Anda di halaman 1dari 5

Nomor 1

Teori SMCR (Source-Message-Channel-Receiver) adalah sebuah model komunikasi yang


mendasarkan pada empat elemen penting dalam proses komunikasi yaitu sumber pesan,
pesan itu sendiri, saluran komunikasi, dan penerima pesan. Teori ini dapat diterapkan dalam
konteks komunikasi massa, di mana pesan disampaikan melalui media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, dan internet.
Dalam konteks komunikasi massa, teori SMCR dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sumber pesan (Source) Sumber pesan dalam komunikasi massa adalah produsen konten atau
media yang menyiarkan informasi kepada khalayak. Sumber pesan dapat berupa individu
atau organisasi yang bertanggung jawab atas pembuatan pesan, seperti produser televisi,
pembawa acara radio, penulis artikel surat kabar, dan sebagainya. Sumber pesan harus
memperhatikan kebutuhan dan minat audiens agar pesan dapat diterima dengan baik.
Pesan (Message) Pesan dalam komunikasi massa adalah informasi yang disampaikan oleh
sumber pesan. Pesan harus jelas, mudah dimengerti, dan relevan dengan konteks saat itu.
Pesan dapat berupa berita, iklan, hiburan, pendidikan, atau informasi lainnya.
Saluran (Channel) Saluran dalam komunikasi massa adalah media atau alat yang digunakan
untuk menyampaikan pesan. Saluran dapat berupa televisi, radio, surat kabar, majalah, dan
internet. Pilihan saluran yang tepat sangat penting dalam memastikan pesan sampai kepada
audiens dengan baik.
Penerima (Receiver) Penerima dalam komunikasi massa adalah khalayak atau audiens yang
menerima pesan. Audiens dapat berupa individu atau kelompok dengan latar belakang,
kebutuhan, dan minat yang berbeda-beda. Penting bagi sumber pesan untuk memahami
audiensnya agar pesan dapat disampaikan dengan baik.
Dalam penerapannya, teori SMCR dapat dijelaskan melalui sebuah bagan proses komunikasi
sebagai berikut:
Sumber Pesan (Source) → Pesan (Message) → Saluran (Channel) → Penerima (Receiver)
Pada tahap sumber pesan, produsen konten atau media yang menyiarkan informasi akan
memproduksi pesan berdasarkan kebutuhan dan minat audiens. Setelah itu, pesan akan
disampaikan melalui saluran komunikasi yang dipilih. Pada tahap penerima, audiens
menerima pesan dan memberikan tanggapan yang dapat memengaruhi pemilihan saluran dan
konten pesan di masa depan.
Dalam proses komunikasi massa, teori SMCR sangat penting untuk memastikan pesan
disampaikan dengan baik dan dapat diterima oleh khalayak. Dengan memperhatikan empat
elemen penting dalam proses komunikasi ini, sumber pesan dapat memastikan pesan
disampaikan dengan tepat dan relevan untuk audiensnya.

Nomor 2
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari satu sumber pesan
atau produsen konten kepada banyak penerima atau khalayak melalui media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, dan internet. Tujuan dari komunikasi massa adalah untuk
menyampaikan pesan atau informasi yang berkualitas tinggi kepada khalayak yang lebih luas.
Beberapa karakteristik komunikasi massa yang penting untuk dipahami adalah:
Sifat Satu Arah (One-way Communication) Komunikasi massa bersifat satu arah atau
unidirectional, di mana pesan disampaikan dari sumber pesan ke audiens tanpa ada interaksi
balik atau feedback secara langsung. Dalam konteks ini, sumber pesan memiliki kendali
penuh atas pesan yang disampaikan kepada khalayak.
Penggunaan Media (Media Use) Komunikasi massa menggunakan media massa sebagai alat
untuk menyampaikan pesan. Media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan
internet memiliki cakupan yang luas dan dapat menjangkau banyak khalayak secara
bersamaan.
Penerima yang Luas (Wide Audience) Khalayak dari komunikasi massa sangat luas dan
beragam, mulai dari individu, kelompok, masyarakat hingga negara. Hal ini menuntut sumber
pesan untuk memahami audiensnya dan menyampaikan pesan yang relevan dan menarik bagi
khalayak yang berbeda-beda.
Konten yang Beragam (Diverse Content) Komunikasi massa mencakup berbagai jenis pesan
atau informasi seperti berita, hiburan, pendidikan, iklan, dan lainnya. Dalam konteks ini,
sumber pesan harus memastikan pesan yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan minat
audiens.
Efek yang Berpotensi Besar (Potential for Large Effects) Komunikasi massa memiliki potensi
besar dalam mempengaruhi persepsi, sikap, dan perilaku audiens. Oleh karena itu, sumber
pesan harus mempertimbangkan dampak dari pesan yang disampaikan dan memastikan pesan
tersebut tidak merugikan khalayak.
Terbatas pada Konteks (Context-bound) Komunikasi massa terbatas pada konteks waktu,
tempat, dan budaya. Oleh karena itu, sumber pesan harus memahami konteks saat itu dan
memastikan pesan yang disampaikan tidak melanggar nilai dan norma budaya yang ada.
Karakteristik-karakteristik tersebut penting untuk dipahami dalam konteks komunikasi massa
karena dapat mempengaruhi cara sumber pesan dalam menyampaikan pesan dan bagaimana
audiens menerima pesan tersebut.

Nomor 3
Konvergensi media adalah proses penggabungan teknologi, media, dan konten yang awalnya
terpisah menjadi satu platform atau perangkat. Dalam konteks konvergensi media, teknologi
dan media tidak hanya berfungsi sebagai alat penyampaian pesan atau informasi, tetapi juga
berfungsi sebagai sarana interaksi, komunikasi, dan koneksi sosial.
Konvergensi media telah membawa perubahan signifikan dalam gaya hidup dan pekerjaan.
Beberapa perubahan tersebut antara lain:
Kemunculan Industri Media Baru (New Media Industry) Konvergensi media telah
memunculkan industri media baru yang melibatkan pengembangan dan penggunaan
teknologi digital seperti platform streaming, aplikasi mobile, dan media sosial. Industri media
baru ini telah menciptakan peluang baru untuk pekerjaan dan bisnis, seperti pembuat konten,
pengembang aplikasi, dan influencer digital.
Perubahan dalam Cara Mengakses Informasi (Shift in Information Access) Konvergensi
media telah mengubah cara orang mengakses informasi. Kini, informasi dapat diakses
melalui berbagai platform digital, seperti website, blog, media sosial, dan aplikasi mobile.
Hal ini telah memudahkan akses ke informasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam berbagai aktivitas, seperti politik, ekonomi, dan budaya.
Perubahan dalam Cara Berinteraksi dan Berkomunikasi (Shift in Interaction and
Communication) Konvergensi media juga telah mengubah cara orang berinteraksi dan
berkomunikasi. Orang kini dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dari
seluruh dunia melalui media sosial, video conference, dan platform online lainnya. Hal ini
telah membawa dampak signifikan pada koneksi sosial dan membuka peluang baru dalam
bisnis dan pekerjaan.
Contoh konvergensi media di Indonesia adalah:
Platform Digital untuk Berbelanja (Digital Shopping Platforms) Konvergensi media telah
memungkinkan terciptanya platform digital untuk berbelanja seperti Tokopedia, Bukalapak,
dan Shopee. Melalui platform ini, orang dapat membeli barang atau jasa secara online dan
melakukan transaksi secara digital.
Platform Streaming untuk Hiburan (Streaming Platforms for Entertainment) Konvergensi
media telah memungkinkan terciptanya platform streaming untuk hiburan seperti Netflix,
Iflix, dan Disney+. Melalui platform ini, orang dapat menonton film, serial TV, dan konten
hiburan lainnya secara online dan tanpa batasan waktu.
Aplikasi Pengiriman Makanan (Food Delivery Applications) Konvergensi media telah
memungkinkan terciptanya aplikasi pengiriman makanan seperti GoFood, GrabFood, dan
Foodpanda. Melalui aplikasi ini, orang dapat memesan makanan dari restoran atau warung
tertentu dan mengirimkannya ke lokasi yang diinginkan.

Nomor 4
Media memiliki kekuatan yang besar dalam membentuk nilai dan norma di masyarakat. Hal
ini disebabkan karena media menjadi sumber informasi dan pengaruh sosial yang signifikan
dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana media bisa
membentuk nilai dan norma di masyarakat:
Menentukan Standar Kecantikan Media, terutama media massa seperti majalah, televisi, dan
internet, seringkali menampilkan standar kecantikan tertentu yang dianut oleh masyarakat.
Standar kecantikan tersebut bisa membentuk persepsi masyarakat tentang kecantikan dan
menjadi acuan bagi individu dalam mengejar kecantikan.
Mempromosikan Gaya Hidup dan Konsumsi Media juga dapat mempengaruhi gaya hidup
dan kebiasaan konsumsi masyarakat. Contohnya, media massa seperti televisi dan majalah
seringkali menampilkan iklan produk-produk tertentu yang menampilkan gaya hidup tertentu.
Hal ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen dan membentuk nilai-nilai konsumsi di
masyarakat.
Memperkuat Stereotip Sosial Media juga dapat memperkuat atau bahkan menciptakan
stereotip sosial yang ada di masyarakat. Misalnya, media seringkali menampilkan citra
tertentu tentang kelompok tertentu, seperti perempuan, lansia, dan etnis tertentu. Hal ini dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat tentang kelompok tersebut dan membentuk nilai-nilai
sosial yang terkait dengan kelompok tersebut.
Mendorong Partisipasi dalam Kegiatan Sosial Media juga dapat digunakan sebagai alat untuk
mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial tertentu, seperti gerakan sosial dan
kampanye politik. Contohnya, media sosial dapat digunakan untuk menggalang dukungan
dan memperluas jangkauan gerakan sosial.
Memperkuat Identitas Budaya dan Nasional Media juga dapat memperkuat identitas budaya
dan nasional di masyarakat. Misalnya, media massa seperti televisi dan film seringkali
menampilkan cerita dan simbol-simbol yang terkait dengan budaya atau nasionalisme
tertentu. Hal ini dapat membentuk identitas dan nilai-nilai budaya atau nasional di
masyarakat.
Dalam kesimpulannya, media memegang peranan penting dalam membentuk nilai dan norma
di masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi media untuk bertanggung jawab dalam
menyampaikan informasi dan memperhatikan dampak sosial dari pesan-pesan yang
disampaikan.

Nomor 5

Meskipun teknologi informasi telah memungkinkan akses yang mudah dan


cepat ke berbagai jenis informasi melalui media online, saya masih berpendapat
bahwa keberadaan media cetak seperti buku, surat kabar, atau majalah masih
sangat dibutuhkan. Berikut adalah alasan mengapa saya berpendapat demikian:
Keterbatasan Akses Internet Meskipun internet sudah semakin tersebar luas,
masih banyak daerah yang sulit dijangkau oleh sinyal internet yang cukup.
Kondisi ini akan menyulitkan akses ke informasi online dan membuat media
cetak masih menjadi pilihan utama.
Kebutuhan Referensi dan Rujukan Buku dan jurnal ilmiah masih sangat
dibutuhkan oleh kalangan akademisi dan profesional yang membutuhkan
referensi dan rujukan untuk melakukan penelitian atau menyelesaikan tugas-
tugas tertentu. Meskipun informasi yang relevan bisa didapatkan dari internet,
keakuratan dan kualitas referensi dari buku dan jurnal ilmiah lebih terjamin dan
dapat dipercaya.
Kualitas Konten Media cetak seperti surat kabar dan majalah masih memiliki
kualitas konten yang tinggi dibandingkan dengan media online. Surat kabar dan
majalah biasanya dilengkapi dengan laporan investigasi, editorial yang disusun
oleh ahli, serta kolom-kolom opini yang mendalam, sehingga konten yang
disajikan menjadi lebih bermutu.
Pengalaman Membaca yang Berbeda Membaca buku atau majalah dalam
bentuk cetak memberikan pengalaman yang berbeda dan lebih menyenangkan
dibandingkan dengan membaca dalam format digital. Hal ini karena membaca
dalam format cetak memberikan pengalaman yang lebih intim dan
menghadirkan perasaan yang berbeda saat menyentuh dan merasakan halaman
buku atau majalah.
Dari beberapa alasan di atas, saya masih memilih media cetak sebagai media
yang lebih baik untuk membaca. Meskipun saya juga menggunakan media
online, namun untuk konten yang lebih mendalam dan untuk referensi, saya
lebih memilih untuk menggunakan media cetak. Namun, pilihan media
tergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing individu.

Sumber Referensi :
BMP Komunikasi Massa

Anda mungkin juga menyukai