Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PERANAN PRES DI INDONESIA

NAMA KELOMPOK :ZAKIYATUL M


:M RIDWAN
:GALIH N K
:YULI N S
:HASNA H J

YAYASAN PONDOK PESANTREN AL FATAH


SMK AL FATAH BANJARNEGARA
JL.LETJEND S.PARMAN KM.03 TELP.(0286)5986017 BANJARNEGARA 53412
Email : smkalfatah_bara@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis
dapat menyusun makalah tentang "Peran Sejarah dalam Membangkitkan Semangat
Nasionalisme" dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjadikan siswa-siswinya
mengolah materi secara mandiri. Dengan membuat makalah sesuai materi yang guru berikan,
sehingga siswa bisa lebih aktif.
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada
waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran
yang baik dari pembaca sekali.
Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan
masyarakat.

1
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I ISI
A. HAKIKAT PERS DI INDONESIA
B. PERS YANG BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB SESUAI DENGAN
KODE ETIK JURNALISTIK
C. KEBEBASAN PERS DAN DAMPAK PENYALAHGUNAAN KEBEBASAN
PERS DALAM MASYARAKAT DEMOKRASI DI INDONESIA
BAB II PENUTUP

2
BAB I

A. HAKIKAT PERS DI INDONESIA

Pers berasal dari bahasa Inggris, yaitu press, sedangkan menurut bahasa
Perancis, yaitu presse yang berarti tekan atau cetak. Menurut Undang-Undang Pers,
istilah pers dibedakan dengan istilah jurnalistik, hubungan kemasyarakatan (humas),
atau reporter. Jadi, pers merupakan usaha percetakan atau penerbitan, yang mencakup
surat kabar, majalah, buku, atau pamphlet-pamflet. Pers juga diartikan sebagai usaha
pengumpulan dan penyiaran suatu berita lewat surat kabar, majalah, radio, televise.

UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 menyebutkan pengertian pers adalah lembaga


sosial serta wahana komunikasi massa yang melakukan kegiatan jurnalistik yang
meliputu mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, serta
menyampaikan informasi. Kegiatan jurnalistik ini dapat dilakukan dalam bentuk
suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik ataupun dalam bentuk lainnya
dengan memakai media cetak, media elektronika, maupun jenis media lain yang
tersedia.

Jadi, secara umum pengertian pers dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Pers dalam arti sempit, yaitu penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita
dengan kata tertulis. misalnya surat kabar, koran, majalah dan tabloid
Pers dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass
communications yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan
kata-kata tertulis maupun dengan lisan. (mencakup semua media massa) termasuk
radio, televisi, film dan internet

B. PERS YANG BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB SESUAI DENGAN


KODE ETIK JURNALISTIK

Masalah kebebasan pers dan menyampaikan pendapattelah dijamin dalam


kostitusi Rl yakni Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi “ Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang.”
Dari ketentuan pasal itu kemudian dikeluarkan UU organik antara lain UU
No 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapai di Muka Urnum,
UU No. 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran dan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapatdi Muka Umum
Penyampaian pendapat di muka umum yang dilakukan oleh warga negara,
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:

1). Melindungi hak asasi manusia,


2). Menghargai asas legalitas,
3). Menghargai prinsip praduga tak bersalah, dan
4). Menyelenggarakan pengamanan

3
Bentuk Penyampaian Pendapat di Muka Umum. UU No.9 Tahun 1998
Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, telah menetapkan
beberapa bentuk penyampaian pendapat dimuka umum, yaitu unjuk rasa atau
demonstrasi, pawai, rapat umum, dan rnimbar bebas.
Penyampaian pendapat dimuka umum dapat dilakukan dengan bentuk lisan, tulisan,
atau bentuk lain.
Penyampaian pendapat dimuka umum-dilaksanakan ditempat-tempat terbuka
untuk umum, kecuali di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi
militer, rumah sakit, pelabuhan ‘ udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan
darat, obyek-obeyk vital nasional. Penyampaian pendapat dimuka umum itu tidak
boleh dilakukan pada hari besar nasional.
Dalam menyampaikan pendapat dimuka umum, misalnya berunjuk rasa maka
pelaku wajib memberitahukan kepada Polri, pemimpin, atau penanggung jawab
kelompok. Pemberitahuan tersebut selambat-lambatnya 3 x 24 jam telah diterima oleh
Polri setempat sebelum kegiatan dimulai. Pemberitahuan sebagaimana yang dimaksud
tidak berlaku bagi kegiatan ilmiah di dalam kampus dan kegiatan keagamaan. Dalam
melakukan penyampaian pendapat dimuka umum para pelaku atau peserta wajib
menjaga ketertiban dan tidak mengganggu ketertiban umum.

C. KEBEBASAN PERS DAN DAMPAK PENYALAHGUNAAN KEBEBASAN


PERS DALAM MASYARAKAT DEMOKRASI DI INDONESIA

1.Kebebasan Pers
Kebebasan pers (freedom of the press) adalah hak yang diberikan oleh
konstitusional atau perlindungan hukum yang berkaitan dengan media dan bahan-
bahan yang dipublikasikan seperti menyebarluaskan, pencetakan, dan penerbitan surat
kabar, majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa ada campur tangan dari
pemerintah. Menurut Retno Lisyarti (2007). kebebasan pers berarti kekebalan media
komunikasi (meliputi surat kabar, buku, majalah. radio, dan televisi) dari kontrol atau
sensor pemerintah.

Kebebasan pers merupakan suatu hal yang dianggap mendasar. Masyarakat


yang bebas dan pemerintah yang demokratis sangat sulit diwujudkan tanpa pers yang
bebas. Pemerintah yang demokratis mendorong perubahan politik dan sosial secara
damai dan tertib melalui pengakuan atas hak untuk berbeda pendapat. Sedangkan
menurut Bagir Manan (2016) kebebasan pers dapat dipilah dalam dua kategori utama
sebagai berikut.

A. Kebebasan pers itu sendiri


Kebebasan pers itu sendiri meliputi:
1. Kebebasan (kemerdekaan) mencari, memperoleh, mengolah, dan
menyebarkan informasi
2. Kebebasan (kemerdekaan) melakukan kontrol, dan kriti, dalam peri
kehidupan politik.sosial, atau ekonomi.
3. Kebebasan (kemerdekaan) untuk membentuk dan mengarahkan pendapat
umum demi kepentingan publik
4. Kebebasan (kemerdekaan) mengeluarkan pendapat dan pikiran pers.

4
B. Pers sebagai sarana atau forum kebebasan publik

Pers menjadi forum kebebasan berkomunikasi atau mengomunikasikan


sesuatu. Pers adalah forum publik untuk memperoleh informasi, forum
menyampaikan atau pertukaran pendapat atau pikiran, forum menyampaikan
kritik, forum menyalurkan kreativitas dan lain-lain.

2. Dampak penyalahgunaan Kebebasan Pers dalam Masyarakat Demokratis Indonesia

Pers yang bebas adalah hal yang sangat penting dalam suatu masyarakat.
Namun banyak sekali bentuk penyalahgunaan kebebasan pers itu sendiri, diantaranya
seperti penyajian informasi yang tidak akurat, tidak objektif, bias, sensasional,
tendensius, menghina, memfitnah, menyebarkan kebohongan, menyebarkan
permusuhan, maupun mengeksploitasi kekerasan.

Penyalahgunaan kebebasan pers ini memiliki dampak pada masyarakat,


pemerintah, ataupun pers itu sendiri. Dari sisi masyarakat, terdapat kerugian antara
lain tidak bisa memperoleh informasi yang tepat dan akurat, muncul sikap saling
curiga antar kelompok, hingga terjadi konflik antar kelompok. Dari sisi pemerintah,
hadirnya informasi yang tidak akurat akibat penyalahgunaan kebebasan pers dapat
menimbulkan berbagai kerugian. Hal ini antara lain tidak diberitakannya secara akurat
berbagai kebijakan dan aktivitas pemerintah, munculnya penolakan masyarakat, dan
munculnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Dari sisi pemerintah, hadirnya informasi yang tidak akurat akibat


penyelahgunaan kebebasan pers dapat menimbulkan berbagai kerugian. Hal ini antara
lain tidak diberitakannya secara akurat berbagai kebijakan dan aktivitas pemerintah,
munculnya penolakan masyarakat, dan munculnya ketidakpercayaan masyarakat
terhadap pemerintah.

Adapun dari sisi pers, kerugian yang timbul dari penyalahgunaan kebebasan
pers adalah hilangnya kepercayaan terhadap pers dan munculnya pendapat negatif
terhadap pers. Menurut Bagir Manan (2016) kebebasan pers sama sekali tidak
dimaksudkan sebagai suatu kemerdekaan atau kebebasan tanpa batas. Pembatasan
kemerdekaan atau kebebasan pers dilaksanakan atas dasar ketentuan-ketentuan hukum
yang dibuat secara demokratik dalam bingkai asas-asas negara hukum, dan asas
kemauan sendiri sebagaimana diatur Kode Etik Jurnalistik (KEJ) atau standar atau
kebiasaan jrnalistik demokratik. Kode Etik Jurnalistik memberikan kewajiban kepada
pers sebagai pers yang bertanggung jawab, berdisiplin, menjunjung tinggi moral,
kebenaran, dan keadilan.

5
BAB II
PENUTUP

Demikian makalah yang kami susun semoga bisa bermanfaat.


Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai