Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebebasan Tanggung Jawab Frofesi wartawan

Kebebasan tanggung jawab adalah prinsip yang mendasari praktik


jurnalistik yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan
pers dan tanggung jawab terhadap publik. Kebebasan pers merupakan hak
asasi yang penting dalam masyarakat demokratis, yang memungkinkan
wartawan untuk mengumpulkan, menyampaikan, dan menganalisis informasi
tanpa campur tangan pemerintah atau pihak lain yang berkepentingan.
Namun, kebebasan ini juga diimbangi dengan tanggung jawab moral, etika,
dan hukum yang harus dipatuhi oleh wartawan.

Kebebasan tanggung jawab menuntut bahwa wartawan harus


bertanggung jawab atas kualitas, kebenaran, dan dampak dari laporan mereka.
Sebagai pemegang kekuasaan yang besar dalam membentuk opini publik,
wartawan memiliki tanggung jawab untuk menghormati kebenaran,
menghindari bias, dan menjaga integritas profesi mereka. Mereka harus
berupaya untuk menyampaikan informasi yang akurat, terverifikasi, dan
berimbang, serta menjaga standar jurnalistik yang tinggi.1

Dalam prakteknya, kebebasan tanggung jawab memerlukan wartawan


untuk melakukan riset yang cermat, melibatkan sumber yang beragam, dan
memeriksa fakta dengan hati-hati sebelum menyampaikan informasi ke
publik. Mereka juga harus menghormati privasi individu, menghindari
pencemaran nama baik, dan memberikan kesempatan kepada pihak yang
terlibat untuk memberikan tanggapan atau klarifikasi.

Selain itu, kebebasan tanggung jawab juga melibatkan komitmen


wartawan terhadap kode etik jurnalistik. Banyak organisasi media dan

1
B. Kovach & T. Rosenstiel, The Elements Of Journalism: What Newspeople Should
Know And The Public Should Know Expect, 2007, Hlm. 18-28.

1
asosiasi wartawan memiliki kode etik yang menjelaskan prinsip-prinsip dan
aturan yang harus diikuti oleh wartawan. Kode etik ini menetapkan panduan
tentang kejujuran, kemandirian, integritas, dan akuntabilitas dalam
melaksanakan tugas jurnalistik.

Kebebasan tanggung jawab dalam profesi wartawan mengacu pada


kewajiban wartawan untuk bertanggung jawab terhadap informasi yang
mereka sampaikan kepada masyarakat. Wartawan memiliki peran penting
dalam menyediakan informasi yang akurat, objektif, dan relevan kepada
publik, serta bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan oleh
pemberitaan mereka. Konsep kebebasan tanggung jawab ini menekankan
pentingnya menjaga keseimbangan antara kebebasan pers dengan tanggung
jawab etis.2

Wartawan harus berpegang pada standar etika jurnalistik, seperti


kejujuran, akurasi, keterbukaan, dan keadilan dalam melaporkan berita.
Mereka harus melakukan investigasi yang cermat, memverifikasi fakta,
mencantumkan sumber yang dapat dipercaya, dan menghindari menyebarkan
informasi yang menyesatkan atau memfitnah. Kebebasan wartawan dalam
menyampaikan berita harus diiringi oleh tanggung jawab mereka untuk
menjaga integritas profesi dan memperhatikan konsekuensi sosial dari
pemberitaan mereka.

Namun, perlu diingat bahwa kebebasan wartawan juga dilindungi oleh


hak berbicara dan kebebasan pers. Wartawan harus dapat melaporkan
kebenaran, bahkan jika itu melibatkan informasi yang tidak populer atau
kontroversial. Mereka juga harus dilindungi dari tekanan atau represi politik
yang dapat menghambat kemerdekaan pers.

B. Bentuk-bentuk pelanggaran etika di level teks media di Indonesia

2
S. J. A. Ward, Global Media Ethics, (Hoboken : John Wiley & Shons, 2004), Hlm 65.

2
Bentuk-bentuk pelanggaran etika teks media di Indonesia. Berikut
adalah beberapa contoh pelanggaran etika yang sering terjadi dalam teks
media di Indonesia:

1. Penyebaran berita palsu (hoaks): Penyebaran berita palsu yang sengaja


dimaksudkan untuk menyesatkan atau memanipulasi opini publik adalah
pelanggaran etika yang serius. Hoaks dapat menyebabkan kepanikan,
ketidakstabilan sosial, dan merusak reputasi individu atau lembaga.

2. Pemberitaan tidak berimbang: Ketidaknetralan dan kurangnya keseimbangan


dalam pemberitaan adalah pelanggaran etika yang sering terjadi. Jika media
memberikan perlakuan yang tidak adil atau memihak pada satu pihak tanpa
memberikan sudut pandang yang seimbang, hal ini dapat merusak integritas
media.

3. Penyalahgunaan privasi: Pelanggaran privasi juga sering terjadi dalam teks


media di Indonesia. Penerbitan informasi pribadi tanpa izin atau
pengungkapan rincian yang sensitif tentang individu atau kelompok dapat
melanggar hak privasi dan menghasilkan dampak negatif.

4. Sensasionalisme berlebihan dan klik-baiting: Beberapa media di Indonesia


cenderung menggunakan judul atau isi yang sensasional untuk menarik
perhatian pembaca atau pemirsa. Hal ini sering kali mengabaikan keakuratan
atau kebenaran informasi dan dapat menyesatkan publik.

5. Diskriminasi dan stereotipe: Teks media yang mempromosikan atau


menyebarkan diskriminasi ras, agama, etnisitas, atau kelompok sosial tertentu
adalah pelanggaran etika. Hal ini termasuk penggunaan stereotipe yang
merendahkan atau merugikan kelompok tertentu.

3
6. Pelanggaran hak cipta: Penggunaan materi yang dilindungi hak cipta tanpa
izin atau pencurian konten dari sumber lain adalah pelanggaran etika. Media
harus menghormati hak kekayaan intelektual dan mematuhi undang-undang
hak cipta yang berlaku.

7. Intimidasi dan ancaman: Beberapa media di Indonesia terkadang


menggunakan intimidasi atau ancaman terhadap individu atau kelompok
tertentu untuk mempengaruhi pemberitaan atau agenda politik. Ini merupakan
pelanggaran etika yang serius dan dapat merusak kebebasan pers.

8. Kesalahan faktual dan kurangnya verifikasi: Ketika media tidak melakukan


verifikasi yang memadai terhadap fakta-fakta yang disajikan, hal ini dapat
menyebabkan penyebaran informasi yang tidak akurat atau menyesatkan.
Kesalahan faktual sering kali merusak integritas dan kredibilitas media.

9. Pelanggaran kode etik jurnalistik: Terdapat kode etik jurnalistik di Indonesia


yang mencakup prinsip-prinsip kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab.
Pelanggaran terhadap kode etik ini, seperti tidak mengungkapkan sumber
informasi yang akurat, menerima suap, atau konflik kepentingan, adalah
pelanggaran etika yang serius.3

Teks media di Indonesia dapat mengandung berbagai bentuk


pelanggaran etika yang kompleks dan bervariasi.

C. Hubungan Antara Hukum, Profesi Jurnalistik Dan Etika Media Masa

Hubungan antara hukum, profesi jurnalistik, dan etika media massa


sangat erat karena ketiganya saling terkait dan memengaruhi satu sama lain.
Berikut adalah penjelasan hubungan antara ketiganya:

1. Hukum

3
Dewan Pers Indonesia, Kode Etik Jurnalistik, Diakses Pada 30 Mei 2023,
Https://Dewanpers.Or.Id/Wp-Content/Uploads/2012/03/Kode_Etik_Jurnalistik_Dewan_Pers.Pdf

4
Hukum merupakan seperangkat peraturan dan regulasi yang mengatur
perilaku dan kegiatan dalam masyarakat. Dalam konteks media massa, hukum
memiliki peran penting dalam mengatur kebebasan berekspresi, perlindungan
privasi, pencemaran nama baik, dan penyebaran informasi yang akurat dan
tidak menyesatkan. Hukum juga menetapkan sanksi dan konsekuensi hukum
bagi pelanggaran yang dilakukan dalam media massa.4

2. Profesi jurnalistik

Profesi jurnalistik adalah praktik melaporkan, mengumpulkan, dan


menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui media massa. Profesi
ini memiliki standar dan kode etik yang mengatur perilaku jurnalis dalam
menjalankan tugasnya. Standar dan kode etik tersebut meliputi prinsip
kebenaran, objektivitas, akurasi, privasi, dan keadilan dalam melaporkan
berita. Profesi jurnalistik bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat,
berimbang, dan bermanfaat bagi masyarakat.5

3. Etika Media Massa:

Etika media massa berkaitan dengan prinsip-prinsip moral dan


tanggung jawab yang mengatur perilaku media massa dalam menyajikan
informasi kepada masyarakat. Etika media massa menekankan pentingnya
kebenaran, objektivitas, integritas, privasi, tanggung jawab sosial, dan
pertimbangan etis dalam melaporkan berita dan mengambil keputusan
editorial. Etika media massa melibatkan kebebasan pers, perlindungan privasi
individu, penghormatan terhadap keberagaman, serta menghindari
diskriminasi dan penyebaran informasi palsu.6

4
Uu Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Uu Nomor 11

5
Analisi Jurnalis Independent, Pedoman Kerja Jurnalistik, Diakses Pada 30 Mei 2023,
Http://Aji.Or.Id/Wp-Content/Uploads/2014/02/Pedoman-Kerja-Jurnalistik-Aji-Final.Pdf

6
M. Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama,
2011), Hlm. 28.

5
Hubungan antara hukum, profesi jurnalistik, dan etika media massa
penting untuk memastikan bahwa media massa beroperasi secara bertanggung
jawab, mematuhi hukum yang berlaku, dan mengedepankan kepentingan
umum dalam menyajikan informasi kepada masyarakat. Dengan demikian,
kebebasan pers dapat dijalankan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip
etika dan batasan hukum yang ada. Hukum memberikan landasan hukum
yang mengatur praktek media, sementara profesi jurnalistik dan etika media
massa memberikan pedoman dan standar profesional dalam menjalankan
tugas jurnalistik.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebebasan tanggung jawab adalah prinsip yang mendasari praktik


jurnalistik yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan
pers dan tanggung jawab terhadap publik. Kebebasan pers merupakan hak
asasi yang penting dalam masyarakat demokratis, yang memungkinkan
wartawan untuk mengumpulkan, menyampaikan, dan menganalisis informasi
tanpa campur tangan pemerintah atau pihak lain yang berkepentingan. Dalam
prakteknya, kebebasan tanggung jawab memerlukan wartawan untuk
melakukan riset yang cermat, melibatkan sumber yang beragam, dan
memeriksa fakta dengan hati-hati sebelum menyampaikan informasi ke
publik.

Berikut adalah beberapa contoh pelanggaran etika:

1. Penyebaran berita palsu (hoaks)


2. Pemberitaan tidak berimbang
3. Penyalahgunaan privasi
4. Sensasionalisme berlebihan dan klik-baiting
5. Diskriminasi dan stereotipe
6. Pelanggaran hak cipta
7. Intimidasi dan ancaman
8. Kesalahan faktual dan kurangnya verifikasi
9. Pelanggaran kode etik jurnalistik

Hubungan antara hukum, profesi jurnalistik, dan etika media massa


penting untuk memastikan bahwa media massa beroperasi secara bertanggung
jawab, mematuhi hukum yang berlaku, dan mengedepankan kepentingan
umum dalam menyajikan informasi kepada masyarakat

Anda mungkin juga menyukai