Anda di halaman 1dari 6

Nama : Widhia Astuti Manoppo (1011421114)

Kelas :F

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana

Tugas : Resume

KOMPENSASI DAN
RESTITUSI TERHADAP
KORBAN TINDAK
PIDANA
PERDAGANGAN ORANG
KOMPENSASI DAN
RESTITUSI TERHADAP
KORBAN TINDAK
PIDANA
PERDAGANGAN ORANG
“Pencemaran Lingkungan Oleh PT KSA di Cikarang Barat”
Pencemaran lingkungan adalah suatu kondisi di mana kualitas lingkungan alami
seperti udara, air, dan tanah terganggu oleh keberadaan zat atau bahan kimia yang tidak
alami atau tidak seimbang dalam jumlah tertentu. Pencemaran lingkungan dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, seperti aktivitas manusia, industri, pertanian, dan
perubahan iklim.Salah satu yang terlibat dalam kasus pencemaran lingkungan adalah
PT KSA di Cikarang Barat. Pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan
adalah suatu kondisi di mana aktivitas produksi atau operasional perusahaan
menyebabkan polusi atau kerusakan lingkungan yang berlebihan. Pencemaran
lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan dapat terjadi karena perusahaan tidak
memperhatikan atau tidak mematuhi peraturan lingkungan yang berlaku, atau karena
tindakan perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan.

PT KSA merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil


dan kain yang berlokasi di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat. Pada tahun 2018,
masyarakat setempat melaporkan bahwa PT KSA telah melakukan pencemaran
lingkungan yang sangat merugikan mereka. Pencemaran tersebut terjadi karena
perusahaan tersebut membuang limbah cair ke sungai yang berada di dekat lingkungan
pemukiman warga. Limbah cair yang dibuang oleh PT KSA sangat berbahaya karena
mengandung bahan kimia yang beracun dan dapat membahayakan kesehatan
masyarakat. Selain itu, limbah cair tersebut juga merusak lingkungan sekitar dan
mengancam keberlangsungan hidup flora dan fauna yang hidup di sekitar sungai.

Sesuai dengan surat paksaan pemerintah, terdapat 6 (enam) pelanggaran yang


dilakukan oleh PT. Kimu Sukses Abadi (KSA),yaitu :

1. Belum memiliki dokumen lingkungan dan persetujuan lingkungan


2. Membuang air limbah yang menyatu dengan saluran drainase air hujan menuju
ke badan air
3. Belum memiliki persetujuan teknis pemenuhan baku mutu air limbah
4. Menyimpan limbah B3 berupa kemasan bekas tinta B321-4 di area terbuka di
halaman perusahaan
5. Belum memiliki tempat penyimpanan limbah B3 sesuai dengan ketentuan teknis;
6. Belum memiliki rincian teknis penyimpanan limbah B3.

Dampak dari pelanggaran yang dilakukan oleh PT KSA sangat besar. Pencemaran
Lingkungan yang terjadi dapat merusak kualitas air dan tanah yang dapat mengancam
Kesehatan masyarakat sekitar. Selain itu,pencemaran lingkungan juga dapat
membahayakan hewan dan tumbuhan yang hidup disekitar perusahaan.Dalam jangka
Panjang dapat merusak ekosistem dan berdampak pada keberlangsungan hidup
manusia.
Masyarakat setempat merasa dirugikan dan merasa bahwa PT KSA bertanggung
jawab untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pencemaran tersebut.
Oleh karena itu, mereka meminta agar perusahaan tersebut memberikan restitusi,
kompensasi, dan rehabilitasi.

Setelah melalui proses hukum yang panjang, PT KSA akhirnya dijatuhi vonis oleh
pengadilan dan diwajibkan untuk memberikan restitusi, kompensasi, dan rehabilitasi.
Restitusi yang harus diberikan oleh PT KSA adalah dengan membersihkan sungai yang
telah tercemar oleh limbah cair dan mengembalikan kondisi sungai ke semula. Selain
itu, perusahaan tersebut juga harus menanggung biaya perawatan kesehatan dan
rehabilitasi bagi masyarakat yang telah terkena dampak pencemaran tersebut.

PT.Dinas Lingkungan Hidup, Eman Sulaeman mengatakan pihaknya sudah


memberikan arahan kepada PT. Kimu Sukses Abadi (KSA) dalam mengatasi pencemaran
lingkungan dan masalah perizinan perusahaan tersebut.

Kompensasi yang harus diberikan oleh PT KSA mencakup kerugian materiil dan
immateriil yang diderita oleh masyarakat setempat. Kompensasi ini mencakup biaya
perawatan kesehatan, kerugian ekonomi, dan kerugian lingkungan yang diderita oleh
masyarakat sekitar. Terakhir, PT KSA juga harus melakukan rehabilitasi pada lingkungan
yang telah rusak. Rehabilitasi ini mencakup perbaikan kerusakan dan upaya untuk
memulihkan kondisi lingkungan yang rusak menjadi lebih baik.Terakhir, PT KSA juga
harus melakukan rehabilitasi pada lingkungan yang telah rusak. Rehabilitasi ini
mencakup perbaikan kerusakan dan upaya untuk memulihkan kondisi lingkungan yang
rusak menjadi lebih baik.

Dalam kasus ini, restitusi, kompensasi, dan rehabilitasi merupakan tindakan


yang sangat penting dalam menyelesaikan masalah yang telah terjadi. Tindakan-
tindakan ini tidak hanya membantu masyarakat setempat mendapatkan hak yang
mereka perjuangkan, tetapi juga membantu memulihkan kerusakan yang telah terjadi
pada lingkungan.Selain itu, kasus ini juga menunjukkan bahwa setiap perusahaan atau
individu harus bertanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan dan harus
membayar kompensasi atas kerugian yang mereka sebabkan. Proses pengadilan yang
dilakukan juga menunjukkan pentingnya hukum dan peraturan dalam menjaga keadilan
dan keamanan lingkungan bagi masyarakat.
Atas temuan-temuan pelanggaran tersebut, PT. Kimu Sukses Abadi juga harus
memenuhi syarat-syarat yang tertera dalam surat paksaan pemerintah, beserta batasan
waktunya yang terhitung pada hari ini, antara lain:

1. Harus menyusun dokumen Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)


dan persetujuan lingkungan sesuai dengan izin peruntukan penggunaan lahan,
paling lama 120 hari

2. Menghentikan pembuangan air limbah yang menyatu dengan drainase air hujan,
paling lama 7 hari;

3. Membersihkan saluran drainase air hujan dan air limbah tinta, paling lambat 7
hari kerja;

4. Memisahkan saluran pembuangan dengan saluran drainase, paling lambat 30


hari kerja;

5. Membuat persetujuan teknis, pemenuhan baku mutu air limbah, paling lambat
120 hari kerja;

6. Menyerahkan limbah B3, berupa tinta dan kemasan tinta kepada usaha dan
pengolahan limbah B3 yang berizin, paling lambat 7 hari kerja;

7. Membuat tempat penyimpanan limbah B3, sesuai dengan ketentuan teknis,


paling lama 30 hari kerja;

8. Membuat rincian teknis penyimpanan limbah B3, paling lama 120 hari kerja.

Dasar hukum untuk kasus pelanggaran pencemaran lingkungan oleh PT KSA di


Cikarang Barat dapat ditemukan dalam beberapa undang-undang dan peraturan yang
terkait dengan lingkungan hidup. Beberapa dasar hukum yang relevan antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup
Undang-undang ini mengatur tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup agar terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Dalam undang-undang ini
juga diatur sanksi bagi pelaku pencemaran lingkungan dan tuntutan untuk
mengembalikan lingkungan ke kondisi semula.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah


Bahan Berbahaya dan Beracun

Peraturan pemerintah ini mengatur tentang pengelolaan limbah bahan


berbahaya dan beracun (B3) yang harus dilakukan oleh perusahaan dan lembaga
pengelola limbah. Peraturan ini juga menegaskan bahwa pengelola limbah harus
menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan menjamin keselamatan
masyarakat dan lingkungan.

3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 23 Tahun 2016


tentang Standar Baku Mutu Air Limbah Domestik

Peraturan ini menetapkan standar baku mutu air limbah domestik yang harus
dipatuhi oleh setiap penghasil limbah domestik. Tujuannya adalah untuk
menjaga kebersihan air dan menghindari pencemaran lingkungan.

4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers

Undang-undang ini mengatur hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang


berkaitan dengan kepentingan publik, termasuk informasi tentang pencemaran
lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan.

Dari beberapa dasar hukum tersebut, dapat dilihat bahwa pemerintah memiliki
kewajiban untuk melindungi lingkungan hidup dan masyarakat dari pencemaran
lingkungan. Selain itu, perusahaan juga memiliki kewajiban untuk mengelola limbah B3
dengan baik dan menghindari terjadinya pencemaran lingkungan.

Dalam kasus ini, pelanggaran pencemaran lingkungan oleh PT KSA jelas


melanggar undang-undang dan peraturan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu,
pemerintah dan masyarakat setempat memiliki dasar hukum untuk menuntut PT KSA
untuk memberikan restitusi, kompensasi, dan rehabilitasi atas kerusakan yang telah
ditimbulkan. Proses pengadilan juga dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah
tersebut dan menegakkan keadilan bagi masyarakat dan lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai