Politik
KELOMPOK 2
Kelemahan etika ini adalah ketika terjadi dalam masyarakat yang majemuk,
maka tokoh-tokoh yang dijadikan panutan juga beragam sehingga konsep
keutamaan menjadi sangat beragam pula, dan keaadan ini dikhawatirkan akan
menimbulkan benturan sosial. Namun dapat diatasi dengan cara
mengarahkan keteladanan tidak pada figur tokoh, tetapi pada perbuatan baik
yang dilakukan oleh tokoh itu sendiri.
B. Etika Pancasila
Aktualisasi Pancasila sebagai dasar etika,tercermin dalam sila-silanya, yaitu :
• Sila Pertama : Menghormati setiap orang atau warga negara atas berbagai
kebebasannya dalam menganut agama & kepercayaannya masing-masing serta
menjadikan ajaran-ajarannya sebagai panutan untuk menuntun maupun mengarahkan
jalan hidupnya.
• Sila kedua : Menghormati setiap orang dan warga negara sebagai pribadi (persona)
“utuh sebagai manusia”, manusia sebagai obyek pendukung, penyangga, pengemban
serta pengelola hak hak dasar kodrati, merupakan suatu keutuhan dengan eksistensi
dirinya secara bermata bermartabat.
• Sila Ketiga : Bersikap dan bertindak adil dalam mengatasi segmentasi-segmentasi atau
Primordialisme sempit dengan jiwa dan semangat “Bhinneka tunggal Ika” yaitu bersatu
dalam perbedaan dan berbeda dalam persatuan.
• Sila Keempat : Kebebasan, kemerdekaan,
kebersamaan, dimiliki dan dikembangkan dengan
dasar musyawarah untuk mencapai kemufakatan
secara jujur dan terbuka dalam menata berbagai
aspek kehidupan.
• Nilai yang keempat adalah Kerakyatan : dalam kaitan dengan kerakyatan perbuatan
belum tentu baik apabila disetujui/bermanfaat untuk banyak orang, namun perbuatan
itu baik jika atas dasar musyawarah yang didasarkan pada konsep
hikmah/kebijaksanaan. Pelajaran yang sangat baik misalnya peristiwa penghapusan
tujuh kata dalam sila pertama dalam Piagam Jakarta. Sebagian besar anggota PPKI
menyetujui tujuh kata tersebut, namun memperhatikan kelompok yang sedikit (wilayah
timur) yang secara argumentatif dan realistis bisa diterima, maka pandangan minoritas
‘dimenangkan’ atas pandangan mayoritas.
•Nilai yang kelima adalah keadilan : suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai
dengan prinsip keadilan masyarakat banyak. Menurut Kohlberg (1995:37), keadilan
merupakan kebajikan utama bagi setiap pribadi dan masyarakat. keadilan
mengandalkan sesama sebagai partner yang bebas & sama derajatnya dengan orang
lain.
C. Bidang Etika Politik
Pengertian Etika Politik
Sebagai salah satu cabang etika, maka etika politik termasuk
dalam lingkungan filsafat. Filsafat yang langsung
mempertanyakan praksis manusia adalah etika. Etika
mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban
manusia.Hukum dan kekuasan negara merupakan
pembahasan utama etika politik.Jadi, etika politik membahas
hukum dan kekuasaan.
Legitimasi Kekuasaan
1
Moralitas individu lebih merupakan 2
kesadaran tentang prinsip baik yang Moralitas sosial juga tercermin
bersifat ke dalam, tertanam dalam diri dari moralitas individu dalam
manusia yang akan mempengaruhi melihat kenyataan sosial.
cara berpikir dan bertindak.
Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat tuhan, maka nilai
dasar itu bersifat mutlak. Lalu apabilla Nilai dasar yang bersumber
pada hakikat kemanusiaan itu dijabarkan dalam norma hukum yang
dapat diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia) nilai yang
bersumber dari kebendaan itu tidak boleh bertentangan dengan nilai
dasar yang merupakan nilai sumber penjabaran norma tersebut.
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental ialah nilai ynag menjadi pedoman pelaksanaan
dari nilai dasar. Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya
apabila nilai dasar tersebut blm memiliki formulasi parameter atau
ukuran yang jelas dan konkret. Apabila nilai instrumental itu
berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari
hari, maka nilai tersebut akan menjadi norma moral. Akan tetapi jika
nilai instrumental itu berkaitan dengan satu organisasi atau Negara,
maka nilai instrumental itu merupakan suatu arahan kebijakan ata
strategi yang bersumber pada nilai dasar, sehingga dapat juga
dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplitasi
dari nilai dasar.
3. Nilai Praksis
Nilai praksis dalam kehidupan ketatanegaraan dapat
ditemukan dalam undang undang organic, yaitu
semua perundang undagan yang berada dibawah
UUD 1945 sampai kepada peraturan pelkasana yang
dibuat oleh pemerintah. Apaila kita melihat ketetapan
MPR No. III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata
urutan paraturan perundang undangan, dinyatakan
bahwa tata urutan peraturan perundang undangan
merupakan pedoman dalam pembuatan aturan
hukum dibawahnya, sebagai berikut:
3. Nilai Praksis
Berdasarkan ketetapan MPR-RI
a. UUD 1945
No.1/MPR/2003 tentang peninjauan
b. Ketetapan MPR RI
terhadao materi dan status hukum
c. UU
ketetapan MPR Tahun 1960-2002.
d. Peraturan
Dikeluarkan U No. 10/2004 yang
pemerintah pengganti
mengatur tata urutan perundang
undang undang (perpu)
undangan sebagai berikut.
e. Peraturan
1. UUD 1945
pemerintah
2. UU/Peraturan pemerintah
f. Keputusan presiden
pengganti UU
g. Peraturan daerah
3. Peraturan pemerintah (PP)
4. Peraturan presiden (perpres)
5. Peraturan daerah (perda)
F. Pancasila sebgai dasar fundamental
bagi bangsa dan Negara RI
Pancasila adalah milik 1. Sila pertama: Ketuhanan yang maha esa,
khas bangsa Indonesia pada dasarnya memuat pengakuan eksplisit
dan sekaligus menjadi akan eksistansi Tuhan sebagai sumber dan
identitas bangsa berkat pencipta universum.
legitimasi moral dan 2. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan
budaya bangsa beradab, sesungguhnya merupakan refleksi
Indonesia sendiri.Nilai lebih lanjut dari sila pertama. Sila ini
nilai khusus yang memperlihatkan secara mendasar dari
termuat dalam Negara atas martabat manusia sekaligus
pancasila dapat komitmen untuk melindunginya..Asumsi
ditemukan dalam sila- dasar dari kedua ini ialah bahwa manusia,
silanya (Andre Ata Ujan, karena kedudukannyabyang khusus di
1998), yaitu sebagai antara ciptaan-ciptaan lainnya di dalam
berikut. universum. mempunyai hak dan kewajiban
untuk mengembangkan kesempatan untuk
meningkatakn harkat dan martabatnya.
F. Pancasila sebgai dasar fundamental
bagi bangsa dan Negara RI
3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia, secara khusus
meminta perhatian setiap warga Negara akan hak dan
kewajiban dan tanggung jawabnya pada Negara,
khususnya dalam menjaga eksistensi Negara dan bangsa.
4. Sila keempat: Demokrasi yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan,
memperlihatkan pengakuan Negara serta perlindunganny
terhadap kedaulatan rakyat yang dilaksanakan dalam iklim
musyawarah dan mufakat.
5. Sila kelima: Keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia, secara istimewa menekankan keseimbangan
antara hak dan kewajiban. Setiap warga harus menikmati
keadilan secara nyata, tetapi iklim keadilan yang merata
hanya bisa dicapai apabila struktur social masyarakat
sendiri secara adil.
1. Pokok pikiran pertama, Negara Indonesia adalah Negara
persatuan, yaitu Negara yang melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia. Negara mengatasi segala paham
golongan dan perseorangan. Hal ini merupakan penjabaran dari
sila ketiga.
2. Pokok pikiran kedua, menyatakan bahwa Negara hendak
mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam
hal ini Negara berkewwajiban mewujudkna kesejahteraan umu
bagi seluruh rakyat Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian
abadi dan keadilan social. Pokok pikiran ini penjabaran dari sila
kelima.
3. Pokok pikiran ketiga, menyatakan bahwa Negara kedaulatan
rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran ini menunjukkan
Negara Indonesia demokrasi, yaitu kedaulatan di tangan rakyat,
sesuai dengan sila keempat.
4. Pokok pikiran keempat, menyatakan bahwa Negara
berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Pokok pikiran ini sebagai
penjabaran dari sila pertama dan kedua.
Uraian tersebut menunjukkan, bahwa pancasila dan pembukaan
UUD 1945 dapat dinyatakan sebagai pokok pokok kaidah Negara
yang fundamental, karena di dalamnya terkandung pula konsep
konsep sebagai berikut:
1. Dasar dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan negara, asas
politik Negara (Negara republic Indonesia dan berkedaulatan
rakyat), dan asas kerohanian Negara (pancasila)
2. Ketentuan diadakannya undang undang dasar, yaitu “… maka
disusunlah kemredekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu
undang undang dasar Negara Indonesia…” Hal ini menunjukkan
adanya sumber hukum.
Nilai dasar yang fundamental suatu Negara dalam hukum
mempunyai hakikat dan kedudukannya yang tetap kuat dan tidak
berubah, dalam arti dengan jalan hukum apapun tidak mungkin
lagi untuk diubah. Berhubung pembukaan UUD 1945 itu memuat
nilai nilai dasar fundamental, maka pembukaan UUD 1945 yang
didalamnya terdapat pancasila tidak dapat diubah secara hukum.
G. Makna Nilai-Nilai Setiap Sila
Pancasila