Anda di halaman 1dari 17

KONSEP PUBLIK

PEDAGOGI
Publik Pedagogi
*Proses pendidikan yang berfokuskan publik.
*Publik memperoleh informasi dari media massa,
media online, maupun prilaku seseorang publik figur
(tokoh politik, tokoh pemerintahan, artis,
budayawan, pakar). Dari apa yang dilakukan oleh
publik figur tersebut dapat membentuk
pengetahuan, sikap, dan prilaku publik /masyarakat.
*Dalam hal ini prilaku publik sangat bergantung
kepada sikap dan prilaku publik figur yang
dipertontonkan melalui media massa atau media
lainnya.
Th. 1980, Knowles  merubah
pemahamannya bahwa pedagogi
dan andragogi tidak harus
dipertentangkan, tetapi saling
melengkapi dalam pendidikan
orang dewasa. Pembelajaran
orang dewasa menurut Knowles
bahkan dapat bertolak dari
pedagogi kepada andragogi.
Cara belajar orang dewasa, memiliki asumsi:
1-    Orang dewasa perlu dibina untuk mengalami perubahan dari
kebergantungan kepada pengajar kepada kemandirian dalam
belajar. Ia mampu mengarahkan dirinya mempelajari sesuai
kebutuhannya.
2-   Pengalaman orang dewasa dapat dijadikan sebagai sumber di
dalam kegiatan belajar untuk memperkaya dirinya dan sesamanya.
3-  Kesiapan belajar orang dewasa bertumbuh dan berkembang
terkait dengan tugas, tanggung jawab dan masalah kehidupannya.
4-  Orientasi belajar orang dewasa harus diarahkan dari berpusat
pada bahan pengajaran kepada pemecahan-pemecahan masalah.
5-  Motivasi belajar orang dewasa harus diarahkan dari pemberian
pujian dan hukuman kepada dorongan dari dalam diri sendiri serta
karena rasa ingin tahu.
(Knowles)
Dalam hal publik pedagogi ini
pengetahuan akademik tidak hanya satu-
satunya prasyarat profesional tetapi juga
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat
baik dari fenomena yang dapat dilihat
secara langsung atau melalui media (TV,
internet, dll). Sumber belajar publik
pedagogik seperti: para budayawan,
politikus, selibiritis
Sekolah (lembaga pendidikan
formal) tidak hanya satu-
satunya sebagai situs
pengajaran. Tetapi juga gagasan
yang berkembang tentang
pendidikan public terjadi di
depan umum (ruang publik)
Publik pedagogi membentuk arah
baru era sekarang ini sebagai
pendidikan praktis di ranah publik
Dikaitkan teori Paulo Frire, bahwa
proses pendidikan tidak satu-
satunya pada sekolah (sbg penjara),
tetapi juga di luar sekolah pada
ranah publik)
Pendidikan sekarang yang terjadi dimana-mana,
akan tapi di dalam sekolah mengakui bahwa
sekolah telah merubah bentuk menjadi
pedagogi dari sekolah, jelas ke jalan-jalan
(termasuk parade), ke televisi (video game serta
program-program seperti "Th e Avengers"), ke
dalam film, di Internet (blog tapi tidak
Facebook), melalui musik (dan tidak hanya hip-
hop), puisi dan seni visual (termasuk Graffi ti), di
museum-museum, pada tubuh, dan di kebun
binatang.
Pendidikan sebagai transformasi sosial
(Marx)

Schiller menjelaskan “mengapa revolusi melawan


hak irasional dan aristokrat otoritas telah gagal
untuk membebaskan Perancis, ia menyimpulkan
bahwa revolusi politik belum dapat mencapai
humanisasi. "politik" emansipasi gagal untuk
mencapai "manusia" (melalui ekonomi)
emansipasi. Jika transformasi politik tidak dapat
mengatasi sumber nyata dehumanisasi, apa yang
diperlukan, Schiller menulis, adalah "total revolusi
dalam [manusia] sepanjang jalan perasaan.
Konsep pedagogi publik juga berkembang dalam teori
dan lapangan pendidikan orang dewasa,
dimana munculnya pengkajian budaya yang
berkembang dalam masyarakat

WOODHAMS (1999) menegaskan bahwa pendidikan orang


dewasa diarahkan pada studi budaya populer untuk
meningkatkan praktek pedagogis kritis berdirinya pada tahun
1964 di Birmingham Pusat Studi Kebudayaan di Inggris, yang bagi
banyak sarjana menandai awal dari disiplin akademik kajian
budaya (Barker, 2004).
Pendidik dewasa di 1970-an dan 1980-an terlibat lagi dengan
gagasan budaya populer dan media massa sebagai ruang edukatif
Pandangan para ahli berpendapat bahwa budaya populer telah
memberi pengaruh yang kuat pada pandangan masyarakat.
Budaya populer yang kritis dan
counterhegemonic, berfokus pada penggunaan
budaya populer sebagai potensi edukasi bagi
keadilan sosial, kritik budaya, dan
kemungkinan demokrasi

Budaya populer (pop )yang ada merupakan


sebuah proses terjadinya perubahan persepsi
akan realitas yang ada oleh individu maupun
sekelompok orang yang memiliki kepentingan-
kepentingan terselubung di balik
‘penghegemonian’ yang dilakukan demi
tercapainya sosialisasi budaya pop yang ada.
Konsep dan Pengertian Budaya Pop

“Merupakan sebuah proses dimana terjadinya


perubahan persepsi akan realitas yang ada oleh
individu maupun sekelompok orang yang memiliki
kepentingan-kepentingan terselubung di balik
penghegomonian yang dilakukan demi tercapainya
sosialisasi budaya yang ada”
Kritikus Lorraine Gamman dan Margaret Marshment, keduanya penyunting
buku The Female Gaze: Women as Viewers of Popular Culture (1998)
LATAR BELAKANG MUNCULNYA BUDAYA POP
1. KEBUDAYAAN SEMAKIN LAMA SEMAKIN BERKEMBANG PESAT SEIRING
DENGAN KEINGINAN DAN KEBUTUHAN MANUSIA YG SEMAKIN
BERANEKA RAGAM JENISNYA
2. BUDAYA MENJADI ALAT PEMBENTUKAN PERSONALITI
ATAU CIRI KHAS TERSENDIRI
3. MASYARAKAT YANG SEMAKIN KONSUMTIF, MEMBELI BARANG BUKAN DI
DASARKAN PADA FUNGSI GUNA DAN KEBUTUHAN TETAPI DIDASARKAN
PADA IMAGE DAN PRESTISE
4. AKIBAT DAMPAK DARI GLOBALISASI DAN KAPITALISME
Budaya pop hanya akan terjadi manakala keinginan pasar menjadi
perhatian sentral. Singkatnya, ada selera mainstream di tengah-tengah
masyarakat.
Sebagian kalangan memang menilai bahwa budaya populer itu membawa
dampak positif, yaitu sebagai bentuk kemajuan dari peradaban dan
menciptakan dinamisasi terhadap mobilitas budaya, baik secara vertikal
maupun horisontal. Namun, tetap saja dampak yang dibawa atas budaya
populer yang bersumber dari proses globalisasi dan kapitalisme itu
merugikan banyak pihak, antara lain eksistensi budaya daerah yang makin
hilang karena dianggap ketinggalan zaman, identitas diri yang makin
terkikis karena adanya penentuan identitas, dan standarisasi dari industri
budaya sebagai pihak yang menciptakan budaya. Budaya pop juga
merambah pada dunia musik, politik, sosial, dan segi kehidupan lainnya.
Masyarakat dipertemukan ketika budaya populer tersebut terwujud.
Masyarakat kita seakan telah terbius dengan tayangan yang lebih populer.
Meniru apapun yang dianggap modern dan peniruan tersebut diadopsi
dari tayangan televisi yang sehari-hari mereka tonton. Beberapa contoh
fenomena budaya, antara lain komunitas facebook, twitter, friendster,
womens club, dance club, komunitas punk, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai