Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2021-2022


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
Jl.Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax. 4416113 Kudus

Nama Kuliah : Hukum & Etika Media Massa Jenjang : Strata I


Dosen : Mansur Hidayat, M.A. Bobot : 2 SKS
Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2022 Ruang : F1
Nama Mahasiswa : Moh Badrul Ula Jam : 08.00-09.30 WIB
NIM : 1940210044 Kelas : A6KPI

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!


1. Apakah perbedaan mendasar antara hukum media massa dengan etika media massa? Sertakanlah
minimal tiga contoh penerapannya!
2. Sebutkanlah tiga contoh kasus bentuk pelanggaran etika pers terkini? Sertakan juga pendapat
Anda di dalamnya!
3. Sebutkanlah elemen jurnalisme menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel beserta contohnya!
4. Bagaimanakah perkembangan sistem teori kebebasan pers di Indonesia? Jelaskanlah!
5. Terdapat perbedaan hukum media massa yang berlaku di satu Negara dengan Negara lainnya.
Mengapa demikian? Jelaskanlah berikut contohnya!
Catatan:
1. Jawaban dapat dituliskan di lembar ini
2. Ketik menggunakan Times New Roman dengan Font 12 / semacamnya
3. Dokumen format .pdf diunggah ke Google Classroom (online) sesuai dengan jadwal UTS
4. Dokumen print out dikumpulkan beserta tanda tangan di kampus (offline) sesuai dengan jadwal
UTS
5. Selamat mengerjakan dan sukses selalu!

-- JAWAB --

1. Perbedaan antar keduanya ialah Hukum Media Massa adalah hukum yang mengatur tentang
kebijakan-kebijakan dalam media massa sebagai alat untuk Komunikasi Massa seperti hukum
cetak hukum media penyiaran, film, hukum cyber, dan terakhir hukum pers. Sedangkan, Etika
Media Massa adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku pers itu sendiri dan
bagaimana sikap pers dalam penggunaan media/alat Komunikasi massa dalam menyajikan
berita.

Penerapan hukum media massa yaitu 1. hukum yang membatasi kebebasan bicara, seperti hukum
tentang pencemaran nama baik yang ditujukan untuk melindungi reputasi seseorang, 2. kebebasan
untuk berkomunikasi, yang meliputi mencari, memperoleh dan menyebarkan informasi, 3. kebebasan
untuk berkomunikasi, yang meliputi mencari, memperoleh dan menyebarkan informasi.
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
Jl.Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax. 4416113 Kudus

Penerapan Etika Media Massa yaitu 1. Menyajikan informasi yang benar dan jujur sesuai fakta di
lapangan. 2. Bersikap adil dalam memberikan informasi, tidak berpihak pada salah satu golongan, 3.
Menggunakan kata-kata yang bijak dan benar, hindari kata-kata provokatif.

2. “Pasien Positif Corona di Indonesia Bertambah Jadi 19 Orang” dari portal media online
CNN Indonesia. Dalam pemberitaan tentang covid ini CNNI telah melakukan pelanggaran
kode etik pers dengan menyebarkan identitas pelaku atau orang yang terkena Covid.
Tanggapan saya harusnya CNNI bisa menjaga privasi pelaku, karena apabila identitas di
publikasi akan berdampak lebih parah ke pada korban karena beban mental.

Berjudul 'Asal cair Demi Gubernur Wahidin' dan berita berjudul 'Ponpes Hantu Penerima Duit Hibah"
(Kemudian judul berubah menjadi: "Menelusuri Ponpes Penerima Dana Hibah Banten")
dalam berita yang dianggkat oleh media massa detikcom ini pelanggaran yang terjadi yaitu kurang
validnya narasumber yang di ambil untuk dijadikan sebuah berita. Tanggapan saya, sebagai media
yang bergerak di bidan media massa harusnya menelusuri dulu asal usul dari narasumber yang di
mintai penjelasan dan juga harus meminta klarifikasi dengan pihak terkait agar tidak ada kelasahan
dalam sebuah pemberitaan yang berakibat merugikan salah satu pihak baik dari pembaca maupun
orang yang diberitakan.

Dewan Pers Nilai Majalah Tempo Langgar Kode Etik soal 'Tim Mawar dalam artikel 'Bau Mawar di
Jalan Thamrin', edisi 22- 26 juni 2019. Pelanggaran yang dilakukan oleh majalah tempo ini yaitu
kurangnya menggali informasi, membaca transkrip dari kepolisian, dan menemukan pihak yang
diduga terlibat dalam kerusuhan. Tanggapan saya sebelum menyebarkan suatu berita terlebih dahulu
harus mengumpulkan data-data terlebih dahulu karen kurangnya data yang di dapat akan berakibat
salahnya persepsi pembaca dalam mengartikan sebuah berita.

3. 1. Tugas utama praktisi jurnalisme adalah memberitakan kebenaran. Kebenaran yang


dimaksud bukan perdebatan filsafat atau agama, tapi kebenaran fungsional yang sehari-hari
diperlukan masyarakat
2. Loyalitas utama wartawan pada masyarakat, bukan pada perusahaan tempatnya bekerja,
pembaca, atau pengiklan. Wartawan harus berpihak pada kepentingan umum.
3. Esensi jurnalisme adalah verifikasi, memastikan bahwa data dan fakta yang digunakan
sebagai dasar penulisan bukan fiksi, bukan khayalan, tetapi berdasarkan fakta dan pernyataan
narasumber di lapangan.
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
Jl.Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax. 4416113 Kudus

4. Wartawan harus independen, artinya tak masalah untuk menulis apapun (baik/buruk)
tentang seseorang sepanjang sesuai dengan temuan/fakta yang dimilikinya. Independensi harus
dijunjung tinggi di atas identitas lain seorang wartawan.
5. Jurnalisme harus memantau kekuasaan, menyambung lidah yang tertindas. Ada tiga macam
liputan investigasi: investigasi orisinal, investigation on investigation, interpretative
investigation.
6. Jurnalisme sebagai forum publik, bukan sebuah ruang privat bagi penulis. Penulis harus
bertanggung jawab atas liputan yang dibuatnya. Partisipasi publik melalui komentar dan
tanggapan merupakan bagian yang melekat dari proses jurnalisme.
7. Jurnalisme harus memikat dan relevan. Ada adalah keterampilan penting yang harus
dimiliki oleh wartawan. Mereka tak hanya membuat artikel yang memikat pembaca karena
sensasional, tetapi bisa menyajikan artikel penting dan relevan dengan cara yang menarik bagi
pembaca.
8. Berita harus proporsional dan komprehensif. Pemilihan berita sangat subjektif. Justru
karena subjektif wartawan harus ingat agar proporsional dalam menyajikan berita. Ibarat
sebuah peta, ada detail suatu blok, tapi juga gambaran lengkap sebuah kota.
9. Mendengarkan hati nurani. Karena deadline, harus ada seseorang di puncak organisasi
berita yang mengambil keputusan redaksional. Editor harus bertanggungjawab terhadap
produk newsroom, tapi pintu diskusi harus senantiasa terbuka.
10. Hak dan Kewajiban terhadap Berita. Kita sedang berada dalam Revolusi Komunikasi.
Jurnalisme bukan sekedar informasi. Demokrasi dan jurnalisme lahir bersama-sama dan
mereka juga akan jatuh bersama-sama.
4. Antara awal kemerdekaan dan sepanjang masa demokrasi terpimpin hingga menjelang Orde
Baru tahun 1966, kehidupan politik, terutama dunia kepartaian, sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pers nasional. Pola pertentangan antara kelompok pemerintah dan kelompok
oposisi dalam dunia kepartaian juga ditumbuhkan dalm dunia pers, sehingga timbul di satu
pihak pers pendukung pemerintah (tepatnya prokabinet) dan di lain pihak pers oposisi.
Konfigurasi sikap dan kedudukan pers berubah berbarengan dengan terjadinya perubahan pada
konfigurasi politik kepartaian dan pemerintahan. Bahkan sebagian pers memilih pola pers
bebas seperti di negara liberal, dengan kadar kebebasan dan persepsi tanggung jawab yang
banyak ditentukan oleh wartawan masing-masing.
5. Perbedaan yang terjadi antara hukum pers di satu Negara dengan Negara lain terjadi karena
hukum yang dibuat tergantung dengan ancaman yang dihadapi oleh pers tersebut. Contoh di
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
Jl.Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax. 4416113 Kudus

negara malaysia dengan indonesia jauh berbeda, kalau di malaysia hukum yang mengatur pers
lebih ke mencegah dari isu-isu yang mengancam keamanan negar dan rawan untuk dicabul
lisensinya. Sedangkan di Indonesia lebih ke menjaga pers dari serangan premanisme dan
pendudukan kantor pusat pers lewat gugatan perdata yang diajukan ke dewan pers.

Anda mungkin juga menyukai