Etika berkaitan dengan norma dan moral, yaitu yang berkaitan dengan
tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut pandang, baik atau
buruk, sopan atau tidak sopan, dan susila atau tidak susila sebagai
seorang manusia.
Awal Munculnya Etika Politik
Lahir di Yunani
Struktur politik tradisional berangsur-angsur mulai rapuh sampai
ambruk
Muncul berbagai macam pertanyaan tentang tata masyarakat dan
negara
2 ribu tahun kemudian semakin berkembang
Legitimasi kekuasaan raja dalam tatanan hierarkis kosmos tidak lagi
di terima begitu saja. Legitimasi kekuasaan raja dalam tatanan
hierarkis kosmos tidak lagi di terima begitu saja dan memicu
kebangkitan filsafat politik
Fungsi dan Tugas Etika Politik
Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-
alat teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi
politik (dukungan masyarakat terhadap sistem politik dan pemerintah)
secara bertanggung jawab dan didasarkan pada aspek yang rasional,
objektif dan argumentatif.
TUHAN itu baik dan benar; sebab itu IA menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. IA
membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan IA mengajarkan jalan-
NYA kepada orang-orang yang rendah hati
MAZMUR 25 : 8 - 9
Dasar dari Etika Kristen
Etika Kristen didasari melalui karakter Tuhan Yesus.
Karakter dari Tuhan Yesus sangatlah mutlak absolut adanya
Tugas dari etika Kristen adalah untuk menentukan apa yang
sesuai dengan karakter Tuhan dan apa yang tidak.
Orang Kristen mengenal tatanan Etika sebagai satu-satunya
sumber moralitas. Tatanan moral yang abadi ini merupakan
refleksi dari karakter Tuhan Yesus.
Yesus hadir untuk membawa kabar baik bagi orang-orang miskin, kebebasan
bagi orang-orang tawanan dan yang tertindas, penglihatan bagi orang-orang
buta, dan rahmat ( anugerah, berkat, pengasihan ) dari Tuhan telah datang
Luk.4:18,19
Etika Politik Kristen
Dalam pemikiran yang positif, pemerintah dilihat sebagai hamba Allah
untuk mendatangkan kebaikan bagi warganya. Karena itu orang percaya
harus tunduk / taat kepada pemerintah ( Rm.13:1-7; I Ptr.2:13-17 ).
Cintailah Tuhan Allahmu dengan sepenuh hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan
segala kekuatanmu, dan dengan seluruh akalmu, dan cintailah sesamamu seperti engkau
mencintai dirimu sendiri
Lukas 10:27
Jika kita mengasihi Tuhan, kita membuktikannya dengan mengabdi pada sesama kita
Prinsip Etika Kristen dalam
berpolitik
Pertama, orang Kristen harus mengakui berbagai struktur kewenangan
institusional yang diatur oleh negara. Juga harus mengakui kewenangan
institusional Agamanya. (1 Petrus 2:13 & Yak 4:7)
Norma
suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk
dipatuhi sebagai penuntun sikap dan tingkah laku manusia. Seperti
norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum.
Hubungan Nilai, Norma
dan Moral
Dalam kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan dan motivasi
dalam bersikap dan bertingkahlaku, nilaipun bersifat abstrak karena hanya
dapat dipahami, dimengerti dan dihayati oleh manusia, agar nilai tersebut
menjadi berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia, maka
perlu dikongkritkan menjadi lebih objektif dan wujud yang kongkrit
tersebut adalah norma.selanjutnya nilai dan norma tersebut berkaitan
dengan moral dan etika, dimana moral seseorang menentukan derajat
kepribadian seseorang yang tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya
yaitu norma.
Sebagai warga negara, kita telah memiliki hak-hak politik dan hak-hak
politik tersebut bersosialisasi dan berkomunikasi dengan sesama warga
negara dalam wadah infra struktur dan supra struktur.
Wadah infra struktur = mimbar bebas, unjuk rasa, bicara lisan dan
tulisan, aktivitas organisasi politik, kampanye pemilihan umum,
penghitungan suara dalam memilih anggota legislatif dan eksekutif.
Wadah supra struktur = mencakup semua lembaga legislatif disemua
tingkat, eksekutif dari presiden sampai rt/rw, dan jajaran kekuasaan
kehakiman (pusat sampai daerah)
Etika politik tidak diatur dalam hukum tertulis secara lengkap akan
tetapi melalui moralitas yang bersumber pada hati nurani, rasa malu
kepada masyarakat dan rasa takut kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Efektifitas
Pemerintah dituntut untuk menjadi efektif. Dalam politik, setelah tujuan ditetapkan,
maka tujuan tersebut harus dicapai.
3. Akuntabilitas
Kekuasaan politik bertangung jawab atas keputusan--keputusan yang diambil, kebijakan
yang ditetapkan dan dilaksanakan, di depan seluruh warga negara, parlemen, majelis
dewan, kelompok kaya dan berpengaruh, konstituen sendiri, atau bahkan kelompok
perlawanan.
Ketiga faktor ini akan menjadi akar dari etika politik yang akan berkembang
nantinya.
The Ethical Hexagon
1. Unity and diversity
Kemampuan menjaga identitas diri/bangsa sekaligus menjaga
keberagaman yang ada didalam negara/bangsa tersebut.