Anda di halaman 1dari 37

Pancasila Sebagai

Dasar Etika Politik


Pengertian Etika
Etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti watak, adat ataupun
kesusilaan

Suatu kesediaan jiwa seseorang untuk senantiasa patuh kepada


seperangkat aturan-aturan kesusilaan (syafiie, 1993)

Dalam konteks filsafat, etika membahas tingkah laku manusia


dipandang dari segi baik dan buruk. Etika lebih banyak bersangkut
dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan
tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986)

Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan


mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana
kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan
dengan pelbagai ajaran moral
Pengertian Politik
Politik ; politics : bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem
politik atau negara yang menyangkut proses tujuan penentuan-
penentuan tujuan dari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan
tujuan-tujuan itu.
Etika Politik
Etika politik merupakan sebuah cabang dalam ilmu etika yang
membahas hakikat manusia sebagai makhluk yang berpolitik dan
dasar-dasar norma yang dipakai dalam kegiatan politik.

Etika politik sangat penting karena mempertanyakan hakikat manusia


sebagai makhluk sosial dan mempertanyakan atas dasar apa sebuah
norma digunakan untuk mengontrol perilaku politik.

Etika berkaitan dengan norma dan moral, yaitu yang berkaitan dengan
tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut pandang, baik atau
buruk, sopan atau tidak sopan, dan susila atau tidak susila sebagai
seorang manusia.
Awal Munculnya Etika Politik
Lahir di Yunani
Struktur politik tradisional berangsur-angsur mulai rapuh sampai
ambruk
Muncul berbagai macam pertanyaan tentang tata masyarakat dan
negara
2 ribu tahun kemudian semakin berkembang
Legitimasi kekuasaan raja dalam tatanan hierarkis kosmos tidak lagi
di terima begitu saja. Legitimasi kekuasaan raja dalam tatanan
hierarkis kosmos tidak lagi di terima begitu saja dan memicu
kebangkitan filsafat politik
Fungsi dan Tugas Etika Politik
Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-
alat teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi
politik (dukungan masyarakat terhadap sistem politik dan pemerintah)
secara bertanggung jawab dan didasarkan pada aspek yang rasional,
objektif dan argumentatif.

Tugas etika politik adalah membantu agar pembahasan masalah2


ideologis dapat dijalankan secara objektif dan sebagai pegangan
normatif bagi mereka yang ingin menilai kualitas tatanan kehidupan
politik dengan tolak ukur martabat manusia dan legitimasi moral.
Pokok Pembahasan
Etika Politik
Pokok pembahasan etika politik adalah hukum dan kekuasaan negara.

Hukum sebagai lembaga penata masyarakat yang normatif dan


kekuasaan sebagai lembaga penata masyarakat yang berkuasa.

Hukum tanpa kekuasaan negara tidak dapat berbuat apa-apa, sifatnya


normatif belaka artinya hukum tidak mempunyai kemampuan untuk
bertindak. Sedangkan kekuasaan negara tanpa hukum adalah buta,
kekuasaan negara yang memakai kekuasaannya tanpa hukum
merupakan negara penindas.
Prinsip-Prinsip Etika Politik
1. Adanya cita-cita the rule of law
2. Partisipasi demokratis masyarakat
3. Jaminan hak-hak asasi manusia
4. Struktur sosial budaya masyarakat
5. Keadilan sosial
Pokok Permasalahan
Etika Politik
Adalah legitimasi kekuasaan yang dirumuskan dengan pertanyaan
dengan moral apa seseorang atau sekelompok orang memegang dan
menggunakan kekuasaan yang mereka miliki? Betapapun besarnya
kekuasaan seseorang, dia harus berhadapan dengan tuntutan untuk
mempertanggungjawabkannya.

secara etika politik, seorang penguasa yang sesungguhnya adalah


keluhuran budinya.
Legitimasi Kekuasaan Meliputi:
1. Legitimasi etis yaitu pembenaran wewenang negara (kekuasaan
negara berdasarkan prinsip-prinsip moral) legitimasi etis kekuasaan
mempersoalkan keabsahan kekuasaan politik dari segi norma-
norma moral dengan tujuan agar kekuasaan itu mengarahkan
kekuasaan ke pemakaian kebijakan dan cara-cara yang sesuai
dengan tuntutan kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Legitimasi legalitas yaitu keabsahan kekuasaan yang berkaitan
dengan fungsi2 kekuasaan negara dan menuntut fungsi2 kekuasaan
negara itu dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku
Pembagian Etika
Etika umum yaitu yang mempertanyakan prinsip prinsip yang berlaku
bagi setiap tindakan manusia.

Etika Khusus yaitu yang membahas prinsip prinsip itu di dalam


hubungannya dengan pelbagai aspek kehidupan manusia.

Etika khusus meliputi beberapa hal :


1.Etika Individual yaitu yang membahas kewajiban manusia terhadap
dirinya sendiri
2.Etika sosial yaitu yang membahas tentang kewajiban manusia
terhadap manusia lain dalam hidup masyarakat, yang merupakan
suatu bagian terbesar dari etika khusus.
Nilai, Norma dan Moral
Nilai (Value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada
suatu benda untuk memuaskan manusia ( nilai pada hakekatnya
adalah sifat atau kualitas yang melekat pada objek, bukan objek itu
sendiri)

Menilai berarti menimbang suatu kegiatan manusia untuk


menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk kemudian
mengambil keputusan. Keputusan tersebut merupakan keputusan
nilai yang dapat menyatakan berguna atau ataidak berguna, benar
atau tidak benar, baik atau tidak baik dan indah atau tidak indah.
Menurut Max Sceler nilai nilai yang ada tidak sama tingginya
Nilai kenikmatan, dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai yang
mengenakkan dan tidak mengenakkan yang menyebabkan orang
lain senang dan tidak senang
Nilai kehidupan, dalam tingkatan ini terdapat nilai nilai yang
penting bagi kegidupan manusia ( Misalnya kesehatan, kesegaran
jasmani dan kesejahteraan umum)
Nilai kejiwaan, dalam tingkatan ini terdapat nilai nilai kejiwaan
yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun
lingkungan (Misalnya, keindahan, kebenaran dan pengetahuan
murni yang dicapai dalam filsafat)
Notonagoro membagi nilai
menjadi 3
Nilai Material : yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan
manusia atau kebutuhan material ragawi manusia
Nilai Vital: yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat membedakan kegiatan atau aktivitas.
Nilai Kerohanian: yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia

Nilai rohani dibagi menjadi 4:


- Nilai kebenaran yang bersumber dari akal yaitu ratio, budi, cipta manusia.
- Nilai Keindahan atau estetis, yang bersumber pada unsur perasaan atau
esthetis dan rasa manusia
- Nilai kebaikan atau moral yang bersumber pada unsur kehendak atau will
dan karsa manusia
- Nilai Religius yaitu yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak,
yang bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia.
Etika Kristen
Etika Kristen adalah segala sesuatu yang dikehendaki oleh Allah dan
itulah yang baik. Dengan demikian, maka etika Kristen merupakan satu
tindakan yang bila diukur secara moral baik.

Menurut Francis Schaeffer menyatakan bahwa tidak segala sesuatu itu


sama dengan pandangannya

TUHAN itu baik dan benar; sebab itu IA menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. IA
membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan IA mengajarkan jalan-
NYA kepada orang-orang yang rendah hati
MAZMUR 25 : 8 - 9
Dasar dari Etika Kristen
Etika Kristen didasari melalui karakter Tuhan Yesus.
Karakter dari Tuhan Yesus sangatlah mutlak absolut adanya
Tugas dari etika Kristen adalah untuk menentukan apa yang
sesuai dengan karakter Tuhan dan apa yang tidak.
Orang Kristen mengenal tatanan Etika sebagai satu-satunya
sumber moralitas. Tatanan moral yang abadi ini merupakan
refleksi dari karakter Tuhan Yesus.

Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun selamanya


Ibrani 13:8
Prinsip Etika Kristen
Prinsip dasar etika Kristen terletak pada kesediaan untuk
melayani dan berkorban demi kemaslahatan orang banyak (
Mrk.10:35-45 ). Bukan berkuasa dan memerintah dengan tangan
besi (seperti yang terlihat pada mereka yang menuhankan
kepentingan nya sendiri dan karena itu dengan segala cara
mengendalikan pihak lain untuk melayani dirinya).

Yesus hadir untuk membawa kabar baik bagi orang-orang miskin, kebebasan
bagi orang-orang tawanan dan yang tertindas, penglihatan bagi orang-orang
buta, dan rahmat ( anugerah, berkat, pengasihan ) dari Tuhan telah datang
Luk.4:18,19
Etika Politik Kristen
Dalam pemikiran yang positif, pemerintah dilihat sebagai hamba Allah
untuk mendatangkan kebaikan bagi warganya. Karena itu orang percaya
harus tunduk / taat kepada pemerintah ( Rm.13:1-7; I Ptr.2:13-17 ).

Sebagai orang Kristen, politik harus didasari oleh karakterNya dan


memiliki sikap tanggung jawab terhadap masyarakat banyak.

Cintailah Tuhan Allahmu dengan sepenuh hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan
segala kekuatanmu, dan dengan seluruh akalmu, dan cintailah sesamamu seperti engkau
mencintai dirimu sendiri
Lukas 10:27

Jika kita mengasihi Tuhan, kita membuktikannya dengan mengabdi pada sesama kita
Prinsip Etika Kristen dalam
berpolitik
Pertama, orang Kristen harus mengakui berbagai struktur kewenangan
institusional yang diatur oleh negara. Juga harus mengakui kewenangan
institusional Agamanya. (1 Petrus 2:13 & Yak 4:7)

Kedua, di dalam semuanya (negara dan agama) Allah mempunyai hak


untuk mengatur. Atau lebih tepat lagi, hak pengaturan dari Allah
(misalnya dengan menjadikan nilai ideal kehidupan yang berlaku
universal seperti kasih, keadilan, damai-sejahtera, hak azasi manusia
sebagai landasan hidup bersama) seharusnya menjadi barometer dalam
mengelola hidup bernegara dan beragama.(1 Samuel 13:13)
Norma & Moral
Moral
berasal dari kata mos (mores) = kesusilaan, tabiat, kelakuan yang
berarti juga ajaran tentang hal yang baik dan buruk dan menyangkut
perbuatan dan tingkah laku manusia. Dalam perwujudannya berupa
peraturan, prinsip2 yang benar, baik dan terpuji dan dapat juga berupa
kesetiaan, patuh terhadap nilai dan norma yang menyangkut
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

Norma
suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk
dipatuhi sebagai penuntun sikap dan tingkah laku manusia. Seperti
norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum.
Hubungan Nilai, Norma
dan Moral
Dalam kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan dan motivasi
dalam bersikap dan bertingkahlaku, nilaipun bersifat abstrak karena hanya
dapat dipahami, dimengerti dan dihayati oleh manusia, agar nilai tersebut
menjadi berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia, maka
perlu dikongkritkan menjadi lebih objektif dan wujud yang kongkrit
tersebut adalah norma.selanjutnya nilai dan norma tersebut berkaitan
dengan moral dan etika, dimana moral seseorang menentukan derajat
kepribadian seseorang yang tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya
yaitu norma.

Moral dan etika berkaitan erat


setiap orang memiliki moralitasnya sendiri-sendiri, tidak demikian dengan
etika, semua orang tidak perlu melakukan pemikiran yang kritis terhadap
etika, ada kemungkinan seseorang mengikuti begitu saja pola-pola
moralitas yang ada dalam suatu masyarakat tanpa perlu merefleksikannya
secara kritis.etika tidak berwenang menentukan yang boleh dan tidak
boleh dilakukan seseorang, wewenang ini berada di wilayah moral. Dalam
hal ini terlihat kelemahan etika dibandingkan moral akan tetapi dalam
etika seseorang dapat mengerti mengapa dan atas dasar apa manusia
harus hidup menurut norma2 tertentu. Pada hakikatnya, etika membahas
tentang prinsip2 moralitas.
Dimensi Politik Manusia
Manusia sebagai makhluk Individu dan makhluk sosial. Berbagai
paham Antropologi filsafat memandang hakikat sifat kodrat manusia
dari kacamata yang berbeda. Paham individualisme yang merupakan
cikal bakal paham liberalisme memandang manusia sebagai makhluk
individu yang bebas. Konsekuensinya dalam setiap kehidupan
masyarakat, bangsa maupun negara. Dasar ontologis ini merupakan
dasar moral politik negara. Sedangkan paham kolektivisme yang
merupakan cikal bakal sosialisme dan komunisme memandang
manusia sebagai makhluk sosial saja.
Dimensi Politik Kehidupan
Manusia
Dalam kehidupan manusia jaminan atas kebebasan manusia baik
sebagai makhluk individu maupun sosial sulit untuk dilaksanakan,
karena terjadinya benturan kepentingan diantara mereka sehingga
terdapat suatu kemungkinan terjadinya anaarkisme dalam
masyarakat. Dalam hubungan inilah manusia memerlukan suatu
masyarakat hukum yang mampu menjamin hak-haknya, dan
masyarakat itulah yang disebut sebagai Negara
Pengertian dimensi politis manusia ini memiliki dua segi
fundamental yaitu Pengertian dan kehendak untuk bertindak (inilah
yang senantiasa berhadapn dengan tindakan moral manusia).
Manusia mengerti dan memahami akan suatu kejadian atau akibat
dari kejadian tertentu, akan tetapi hal itua dapat dihindarkan karena
kesadaran moral akan tanggung jawabnya terhadap orang lain.
Namun sebaliknya jika manusia tidak bermoral maka ia tidak akan
perduli dengan orang lain
Nilai-Nilai Pancasila sebagai
Sumber Etika Politik
Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber
peraturan perundang-undangan melainkan juga sumber moralitas
utama dalan hubungannya dengan legitiminasi kekuasaan, hukum
serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan.

1.) Ketuhanan Yang Maha Esa


Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, harus berdasarkan
legitimasi moral religius

2.) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, sila ke II juga
merupakan sumber nilai-nilai moralitas dalam kehidupan negara.

3.) Persatuan Indonesia


Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang hidup bersama dalam suatu
cita-cita serta prinsip yang sama demi kesejahteraan bersama.
4.) Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat, Kebijaksanaan, dalam
Permusyawaratan Perwakilan.
Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan
kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk rakyat,oleh karena itu
rakyat adalah merupakan asal mula kekuasan negara.

5.) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


merupakan tujuan dalam kehidupan negara. oleh karena itu dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, segala kebijakan,
Etika Politik dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara
Pembangunan etika politik sangatlah urgent, perlu adanya pemikiran
dalam rangka menata kembali kultur politik bangsa Indonesia.

Sebagai warga negara, kita telah memiliki hak-hak politik dan hak-hak
politik tersebut bersosialisasi dan berkomunikasi dengan sesama warga
negara dalam wadah infra struktur dan supra struktur.

Wadah infra struktur = mimbar bebas, unjuk rasa, bicara lisan dan
tulisan, aktivitas organisasi politik, kampanye pemilihan umum,
penghitungan suara dalam memilih anggota legislatif dan eksekutif.
Wadah supra struktur = mencakup semua lembaga legislatif disemua
tingkat, eksekutif dari presiden sampai rt/rw, dan jajaran kekuasaan
kehakiman (pusat sampai daerah)
Etika politik tidak diatur dalam hukum tertulis secara lengkap akan
tetapi melalui moralitas yang bersumber pada hati nurani, rasa malu
kepada masyarakat dan rasa takut kepada Tuhan yang Maha Esa.

Dalam kehidupan politik bangsa Indonesia banyak suara masyarakat


yang menuntut dibentuknya dewan kehormatan pada institusi
kenegaraan dan kemasyarakatan dengan harapan etika politik dapat
terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Terwujudnya etika politik dengan baik dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara sangat ditentukan oleh kejujuran dan keikhlasan hati nurani
dari masing-masing warga negara yang telah memiliki hak politiknya
untuk melaksanakan ajaran moral dan norma-norma aturan berpolitik
dalam negara.
Tiga faktor mendasar dalam politik
adalah:
1. Pembatasan Kekuasaan
Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely. - Lord Acton (1834-
1902)

2. Efektifitas
Pemerintah dituntut untuk menjadi efektif. Dalam politik, setelah tujuan ditetapkan,
maka tujuan tersebut harus dicapai.

3. Akuntabilitas
Kekuasaan politik bertangung jawab atas keputusan--keputusan yang diambil, kebijakan
yang ditetapkan dan dilaksanakan, di depan seluruh warga negara, parlemen, majelis
dewan, kelompok kaya dan berpengaruh, konstituen sendiri, atau bahkan kelompok
perlawanan.

Ketiga faktor ini akan menjadi akar dari etika politik yang akan berkembang
nantinya.
The Ethical Hexagon
1. Unity and diversity
Kemampuan menjaga identitas diri/bangsa sekaligus menjaga
keberagaman yang ada didalam negara/bangsa tersebut.

2. Peace and security (along with liberty)


Penting untuk menjaga perdamaian domestik dan internasional
sembari menjaga dan menciptakan keamanan yang hidup dalam
kebebasan masyarakat.

3. Freedom and responsibility


Kebebasan harus diberikan namun kebebasan tersebut harus
dibarengi dengan tanggung jawab atas tindakan dari kebebasannya
tersebut.

4. Equity and the rule of law


Kesetaraan dan penegakan hukum harus berjalan berdampingan,
terutama dalam penegakan hukum harus terjadi kesetaraan tidak
memihak pihak tertentu.
5. Solidarity without dependency
Harus ada solidaritas antara kaum minoritas dan mayoritas, tidak
boleh tercipta solidaritas yang memunculkan ketergantungan kepada
salah satu pihak.

6. Sustainability versus productivity


Keberlanjutan ekosistem dan sumber daya alam harus terjaga dari
upaya mengejar produktifitas ekonomi semata.
Kendala dalam Etika Politik
Kata politik partai politik atau suatu cara yang ditempuh
seseorang dalam pencapaian tujuannya.
sudah menjadi sesuatu yang tergambar/terdengar negatif.
Seorang politis yang haya sekedar cerdas dan berpengetahuan dapat
memunculkan visi, namun visi tidak menyentuh hati nurani orang
banyak.
Visi adalah sekunder, Moralitas politik adalah yang primer
Hilangnya nilai (value), nilai-nilai seperti kesederhanaan, kejujuran,
ketekunan, kerja keras, serta berbagai nilai positif lainnya semakin
tidak dihargai dalam kehidupan masyarakat saat ini, malah
dicemoohkan.
Budaya instan semakin kuat berkembang.
Menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan.
Hilangnya kepercayaan dan harapan masyarakat
Krisis Etika Politik
Etika Politik Indonesia
Tatanan kehidupan politik yang demokratis ini lambat laun
tergerus oleh kepentingan pribadi dan kelompok.
Para elit berkuasa lebih mudah menghalalkan segala cara
apapun untuk mewujudkan kepentingannya.
Mereka sudah tidak lagi mengindahkan nila-nilai etika dan
moralitas politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kebanyakan melihat status dan jabatan yang disandang bukan
sebagai amanat untuk mengabdi kepada bangsa.semangat
kerja keraspun hilang tergantikan oleh prinsip mendatangkan
keuntungan sebanyak-banyaknya dengan kerja sesedikit
mungkin.
Kurangnya etika berpolitik merupakan akibat dari ketiadaan
pendidikan politik yang memadai.
Untuk mengembalikan dan meningkatkan etika bernegara
pada tahun 2001 MPR membuat ketetapan MPR nomor
VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan berbangsa

Etika Politik dan Pemerintahan


Etika Politik dan Pemerintahan mengandung misi kepada setiap
pejabat dan elit politik untuk bersikap jujur, amanah, sportif, siap
melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati, dan siap
untuk mundur dari jabatan publik apabila terbukti melakukan
kesalahan dan secara moral kebijakannya bertentangan dengan
hukum dan rasa keadilan masyarakat. Etika ini diwujudkan dalam
bentuk sikap yang bertata krama dalam perilaku politik yang toleran,
tidak berpura-pura, tidak arogan, jauh dari sikap munafik serta tidak
melakukan kebohongan publik, tidak manipulatif dan berbagai
tindakan yang tidak terpuji lainnya.
Kesimpulan
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan
mengapa kita mengikuti sesuatu ajaran moral tertentu atau
bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab
berhadapan dengan pelbagai ajaran moral. Etika membahas
bagaimana manusia bersikap terhadap segala sesuatu yang ada.

Pola pikir untuk membangun kehidupan berpolitik yang murni dan


jernih mutlak dilakukan sesuai dengan kelima sila Pancasila. Etika
Politik Pancasila harus direalisasikan oleh setiap individu yang ikut
terlibat secara konkrit dalam pelaksanaan pemerintahan negara. Peran
Pancasila sebagai semuber etika politik di Indonesia harus benar benar
dipahami oleh setiap penguasa yang berkuasa mengatur
pemerintahan, agar tidak menyebakan berbagai penyimpangan seperti
yang terjadi dewasa ini.

Anda mungkin juga menyukai