Anda di halaman 1dari 14

MAKNA DAN

HAKIKAT
ETIKA Oleh
POLITIK
:
Husnul Fauziyah (S152302003)
Pengertian Etika dan Politik
Topik
Pembahasan: Makna Etika Politik

Bahasan Utama dan Urgensi Etika Politik

Prinsip-Prinsip Dasar Etika Politik

Pancasila sebagai Sistem Etika Politik di


Indonesia
1. Pengertian Etika dan Politik

Pengertian Etika
Secara etimologis “etika” berasal dari bahasa
Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak, adat atau Pendapat lain menyatakan bahwa etika adalah
pun kesusilaan (Bertnes, 2003, 2). Dalam Kamus filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang
Besar Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai ilmu ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan (Suseno, 1987, 14).
tentang hak dan kewajiban moral (Pusat Bahasa
Depdiknas, 2002, 308). Sebagai filsafat moral, etika adalah salah satu
Menurut Bertens (2000), etika memiliki tiga cabaang ilmu filsafat yang secara khusus
arti yaitu: Pertama, etika berarti nilai-nilai dan mengkaji perilaku manusia dari segi baik-
norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi buruknya (Winarno, 2016, 144) Dengan demikian,
seseorang atau suatu kelompok yang mengatur etika adalah sebuah ilmu bukan sebuah ajaran.
tingkah lakunya. Kedua, etika berarti kumpulan asas .
atau moral. Ketiga, etika berarti ilmu tentang yang
baik atau buruk. Dalam hal ini etika sama artinya
dengan filsafat moral.
Aliran-aliran dalam Etika

1 2 3

Etika Keutamaan Etika Deontologi Etika Teleologi


Etika keutamaan atau etika kebajikan Etika deontologi adalah teori yang Etika teleologi adalah teori etika yang
adalah teori yang mempelajari membicarakan kewajiban moral sebagai menyatakan bahwa hasil dari tindakan moral
keutamaan (virtue), apakah perbuatan hal yang benar dan bukan membicarakan menentukan nilai tindakan atau kebenaran
manusia itu baik atau buruk. Etika tujuan akhir atau akibat. Etika deontologi tindakan. Etika teleologi berfokus pada hasil
keutamaan menekankan bahwa berfokus pada aturan atau kewajiban atau konsekuensi dari tindakan. Etika
tindakan moral yang baik bukan hanya moral yang harus diikuti, tanpa teleologi menekankan bahwa tindakan yang
sekedar mengikuti aturan, tetapi juga memperhatikan konsekuensi atau hasil benar atau salah ditentukan oleh hasil atau
bagaimana kita memperoleh dari tindakan tersebut. Etika deontologi tujuan akhir yang ingin dicapai dari tindakan
keutamaan melalui pengembangan menekankan bahwa tindakan yang benar tersebut.(Winarno, 2016).
karakter yang baik (Kalidjernih, 2010). atau salah ditentukan oleh kepatuhan pada
aturan moral tertentu.(Winarno, 2016)
Pengertian Politik
Asal mula kata politik berasal dari kata “polis”, yang berarti
negara kota. Politik dapat berarti suatu disiplin ilmu pengetahuan
dan seni. Politik juga dapat didefinisikan dengan bermacam-macam
kegiatan dalam suatu sistem politik atau Negara yang menyangkut
proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem itu dan diikuti dengan
pelaksanaan tujuan-tujuan itu (Budiardjo, 1981, 8).
Politik merupakan suatu peristiwa, kegiatan, atau proses yang
melibatkan pemerintah dan masyarakat dalam suatu negara dalam
membuat kebijakan, keputusan, atau mendistribusikan nilai (berupa
barang dan jasa) untuk mewujudkan kesejahteraan dan
kelangsungan hidup masyarakat, bangsa, dan negara (Handoyo,
dkk. 2016)
2. Makna Etika Politik
Secara substantif, pengertian etika politik
01 tidak dapat dipisahkan dari subjek sebagai pelaku
etika, yakni manusia. Oleh karena itu, etika politik
berkaitan erat dengan bidang pembahasan moral.
Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian 02 Thompson (2000) memahami etika politik sebagai
“moral” senantiasa menunjuk kepada manusia praktik melakukan penilaian etis atas tindakan politik.
sebagai subjek etika. Dapat disimpulkan bahwa Tujuan yang dikejar oleh etika politik adalah mengarahkan
dalam hubungannya dengan masyarakat bangsa manusia kepada hidup baik, bersama, dan untuk orang
maupun Negara, etika politik tetap meletakkan lain, dalam rangka memperluas lingkup kebebasan dan
dasar fundamental manusia sebagai manusia. Dasar membangun institusi-institusi yang adil.
ini lebih meneguhkan akar etika politik bahwa
kebaikan senantiasa didasarkan kepada hakikat
manusia sebagai makhluk beradab dan berbudaya
(Bertens, 2000).
Etika politik mempertanyakan tanggung jawab
dan kewajiban manusia sebagai manusia dan bukan
hanya sebagai warga negara terhadap negara (Suseno
Dalam perspektif Ricoeur,

ETIKA POLITIK
1994 : 14). Selanjutnya
, pengertian etika politik
Identitas sebagai manusia yang baik dan warga
negara yang baik hanya bisa terwujud apabila negara mengandung tiga tuntutan:
sendiri baik. Jika negaranya buruk, di mana orang
baik sebagai warga negara hidup dalam aturan Pertama, upaya hidup baik
negara yang buruk, maka orang tadi menjadi buruk bersama dan untuk orang lain;
sebagai manusia. Demikian pula, dalam negara
buruk, manusia yang baik sebagai manusia, akan Kedua, upaya memperluas lingkup
buruk pula sebagai warga negara karena tidak dapat kebebasan; Ketiga, membangun
hidup sesuai dengan aturan buruk negara. Negara
yang ideal dengan warga negara yang ideal adalah institusi-institusi yang adil
suatu negara yang dapat membahagiakan rakyatnya, (Handoyo, dkk. 2016).
didukung oleh individu warga negara yang secara
moral dan etis baik.
01 Etika politik merupakan cabang dari etika yang
membahas tentang prinsip-prinsip moral dan
02 Hakikat dari etika politik adalah bahwa kegiatan
politik yang baik adalah kegiatan yang
nilai-nilai yang berkaitan dengan perilaku politik mempromosikan kesejahteraan umum atau
atau aktivitas politik. Etika politik melibatkan kebaikan bersama dari masyarakat. Etika politik
diskusi tentang keputusan politik dan perilaku menekankan bahwa keputusan politik dan
politik yang tepat atau salah, serta norma-norma tindakan politik harus didasarkan pada moralitas
yang berlaku dalam kehidupan politik. yang benar dan pada prinsip-prinsip yang
menghargai hak asasi manusia, keadilan,
kesetaraan, dan kebebasan individu.

Dalam konteks demokrasi, etika politik juga menekankan


pentingnya partisipasi politik dari masyarakat. Warga negara
harus memainkan peran aktif dalam proses politik dan bertindak
secara bertanggung jawab dalam menjaga kebebasan,
kesetaraan, dan keadilan dalam masyarakat.
3. Bahasan Utama dan Urgensi Etika Politik
Bahasan Utama Etika Politik:
Menurut Aristoteles, makhluk sosial adalah zoon politicon, berarti sudah merupakan
kodrat manusia untuk hidup dalam masyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Manusia di
waktu bersamaan adalah seoramg individu sekaligus juga makhluk sosial.
Etika politik tidak hanya berkaitan dengan perilaku para politisi, tetapi juga
bersangkutan dengan praktik institusi sosial, budaya, hukum, politik, dan ekonomi.
Singkatnya, etika politik berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan masyarakat
(Alamsyah, 2012, 10)

Urgensi Etika Politik:


Dalam situasi apapun, baik normal, aman, tertib, dan
terkendali, maupun tidak tertib atau kacau, kehadiran etika politik Dalam situasi normal pun etika politik dibutuhkan,
sangat diperlukan. Dalam situasi yang kacau, etika politik akan sebab tanpa adanya etika politik atau kode tingkah laku
semakin relevan. Pertama, etika politik berbicara dengan otoritas, (code of conduct), dikhawatirkan sikap dan perilaku
yaitu betapapun kasar dan tidak santunnya suatu politik, politik para penyelenggara negara dan elit politik bisa
tindakannya membutuhkan legitimasi. Legitimasi merujuk pada berseberangan dengan visi, misi, dan tujuan organisasi
norma moral, nilai-nilai, hukum atau peraturan perundangan. kekuasaan (negara). Demikian pula, tanpa kehadiran etika
Kedua, etika politik berbicara dari sisi korban. Politik yang kasar politik, kesejahteraan, keadilan, dan kebahagiaan tertinggi
dan tidak adil mengakibatkan jatuhnya korban. Korban akan masyarakat tidak dapat terwujud, dikarenakan pedoman
membangkitkan simpati dan reaksi, yaitu terusik dan protes untuk mengarahkan perilaku penyelenggara negara dan
terhadap ketidakadilan. Ketiga, pertarungan kekuasaan dan konflik para elit politik tidak ada (Handoyo, dkk. 2016).
kepentingan yang berlarut-larut akan mengakibatkan kesadaran
akan perlunya penyelesaian yang mendesak dan adil.
4. Prinsip-Prinsip Dasar Etika Politik
01 Pluralisme
Kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya untuk
hidup dengan positif, damai, toleran bersama warga
04 Demokrasi
Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tidak ada
masyarakat yang berbeda pandangan hidup, agama, manusia atau sebuah elit, untuk menentukan dan
budaya, dan adat. memaksakan bagaimana orang lain harus atau boleh hidup.
Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang
dipimpin berhak menentukan siapa yang memimpin mereka

02 Hak Asasi Manusia


dan ke mana tujuan mereka dipimpin. Demokrasi adalah
kedaulatan rakyat dan keterwakilan. Jadi demokrasi
memerlukan sebuah sistem penerjemah kehendak rakyat ke
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti dalam tindakan politik
kemanusiaan yang adil dan beradab, karena hak
asasi manusia menyatakan bagaimana manusia
wajib diperlakukan dan wajib tidak diperlakukan
agar sesuai dengan martabatnya sebagai manusia. 05 Keadilan Sosial
Keadilan merupakan norma moral paling dasar dalam
03 Solidaritas Bangsa
kehidupan masyarakat. Tuntutan keadilan sosial tidak
boleh dipahami secara ideologis, sebagai pelaksana ide-
Solidaritas mengatakan bahwa kita tidak ide, agama-agama tertentu. Keadilan sosial diusahakan
hanya hidup untuk diri sendiri melainkan dengan membongkar ketidakadilan dalam masyarakat
juga demi orang lain. . (Handoyo, dkk. 2016, 11-12).
5. Pancasila sebagai Sistem Etika di Indonesia
Sebagai Negara yang berdasarkan ideologi Pancasila, tentunya setiap Jadi, sebaik apapun seseorang sebelum
kegiatan serta pengambilan keputusan baik dalam kehidupan bermasyarakat duduk dalam posisi kekuasaan, sekali ia berkuasa
maupun bernegara harus berlandaskan Pancasila. Pancasila juga merupakan akan terbuka kemungkinan untuk tergoda hawa
sumber moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan, kekuasaan yang cenderung mengajak
hukum, serta sebagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan menyimpang. Akibatnya kebajikan dasar
Negara (Jegalus, 2018, 33). kehidupan bangsa seperti keberadaban,
Pancasila sebagai etika memiliki makna nila Pancasila dijabarkan ke responsibilitas, keadilan dan integritas runtuh.
dalam norma-norma etik atau norma moral sebagai pedoman penyelenggaraan Di era sekarang politik Indonesia tak jarang
hidup berbangsa dan bernegara. Nilai Pancasila menjadi salah satu sumber keluar dari norma dan cenderung tidak beretika.
norma etik bernegara di samping nilai-nilai agama (Winarno, 2016, 142) Ambisi untuk menempati jabatan tertinggi dan
menyejahterakan diri sendiri tentu menjadi alasan
Namun seiring berjalannya waktu, ketidakjelasan terjadi di berbagai utama. Contoh realita politik di Indonesia yang
tindakan politik saat ini. Fungsi pelindung rakyat tidak berjalan sesuai sering kali keluar dari etika:
komitmen, banyaknya penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan
pejabat serta aparat pemerintah menjadikan keadaan publik terutama politik Korupsi
semakin kacau. Jika duduk dalam kekuasaan, aparat pemerintah cenderung Money Politic
menumpuk dan menggunakan kekuasaan itu secara semena-mena. Kampanye Hitam
Nepotisme
Golongan Putih
Lalu, Apa faktor-faktor yang mempengaruhi
penyimpangan etika Politik di Indonesia?
Penyimpangan etika sering terjadi dalam
Menurut teori penyimpangan sosial, tidak
kehidupan masyarakat termasuk dalam kegiatan
semua individu mampu mengidentifikasi diri dengan
politik dalam suatu Negara. Konsep etika yang
nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
seharusnya berdampingan dengan setiap perilaku
Hal ini berarti gagalnya proses sosialisasi sehingga
manusia mulai diabaikan seriring berjalannya waktu.
cenderung menerapkan pola-pola perilaku yang salah
Aparat pemerintah yang seharusnya memberikan dan menyimpang. Penyimpangan etika politik
pelayanan kepada masyarakat justru bertindak
hampir sama yaitu dipengaruhi oleh pola perilaku
semuanya dan mengesampingkan etika profesi dalam
manusia yang berlainan dalam memahami konsep
hal berpolitik. Politik yang adil dan bersih sulit etika dan politik sendiri.
ditemui di setiap instansi baik instansi usaha maupun
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pemerintahan.
terjadinya penyimpangan etika politik, yaitu :
a. Ketidakpahaman dan Ketidakmampuan Masyarakat
Terjadinya perilaku menyimpang dapat dilihat Memahami Pancasila Sebagai Konsep Etika Politik
dari situasi dan kondisi masyarakat yang ada. Setiap b. Krisis Moral Yang Terjadi Dalam Lingkungan
individu memiliki latar belakang kehidupan yang Masyarakat Indonesia
berbeda maka hal tersebut akan menyebabkan c. Longgarnya Kepercayaan dan Pemahaman Individu
terbentuknya pola-pola perilaku yang berlainan. Terhadap Agama Yang Dianutnya
d. Tidak Adanya Pengawasan Serta Hukum Yang Tegas
Referensi:
Alamsyah, A. (2012). Eika Politik. Makassar: Alaudin University Press.
Bertens, K. (2000). Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Bertens, K. (2003). Keprihatinan Moral. Yogyakarta: Kanisius.
Budiardjo, M. (1981). Politik Dalam Kajian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
Handoyo, E., Susanti, M. H., & Munandar M. A. (2016). Etika Politik Edisi Kedua. Semarang: Widya
Karya.
Content Here
Haryatmoko. (2003). Etika Politik dan Kekuasaan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Jegalus, N. (2018). Filsafat Nusantara (modul). Kupang: Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya
Mandira.
Kalidjernih, F., K. (2010). Puspa Ragam Konsep dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Widya Aksara
Press.
Pusat Bahasa Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.
Content Here

Suseno, F. M.. (1987). Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta : Kanisius.
Suseno, F. M. (1994). Etika Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Thompson, D. F. (2000). Etika Politik Pejabat Negara. Terjemahan Benyamin Melan. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Winarno. (2016). Paradigma Baru Pendidikan Pancasila. Jakarta: Bumi Aksara.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai