Arifuddin Tike
Konsep Dasar Etika Media
• Kata etika mempunyai kedekatan makna
dengan kata moral dan akhlak.
• Etika secara etimologi berasal dari kata ethos
yang secara bebas dapat diartikan kumpulan
kesusilaan
• Pengertian etika menurut Altschull adalah
bentuk dari nilai-nilai moral dan prinsip
tentang benar dan salah
• Etika media dapat dipahami secara objectif
karena dalam prakteknya media memiliki kode
etik jurnalistik (dimana di dalamnya mengandung
standard mengenai nilai-nilai moral serta prinsip
benar dan salah dalam dunia jurnalistik) yang
telah dibentuk oleh sebuah lembaga pers melalui
kesepakatan dari anggota lembaga pers yang
terdiri perwakilan dari para pekerja media. Kode
etik jurnalistik diberlakukan dan diterima oleh
semua pekerja media dimanapun dan kapanpun
serta menjadi acuan bagi mereka ketika
melakukan kegiatan jurnalistik
Etika Media
• Cara pandang teoritis etika media tidak saja perlu
dipahami para profesional media (wartawan) tetapi juga
masyarakat pengguna media diantaranya Humas
• Etika media (jurnalistik) adalah cabang Filsafat yang
membantu wartawan menentukan benar untuk dilakukan
• Praktek media bersinggungan dengan kecermatan
(accuracy), kebenaran (truthful), kejujuran (fairness) dan
keleluasaan pribadi (privacy)
• Media tidak bisa sepenuhnya independen dan obyektif
karena isi media dibentuk berbagai faktor yang
menghasilkan realitas
Fungsi Media
• Secara Normatif: adalah ruang publik (public
sphere) yang memberi kontribusi
menyampaikan informasi yang utuh, jujur dan
dapat dipercaya.
• Sebagi saluran meng-ekspresikan pandangan,
memberi akses munculnya banyak suara(many
voices) dan menfasilitasi partisipasi warga dalam
kehidupan sosial dan politik
• Fungsi ideal tsb dapat tercapai apabila:
• Media diberi kepercayaan secara konseptual
dikenal kebebasan jurnalistik/pers (journalistic
freedom) yaitu bebas meng-eksplorasi,
menemukan, mengungkap peristiwa,
mengekpresikan kreatifitas dan opini
kewartawannya
• Secara konsep, kebebasan relatif tidak berubah;
namun secara praktek ditentukan situasi yang
berkembang, dibatasi biaya dan dampak yang perlu
dipertimbangkan. Artinya Kebebasan Jurnalistik
perlu berjalan seiring dengan tanggung jawab
jurnalistik
• Dalam kaitannya dengan media, media selalu
bersinggungan dengan persoalan public yang dalam
realitas terdapat kecermatan, kebenaran, kejujuran dan
keleluasaan pribadi.
1. Kecermatan adalah Informasi yang disampaikan oleh
media kepada publik merupakan informasi yang pasti
dan tepat, baik dari segi isi (5W + 1H) maupun teknis
2. Kebenaran
• Informasi yang disampaikan kepada publik merupakan
informasi yang sebenarnya atau sesuai dengan fakta yang
ada di lapangan. Informasi yang disampaikan haruslah
objectif (Kebenaran adalah elemen pertama dari kinerja
media
3. Kejujuran, Jurnalisme yang pantas dan layak
adalah jurnalisme yang jujur terhadap publik. Jujur
dalam megungkapkan fakta, tanpa adanya manipulasi
informasi dari wartawan atau lembaga berita
4. Keluasan Pribadi, Pemberitaan yang dilakukan
oleh media terkadang dengan privacy seseorang,
terutama bila memberitakan seorang tokoh, artis,
pejabat negara, atau masyarakat sipil lainnya yang
menjadi objek berita. Oleh karena itu penting adanya
kode etik untuk menghormati hak-hak pribadi
seseorang
5. Tanggung Jawab adalah patokan dalam
penyapaian informasi kepada khlayak yang
dapat dipertanggung jawabkan atau tidak.
Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam
kerja jurnalis
1. Akurasi yang didukun oleh:
a. Tanya pertanyaan yang efektif
b. Mencacat semua hal yang penting
c. Mengumpulkan sumber dokumen
d. Tanyakan lagi informasi tersebut
e. Verifikasi informasi tersebut
f. Fast-checking konten yang kamu tulis
2. Obyektifitas meliputi:
1. Faktual : Menulis berita sesuai kenyataan yang ada dan dapat
diverifikasi.
2. Fair : Mencari dan memberikan semua pihak kesempatan untuk
menceritakan kejadian dalam kapasitas yang sama.
3. Non-Bias : Tidak berbelok arah / menyimpang kepada siapapun.
4. Independen : Memberitakan berita secara fakta tanpa ada
paksaan atau campur tangan dari pihak manapun.
5. Non Interpretation : Tidak berusaha untuk memberikan
penafsiran apapun apalagi yang dapat membuat pertanyaan
dan keraguan baru untuk publik.
6. Netral : Tidak berpihak kepada siapapun.
3. fairness
berarti ketidakberpihakan dan selalu
menempatkan nilai yang penting, signifikan
dan relevan untuk menjadi prioritas utama.
Dalam mencapai fairness, jurnalis harus memberikan
kesempatan yang setara untuk semua pihak yang
terlibat dari peristiwa atau masalah tersebut. Setara
(balance) di sini bukan berarti kutipan yang sama
banyaknya, namun dilihat dari fakta-fakta yang
substansial. Misalnya, saat kita meliput kecelakaan
kereta
4. Akuntabel
• artinya setiap berita yang dilaporkan oleh
jurnalis harus bisa dipertanggungjawabkan
semua isinya dan dapat dibuktikan
kebenarannya kepada semua masyarakat.
II. Hukum dan etika media
komunikasi
• Hukum dan etika media komunikasi merupakan peraturan
perilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat,
seperti pemerintah kepada rakyat atau warga negaranya.
• Dalam ranah media massa, ada beberapa regulasi yang
mengatur penyelenggaraan dan pemanfaatan media massa.
• Selain undang-undang dan peraturan-peraturan lain yang
dibuat oleh lembaga legislatif ataupun pemerintah tersebut,
perlu adanya pedoman berperilaku lain yang tidak memberi
sanksi fisik, baik berupa penjara atau denda, namun lebih
pada sanksi moral untuk mengatur manusia dalam
berinteraksi dengan media yang memiliki aspek yang
kompleks berupa etika.
• Dalam ranah media massa, ada beberapa regulasi yang
mengatur penyelenggaraan dan pemanfaatan media
massa
1. Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang
keterbukaan informasi
Pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa
Informasi adalah keterangan, pernyataan,
gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung
nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun
penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan
dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan
dan format sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara
elektronik ataupun nonelektronik.
Pasal 1 ayat 2
Informasi Publik adalah informasi yang
dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim,
dan/atau diterima oleh suatu badan
publik yang berkaitan dengan
penyelenggara dan penyelenggaraan
negara dan/atau penyelenggara dan
penyelenggaraan badan publik lainnya
yang sesuai dengan Undang-Undang ini
serta informasi lain yang berkaitan dengan
kepentingan publik.
• Mengenai hak dan
Kewajiban pengguna
informasi publik terdapat
pada bab III undang-
undang no 14 tahun 2008
pasal 4 dan 5
2. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008
TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
Misalnya kode etik ttg pemberitaan pribadi diatur
dalam pasal 26 ayat 1 dan 2
(1)Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang
undangan,penggunaan setiap informasi melalui media
elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang
harus dilakukan atas persetujuan Orang yang
bersangkutan.
(2) Setiap Orang yang dilanggar haknya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan gugatan
atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang-
Undang ini.
• Etika media terkait dengan benar atau salah, baik
dan buruk, baik dan buruk tindakan yang diambil
oleh orang yang bekerja untuk media.
• Etika adalah studi tentang apa yang harus kita
lakukan, etika berkaitan dengan tugas, kewajiban
untuk diri dan tugas kepada orang lain.
• Etika dibagi menjadi dua macam, pertama adalah
etika personal dan kedua adalah etika
masyarakat. Etika personal tidak
mengesampingkan etika masyarakat begitupun
juga sebaliknya.
Terdapat Tiga jenis teori etika
1. deontological (teori absolute atau teori legalisik), adalah
berkaitan dengan tugas, dengan mengikuti aturan
formalistik, prinsip, atau prinsip-prinsip. Jika kita
mengikuti berarti etis jika tidak berarti tidak etis
2. Teleogical (teori konsekuensi) adalah sesuatu dikatakan
etis apabila kita melakukan sesuatu yang berguna pada
seseorang yang kita anggap penting dalam kehidupan kita.
3. teori personal atau subjektif mengatakan bahwa etika
berdasarkan hati nurani, naluri, atau bimbingan rohani.
Teori ini bersifat tidak rasional karena lebih spontan serta
dimotivasi oleh naluri atau spiritual.
Selain dari 3 Teori tersebut ada beberapa
sub teori yang perlu diperhatikan
1. Acquired-Virtue Ethics (etika kebajikan), adalah “jangan melakukan
kepada orang lain apa yang tidak ingin orang lain lakukan kepadamu”.
2. Cultural relativism (relativisme kebudayaan), etis tidak ada standar
objektif untuk menyebut satu kode sosial yang lebih baik dari yang lain,
masyarakat mempunyai kebudayaan memiliki kode etik yang berbeda
pula, kode moral kebudayaan tertentu tidak serta merta berguna pada
kebudayaan yang lain, tidak ada kebenaran universal dalam etika dan
tidak lebih dari arogansi kita untuk menilai perilaku orang lain.
3. Ethical Subjectivism (subyektifitas etika), adalah pandangan etika yang
mengatakan bahwa pendapat moral kita hanya didasarkan pada perasaan
kita. Seorang yang menganut subyektivisme etika, hanya mengakui
bahwa pendapatnya mewakili perasaan pribadinya sendiri dan tidak ada
hubungannya dengan “kebenaran” dari sebuah permasalahan
4. Religious Morality (moralitas keagamaan, Religious Morality (moralitas
keagamaan, Tindakan dikatakan etis apabila selalu melakukan apa yang Tuhan
kehendaki pada setiap saat. Solusi dari sebuah masalah ditemukan teori perintah ilahi,
di mana etika yang benar atau secara moral benar berarti diperintahkan oleh Allah dan
moral yang salah berarti dilarang oleh Allah. Sebuah keputusan didasarkan pada tiga
hal yaitupada masalah keyakinan, iman, dan interpretasi pada konsep perintah ilahi.
Ethical Egoism (egoisme etika), suatu tindakan dikatakan etis apabila bermanfaat bagi
diri sendiri serta mengatakan bahwa kita harus mengejar sendiri atau mengutamakan
kepentingan diri kita
Struktur
Kebebasan publikasi
Kebebasan secara pokok terdiri atas tiadanya sensor atau pengesahan secara berlebihan
atau hukuman sesudah peristiwa publikasi yang tidak melanggar hukum. Masyarakat juga
harus bebas dalam menerima media pilihan mereka sendiri.
Pluralistik kepemilikian
Disini, norma yang ada melarang konsentrasi kepemilikan dan monopoli kontrol, baik oleh
pemerintah maupun industri media swasta.
Jangakauan yang luas (hampir universal)
Dalam model kegunaan publik, jaringan komunikasi masyarakat harus menjangkau semua
warga dengan ongkos yang sama dengan konsumen, kewajiban untuk menyediakan
jangakuan penyiaran jatuh ke tangan negara.
Keberagaman saluran dan bentuk
Struktur media juga memiliki banyak jenis media yang berbeda dan saluran-saluran yang
terpisah untuk memaksimalkan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi
publik yang luas.
• Konten
Keberagaman konten informasi, opini dan budaya
• Diharapkan bahwa sistem media secara keseluruhan harus
memperlihatkan serangakaian keluaran yang mencerminkan
keragaman masyarakat. Terutama dalam dimensi wilayah,
politik, etnik, kebudayaan dan seterusnya.
Mendukung tatanan publik dan hukum
• Media pada umumnya tidak diminta untuk melakukan
pekerjaan polisi atau pihak berwenang lainnya yang
seharusnya dilakukan media kritis terhadapnya, terdapat
pandangan yang diyakini secara luas dalam negara-negara
demokrasi bahwa terdapat yang sah bagi kebebasan media
dan beberapa hal dimana mereka memiliki tugas untuk
membantu kekuasaan.
Informasi dan budaya yang berkualitas tinggi
• Media diharapkan untuk menghormati , jika tidak
mendukung nilai dan standar moral yang dominan
dari masyarakat mereka sendiri dan memberikan
ekspresi walaupun secara kuat atas nilai-nilai budaya
tradisional dan seni serta bahasa nasional dan lokal.
Mendukung sistem politik demokratis (ranah publik)
• Kontribusi ini dibuat melalui penyiaran yang utuh,
adil, dan dapat di andalkan mengenai masalah publik,
membantu mengungkapkan sudut pandang yang
beragam, memberikan akses bagi banyak suara
masyarakat, memfasilitasi partisipasi warga negara
dalam kehidupan sosial dan politik dan seterusnya.
Menghormati kewajiban internasional dan hak
asasi manusia
• Meskipun media umumnya adalah lembaga
nasional, mereka dapat memiliki jangkauan
liputan secara internasional dan memiliki efek
terhadap komunitas internasional yang lebih
luas.
Menghindari hal-hal yang berbahaya bagi
masyarakat dan individu.
• Media dan masyarakat merupakan dua hal yang tak
terpisahkan, ibarat ikan dan air. Karena itu
memisahkan media dari masyarakat, sama halnya
memisahkan ikan dari air. Hal ini tidaklah berarti
masyarakat dapat mengontrol media secara otoriter,
tetapi di maksudkan untuk menggambarkan
keberadaan media tidak bisa dipisahkan dari
masyarakat. Demikian pula, dalam batas-batas
tertentu dapat dipahami bahwa media dan
keberadaannya merepresentasikan suatu masyarakat.
Sebagaimana dikatakan oleh Jeffres (1968:14).”The
mass media can reflect society in multitude of ways”.
Ingin dikatakan disini, media dan masyarakat memiliki
hubungan yang sangat erat.
VIII. Etika dalam Menggunakan Media
Sosial
• Media Sosial. Saat ini penggunaan media sosial
nampaknya telah menjadi bagian dari sebagian besar
masyarakat Indonesia. Selain itu media sosial saat ini juga
telah di jadikan sebagai tempat untuk saling mendapatkan
dan menyebarkan informasi.