Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PATTIMURA

2021-2022

LAPORAN PSIKOLOGI KOMUNIKASI

Disusun Oleh :

KELOMPOK I

KELAS A

ANGGOTA :

1) Muhammad Alif Yushar (202125002)

2) Rayfaldhi Marasabessy (202125003)

3) Ainun Syahria Lewogete (202125004)

4) Michelle Gloria Tomasoa (202125005)

5) Muh. Iswari Alfarizi Alfatah (202125006)

6) Andri Sahlan (202125007)


Sistematika penelitian ini dimulai dari kata pengantar yang akan dibahas dalam
laporan ini .Selanjutnya, masuk pada inti pembahasaan dan di akhiri dengan
kesimpulan. Dalam laporan ini, Diharapkan pembaca dapat mengkaji penelitian ini
tentang persepsi suatu objek yaitu objek mati dan objek hidup,kami penyusun
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penelitian ini. Semoga laporan ini bermanfaaat bagi kita semua.Terimakasih.

Kami mendapat beberapa permasalahan dalam melaksanakan penelitian ini.


Diantaranya:

1. adanya penolakan dalam melakukan interview

2. kurangnya referensi dari target mengenai objek penelitian

Tujuan dari peneltian ini adalah untuk menuntaskan ujian tengah semester pada
kelompok kami dalam bentuk laporan. Metode penelitian yang kami buat yaitu
Pembagian team menjadi 2 bagian.

Menurut kami pembagian tim dalam melakukan penelitian ini sangat efektif dan
akurat ketika ingin menginterview target dalam penelitian ini. Karena, dapat
menghemat waktu dalam melakukan penelitian sehingga laporan ini dapat
diselesaikan dengan cepat.

Ini adalah hasil dari penelitian kami

team A

- Lokasi ; lingkungan kampus Universitas Pattimura

Objek mati

1. Danau
- Target 1
Nama : Desi
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; sejuk, dan asri

- Target 2
Nama : Dewi
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2021
Persepsi yang ia berikan; biru, dan luas

- Target 3
Nama : Yusri
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; Bagus, enak dipandang, dan sejuk

- Target 4
Nama : Selmin
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2017
Persepsi yang ia berikan; danau tenang

- Target 5
Nama : Axel
Fakultas : Ilmu sosial dan Ilmu Politik
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; tenang dan adem

Berdasarkan penilitian yang telah dibuat, rata-rata persepsi mengenai objek mati
yaitu danau adalah ; sejuk, adem, tenang, dan enak dipandang

2. Gurun Pasir
- Target 1
Nama : Dian Petrus
Fakultas : FKIP
Angkatan : 2017
Persepsi yang ia berikan; Panas

- Target 2
Nama : Lina Manuhutu
Fakultas : FEBIS
Angkatan : 2021
Persepsi yang ia berikan; aesthetic

- Target 3
Nama : Carda
Fakultas : FEBIS
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; Gersang, tidak ada kehidupan

- Target 4
Nama : Bintang
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2020
Persepsi yang ia berikan; panas dan banyak pasir

- Target 5
Nama : Selmin
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2017
Persepsi yang ia berikan; hawa panas, haus dan lapar

Berdasarkan penilitian yang telah dibuat, rata-rata persepsi mengenai objek mati
yaitu gurun pasir adalah ; tempat yang panas, gersang dan jarang ditemukan
kehidupan di sana

Objek Hidup

1. Tokoh Terkenal (Albert Einstein)


- Target 1
Nama : Desi
Fakultas : Ilmu Sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; Terkenal, Teorinya, Buku-buku, Jenius dan sangat
menginspirasi banyak orang

- Target 2
Nama : Dewi
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2021
Persepsi yang ia berikan; Pintar, jenius, ilmuan, dan tokoh terkenal

- Target 3
Nama : Yusri
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; Cerdas dan banyak pengetahuan

- Target 4
Nama : Axel
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; Pintar dan berwibawa

- Target 5
Nama : Carda
Fakultas : FEBIS
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; Jenius, Banyak belajar dari beliau

Berdasarkan penilitian yang telah dibuat, rata-rata persepsi mengenai objek hidup
yaitu Tokoh terkenal ( Albert Einstein) adalah ; Orang yang jenius, pintar, banyak
pengetahuan, dan ilmuan

2. Perempuan berkepala botak


- Target 1
Nama : Dian Petrus
Fakultas : FKIP
Angkatan : 2017
Persepsi yang ia berikan; unik dan cantik

- Target 2
Nama : Lina Manuhutu
Fakultas : FEBIS
Angkatan : 2021
Persepsi yang ia berikan; percaya diri, bersyukur

- Target 3
Nama : Bintang
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2020
Persepsi yang ia berikan; Rambut itu mahkota jadi lebih baik ada rambutnya

- Target 4
Nama : Carda
Fakultas : FEBIS
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; Bukan suatu kejelekan, sesuai kecocokan.

- Target 5
Nama : Axel
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; Kuat

Berdasarkan penilitian yang telah dibuat, rata-rata persepsi mengenai objek hidup
yaitu perempuan yang berkepala botak adalah ; Sosok orang yang unik, percaya diri,
dan cantik.
Team B
Lokasi ; di lingkungan kampus Universitas Pattimura

Objek mati

1. HP

- Target 1
Nama : Riang
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2021
Persepsi yang ia berikan; Alat komunikasi untuk menyampaikan pesan. Yang
dimana ada dua kegunaan yaitu positif dan negative.

- Target 2
Nama : Tiara
Fakultas : Hukum
Angkatan : 2021
Persepsi yang ia berikan; alat penting untuk kuliah

- Target 3
Nama : Anita
Fakultas : POLTEKES
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; alat komunikasi, sangat dibutuhkan di saat
pandemic

- Target 4
Nama : Riman
Fakultas : Teknik
Angkatan : 2019
Persepsi yang ia berikan; untuk telekomunikasi, bisa berhubungan dengan
orang yang jauh dengan mudah
- Target 5
Nama : Sarvin
Fakultas : Pertanian
Angkatan : 2019
Persepsi yang ia berikan; dampak positifnya media untuk mendapatkan
informasi dengan mudah, dampak negatifnya membuat orang dapat
berpengaruh kearah negative

Berdasarkan penilitian yang telah dibuat, rata-rata persepsi mengenai objek mati
yaitu HP adalah ; Alat komunikasi untuk menyampaikan pesan, salah satu media
yang dibutuhkan disaat pandemik bagi mahasiswa dan alat untuk memudahkan
berhubungan dengan orang yang jauh.

2. Laptop

- Target 1
Nama : Riang
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2021
Persepsi yang ia berikan; Salah satu media untuk menyampaikan pesan
- Target 2
Nama : Tiara
Fakultas : Hukum
Angkatan : 2021
Persepsi yang ia berikan; Alat bantu mahasiswa untuk membuat tugas

- Target 3
Nama : Anita
Fakultas : POLTEKES
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; Banyak membantu mahasiswa
- Target 4
Nama : Riman
Fakultas : Teknik
Angkatan : 2019
Persepsi yang ia berikan; Alat penting untuk mahasiswa membuat tugas

- Target 5
Nama : Sarvin
Fakultas : Pertanian
Angkatan : 2019
Persepsi yang ia berikan; Dapat membantu karyawan kantoran untuk
mengerjakan tugas kantor

Berdasarkan penilitian yang telah dibuat, rata-rata persepsi mengenai objek mati
yaitu Laptop adalah ; salah satu media dan alat bantu penting untuk mahasiswa
mengirim pesan dan membuat tugas

Objek hidup

1. Tokoh Pahlawan ( Pattimura)

- Target 1
Nama : Riang
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2021
Persepsi yang ia berikan; Sosok pahlawan yang berani, dan memiliki jiwa
kepimimpinan. Memiliki wajah hitam, rambut keriting, dan alis tebal

- Target 2
Nama : Tiara
Fakultas : Hukum
Angkatan : 2021
Persepsi yang ia berikan; Contoh pahlawan yang baik dan pejuang yang
patut dicontoh
- Target 3
Nama : Anita
Fakultas : POLTEKES
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; Kebanggaan orang Maluku, motivasi para pemuda

- Target 4
Nama : Riman
Fakultas : Teknik
Angkatan : 2019
Persepsi yang ia berikan; Warna kulit hitam seperti ras orang Maluku

- Target 5
Nama : Sarvin
Fakultas : Pertanian
Angkatan : 2019
Persepsi yang ia berikan; Pahlawan yang hebat

Berdasarkan penilitian yang telah dibuat, rata-rata persepsi mengenai objek hidup
yaitu Tokoh Pahlawan adalah ; sosok pemberani yang bisa menjadi motivasi bagi
para pemuda dan menjadi salah satu kebanggaan rakyat Maluku

2. Pemulung

- Target 1
Nama : Riang
Fakultas : Ilmu sosial dan ilmu politik
Angkatan : 2021
Persepsi yang ia berikan; Orang yang termasuk dalam fakir miskin

- Target 2
Nama : Tiara
Fakultas : Hukum
Angkatan : 2021
Persepsi yang ia berikan; Contoh pejuang kehidupan dan cerminan
- Target 3
Nama : Anita
Fakultas : POLTEKES
Angkatan : 2018
Persepsi yang ia berikan; pekerja keras

- Target 4
Nama : Riman
Fakultas : Teknik
Angkatan : 2019
Persepsi yang ia berikan; pekerja keras, berusaha untuk mencari nafkah
untuk keluarga

- Target 5
Nama : Sarvin
Fakultas : Pertanian
Angkatan : 2019
Persepsi yang ia berikan; orang yang melakukan pekerjaan mulia meskipun
pendapatan sedikit tetapi tetap mensyukuri.

Berdasarkan penilitian yang telah dibuat, rata-rata persepsi mengenai objek hidup
yaitu Pemulung adalah ; contoh pejuang kehidupan, sosok pekerja keras dan
cerminan baik.

Kasus kekerasan terhadap siswi SMP di Pontianak begitu menyita perhatian


publik. Atas kasus ini, sejumlah psikolog pun angkat bicara soal pemicu
seorang anak bisa melakukan kekerasan pada temannya. Dr.Dedy Susanto,
seorang psikolog beberapa kali membahas kasus tersebut dari sisi
psikologis melalui instagram pribadinya. Ia sempat mengatakan traumatik yang
dialami korban termasuk jenis yang sulit disembuhkan dalam waktu singkat.
Selain itu, Dr. Dedy Susanto juga membeberkan dua hal yang memicu s eorang
anak berani melakukan tindak kekerasan, seperti yang dilakukan 12 siswi SMA
kepada korban beberapa hari lalu.
Ia mengatakan, ada dua faktor utama seorang anak berani melakukan tindak
kekerasan, salah satunya tayangan televisi yang banyak mempengaruh i pola
pikir anak.
"Ada 2 kemungkinan kenapa bullying dan kekerasan bisa terjadi. Pertama,
dampak tayangan TV. Tayangan TV itu 60-70% itu mempengaruhi psikologis,
kejiwaan, perilaku, cara berpikir dan emosi seseorang. Nah, di Indonesia ini
banyak banget sinetron tidak bermanfaat yang menayangkan perkelahian,
tawuran, pertengkaran.Bahkan ada yang spesifik banget dan relevan dengan
kejadian Audrey yaitu ada cewek-cewek SMP atau SMA bersama-sama
menjatuhkan, menyakiti, menyingkirkan seorang cewek yang mengambil pacar
temannya. Nah, ini bahaya tayangan seperti ini," jelas Dedy Susanto
melalui channel YouTube Kuliah Psikologi. Ilustrasi trauma. (Shutterstock) Dedy
Susanto menjelaskan kekerasan yang dilakukan seorang anak itu dipengaruhi
oleh alam bawah sadar yang sering melihat tayangan menyimpang di televisi
atau media lainnya.
Kasus Kekerasan Terhadap Audrey, Psikolog Ungkap 2 Pemicu Kekerasan

"Kedua, dipengaruhi parenting atau pola asuh orangtua. Pada masa kecil si anak,
orangtua menyakiti anaknya, menyisakan kepahitan mendalam, melukai hati
anaknya. Sehingga di alam bawah sadar anak itu tersimpan kemarahan dan
kekecewaan yang terpendam tapi tidak keluar. Nah, suatu saat di kehidupan
pribadinya, di sekolah maupun di mana pun, emosi itu akan keluar. Jadi memang
bisa saja ada pengaruh dari pola asuh atau kenangan di masa lalu," paparnya.

Selain itu, tidak adanya pengawasan dan kedisiplinan orangtua karena kurangnya
keterampilan mengasuh anak juga berkaitan dengan tingkat kejahatan remaja.
Berdasarkan hasil riset tim peneliti ilmu sosial oleh Grald R. Patterson di Oregon
Learning Center dilansir HiMedik dari Marri Pedia menyatakan orangtua perlu dan
harus mengawasi setiap perbuatan anaknya baik di dalam rumah maupun di luar
rumah. Orangtua harus bisa menanamkan peraturan di rumah, pelanggaran sosial
beserta hukumannya dan selalu terbuka untuk diskusi agar konflik tidak
berkepanjangan lalu menjadikan orang lain sebagai imbas emosional anak.

Peran orangtua memberi pemahaman yang tepat mengenai peraturan, perilaku


menyimpang dan hukuman yang berlaku jika anak melakukan kesalahan. Didikan
orangtua untuk mendisiplinkan anak sangat berpengaruh pada kehidupannya di
masa mendatang. Tetapi, orangtua juga harus membangun kedekatan dengan anak
agar membuatnya mau terbuka mengenai apapun persoalannya.Sebab, peraturan
dan disiplin ketat yang diterapkan oleh orangtua bisa saja justru meningkatkan
peluang anak melakukan tindak kejahatan. Terutama jika anak tersebut tumbuh
dalam keluarga broken home atau tidak memiliki salah satu, ayah atau ibu.
Mereka memiliki peluang lebih besar untuk melakukan kejahatan. Begitu pula jika
orangtua terlalu memberikan hukuman yang keras pada anaknya ketika melakukan
kesalahan.Hukuman keras dari orangtua hanya akan membentuk anak lebih agresif
dan ia bisa saja melakukan tindak kekerasan di kemudian hari sebagai bentuk
pelampiasan amarahnya yang terpendam kepada orangtua di masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai