Anda di halaman 1dari 3

Tugas Kelompok :

1. Agnesia Titian Mbuzu - 1101200003


2. Fahdi Amaralta - 1101200010
3. Suandira Azra Badrianan - 1101200018
Mata Kuliah : Filsafat dan Etika Komunikasi
Dosen Pengampu : Stefanus Poto Elu. S.S., M.Ikom

Jawaban :

1. Dalam kedua media tersebut seharusnya tidak layak untuk dipublikasikan, dikarenakan
hal tersebut tidak menguji informasi secara crosscheck tentang adanya peristiwa yang
terjadi dengan faktual dan keakuratan berita. Memang itu menjadi komsumsi yang
penuh ramai dibicarakan oleh khalayak publik sehingga etika dalam media seakan tidak
penuh ketahuan dengan menyesuaikan kode etik jurnalistik, apalagi berita yang dimuat
pada tayangan Youtube kompas.com mengverifikasi sumber atas media yang
bersangkutan telah membuat berita hoaks. Didalam buku “Dasar-dasar jurnalistik”
memiliki kriteria dalam mempublikasikan sebagai keakuratan, keseimbangan tidak
keberpihakan atas satu narsum yang sifatnya mempropagandakan kebohongan dan
keobjektifan suatu nilai berita. Setiap perusahaan media ada yang namanya editor atau
redaktur pelaksana memastikan bahwa semua naskah yang diajukan ditelaah oleh
setidaknya dua pengulas yang ahli dalam bidang ini (peer-review). Pemimpin Redaksi
bertanggung jawab untuk memutuskan naskah yang akan diterbitkan. Keputusan dibuat
berdasarkan validasi karya yang sementara dibahas, kepentingannya bagi peneliti dan
pembaca, komentar dari pengulas (reviewer). Dewan redaksi memperhatikan juga
persyaratan legal sebagaimana yang saat ini berlaku. Misalnya, tulisan tersebut tidak
memuat indikasi pencemaran nama baik, pelanggaran hak cipta dan plagiarisme.
Pemimpin Redaksi dapat berunding dengan editor atau pengulas lain dalam membuat
keputusan ini.
Adapun kutipan yang kami dapat melalui media (Ant/Antara) sebagai berikut
penjelasannya:
1
“Konfederasi Olahraga Swedia telah menarik perhatian pada fakta bahwa di
beberapa bagian media internasional, berita saat ini sedang menyebar bahwa

1
Daurina Lestari, Hoaks! Swedia Resmi Jadikan Seks Sebagai Cabang Olahraga.
federasi seks telah menjadi anggota Konfederasi Olahraga Swedia. Ini adalah
informasi palsu dengan tujuan mengolesi olah raga Swedia dan Swedia. Tidak ada
Federasi Seks yang merupakan anggota Konfederasi Olahraga Swedia. Semua
informasi ini salah," kata Anna, dilansir dari Newschecker. (Ant/Antara).

2. Dalam kasus ini media tentunya harus mempertimbangkan beberapa faktor setiap
individu memiliki hak atas privasi mereka sendiri. Namun, jika seseorang reporter
menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi
atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi
pengetahuan umum. Hal ini bergantung pada peraturan dan kebijakan yang berlaku di
lingkungan kerja tersebut pada media akan dikenakan teguran atau hak jawab kepada
korban. Etika jurnalistik saat menghadapi berita yang melibatkan kehidupan pribadi
seseorang, penting bagi media untuk mempertimbangkan kepentinganya. Mereka harus
mempertimbangkan kepentingan publik, implikasi hukum dan kepentingan individu
yang terlibat sebelum mempublikasikan informasi tersebut. Keberadaan rekaman atau
konten yang viral dapat memperkuat penyebaran berita dan mempengaruhi persepsi
publik. Namun, dalam mengonsumsi berita semacam itu, penting untuk tetap kritis dan
mempertanyakan kebenaran informasi serta sumber yang terpercaya.

Media tiktok memang bukan termasuk dalam pemberitaan dan tidak mempunyai
verifikasi atas kebenaran, itulah disebut citizen journalisme yang memiliki kebebasan
individu untuk menyebarluaskan tanpa ada izin rekam dan penyalahgunaan terhadap
caption yang berdampak pada efek pembaca. Lisensi itu dapat dialihkan secara penuh
dan tidak terbatas secara global untuk menggunakan, memodifikasi, menyesuaikan,
mereproduksi, membuat karya-karya turunan, mengumumkan dan mengirimkan, atau
mendistribusikan serta memberikan wewenang kepada para pengguna layanan publik
lainnya.

3. Mengenai sumber yang didapat dalam sebuah portal berita khalayak umum harus
memiliki pola pikir kritis dan teliti agar tidak terpaku sumber satu saja melainkan
berbagai sumber untuk melihat secara detail atas keterbukaan informasi. Ini akan
menjadi suatu kredibilitas terhadap kepercayaan media, jika sudah sekali memberitakan
hoaks maka masyarakat akan tidak percaya dimana letak indepedensi kelayakan berita.
Petunjuk yang nyata bahwa media tersebut sekedar menciptakan rumor adalah
narasumber dalam pemberitaan yang tidak jelas anonim. Menurut kami, narasumber
yang bersifat anonim harus di hindari menghadirkan berita yang akuntabel dan
bertanggung jawab agar tidak keliru.

Sebuah media pastinya memiliki reporter dan tugas profesinya harus sesuai dalam
menjalankan kode etik pada profesinya. Karena hal ini tertuang dalam pasal 4 mengenai
penafsiran berita yang ditujunjukannya kepada publik. Berikut penafsirannya :
1. Bohong berati sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan
atau reporter sebagai hal tidak sesuai fakta yang terjadi.
2. Fitnah berati tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat
buruk.
3. Sadis berati kejam dan tidak mengenal belas kasihan.
4. Cabul berati penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar,
suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu
birahi.
5. Dalam penyiaran gambar gambar dan suara harus memiliki arsip pribadi.

Pembaca juga harus mengidentifikasi karya yang diterbitkan dan relevan terhadap suatu
media, yang belum dikutip oleh penulis. Pengamatan, derivasi atau argumen yang telah
dilaporkan dalam publikasi sebelumnya harus disertai dengan kutipan yang relevan.
Pembaca juga harus mengkritik media terhadap penulisnya tentang kesamaan
substansial atau tumpang tindih antara manuskrip yang sementara ditelaal dan
manuskrip lainnya, baik diterbitkan maupun tidak diterbitkan.

Daftar Pustaka

Daurina Lestari. “Hoaks! Swedia Resmi Menjadikan Seks Sebagai Cabang Olahraga”.
Viva.co.id, Sabtu 24 Juni 2023, https://www.viva.co.id/berita/dunia/1606813-hoaks-
swedia-resmi-jadikan-seks-sebagai-cabang-olahraga

Bramantya Basuki dkk. 2017. “Dasar-Dasar Jurnalistik”. Jakarta: Tempo Institute.

Anda mungkin juga menyukai