban
kebangsaan Indonesia; orang timur pulang kebudajaan timur.
"... Kita tidak berniat lalu akan meniru sesuatu susunan tata negara negeri luaran.
Kita bangsa Indonesia masuk jang beradab dan kebudajaan kita beribu-ribu tahun
umurnya."

C.    Cita Hukum
Cita hukum (rechtsidee) mengandung arti bahwa pada hakikatnya hukum sebagai
aturan tingkah laku masyarakat berakar pada gagasan, rasa, karsa, cipta dan pikiran
dari masyarakat itu sendiri.  Jadi, cita hukum adalah gagasan, karsa, cipta dan pikiran
berkenaan dengan hukum atau persepsi tentang makna hukum, yang dalam intinya
terdiri atas tiga unsur: keadilan, kehasil-gunaan (doelmatigheid) dan kepastian
hukum.
Cita hukum bangsa Indonesia berakar dalam Pancasila yang oleh para Bapak
Pendiri Negara Republik Indonesia ditetapkan sebagai landasan kefilsafatan dalam
menata kerangka dan struktur dasar organisasi negara sebagaimana dirumuskan
dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila adalah pandangan
hidup bangsa Indonesia yang mengungkapkan pandangan bangsa Indonesia tentang
hubungan antara manusia dan Tuhan, manusia dan sesama manusia, serta manusia
dan alam semesta yang berintikan keyakinan tentang tempat manusia individual di
dalam masyarakat dan alam semesta.3
Pandangan hidup itu, seperti dikatakan oleh Cardozo, merupakan “a stream of
tendency, whether you choose to call it philosophy or not, which gives us coherence
and direction to thought and action”.
 Dengan kata lain Pancasila adalah jawaban bangsa Indonesia terhadap
pertanyaan “Was ist der Mensch, und was ist seine Stellung im Sein?” yang
merupakan inti keseluruhan pemikiran kefilsafatan Max Scheler (Driyarkara;135).
Jawaban tersebut secara formal dicantumkan dalam Pembukaan UUD Negara

2
Jarmanto, pancasila sebagai tujuan aspek histotis dan sosiopolitis(yogyakarta, Liberty, 1982)hlm 82
3
Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya dalam rumusan lima dasar kefilsafatan
bernegara, dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta dalam UU No 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan terutama Pasal 2 yang menyatakan Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum bagi
kehidupan hukum di Indonesia, maka hal tersebut dapat diartikan bahwa
“Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah
sesuai dengan Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 yang menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus
dasar filosofis bangsa dan negara sehingga setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila”.
Bangsa Indonesia bersyukur dan bangga mewarisi nilai-nilai fundamental, mulai
sosio-budaya luhur, berpuncak sebagai filsafat hidup (weltanschauung) yang
dijadikan dan ditegakkan sebagai filsafat negara Pancasila. Sebagai filsafat hidup,
nilai Pancasila merupakan landasan idiil kebangsaan dan kenegaraan. Pemikiran
mendasar tentang jatidiri bangsa, peranannya dalam memberikan identitas sistem
kenegaraan dan sistem hukum, dikemukakan juga oleh Carl von Savigny (1779-1861)
dengan teorinya volkgeist yang dapat disamakan dengan jiwa bangsa dan atau jatidiri
nasional. Demikian pula di Perancis dengan teori “raison d’ etat” (reason of
state)yang menentukan eksistensi suatu bangsa dan negara (the rise of souvereign,
independent, and national state).4

Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang


merupakan staatsfundamentalnorm atau norma fundamental negara yang merupakan
norma hukum yang tertinggi bersifat ”pre-sup-posed” dan merupakan landasan dasar
bagi pengaturan negara lebih lanjut. Sifat norma hukumnya masih secara garis besar
dan merupakan norma hukum tunggal, dalam arti belum dilekati oleh norma hukum
yang berisi sanksi;
Pasal-pasal UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
merupakan staatsgrundgesetz atau aturan dasar negara/aturan pokok negara yang
merupakan garis-garis besar atau pokok-pokok kebijaksanaan negara untuk
menggariskan tata cara pembentukan peraturan perundang-undangan yang mengikat
umum;5

43
Salam burhanudin, filsafat pancasilaisme(Bandung, bina aksara 1985)hlm 75-78
5
D.Dasar Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara serta sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sestematis,
fundamental dan menyeluruh.Maka sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan
yang bulat dan utuh, hierarkis dan sistimatis.Dalam pengertia inilah maka sila-sila
Pancasila merupakan suatun system filsafat.konsekuensinyake-lima sila bukan
terpisah-pisah dan memiliki makna sendiri sendiri, melainkan memiliki esensi serta
makna yang utuh.

Dasar pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila, di jelaskan


sebagai berikut. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara republic Indonesia,
mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan
kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusian,
persatuan,kerakyatan dan keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan bertolak dari suatu
pandangan bahwa Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau
organisasi kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat hukum (legal society).
Adapun negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan pada kodrat manusia
sebagai makhluk tuhan yang maha esa (hakikat sila pertama). Negara yang
merupakan persekutuhan hidup manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa, pada
hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang beradap (hakikat sila kedua).

Maka Negara harus bersifat demokratis hak serta kekuasaan harus di jamin,
baik sebagai individu maupun secara bersama (haikat sila keempat) untuk
mewujudkan suatu Negara sebagai tujuan bersama maka dalam hidup kenegaraan
harus mewujudkan jaminan perlindungan bagi seluruh warga, sehingga untuk
mewujudkan tujuan seluruh warganya harus di jamin berdasarkan suatu prinsip
keadilan yang tumbul dalam kehidupan bersama (kehidupan social) (hakikat sila
kelima). Nilai-nilai inilah yang merupakan suatu nilai dasar bagi kehidupan
kenegaraan kebangsaan dan kemasyarakatan.

Dalam hubuganya dengan pengertian nilai sebagai mana tersebut di atas maka
Pancasila tergolong nilai kerohanian, akan tetapi nilai kerohanian yang mengakui
adanya nilai material dan nilai fital karena pada hakikatnya merupakan Pancasila
bahwa Negara adalah jasmani rokhani. Artinya esensi nilai-nilai Pancasila adalah
bersifat universal yaitu keuhanan, kemanusian. Persatuan, kerakyatan dan keadilan. 6

E. nilai-nilai Pancasila sebagai dasar fundamental Negara

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya


merupakan suatu sumber dari segala sumber hokum dalam negara Indonesia. Sebagai
suatu sumber dari segala sumber hukum secara objektif merupakan suatu pandangan
hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi
suatu kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18 agustus 1945
telah di padatkan dan di abstrak oleh para pendiri Negara menjadi lima sila dan di
tetapkan secara formal menjadi dasar filsafat Negara replubik Indonesia hal ini sebagi
mana telah di tetapkan dalam ketetapan No.XX/MPRS/1966.

6
Kaelan, pendidikan pancasila(yogyakarta, paradigma 2008) hlm 76
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar filsafat Negara serta sebagai filsafat hidup bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sestematis,
fundamental dan menyeluruh.Maka sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan
yang bulat dan utuh, hierarkis dan sistimatis.Dalam pengertia inilah maka sila-sila
Pancasila merupakan suatun system filsafat.konsekuensinyake-lima sila bukan
terpisah-pisah dan memiliki makna sendiri sendiri, melainkan memiliki esensi serta
makna yang utuh.

Para pendiri negara dengan dilandasi pemikiran dan semangat kebangsaan tinggi
telah sepakat bahwa dasar negara Indonesia adalahpancasila. Mengapa harus
Pancasila? Para pendiri negara memiliki pemikiran bahwa pandangan hidup bangsa
harus tepat dengan ciri khas Bangsa Indonesia, oleh karena itu diambil dari
kepribadian bangsa yang tertinggi dan konsepsi mendasar dari norma bangsa.
Pancasila dianggap oleh pendiri bangsa Indonesia memiliki nilai kehidupan yang
paling baik.Disepakatinya, disetujuinya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia telah melalui serangkaian proses yang panjang serta pemikiran mendalam
dan nantinya dijadikan dasar dan motivasi dalam segala bentuk sikap, tingkah laku
dan perbuatan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan
negara sebagaimana yang telah tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Anda mungkin juga menyukai