Anda di halaman 1dari 13

Muhammad Rifki (0101182056)

FDK / KPI-B / Semester V


Komunikasi Massa

1. Jelaskan berbagai elemen dalam proses komunikasi massa


2. Jelaskan perbedaan konsep komunikasi, komunikasi massa dan media massa
3. Jelaskan organisasi media massa
4. Analisislah dan berikan hasil analisis mu bagaimana munculnya media baru akan
mengubah konsep komunikasi massa konvensional

Jawab

1) Berikut adalah elemen-elemen utama dari komunikasi massa:


a) Sumber (komunikator)

Sumber utama dalam komunikasi massa berupa lembaga atau organisasi atau orang
yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi. Lembaga media yang dimaksud
dapat berupa perusahaan penerbitan surat kabar atau majalah, stasiun radio dan televisi,
dan lain sebagainya.

Komunikator dalam sistem komunikasi masa mengandalkan peralatan modern untuk


menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak luas. Lembaga
media massa merupakan organisasi formal seperti perusahaan yang berorientasi
keuntungan, bukan organisasi sukarela atau nirlaba. Meskipun demikian

komunikator dalam sistem komunikasi massa perlu memperhatikan dua hal penting,
yakni:

1) Kepercayaan pada komunikator (source credibility), menyangkut keahlian dan


tingkat kepercayaan sumber.
2) Daya tarik komunikator (source attractiveness). Sebagai komunikator, diupayakan
mencapai kesamaan-kesamaan dengan khalayak agar ada daya tarik yang
ditimbulkan bagi khalayak. Kesamaan-kesamaan tersebut dapat bersifat ideologis
dan demografis.

Organisasi media massa membutuhkan biaya yang sangat besar dalam


operasionalnya. Sementara di sisi lainnya, sangat sedikit beban yang diberikan kepada
khalayak. Produksi isi media adalah hasil kerja banyak orang yang mungkin memiliki
kepentingan-kepentingan pribadi yang berbeda-beda, namun mewakili organisasi yang
kompleks dan bermaksud memperoleh keuntungan material. Untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan yang sangat besar dalam produksi dan reproduksi isi media,
lembaga media membutuhkan modal yang sangat besar pula. Salah satu sumber
pendapatan terpenting dari lembaga media massa adalah iklan. Namun, kredibilitas
komunikator dapat dipengaruhi oleh iklan dalam pandangan khalayak.
b) Pesan

Pesan komunikasi massa berkaitan dengan materi yang disebarkan kepada khalayak
melalui media massa. Pesan media massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat
besar sehingga dapat menjangkau audience yang sangat banyak. Materi pesan
komunikasi massa dapat diidentifikasi dalam format seperti berita, pendapat, musik,
film, iklan, dan lain sebagainya. Menurut Wright, ciri pesan komunikasi massa adalah
sebagai berikut:

1) Publicly. Pesan komunikasi massa umumnya bersifat terbuka yang dimaksudkan


untuk khalayak umum atau publik.
2) Rapid. Pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai khalayak luas dalam
waktu singkat dan simultan.
3) Transient. Pesan komunikasi massa dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen.
Pesan-pesan tersebut diproduksi lembaga media massa dengan menyesuaikan
tingkat kebutuhan, minat, dan perkembangan masyarakat atau khalayaknya.

Pesan komunikasi massa bersifat umum dan terbuka. Umum berarti pesan-pesan
tersebut dapat diakses dan diketahui oleh semua orang dari berbagai lapisan dan latar
belakang sosial ekonomi yang beragam. Olehnya itu, pesan komunikasi massa perlu
dikemas secara menarik bagi khalayak. Pesan komunikasi massa juga dikenal cepat
sampai ke khalayak. Pesannya tidak unik, beraneka ragam dan cenderung dapat
diprediksi. Pesan komunikasi massa adalah komoditi yang bernilai tukar, sekaligus
merupakan acuan simbolik yang mempunyai nilai kemanfaatan.
c) Saluran atau media

Media massa merujuk pada sarana atau peralatan yang digunakan untuk
menyebarluaskan pesan komunikasi massa. Media massa dituntut untuk dapat memikat
perhatian khalayak secara serempak dan serentak. Saluran tersebut berupa media cetak,
seperti surat kabar dan majalah; media elektronik seperti radio dan televisi, serta media
digital.

1) Media cetak. Media cetak berupa surat kabar, majalah, dan buku. Khalayak media
cetak bersifat aktif dan melek huruf sebagai persyaratan utamanya. Pesannya
disampaikan melalu bahasa tertulis dan dukungan gambar atau foto. Khalayak
media cetak yakni pembaca surat kabar dan majalah cenderung merupakan
golongan orang-orang terdidik dan dewasa.
2) Radio. Radio merupakan medium yang dapat digunakan melalui indera
pendengaran. Khalayak radio cenderung bersifat pasif. Substansi siaran radio
menggunakan musik dengan dominan sebagai ilustrasi dan efek suara sehingga
dapat mendramatisir pesan yang disampaikan. Untuk menikmati siaran radio,
khalayak lebih santai dan mudah.
3) Televisi. Televisi merupakan media audio-visual dan paling populer di antara jenis-
jenis komunikasi massa lainnya. Banyaknya jumlah penonton televisi membuatnya
menjadi pilihan utama bagi pemasang iklan sehingga televisi banyak meraup
pendapatan dari penayangan iklan. Televisi merupakan media yang sangat dekat
dengan khalayaknya karena kemudahannya diakses dan sifat tampilannya yang
audio-visual

4) Film. Film memiliki karakter tersendiri jika dibandingkan dengan media massa
lainnya. Untuk menikmati film, seseorang harus datang ke bioskop dan membayar
tiket masuk. Produksi film tidak berkala dan bersifat fiktif. Namun pesan-pesan
dalam film tidak saja berfungsi menghibur penontonnya, tetapi juga dapat dijadikan
sarana sosialisasi program tertentu. Dewasa ini, film tidak lagi hanya bisa dinikmati
di bioskop, tetapi juga melalui televisi dan internet.
5) Media online. Kehadiran internet membuat konvergensi antara komunikasi,
informasi, dan teknologi yang melahirkan multimedia. Keunggulan utama
media online, tidak saja pada aspek kecepatan informasinya, tetapi juga pada sifat
interaktif, dan multimedianya. Pengguna internet dapat terlayani
kebutuhannya dalam bentuk apa saja. Seseorang dapat mengakses surat
kabar digital, majalah digital, jurnal, buku, mendengar musik, menonton televisi,
mendengar radio, atau menonton film melalui internet.
d) Khalayak

Khalayak media massa merupakan sasaran penyebaran pesan- pesan komunikasi


massa. Khalayak media massa adalah orang-orang yang membaca surat kabar,
mendengarkan radio, menonton televisi dan film, serta yang menggunakan internet.
Khalayak media massa tidak berada dalam suatu tempat tertentu, tetapi tersebar secara
luas dan dalam jumlah yang sangat banyak. Khalayak media massa tidak memiliki
struktur dan organisasi yang formal dan tidak memiliki pemimpin. Charles Wright
mengidentifikasi beberapa ciri dari khalayak komunikasi massa, yakni:

1) Large. Jumlah khalayak komunikasi massa sangat banyak dan tersebar dalam
berbagai lokasi.
2) Heterogen. Khalayak komunikasi massa berasal dari berbagai lapisan masyarakat,
memiliki aktivitas atau pekerjaan, umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan,
kemampuan ekonomi, pilihan politik, agama, kelompok etnik,dan standar etis yang
beragam.
3) Anonim. Khalayak komunikasi massa umumnya tidak saling kenal secara pribadi
dengan komunikatornya. Mereka terpisah

4) satu sama lain (tidak mengumpul) serta tidak berinteraksi satu sama lainnya.

Meskipun pesan-pesan komunikasi massa disampaikan secara serempak, namun


pengaruhnya bagi khalayak bersifat unik dan tidak seragam. Hal ini disebabkan oleh
heterogenitas khalayak. Segmentasi khalayak dapat dibedakan atas khalayak “buta
huruf”, orang-orang pragmatis, dan segmen “intelektual”.

1) Segmen khalayak “buta huruf” dicirikan oleh kecenderungan mengkonsumsi media


dengan tipe program atau isi pesan yang relatif dangkal karena hanya mencari
pemenuhan kebutuhan hiburan. Khalayak seperti ini mencari kepuasan diri dengan
mengkonsumsi pesan-pesan media massa. kebanyakan dari mereka memiliki status
sosial ekonomi di tingkat rendah.
2) Segmen orang-orang pragmatis. Kelompok khalayak yang dikategorikan sebagai
orang-orang pragmatis mempunyai kekuatan sosial tertentu, bersifat ambisius, ingin
memperbaiki keadaannya sendiri, menginginkan status. Orientasi mereka pada hal-
hal yang bersifat materi. Jumlahnya lebih sedikit dari segmen “buta huruf”
3) Segmen “intelektual”. Segmen ini cenderung memiliki tingkat pendidikan formal
yang lebih tinggi. Mereka memperhatikan hal- hal serius yang diperoleh dari media
massa secara sungguh- sungguh. Karena sifatnya yang terpelajar, segmen khalayak
ini mengedepankan ide-ide dan menyukai hal-hal yang merangsang untuk berpikir.

Khalayak menggunakan media massa karena berbagai motivasi, yakni memenuhi


rasa kesepian, rasa ingin tahu, untuk meningkatkan dan mengembangkan diri, serta
sebagai filter bagi pesan-pesan yang dikonsumsinya. Pesan dan media diseleksi dan
disaring oleh khalayak melalui alat indera. Proses filterisasi khalayak terhadap media
dan pesan dipengaruhi sejumlah faktor, yakni:

1) Budaya. Aspek budaya mempengaruhi perbedaan tanggapan khalayak bagi pesan


komunikasi massa.
2) Psikologis. Pesan-pesan yang diterima khalayak diterima dan diinterpretasi secara
berbeda-beda sesuai dengan bidang pengalaman dan kerangka referensi yang
dimilikinya

3) Fisik. Berkaitan dengan kondisi fisik individu khalayak bersangkutan. Keadaan fisik
baik yang bersifat internal maupun eksternal bagi khalayak, mempengaruhi
kecenderungan pilihan audience dalam mengkonsumsi pesan-pesan media massa.
4) Regulator. Berkaitan dengan institusi yang memiliki pengaruh tertentu dan
berwenang memberi perhatian atau tekanan untuk mengabaikan terhadap isu-isu
tertentu, misalnya pemerintah, sumber berita iklan, organisasi kewartawanan, dan
sebagainya.

e) Gatekeepers

Gatekeepers berfungsi menyaring pesan-pesan yang diproduksi media massa. mereka


adalah parta editor, wartawan, penyunting, dan sebagainya. Para gatekeepers dalam
menjalankan tugasnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yakni ekonomi, pembatasan
hukum, batas waktu (deadline), etika pribadi dan profesionalisme, kompetisi antarmedia,
nilai berita, dan reaksi terhadap feedback yang tertunda. Di samping itu, proses seleksi
atau penyaringan tersebut memperhatikan hal-hal yang bersifat teknis dan situasional
untuk menyesuaikan produksi isi pesan dengan kebutuhan khalayaknya.

f) Efek

Efek komunikasi massa berkaitan dengan dampak atau hasil yang diperoleh dari
mengkonsumsi media massa. Dampak tersebut berkaitan dengan perubahan yang
terjadi dalam diri khalayak sebagai akibat terpaan pesan-pesan media massa. Menurut
Berlo, klasifikasi dampak perubahan yang dialami audience setelah mengikuti pesan-
pesan media massa dapat dibedakan atas ranah pengetahuan, sikap, dan perilaku nyata.

2) Berikut adalah perbedaan konsep komunikasi, komunikasi massa dan media massa:

a) Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan


pertukaran pesan, dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data
atau informasi dari seseorang kepada orang lain.

b) Menurut Bittner, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui


media massa pada sejumlah besar orang. Sedangkan menurut Gerbner, komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari
arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat
industry.

c) Menurut Cangara, media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian
pesan-pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis (seperti koran, film, radio, TV, dsb)

3) Organisasi media bisa dikatakan sebagai sebuah organisasi yang bekerja untuk
pengelolaan dan produksi media. Dalam organisasi media dikenal sebuah istilah
newsroom yang mengarah pada sebuah struktur yang beroperasi di dalam organisasi
media.

Struktur ini mempengaruhi cara berita diproduksi sebab struktur mempengaruhi apa
yang dilakukan jurnalis, apa yang ditulis editor, dan apa yang akan diterbitkan. Di
dalam newsroom ini, nilai-nilai berita dalam suatu media dipertaruhkan. Di dalam
newsroom ini pula, kebijakan redaksional suatu media dibuat dan diterapkan.
Newsroom menjadi identitas penting dalam organisasi media, sebab pusat kegiatan
produksi jurnalistik bermula dari sini.

Selanjutnya, newsroom menyusun informasi. Yang bertugas menyusun informasi


(berita) adalah bagian redaksi (editorial department), yakni para wartawan, mulai
dari pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, redaktur desk, reporter, fotografer,
koresponden, hingga kontributor. Di dalam newsroom, hasil peliputan (news
gathering) yang dilakukan oleh wartawan dipertimbangkan menurut kebijakan
redaksional media. Di sinilah ideologi yang dianut oleh media menjadi landasan
untuk menentukan berita yang akan diterbitkan; aspek apa yang ditonjolkan, bagian
mana yang ditinggalkan, dan seperti apa berita tersebut dikemas dan
dikomunikasikan. Proses awal penyusunan agenda media (agenda setting) dimulai
di sini.

Di dalam news room TV ada tiga jenis posisi atau jabatan, yaitu jabatan
manajerial, jabatan editorial, dan jabatan produksi. Jabatan manajerial terdiri atas:
1. Pemimpin Redaksi, bertanggung jawab atas seluruh operasional departemen
pemberitaan. Wewenangnya meliputi :

a) mengawasi seluruh kegiatan di newsroom.

b) menentukan siapa menjabat apa.

c) merekrut dan memecat karyawan newsroom.

d) menentukan kebijakan redaksi

e) menyusun anggaran tahunan kegiatan newsroom.

2. Wakil Pemimpin Redaksi, merupakan tangan kanan Pemimpin Redaksi. Dia


menjalankan tugas-tugas yang ditentukan Pemimpin Redaksi. Ia bekerja atas mandat
langsung dari Pemimpin Redaksi. Tidak semua newsroom TV mempunyai Wakil
Pemimpin Redaksi. Stasiun tv lokal dan stasiun tv kecil biasanya tidak memiliki
Wakil Pemimpin Redaksi.

3. Manajer Liputan : merupakan tangan kanan Pemimpin Redaksi, dan bertanggung


jawab ataspemantauan isu-isu yang berkembang dan pengarahan kegiatan liputan
sehari-hari. Tanggung jawab lainnya:

a) menyusun rencana anggaran liputan tahunan, sebagai masukan untuk Pemimpin


Redaksi.

b) menyusun rencana liputan tahunan.

c) menentukan kebijakan liputan sehari-hari

d) mengarahkan kegiatan jajaran korlip dan korda


e) menerbitkan surat tugas khusus dan surat penting lainnya yang dibutuhkan oleh tim
liputan

f) menjalankan tugas-tugas khusus yang diperintahkan Pemimpin Redaksi.

4. Manajer Produksi, merupakan tangan kanan Pemimpin Redaksi dan bertanggung


jawab atas seluruh kegiatan produksi berita tv. Tanggung jawab lainnya:

a) menyusun rencana anggaran tahunan bagian produksi berita tv, sebagai masukan
kepada Pemimpin Redaksi.

b) menentukan kebijakan siaran program berita sehari-hari.

c) mengarahkan kegiatan produser eksekutif dan produser.

d) menjalankan tugas-tugas khusus yang diperintahkan oleh Pemimpin Redaksi.

e) Stasiun tv kecil atau lokal seringkali tidak memerlukan jabatan ini. Tanggung
jawabnya bisa ditangani oleh produser atau produser eksekutif.

5. Produser Eksekutif, bertanggung jawab atas segala kegiatan produksi newscast atau
program berita tv selama on duty. Dia berwenang:

a) memutuskan berita apa saja yang harus diliput dan berita apa saja yang akan
ditayangkan.

b) menyetujui atau menolak skrip berita yang ditulis reporter, produser atau news writer.

c) membuat jadual kerja produser, menyetujui atau menolak cuti dan izin absen
produser.

d) menjalankan tugas khusus yang diberikan pemimpin redaksi, seperti mengawasi


berita-berita tertentu, merekrut dan memecat karyawan, dll.

e) Tidak semua stasiun tv memiliki Produser Eksekutif. Pada stasiun tv lokal, biasanya
tugas-tugas Produser Eksekutif ditangani oleh Pemimpin Redaksi.

6. Koordinator Liputan, bertanggung jawab memantau isu-isu yang sedang


berkembangan dan menentukan berita apa yang harus diliput oleh seorang reporter
dan kamerawan. Tanggung jawab lainnya :
a) menangani buku harian news room yang berisi catatan peristiwa-peristiwa penting
yang sedang terjadi dan akan terjadi serta terus mengupdatenya.

b) mengusulkan rencana liputan harian.

c) menentukan pasangan reporter dan kamerawan untuk sebuah liputan.

d) mengarahkan reporter dan kamerawan yang bertugas meliput.

e) memantau seluruh tim liputan yang sedang berada di lapangan dan memberi
pengarahan lewat telepon.

f) menerbitkan surat tugas liputan

g) menerbitkan surat-surat khusus yang dibutuhkan reporter untuk kepentingan liputan.

7. Koordinator Kamerawan, bertanggung jawab atas tersedianya personil kamerawan


yang ditubuhkan koordinator liputan, lengkap dengan peralatannya. Tanggung jawab
lainnya :

a) memastikan perlengkapan liputan siap pada saat dibutuhkan oleh kamerawan.

b) memastikan kendaraan operasional liputan siap pada saat dibutuhkan tim liputan.

c) menentukan kamera dan perlengkapan apa saja yang harus dibawa oleh kamerawan.

d) memberi pengarahan kepada kamerawan.

e) memantau seluruh kamerawan yang sedang menjalankaan tugas liputan.

Jabatan Editorial terdiri atas :

1. Produser , bertanggung jawab atas isi newscast atau program berita, baik skrip,
gambar, grafik, dan durasi tiap-tiap berita. Meskipun memutuskan berita apa yang
ditayangkan menjadi wewenang Produser Eksekutif, kenyataannya produser juga
sering melakukannya. Tanggung jawab lainnya :

a) Menyusun rundown program berita yang ia tangani.

b) Menentukan format penyajian tiap-tiap berita : VO, Reader, grafik, paket, dll.
c) Menentukan shot-shot kamera studio dan talent effect.

d) Memeriksa dan menyetujui skrip berita yang masuk rundown.

e) Kadang-kadang juga menulis skrip berita yang tidak ditulis oleh reporter atau writer
atau anchor.

2. News Anchor, tugas utama seorang anchor atau presenter atau penyiar adalah
mengantarkan atau membacakan berita. Ketika tidak sedang siaran, news anchorjuga
mempunyai tanggung jawab:

a) membantu produser menyiapkan newscast atau program berita.

b) menulis skrip berita , terutama yang bersumber dari wire.

c) membaca dan mengedit skrip sebelum ditayangkan.

d) Anchor juga sebagai pemandu laporan khusus, pemandu talk show, dll.

e) Anchor juga ada yang menjalankan tugas-tugas manajerial, seperti produser


eksekutif, koordinator liputan, atau tugas produksi seperti reporter.

f) Anchor harus selalu mengembangkan profesionalitasnya : menjaga penampilan, selalu


berpakaian rapi, rambut tertata rapi, ramah, mengikuti perkembangan isu dan
berwawasan luas.

3. Reporter : bertanggung jawab mengusulkan gagasan berita dan melakukan liputan.


Lebih rinci lagi, reporter bertugas :

a) mengumpulkan informasi dari berbagai sumber berita.

b) melakukan wawancara.

c) menulis skrip berita.

d) ketika sedang di lapangan, reporter wajib melaporkan kepada korlip melalui telepon
jika terjadi perkembangan isu yang perlu segera diketahui newsroom.

e) Seperti anchor, reporter juga harus selalu mengembangkan profesionalitasnya :


menjaga penampilan, selalu berpakaian rapi, rambut tertata rapi, ramah, mengikuti
perkembangan isu dan berwawasan luas, serta selalu menjaga stamina dan kondisi
fisiknya.

f) Di masa kini, reporter kadang-kadang juga merangkap tugas menjadi kamerawan dan
melakukan tugas liputan seorang diri, yang dikenal sebagai video jurnalist. Di stasiun
tv kecil, reporter sering juga harus mengedit gambar sendiri.

4. Field Produser atau produser Lapangan, bertanggungjawab memimpin tim liputan di


lapangan, terutama untuk siaran langsung atau live report.

a) Ia merancang kegiatan liputan dan mengarahkan reporter dan kamerawan.

b) Ia merancang wawancara, dan kadang-kadang menjadi pemandunya.

c) Ia juga mengedit skrip yang ditulis reporter.

d) Ia juga melakukan riset.

5. News Writer, bertanggung jawab menulis skrip yang tidak menjadi tanggung jawab
produser, anchor, atau reporter. Mengolah bahan berita yang berasal dari wire copy,
wawancara lewat telepon atau press release. Mendownload gambar dari kantor-kantor
berita yang menjadi langganan stasiun tv-nya. Jabatan news writer biasanya hanya ada
di stasiun tv besar, terutama untuk mengangani berita-berita manca negara.

6. Petugas Riset : tanggung jawabnya meliputi:

a) menyediakan data yang diminta produser, korlip, reporter, anchor dan karyawan
newsroom lainnya.

b) memberikan jawaban segera atas pertanyaan yang diajukan oleh produser, korlip,
reporter, anchor dan karyawan newsroom lainnya.

c) fungsi petugas riset sangat penting di newsroom, tapi posisi ini biasanya tidak ada di
stasiun tv lokal atau stasiun kecil.

Jabatan Produksi terdiri atas :

1. Kamerawan atau Kameramen dan sering disebut juga News Photographer atau
Photojurnalist atau Videographer Tanggung jawabnya meliputi:
a) mendapatkan gambar dan suara untuk berita tv.

b) mempersiapkan peralatan untuk merekam gambar dan suara untuk berita tv.

c) sehari-hari ia bekerja bersama reporter, dan wajib melaksanakan arahan dari reporter.

Di masa kini, Kamerawan kadang-kadang harus meliput berita sendirian, tanpa


reporter. Ia merekam gambar, SOT, dan mengumpulkan informasi untuk produser
atau writer untuk diolah menjadi skrip berita tv. Kamerawan juga sering mengemban
tanggung jawab sebagai editor gambar, terutama di stasiun tv lokal atau stasiun tv
kecil.

2. Associate Producer atau Assistant Producer: ia merupakan tangan kanan produser.


Tanggung jawabnya meliputi :

a) mengumpulkan, menyusun dan memberi nomor kaset-kaset berita yang akan


ditayangkan. Tentu saja ini terjadi di zaman sebelum era digital. Di era digital
sekarang, ia membantu produser merapikan rundown.

b) membantu produser mengecek kegiatan penyuntingan gambar, pembuatan grafik, dan


kesiapan studio menjelang siaran berlangsung.

c) menjadi jembatan antara produser dan karyawan lain di newsroom.

d) kadang-kadang Associate Producer juga menulis skrip dan mengedit gambar.

Jabatan Associate Producer seringkali menjadi jabatan pertama untuk karyawan


baru di newsroom.

3. Editor Audio Visual, bertanggung jawab atas editing gambar dan suara serta
memadukannya dengan skrip berita yang sudah disiapkan oleh reporter atau produser.
Intinya, ia bertanggung jawab atas pemaduan elemen-elemen berita tv menjadi format
akhir yang siap tayang sesuai permintaan produser. Hasil akhir Editor audio visual
bisa berupa paket berita, VO/NAT, VO/NAT FULL, dan SOT.

4. Graphic & Animation Artist: bertanggung jawab atas pembuatan elemen-elemen


berita tv yang berupa grafik atau animasi. Peranan bagian ini sangat penting dalam
membuat penyajian berita menjadi menarik, terutama untuk berita-berita yang tidak
didukung gambar yang menarik, berita yang menyajikan banyak angka, dan berita
yang tidak memiliki gambar aksi sebuah peristiwa. Tapi bagian grafik tidak selalu ada
di setiap newsroom, terutama di stasiun tv kecil atau lokal.

4) Kemunculan media baru membuat media lama atau konvensional harus menghadapi
tantangan yang tidak mudah. Kemunculan media baru mengubah cara masyarakat
dalam mendapatkan informasi melalui media. Awalnya masyarakat mendapatkan
informasi dan berita melalui media lama seperti surat kabar, majalah atau televisi.
Namun setelah berkembangnya media baru, masyarakat juga mendapatkan informasi
melalui media online yang dianggap lebih mudah diakses. Akhirnya, lama kelamaan
media konvensional mulai ditinggalkan, khususnya media cetak seperti surat kabar
dan majalah. Untuk tetap terus bertahan, media konvensional harus terus melakukan
inovasi.

Anda mungkin juga menyukai