Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Tarempa, 27 Juni 2022
Muhammad Raihan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
1). Harap Anda kemukakan bagaimana peran media massa yang terkait dengan komunikasi
politik dalam sistem media penyiaran! Harap berikan contohnya!
Jawab :
Kampanye politik tersebut tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh media massa, baik media cetak
maupun elektronik. Konsekuensinya, pendekatan analisis yang digunakannyapun pada gilirannya lebih
banyak menggunakan analisis media massa, terutama berkaitan dengan teori-teori hubungan antara
media dan masyarakat, seperti teori tentang pesan, mekanisme penyebaran informasi yang terjadi,
serta efek-efek psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya. Terkait dengan hal ini, Kraus dan Davis
dalam bukunya The Effects of Mass Communication on Political Behaviour menegaskan tema
komunikasi politik telah dilakukan dan dipublikasikan sejak 1959, memberikan informasi bahwa media
juga melakukan konstruksi realitas politik dalam masyarakat. Di samping itu, juga mengungkap
masalah-masalah posisi komunikasi politik dalam kasus-kasus kegiatan politik praktis dalam proses
transformasi dan pembentukan komunikasi politik masyarakat.3 Sementara itu, Graber memandang
bahwa komunikasi politik merupakan proses pembelajaran, penerimaan dan persetujuan atas
kebiasaan-kebiasaan (customs) atau aturan-aturan (rules), struktur, dan faktor-faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap kehidupan politik. Sementara itu, Dan D. Nimmo dan Keith Sanders dalam
Handbook of Political Communication (1981), juga mengungkap masalah-masalah komunikasi politik
dalam kasus-kasus kegiatan politik praktis yang dikaitkan dengan peran media massa. Dalam konteks
komunikasi politik, Dan Nimmo menjelaskan pengaruh-pengaruh politik
dimobilisasi dan ditransmisikan antara institusi pemerintahan formal di satu sisi dan komunikasi
memilih masyarakat pasa sisi lain. Pada prinsipnya, komunikasi politik tidak hanya terbatas pada even-
even politik seperti pemilu saja, tetapi komunikasi politik mencakup segala bentuk komunikasi yang
dilakukan dengan maksud menyebarkan pesan-pesan politik dari pihak-pihak tertentu untuk
memperoleh dukungan massa. Secara teoritis fenomena komunikasi politik yang berlangsung dalam
suatu masyarakat, seperti telah diuraikan sebelumnya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
dinamika politik, tempat komunikasi itu berlangsung. Karena itu, kegiatan komunikasi politik di
Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dari proses politik nasional yang menjadi latar kehidupannya.
Menurut Van Dijk, Critical Discourse Analysis lebih menekankan pada aspek sosiohistoris yang
melingkupi struktur teks. Dengan demikian, tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui lebih dalam
mengenai aspek-aspek sosiokultural yang melingkupi seluruh teks, termasuk juga memahami berbagai
hal menyangkut struktur organisasi dan cara kerja dalam produksi teks. Sementara itu, media kini
mengubah kehidupan masyarakat sehingga membentuk hiper realitas yang menjadi bagian fungsional
dalam berbagai struktur masyarakat, terutama hadirnya televisi dan internet yang mengambil alih
fungsi sosial manusia.15 Dalam kajian ini dinicayakan bahwa media perlu dikontrol untuk memberikan
pendidikan politik, berupa membangun kesadaran masyarakat melalui saluran informasi media.
Dengan demikian jelas bahwa media memiliki peran penting dalam sirkulasi pesan-pesan politik
kepada masyarakat. Melalui media, seorang politisi dapat membangun pencitraan dirinya sehingga
memiliki tingkat keterpilihan tinggi.
2). Harap Anda lakukan pengamatan dan penilaian sistem komunikasi tanggung jawab sosial
sesuai matriks berikut!
Pertanyaan Jawaban
Negara yang menganut sistem : Indonesia dan Amerika Serikat
Sosial
3). Harap Anda lakukan pengamatan dan penilaian terhadap sistem komunikasi Pancasila
sesuai matriks berikut!
Pertanyaan Jawaban
Penerapan Sistem : Menurut Arifin Dalam Bukunya yang berjudul - Sistem
Komunikasi Komunikasi Indonesia Penerbit Simbiosa Rekatama
Media tahun 2011- Dari sudut pandang penerapannya,
Pancasila menurut Arifin, pembahasan sistem komunikasi secara
umum berbeda dengan pembahasan sistem komunikasi
yang dititikberatkan atau dibatasi secara khusus pada
kondisi di Indonesia; dengan demikian, pembahasan
sistem tersebut bersifat tidak universal. Sifat tidak
universal tersebut diantaranya ditandai dengan sistem
komunikasi Indonesia yang terbagi atas banyak sub-
sistem. Oleh karena itu, ditegaskannya bahwa sistem
komunikasi di Indonesia harus bermuara pada sistem
demokrasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sistem komunikasi Idonesia ini oleh Arifin disebut
sebagai Sistem Komunikasi Pancasila. Arifin juga
menjelaskan dalam bukunya bahwa dalam penerapan
kehidupan berbangsa dengan berlandaskan Pancasila
dan Undang-undang Dasar 1945 dibutuhkan berbagai
perundang-undangan sebagai subsistem yang
disesuaikan dengan kebutuhan yang bersifat dinamis
sesuai dengan perkembangan yang terjadi di
masyarakat. Dalam bab lain Arifin menjelaskan bahwa
komunikasi publik bersifat terbuka, sehingga diperlukan
rambu-rambu yang berkaitan dengan kebebasan dan
tanggung jawab. Besar kecilnya kebebasan dan
tanggung jawab bergantung pada filsafat dan ideologi.
Ideologi adalah perkembangan dari akar budaya. Akar
budaya terbentuk dari way of life of nation (yang
bersifat tidak bebas nilai). Way of live of nation tumbuh
dari way of life yang memiliki arti sebagai kumpulan
dari adat, agama dan undang-undang yang berpangkal
pada norma (norms) dan nilai (values). Pada buku ini
ideologi disetarakan dengan filsafat (sebagai ilmu) &
way of life sebagai seusatu yang ada (exist) dan sistem
ideologi Pancasila telah melahirkan Sistem Komunikasi
Pancasila
Penilaian terhadap : Norma-norma Pancasila yang tekandung di setiap
Penerapan Silanya serta Belajar dari Kultur Budaya yang ada di
Indonesia yang pemikirnannya bebas dan aktif.
Sistem Komunikasi
Pancasila
4). Harap Anda lakukan pengamatan dan penilaian terhadap sistem komunikasi di Timur
Tengah sesuai matriks berikut!
Pertanyaan Jawaban
Dasar Sistem Komunikasi : Meskipun kekentalan agama di daerah Timur Tengah
di dapat diterima sebagai suatu realita, upaya untuk
memahami system komunikasi Negara-negara di kawasan
Timur Tengah itu harus membutuhkan pencermatan yang sempurna. Hal
ini terkait dengan system pemerintahan yang diberlakukan
di sejumlah Negara di Timur Tengah yang berlawanan-
beda, kestabilan daerah yang ada di Timur Tengah, serta
gangguan instabilitas dari factor eksternal di Timur
Tengah.
Kebebasan berkomunikasi dalam system komunikasi
berbasis agama sungguh berpotensi terbatasi oleh
kepentingan kerajaan, persatuan emir, dn pemerintahan
republic. Pada tingkat ini, system komunikasi yang
berjalan akan condong menjadi authoritarian.
Konsekuensinya, akan timbul kontroversi tentang hakikat
dari kebebasan berdasar pedoman agama dan keleluasaan
berdasar system pemerintahan yang diberlakukan. Apabila
hanya mengacu pada system pemerintahan maka system
usulanbahwa di kawasan Timur Tengah, warna agama
terasa kental, system komunikasi authoritarian ini tidak
menjadi bersifat mutlak.
Perbedaan kebebasan komunikasi dalam system
komunikasi berbasis agama dengan system komunikasi
lainnya mampu diterangkan sebagai berikut. Kebebasan
dalam system komunikasi authoritarian lebih dikuasai oleh
penguasa, sedangkan dalam system komunikasi berbasis
agama tidak semata-mata terkooptasi oleh kepentingan
penguasa alasannya penguasa dibatasi oleh aliran agama
yang dianutnya. Kebebasan komunikasi dalam system
komunikasi berbasis agama pun tidak lantas menjelma
suatu kebebasan libertarian alasannya kebebasannya tetap
diikat oleh aliran agama. Kebebasan model tanggung
jawab social tidak sekadaar berhenti pada terpenuhinya
tanggung jawab social, namun juga telah disertai dengan
tanggung jawab yang mesti diserahkan kembali pada
Allah.
Dinamika atau berkembangnya opini public di Negara-
negara yang melaksanakan system komunikasi berbasis
agama berbeda dengan metode komunikasi autoritarian
dan metode komunikasi komunis. Perbedaan terpulang
bahwa pada dasarnya opini public dalam system
komunikasi berbasis agama dimungkinkan timbul dari
penggunaan keleluasaan yang kebebasannya itu
dipertanggungjawabkan kepada Allah. Persamaan terletak
pada adanya ragam keleluasaan yang menggiring dan
mendasari hadirnya opini public.
Kehidupan media massa dalam sistem komunikasi berbasis
agama terutama dikala kawasan itu berkonflik dengan
dunia barat mampu dilihat dari jenis isi pesan yang ada
pada media massa. Pertama, distribusi berita ke arah
dalam yang dikerjakan media massa pada inti maksudnya
ialah untuk memberi isu kepada warga negaranya sendiri.
Kedua, arah distribusi informasi ke luar selain digunakan
untuk melakukan counter propaganda ke negara-negara
barat juga dimaksudkan untuk memberi informasi
terhadap pihak lain dengan mendatangkan isi isu menurut
model mereka. Ketiga, distribusi isu produk dari tata cara
komunikasi di negara-negara Timur Tengah dipakai untuk
menghipnotis negara atau pihak lain yang bahu-membahu
bersikap netral dalam kasus atau pertentangan yang terjadi.