Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Mandoko Pamungkas

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 045141677

Kode/Nama Mata Kuliah : SKOM4315/Komunikasi Massa

Kode/Nama UPBJJ : 47/Pontianak

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
No Jawaban
1 a Ruang publik dipahami sebagai ruang kehidupan Meminjam konsep Habermas tentang
ruang publik (public sphere), bahwa manusia selalu berada dalam ruang kehidupan.
Dalam ruang hidup tersebut ada proses interaksi dan komunikasi dengan sesama dalam
sebuah ruang pula, inilah yang disebut ruang publik. Habermas mengatakan, semua
wilayah atau ruang kehidupan sosial yang memungkinkan adanya terbentuk pendapat
umum (public opinion) dapat dipahami sebagai ruang public. Berkaca pada pemikiran
Habermas, posisi media massa awalnya menjadi sarana atau distribusi informasi dalam
ruang publik. Media massa menjadi katarsis (perekat) kepentingan yang berjalan dalam
logika ruang publik. Sehingga, posisi media massa masih sebagai perpanjangan tangan
dari manusia; dalam konteks ruang publik tentu saja pemerintah dan masyarakat, karena
itu apakah bisa dikatakan ruang public adalah sebuah ruang yang hilang, hanya kita
sendiri yang bisa menjawab.
b Jurgen Habermas. Buku Habermas Theory of Communication Action, terbit dalam dua
volume dan dipublikasikan pada awal tahun 1980-an, memulai ide dasarnya tentang
diskursus dan kritik dengan isu “colonization of the lifeworld” yang disebabkan tindakan
“para ahli budaya” dalam lembaga yang pemerintah. Publikasi berbahasa Inggris dalam
disertasinya tahun 1989, The Structural Transformation of the Public Sphere
(dipublikasikan pertama kali tahun 1962).
c Dalam catatan Jaksa & Pritchard (1994: 3), etika berkaitan dengan persoalan bagaimana
kita seharusnya memberi mana terhadap kehidupan kita. Etika member perhatian pada
pertanyaan-pertanyaan tentang benar atau salah (right or wrong), jujur atau tidak jujur
(fair or unfair), memberi perhatian atau tidak member perhatian (caring or uncaring),
baik atau buruk good or bad, dan bertanggung jawab atau tidak bertanggung jawab
responsible or irresponsible. Ringkasnya, etika mengarahkan kita pada pertanyan-
pertanyan tentang kebajikan virtue dan keburukan vice. Etika mengarahkan pada
aturan-aturan (moral) yang kita gunakan sebagai pedoman untuk melakukan evaluasi
terhadap perilaku kita. Etika adalah aturan-aturan perilaku atau prinsip-prinsip
moralitas yang mengarahkan kita menuju cara yang benar atau terbaik untuk bertindak
dalam suatu situasi. Moralitas dapat dimengerti sebagai kemampuan untuk memahami
perbedaan antara benar dan salah, sedangkan etika merupakan standar perilaku dan
aturan moral bagi profesional media dalam semua situasi, apakah diatur oleh hukum
atau kebijakan formal atau tidak. Merril menjelaskan bahwa etika media sebagai cabang
filsafat akan membantu wartawan untuk menentukan apa yang benar dilakukan. Etika
jurnalistik seharusnya mampu merancang empat pedoman yaitu,aturan aturan, norma
norma, kode kode dan prinsip prinsp yang akan mengarahkan bukan memaksa
wartawan untuk membuat keputusan moral tertentu. Dari sensor dan dominasi public
sprahe di sebutkan sebagai wilayah yang memungkinkan kehidupan sosial kita untuk
membentuk opini publik yang relative bebas. Ini merupakan praktek perukaran
pandangan yang terbuka mengenai masalah masalah sosial yang memiliki dampak luas
pada khalayak.penekananya sendiri di dasarkan pada pembentukan kepekaan.
2 a Masyarakat sudah lama sanagat terganggu dengan keberadaan wartawan gadungan,
wartawan amplop atau wartawan bodrex, yakni orang yang mengaku wartawan atau
benar wartawan, namun menyalah gunakan profesinya dengan tujuan mencari duit
Merril & Odell memilih teori etika ke dalam dua jenis yaitu teori etika teleologi dan teori
etika dentologi. Teleologi berasal dari bahasa Yunani berarti tujuan dan deontology
bermakna tugas atau Amanah, teori teleologi merupakan suatu teori yang mengukur
No Jawaban
kebenaran atau kesalahan sebuah Tindakan atau seperangkat Tindakan berdasakan
konsekuensi konsekuensi yang di hasilkan, sementara itu, teori etika deontology
merupakan gagasan konseptual yang menilai sebuah Tindakan atau seperangkat
Tindakan dalam konteks non teleologi artinya keputusan untuk bertindak akan
menghasilkan kehendak yang sesuai atau tidak sesuai. Dari kasus wartawan amplop
menurur saya termasuk dalam teori deontology
b Kenapa wartawan amplop termasuk dalam teori deontology, karena wartawan amplop
merupakan orang yang mangaku sebagai wartawan atau wartawan beneran akan tetapi
menyalah gunakan profesi wartawan dengan tujuan mencari duit, atau untuk
kepentingan pribadi. Seperti yang saya informasikan pada butr A. teori deontology tugas
atau amanh, merupakn konseptual yang menilai sebuah Tindakan atau seperangkah
Tindakan dalam konteks non teleologi yang artinya kepuasan untuk bertindak akan
mengahasilkan kehendak yang sesuai atau tidak sesuai. Menurut deontology sebuah
perbuatan dikatagorikan sebagai sesuatu yang benar jika perbuatan tersebut sesuai
dengan persatuan atau norma yang berlaku. Teori deontology juga sering di sebut
sebagai teori non consequential, di mana sebuah perbuatan terhitung baik bukan di lihat
dari konsekuensi perbuatan melainkan dari motif perbuatanya Maka Kembali lagi, jika di
lihat dari perspektif deontology, pertama tama wartawan harus mampu menerapkan
etika normative jurnalistik dalam kesehariannya meliput, menulis,serta menyebarkan
berita secara objektif. Hak ini di sebabkan karena dari perspektif deontology yang
pertama di lihat untuk menentukan tingkat moralitas suatu perbuatan adalah dipenuhi
atau tidaknya peraturan, norma, seta etika yang berlaku dan kemudian menjadikan
keharusan bagi seseorang untuk di lakukan. Etika normative jurnalistik menurut
perspektif deontology harus dipenuhi oleh setuap wartawan sebagai landasan moralnya
dalam menjalankan tugas yang kemudian dituangkan dalam kode etik profesi oeh
sejulah organisasi wartawan Pelanggaran terkait amplop di kalangan wartawan di atur
dalam sejumlah kode etik. Kode etik dibutuhkan selaiun untuk landasan moral juga
untuk etika profesi. Sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik
dan mengakkan integeritas serta profesionalisme. Dalam lingkup teori etika deontology,
teoritis yang paling berpengaruh adalah Immanuel kant. Menurut kant, pernyataan
yang mengaskan apakah suatu Tindakan manusia itu baik atau buruk bukan
berdasarkan pada konsekuensi konsekuensi, tetapi apakah keputusan untuk bertindak
menghasilkan kehendak yang sesuai atau tidak. Pemikiran yang menonjol dari semua
teori deontology adalah sipernatualisme yang memandang apa yang benar adalah apa
yang di kehendaki tuhan dan apa yang salah apa yang berlawanan dengan kehendak
tuhan. Mengapa sejumlah organisasi kewartawa melarang adanaya praktik suap atau
waratwan amplop, hal ini di karenakan seperti perlakuan istimewa, biaya perjalanan dan
lain sebagainya yang di berikan oleh narasumber, di khawatirkan dapat mempengaruhi
objektivitas pemberitaan. Oleh karena itu sebagai jurnalis harus berani untuk
menolaknya. Adapun yang berpendapat bahwa pemberian dari narasumber tidak akan
mempengaruhi objetivitas pemberitaan, namun dengan menerima pemberian seperti
amplop dapat membuat orang lain merendahkan profesi. Merrill 1974 menjelaskan
bahwa etika media jurnalistik sebagaicabang filsafat akan membantu wartawan untuk
menentukan apa yang benar untuk dilakukan. Etika jurnalistik seharusnya mampu
merancang empat pedoman, yaitu aturan-aturan, norma-norma, kode-kode, dan
prinsip-prinsip yang akan mengarahkan bukan memaksa wartawan untuk membuat
No Jawaban
keputusan-keputusan moral tertentu. Selain itu, etika jurnalistik seharusnya
memberikan pedoman kepada wartawan yang memungkinkan mereka dapat
mempertimbangkan tindakan-tindakan yang benar atau salah, baik atau buruk, dan
bertanggung jawab atau tidak bertanggung jawab. Etika jurnalistik adalah perpaduan
antara dua prinsip, yaitu "benar" menurut wartawan dan kode moral yang mereka miliki
dan benar menurut masyarakat (pembaca,pendengar, dan pemirsa) berdasarkan produk
yang dihasilkan oleh wartawan. Organisasi-organisasi media Merrill & Odell, 1983: 78
harus mengakui bahwa mereka sebenarnya instrumen dari masyarakat dan bertanggung
jawab kepada masyarakat. Setiap tindakan yang membahayakan masyarakat haruslah
dihindari.

Anda mungkin juga menyukai