Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI

Nama : NIKO ARZENI

NIM : 042359786

Soal:

1. Dalam pandangan Socrates, tujuan dalam kehidupan manusia itu


adalah eudaemonia atau yang berarti kebahagiaan. Untuk mencapai eudaemonia
tersebut adalah dengan arete atau yang berarti kebajikan atau keutamaan. Jelaskan
pernyataan Socrates tersebut dan kemukakan pendapat anda tentang kebajikan menurut
Socrates dalam kehidupan sehari-hari!
2. Jelaskan perbedaan deontologisme tindakan dan deontologisme peraturan? Menurut
anda, tindakan asusila di pondok pesantren atau di tempat Pendidikan termasuk ke
dalam bentuk deontologisme apa? Berikan penjelasan!
3. Menurut Anda, perspektif etika komunikasi yang dikemukakan oleh Richard L.
Johannesen, mana yang paling berpengaruh dalam melakukan penilaian etis dalam
kehidupan masyarakat saat ini ? Pilih salah satu perspektif, utarakan alasan dan contoh
nyatanya !

Jawab :

1. Menurut Socrates kebajikan merupakan semacam kearifan atau kebijaksanaan yang


menimbulkan keselarasan pada jiwa seseorang yaitu kesehatan, keindahan, dan
kesejahteraan dari jiwa.

Jadi, jika dilihat dari pandangan Socrates terhadap kebajikan tersebut, maka kebajikan
dalam kehidupan sehari-hari menurut Socrates yakni setiap orang/individu mencari
kebahagiaan menjadi prinsip paling dasar dan kebahagiaan yang dimaksud bukan hanya
terbatas kepada perasaan subjektif seperti senang atau gembira sebagai aspek
emosional, melainkan lebih mendalam dan objektif menyangkut pengembangan seluruh
aspek kemanusiaan suatu individu (aspek moral, sosial, emosional, rohani).Dengan
demikian, eudaimonisme juga sering disebut etika pengembangan diri atau etika
kesempurnaan hidup.
2. Deontologisme tindakan berpendapat bahwa bermoral atau tidaknya suatu perilaku itu
bergantung pada cara kita melaksanakan tanggungjawab pada orang lain. Adapun yang
termasuk bagian dari deontologisme tindakan adalah teori eksistensialisme (etika situasi).
Dan untuk Aliran Eksistensialisme ini lebih menekankan kepentingan individu untuk memenuhi
kehendak pribadi. Manusia bebas dan tidak terikat dalam menentukan pilihan-pilihan dalam
kehidupan mereka. Manusia juga bertanggungjawab dengan pilihan dan tindakan yang
dilakukannya. Aliran ini menolak ide-ide, norma-norma, peraturan dan kekuasaan yang datang
dari luar diri manusia, karena manusialah yang lebih berhak dan pantas menentukan dirinya
sendiri. Sementara, Deontologisme peraturan menyatakan bahwa pertimbangan moral diukur
bergantung pada standard yang berlaku dan bukan karena kenikmatan (kesenangan) atau
kesengsaraan. Tindakan yang sesuai dengan peraturan dianggap bermoral, seperti Prinsip
Kewajiban.

Dan menurut saya, tindakan asusila di pondok pesantren atau di tempat Pendidikan
termasuk ke dalam bentuk deontologisme tindakan, karna hal tersebut termasuk
kedalam aliran eksistensialisme yang mana tindakana asusila tersebut dilakukan atas
untuk memenuhi kepentingan kehendak sendiri, dan si pelaku merasa dapat menentukan
pilihannya sendiri, karna orang/individu yang bertindak sesuai keinginannya sendiri ini
merupakan orang yang menolak perturan, norma dan ide yang dating dari orang lainnya,
dan mereka bergerak dan menentukan sendiri pilihannya.

3. Menurut Richard L Johannesen berpendapat banyak orang beranggapan bahwa dalam


berkomunikasi, kita harus menggunakan etika komunikasi sebagai suatu nilai-nilai atau norma
mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan dan menjadi pegangan bagi seseorang
atau kelompok untuk menghargai dan menghormati lawan bicara serta mengatur tingkah
lakukanya agar tidak menyakiti hati orang lain.
Dalam teori ini, memiliki tiga tujuan, yaitu:
(1) membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan dapat dipertanggungjawabkan;
(2) membantu manusia mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam hidup ini; dan
(3) untuk menciptakan kebahagiaan.

Dan menurut saya penilaian etis dalam kehidupan masyarakat saat ini tidaklah ada satupun
dari teori diatas, akan tetapi terhadap hal tersebut dapat kita sepakati bahwa etika
berhubungan dengan moral, “sistem tentang bagaimana kita harus hidup secara baik
sebagai manusia”. Penggunaan moral patut dipahami oleh semua orang, karena dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak akan pernah lepas dari komunikasi. Etika komunikasi
memiliki “paradoks tersendiri. Di lain pihak, hal ini dapat menjadi hal positif namun
terkadang sesuatu yang negatif dan cendrung merusak serta meperburuk keadaan juga
dapat terjadi. Maka dari itu pentingnya suatu etika komunikasi mulai dari kita
berkomunikasi antarsesama sampai pada saat kita berkomunikasi didalam organisasi.
Adapun untuk contoh terhadap hal tersebut tentu sudah bertolak belakang dengan
makna arti yang disampaikan oleh Richard L. Johannesen terkait etika komunikasi, karna
saat ini banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari, dimana manusia saat ini tidaklah
menggunakan moral dalam berkehidupan, sehingga tujuan untuk tidak menyakiti hati
orang lain dalam berkomunikasi sduah jarang ditemukan pada dewasa ini.

Anda mungkin juga menyukai