NIM : P17334118014
KELAS : D3-3A
Pada dasarnya secara konseptual etika dan moral mempunyai arti yang serupa, yaitu sama-
sama membicarakan mengenai perbuatan dan prilaku manusia ditinjau dari sudut pandang
nilai baik dan tidak baik (buruk). Mempunyai fungsi yang sama yaitu : Bagaimana dan
kemana kita harus melangkah dalam hidup. Namun tetap etika dan moral memiliki
beberapa perbedaan yaitu :
1) Moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang kebenaran
5) Moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika
berjalan sesuai arah yang telah ditetapkan (menuju arah )
3) Etika tidak seluruhnya tertulis. Hukum tercantum secara terinci dalam kitab
undang-undang dan lembaran atau berita negara.
2) Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral
menyangkut juga sikap batin seseorang.
3) Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan sanksi yang berkaitan
dengan moralitas. Hukum untuk sebagian besar dapat dipaksakan; orang yang
melanggar hukum akan mendapat sanksi/hukuman. Tetapi norma-norma etis
tidak dapat dipaksakan. Menjalankan paksaan dalam bidang etis tidak efektif
juga. Sebab paksaan hanya dapat menyentuh bagian luar saja, sedangkan
perbuatan-perbuatan etis justru berasal dari dalam. Satu-satunya sanksi dalam
bidang moralitas adalah hati nurani yang tidak tenang karena menuduh si pelaku
tentang perbuatannya yang kurang baik.
4) Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak
negara. Juga kalau hukum tidak secara langsung berasal dari negara seperti
hukum adat maka hukum itu harus diakui oleh negara supaya berlaku sebagai
hukum. Moralitas didasarkan pada norma-norma moral yang melampaui para
individu dan masyarakat. Dengan cara demokratis ataupun cara lain masyarakat
dapat mengubah hukum tetapi tidak pernah masyarakat mengubah atau
membatalkan suatu norma moral. Masalah etika tidak dapat diputuskan dengan
suara terbanyak.
5) Dilihat dari waktu dan tempat, hukum tergantung pada waktu dan tempat, sedangkan
moral secara objektif tidak tergantung pada tempat dan waktu.
Contoh dalam lingkup ATLM : Seorang ATLM merasa jenuh karena setiap hari
bekerja di laboratorium, oleh karena itu untuk mengatasi kejenuhannya saat hari libur
kerja dia pergi untuk berekreasi ke tempat hiburan.
Deontologis
Etika deontologi adalah sebuah istilah yang berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang
berarti kewajiban dan ‘logos’ berarti ilmu atau teori. Mengapa perbuatan ini baik dan
perbuatan itu harus ditolak sebagai keburukan, deontologi menjawab, ‘karena
perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.
Contoh dalam lingkup ATLM : Seorang ATLM yang harus memiliki prinsip untuk
selalu bertindak dan berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan seperti
tidak makan dan minum di dalam laboratorium, maka itu dianggap benar. Sedangkan
hal tersebut dikatakan salah jika sudah melanggar peraturan tersebut.
Eudaemonisme
Eudaimonisme berasal dari kata eudaimonia, bahasa Yunani yang berarti baik atau
bagus, dan daimon yang memiliki arti ruh, dewa, kekuatan batin, jenius. Teori etika
ini mengutamakan kebahagiaan dan kesejahteraan spiritual. Kebahagiaan adalah
mencapai kesempurnaan, yaitu mengembangkan dan membulatkan semua bakat yang
dimiliki manusia. Menurut Aristoteles (384-322 SM) setiap tindakan manusia
memiliki tujuan. Tujuan seperti apa? yaitu tujuan yang dicari demi tujuan selanjutnya
dan tujuan yang dicari untuk diri sendiri, yaitu kebahagiaan. Maka dasar etikanya,
“Bertindaklah sedemikian rupa sehingga engkau mencapai kebahagiaan, yaitu dalam
mengembangkan dan membulatkan semua bakat yang dimiliki manusia. Aristoteles
beranggapan tujuan hidup manusia adalah kebahagiaan, yang dibagi menjadi 3 bentuk
yaitu:
a) Hidup mencari nikmat. Hidup tidak akan membawa kebahagiaan tanpa adanya
kenikmatan, namun nikmat jangan dijadikan tujuan kegiatan manusia.
b) Hidup berpolitik. Dengan berpolitik (hidup bermasyarakat), maka manusia akan
bahagia (manusia makhluk zoon politicon).
c) Hidup berfilsafat. Karena aktifitas berfilsafat melibatkan logos yang bersifat
keilahian, maka akan membawa kebahagian.
Contoh dalam lingkup ATLM : Sebagai seorang ATLM kita harus menjadi seorang
ATLM yang kompeten dan handal dalam pemeriksaan sampel dan mengeluarkan
hasilyang akurat.
Utilitarianisme
Utilitarisme adalah faham atau aliran dalam filsafat moral yang menekankan prinsip
manfaat atau kegunaan sebagai prinsip moral yang palingmendasar. Dengan prinsip
kegunaan dimaksudkan prinsip yang menjadikan kegunaansebagai tolok ukur pokok
untuk menilai dan mengambil keputusan apakah suatu tindakan itu secara moral dapat
dibenarkan atau tidak. Tindakan yang secara moral benar adalah tindakan yang
berguna. Suatu tindakan dinilai berguna kalau akibat tindakan tersebut, secara
keseluruhan, dengan memperhitungkan semua pihak yang terlibat dan tanpa
membeda-bedakan, membawa akibat baik berupa keuntungan atau kebahagiaaan yang
semakin besar bagi semakin banyak orang. The greatest good to the greatest number.
Faham ini menyatakan bahwa di antara semua tindakan yang kita ambil atau di antara
semua peraturan yang kita pegang, yang dapat dibenarkan secara moral adalah
tindakan atau peraturan, sejauh dapat kita perhitungkan, akan paling memajukan
kepentingan banyak orang, paling menguntungkan atau paling membawa kebahagiaan
mereka.
Contoh dalam lingkup ATLM : Ketika seorang ATLM mengabdikan dirinya untuk
masyarakat misalnya menjadi relawan, karena merasa kemampuan dan waktu
luangnya bisa digunakan untuk membantu orang banyak yang membutuhkan
kemampuannya.
Pada dasarnya, setiap pasien mempunyai hak mendapatkan privasi dan kerahasiaan
penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya. Ini diatur dalam Pasal 32 huruf i
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Confidentiality ( kerahasiaan)
Setiap petigas kesehatan wajib akan menjaga kerahasiaan informasi yang bisa
merugikan seseorang atau masyarakat. Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah
informasi tentang pasien harus dijaga. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan pasien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien. Tidak
ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh
pasien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang pasien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang pasien dengan tenaga kesehatan lain
harus dihindari.
Contoh:
Seorang dokter maupun tenaga medis yang menangani pasien menjaga setiap data
informasi yang dimiliki dari pasien tersebut, baik itu nama,alamat, panyakit yang
diderita, dan sebagainya.Jerat Hukum bagi Penyebar Identitas PasienPatut dipahami
bahwa salah satu kewajiban rumah sakit adalah menghormati dan melindungi hak-hak
pasien. Pelanggaran atas kewajiban rumah sakit akan dikenakan sanksi admisnistratif
berupa teguran, teguran tertulis, atau denda dan pencabutan izin rumah sakit.
a. MAKNA PROFESI
Dari berbagai pengertian profesi diatas maka didapatlah makna yang terkandung dalam
pengrtian profesi itu sendiri yaitu :
1. Hakikat profesi adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka.
Suatu pernyataan atau suatu janji yang dinyatakan oleh tenaga profesional tidak sama
dengan suatu pernyataan yang dikemukakan oleh nonprofesional. Pernyataan
profesional mengandung makna terbuka yang sungguh-sungguh, yang keluar dari lubuk
hatinya.
2. Profesi mengandung unsur pengabdian.
Suatu profesi bukan bermaksud untuk mencari keuntungan bagi dirinya sendiri, baik
dalam arti ekonomis maupun dalam arti psikis, tetapi untuk pengabdian pada
masyarakat. Ini berarti, bahwa profesi tidak boleh sampai merugikan, merusak, atau
menimbulkan malapetaka bagi orang lain dan bagi masyarakat.
3. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan
Suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu sang dengan
sendirinya menuntut keahlian,pengetahuan, dan keterampilan tertentu pula. Dalam
pengertian profesi telah tersirat adanya suatu keharusan kompetensi agar profesi itu
berfungsi dengan sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan banyak keterangan yang
lengkap agar jangan menimbulkan kesalahan yang akan menimbulkan kerugian, baik
bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat. Kesalahan dapat menimbulkan akibat yang
fatal atau malapetaka yang dahsyat. Itu sebabnya, kebijaksanaan,pembuatan keputusan,
perencanaan, dan penanganan harus ditangani oleh para ahlinya, yang memiliki
kompetensi profesional dalam bidangnya.
1. Sebagai pedoman bagi semua anggota suatu profesi tentang prinsip profesionalitas
yang ditetapkan
2. Sebagai sarana untuk mencegah campur tangan dari pihak lain di luar organisasi,
terkait hubungan etika dalam keanggotaan suatu profesi.
3. Untuk membuat acuan/dasar dalam kegiatan suatu profesi
c. Self Governing adalah mengatur diri sendiri dimana, dimana seseorang harus
bisa mengatur bagaimana caranya untuk memanage segala pekerjaan nya sendiri
dan membuat peraturan untuk dirinya sendiri sebagai acuan untuk meningkatkan
kualitan diri menjadi lebih baik.