Anda di halaman 1dari 13

UJIAN AKHIR SEMESTER

“PENGARUH IKLAN TELEVISI TERHADAP MASYARAKAT”

Disusun Oleh :

Nama : Iman Permana

Nim : 202125055

Kelas /semester ; A/1

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDY ILMU KOMUNIKASI

ANGKATAN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara sederhana, teknologi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang digunakan untuk

memudahkan suatu pekerjaan. Teknologi yang kita gunakan umumnya berupa kompoter,

handphone, telephone, televise, radio, dan lain-lain. Teknologi memiliki keunggulan tersendiri

pada setiap fungsinya. Misalnya televisi dapat membantu memudahkan kominikasi secara luas.
Televisi digunakan untuk menyiarkan berita, pertandingan olah raga, kompetisi ajang pencarian

bakat, reality show, sinetron, iklan, dan sebagainya.

Teknologi televisi yang digunakan untuk menyiarkan iklan memiliki keunggulan dalam

promosi suatu merek produk karena dapat dilihat secara luas oleh pemirsa. Jika dibandingkan

dengan teknologi lain seperti radio, koran, majalah, atau media massa lainnya, televisi memiliki

tinhkat keunggulan yang paling tinggi sebab selain dapat dilihaat cara peggunaan dari sebuah

produk, pemirsa juga dapatnmendengarkan tata cara pengunaan produk itu karena televisi

merupakan teknologi audio-visual.

Iklan adalah suatu bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi

tentang produk, layanan, ataupun informasi lainnya. Iklan televisi pada umumnya lebih mudah

mempenggaruhi pemirsa karena setiap hari ditayangka, bahkan setiap acara televisi selalu disela

dengan iklan. Dengan begitu suatu produk yang secara terus-menerus ditayangkan akan

meninggalkan bekas pada ingatan pemirsa, sehingga mereka akan mulai terpengaruh dengan

produk yang diiklankan.


Sebuah iklan produk akan memberikan citra yang selalu memikat orang yang melihatnya.

Suatu merek produk akan menarik perhatian orang yang memperhatikan iklan. Pemirsa yang

melihat kemudahan-kemudahan yang ditayangkan sebuah iklan, pada akhirnya tertarik untuk

memiliki produk yang diiklankan dengan maksud agar dapat meringankan pekerjaannya. Padahal

terdapat pula kekurangan-kekurangan dari produk tersebut, namun karena yang ditayangkan

hanya kelebihannya maka pemirsa akan tergiur dengan kelebihan tersebut. Dan pada akhirnya

mereka mulai berminat untuk memiliki produk tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian televisi dan iklan?

2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap iklan

televisi?

3. Bagaimana pengaruh iklan televisi terhadap masyarakat?

C. Tujuan Penulisan

1. Apa pengertian televisi dan iklan?

2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap iklan

televisi?

3. Bagaimana pengaruh iklan televisi terhadap masyarakat?

D. Manfaat Penulisan

1. Mengetahui pengertian, faktor-faktor, dan pengaruh iklan televisi terhadap

masyarakat.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan belajat.

3. Menambah khazanah ilmu penetahuan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengrtian Teknologi dan Iklan

Teknologi adalah ilmu-ilmu teknik. Teknologi adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia guna untuk mencapai suatu tujuan. Teknologi

mencakup berbagai sarana yang digunakan manusia da melakukan sebuah aktivitas.

Iklan atau advertising dapat difinisikan sebagai “any paid form of nonpersonal

communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponso” (setiap

bentuk komunikasi nonpersonal mengenai sutau organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar

oleh satu sponsor yang diketahui). Adapun maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut menunjukkan

fakta bahwa ruang dan waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata

‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media massa (televisi, radio, majalah, koran) yang

dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan.

Dengan demikian sifat nonersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk

mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan.

Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas

orang. Hal ini kemungkinana karena daya jangkauannya yang luas. Iklan juga menjadi

instrument promosi yang sangat penting khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang

atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas.


Iklan televisi pada umumnya terdiri atas iklan sponsorship, iklan layanan masyarakat, iklan

spot, promo ad, dan iklan politik. Iklan televisi berkembang dengan berbagai kategori di samping

karena iklan televisi perlu kreativitas dan menghasilkan produk-produk iklan baru, namun juga

karena daya beli masyarakat terhadap sebuah iklan televisi selalu bervariasi karena tekanan

ekonomi. Namun bila kita bandingkan dengan media lain, iklan televisi memiliki kategorisasi

yang jauh berbeda karena sifat media yang juga berbeda.

Kategori besar dari sebuah iklan televisi adalah berdasarkan sifat media ini, di mana iklan

televisi dibangun dari kekuatan visualisasi objek dan kekuatan audio. Siimbol-simbol yang

divisualisasi lebih menonjol bila dibadingkan dengan symbol-simbol verbal. Umumnya iklan

televisi menggunakan cerita-cerita pendek, maka iklan televisi berupaya keras meninggalkan

kesan yang mendalam pemirsa dalam waktu beberapa detik.

B. Faktor-faktoy yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat terhadap Iklan Televisi

Suatu perilku masyarakat tehadap sebuah iklan yang ditayangkan televisi dapat dipengaruhi

oleh beberapa factor. Konsumen tidak membuat keputusan pembelian pada suatu lingkungan

yang terisolasi. Konsumen berada di tengah masyarakat dan berinteraksi dengan masyarakat

tempat ia berada. Dalam hal ini terdapat factor eksternal yang diketahui memberi pengaruh pada

proses pengambilan keputusan.

1. Budaya

Faktor yang paling luas dan paling abstrak mempengaruhi pembelian adalah faktor budaya

yang merupakan suatu kompleksitas dari makna, nilai, norma, dan tradisi yang dipelajari dan

dibagi oleh anggota suatu masyarakat. Norma dan nilai budaya memberikan arah dan petunjuk

kepada anggota masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk juga perilaku konsumsi

mereka. Faktor budaya merupakan penentu keinginan dan penentu perilaku yang paling besar.
Memahami berbagai budaya yang berbeda menjadi penting khususnya bagi perusahaan yang

akan memperluas pasar produknya. Pemasar juga harus menyadari kemungkinan perubahan yang

terjadi pada suatu budaya dan implikasi perubahan itu bagi strategi program iklan serta promosi.

2. Subbudaya

Masing-,masing budaya terdiri dari subbudaya yang lebih kecil yang memberikan lebih

banyak cirri-ciri dan sosialisasi khususnya bagi anggotanya. Subbudaya terdiri atas kelompok

atau segmen masyarakat yang lebih kecil yang memiliki kepercayaaan, nilai-nilai, norma, dan

pola perilaku yang berbeda dengan kelompok atau segmen masyarakat lainnya dalam suatu

kebudayaan yang lebih besar. Subbudaya dapat didasarkan atas umur, ras, agama, etnik, dan

wilayah geografis.

Subbudayay yang berdasarkan rasa tau etnis merupakan faktor bagi pemasar penting karena

jumlahnya yang besar, pertumbuhannya yang tinggi, daya belinya yang kuat, dan pola pembelian

tertentu yang mereka miliki. Banyak subbudaya yang membentuk segmen pasar yang penting

dan sering merancang produk program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

3. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanen, yang

tersusun secara hierarkis dengan anggota yang menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang

sama.

Kelas social tidak hanya diukur berdasarkan penghasilan tetapi juga indicator lain, seperti

pekerjaan, pendidikan, ddan tempat tinggal. Mereka yang berasal dari kelas social yang berbeda

akan memiliki cara berbusana yang berbeda termasuk juga cara berbicara dan preferensi reaksi

yang berbeda pula.


Kelas social menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda dalam banyak hal,

termasuk pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan dalam waktu luang, dan sebagainya. Kelas

social berbeda dalam hal preferensi media, konsumen kelas atas menyukai majalah dan buku

sementara kelas bawah menyukai televise. Bahkan dalam media seperti televisi, konsumen kelas

atas lebih menyukai program berita dan film, sedangkan konsumen kelas bawah lebih menyukai

sinetron atau infotaintmen. Juga terdapat perbedaan bahasa di antara kelas social. Pengiklan

harus menyusun naskah dan dialog yang akrab dengan kelas social yang dituju.

4. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor social,

seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.

a) Kelompok Acuan

Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka. Kelompok acuan menghadapkan

seorang individu pada perilaku dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga mempengaruhi

perilaku dan konsep pribadi seseoranng. Kelompok acuan menciptakan tekanan kepada anggota

kelompok untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mempengaruhi pula piliha produk dan

merek individu bersangkutan.

Perusahaan manufaktur yang produk dan mereknya sangat dipengaruhi oleh pengaruh

kelompok acuan harus menentukn cara menjangkau dan mempengaruhi para pemimpin opini

pada kelompok acuan. Pemasar berusaha menjangkau pemimpin opini dengan mengidentifikasi

cirri-ciri demografis dan psikografis yang berkaitan dengan pemimpin opini, mengidentifikasi

media yang dibaca pemimpin opini dan mengarahkan mengarahkan pesan iklan kepada

pemimpin opini.
b) Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian penting dalam masyarakat yang telah menjadi

objek penilitian yang luas. Keterlibatan suami istri biasanya berbeda-beda bergantung pada jenis

produknya. Istri biasanya bertindak sebagai agen pembelian utama keluarrga. Terutama untuk

makanan, berbagai barang yang kecil nilainya, dan pakaian sehari-hari.

c) Peran dan Status

Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing
peran menghasilkan status. Orang-orang memilih produk yang dapat mengomunikasikan peran

dan status mereka di masyarakat. Oleh karena itu direktur utama perusahaan sering mengendarai

Mersedes, memakai pakaian yang mahal, dan minum minuman beralkohol Chivas Regal.

Pemasar menyadari potensi symbol status dari produk dan merek.

C. Pengaruh Iklan Televisi terhadap Masyarakat

Media komunikasi terpopuler dan digemari umat manusia saat ini adalah televisi. Penemuan

teknologi televisi telah mengubah medium interaksi manusia dengan benda di sekitarnya.

Jacques Ellul mengatakan bahwa kalau kita ingin menggambarkan zaman ini, maka

gambarkan yang terbaik untuk dijelaskan mengenai suatu realitas masyarakat, adalah masyarakat

dengan system teknologi yang baik atau masyarakat teknologi.

Marcuse dalam teori ya (manusia berdimensi satu) mengatakan bahwa, “Teknologi modern

memberikan dominasi kepada individu sehingga terpengaruh di dalamnya dan bergantung” . hal

ini berarti teknologi menindas fikiran seorag manusia untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Untuk mencapai masyarakat teknologi, maka suatu masyarakat harus memiliki system

teknologi yang baik (Denis Goulet). Dengan demikian maka fungsi teknologi adalah kunci utama

perubahan di masyarakat. Teknologi secara fungsional telah menguasai masyarakat, bahkan pada

fungsi yang substansial,seperti mengatur beberapa system norma di masyarakat.

Dalam dunia pertelevisian, system teknologi tellah menguasai jalan fikiran masyarakat

dengan apa yang diistilahkan dengan “theater of mind.” Segabagaimana gambaran realitas iklan

televisi. Suatu contoh, ketiak iklan shampoo Clear menggunakan iklan dengan gaya seperti

adegan film “Matrix”, di mana seorang pemuda bershampo Clear dapat menghindari tembakan

peluru dengan lekukan tubuh yang fleksibel, mak seluruh adegan dalam iklan tersebut begitu

mengagumkan pemirsa. Iklan itu begitu mengagumkan karena selain realitas, adegan-adegan

tersebut mampu membawa pemirsa kepada kesan dunia lain yang maha dahsyat.

Pada iklan lain, sabun “Surf” umpamanya atau sabun “Rinso”. Gambaran mengenai

kemudahan dan kekuatan produk deterjen itu dalam iklan, tidak selamanya dapat dibuktikan

dalam dunia nyata. Pengetahuan itu hanyalah realitas yang dibangun oleh iklan televisi dalam

media televisi untuk menjelaskan betapa hebatnya sebuah produk, sehingga pemirsa sampai

kepada kesimpulan mengenai produ tersebut akan memudahkan pekerjaannya.

Selain menawarkan dunia instan, iklan terutama iklan televisi merupakam pertunjukan

‘kecil’ dalam dunia komunikasi dengan kesan-kesan yang ‘besar’ sebagai suatu system magis

(the magic system). Sebagai the magic system, iklan dapat mengubah nasib seseorang dalam satu

malam. Pak Ahmad seorang guru SD berubah nasibnya dalam semalam, mendadak kayak karena

makan mie instan bermerek ‘Indomie’, atau dengan menabung sepuluh ribu rupiah di Bank

BCA. Magic, itulah kata yang sering disebut masyarakat untuk menggambarkan betapa iklan

mempertontonkan sebuah dunia kognitif kepada pemirsanya. Iklan bahkan mamapu

mereproduksi angan-angan kehidupan manusia tentang kehidupan mewah dalam keajaiban


seribu satu malam.
Teori kognitif memiliki daya tarik tersendiri bagi pemasar karena perilaku konsumen

melibatkan kegiatana pemilihan dan pengambilan keputusan, terlebih bagi keputusan pembelian

suatu produk yang dipandang penting bagi konsumen. Proses kognitif, seperti persepsi,

kepercayaan, sikap, dan integrasi adalah penting untuk memahami proses pengambilan

keputusan konsumen untuk berbagai tipe atau jenis pembelian.

Sebagai the magic system, iklan memiliki ideology. Pertama, iklan selalu berfikir tentang

pasar. Pemikiran tentang pasarmengharuskan iklan selalu memiliki kemampuan menjual. Iklan

selalu mampu mereproduksi pasar menjadi ruang yang luas untuk menjual barang-barang yang

dipromosikan. Dalam bidang ini, iklan harus mampu menyampingkan nilai-nilai negative sebuah

produk dan menggantinya dengan hal-hal yang efektif sebagai bagian positif dari produk

tersebut. Kedua, bahasa adalah bagian penting dalam system ini. Maksudnya iklan menjadi

bagian dari bahasa simbolis masyarakat. Ketiga, perkiraan pada bagian kedua menjadi perhatian

untuk berbicara tentang sasaran iklan. Iklan tidak untuk semua, akan tetapi untuk segmen

tertentu. Target audiens menjadi penting dalam perencanaan sebuah iklan. Varian terbanyak

dalam target iklan adalah pada strategi menentukan kelas mana yang seharusnya menjadi target

iklan terebut. Dasar utama penentuan target kelas adalah fungsi produk yang diiklankan itu.

Dalam hal tertentu individu bebas merespon iklan yang ditayangkan, sejauh itu pula individu

terikat dengan sisitem yang ada. Oleh karena itu sistemikut mempengaruhi respon individu.

System yang dimaksud adalah system dominan seperti seperti lingkungan kerja dan kekuasaan,

system subordinasi, dan sistem radikal.

Sistem-sistem tersebut menjadi bagian penting da menentukan strategi meraih target dalam

satu tayangan iklan. Namiun tidak mustahil dalam produk-produk tertentu diferensiasi target

dapat dipertemukan dalam sebuah ‘garis merah’. G demikian target adalah ‘semua’. Sebuah

contoh minuman “Sprite” yang menggambarkan Sprite tidak saja diminum oleh kalangan
bintang film, foto model, dan kelompok selebriti lainnya, namun juga diminum oleh remaja biasa

dari kampung kumuh di Jakarta sampai dengan petani di pedesaan Gunung Kidul Yogyakarta.

Vestergard dan Schroder mengatakan, hal yang mungkin dimengerti mengapa publisitas

tetap dapat dipercaya padahal ada jarak antara apa yang ditawarkan dengan yang dijanjikan,

sama dengan yang dirasakan oleh pemirsa tentang apa yang dirasakan dan diinginkan. Dua jarak

itu terkesar terpenuhi hanya dalam mimpi dan berlebihan. Rata-rata konsumen tidak terkejut

dengan pembelian barang yang tidak sesuai dengan janji iklan . karena mereka sadari iklan hanya

bagian kesadaran dari hasrat manusia untuk hidup lebih baik. Iklan merupakan fantasiby

tersimpan dalam dunia mimpi manusia.

Marshall McLuhan dalam teorinya “Technological Determinism Theory” juga mengatakan

bahwa perubahan dapat terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula

keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berfikir ,

berperilaku dalam masyarakat, dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk

bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain.


BAB III

PENUTUP
A .Simpulan

 Riset menunjukan rendahnya level aktivitas otak ketika menonton iklan menyebabkan
rendahnya kendali otak terhadap perilaku sehingga konsumen mudah tergoda membeli
produk tersebut. Perilaku ingin selalu memiliki produk-produk terbaru yang sedang
booming atau nge-trend yang dilihat dari media informasi seperti televisi atau internet
dan media masa itupun dapat terjadi karena mengikuti perkembangan kebutuhan hidup
manusia ini sendiri, akibatnya pola konsumerisme pun terbentuk.
 iklan dapat berpengaruh terhadap pola konsumerisme masyarakat kelas atas, kelas bawah
dan anak-anak.

B. saran

 agar tidak terjerumus kepada perilaku konsumtif, sebaiknya jika menginginkan sesuatu
dipikirkan dahulu manfaatnya.
 orang tua harus meningkatkan penjagaan terhadap anaknya dari perilaku konsumtif
karena iklan juga.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, M. Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Perdana Media Group,

2008. Morissan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana,

2010.Nurdin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007.

Anda mungkin juga menyukai