Anda di halaman 1dari 7

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA

Nama
Nim
Kel

: Alousya Asri Kusuma


: 0871500476
: AD

UJIAN TENGAH SEMESTER


SOSIOLOGI KOMUNIKASI
A. PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan Sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua
unsur unsur budaya dan sistem sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan
masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur unsur eksternal meninggalkan
pola pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau
menggunakan pola pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan
kebudayaan asing.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola
budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang
terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman
mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial:
1. tekanan kerja dalam masyarakat
2. keefektifan komunikasi
3. perubahan lingkungan alam.
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat,
penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman
es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasiinovasi baru lainnya dalam kebudayaan.
Hal hal penting dalam perubahan social menyangkut aspek aspek sebagai berikut,
yaitu: perubahan pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, perubahan
budaya materi.

Pertama, perubahan pola piker dan sikap masyarakat menyangkut persoalan sikap
masyarakat terhadap berbagai persoalan social dan budaya di sekitarnya yang berakibat
terhadap pemetaraan pola pola piker baru yang di anut oleh masyarakat sebagai sebuah
sikap yang modern. Contohnya, sikap terhadap pekerjaan bahwa konsep dan pola pikir
lama tentang pekerjaan adalah sector formal (menjadi pegawai negeri), sehingga konsep
pekerjaan dibagi menjadi dua, yaitu sector formal dan informal.
Kedua, peubahan perilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan system system
social, dimana masyarakat meninggalkan system social lama dan menjalankan system
social baru, seperti perubahan perilaku pengukuran kinerja suatu lembaga atau instansi.
Apabila pada system lama, ukuran ukuran kinerja hanya dilihat dari aspek output dan
proses tanpa harus mengukur sampai dimana output dan prose situ dicapai.
Ketiga, perubahan budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan
oleh masyarakat, seperti model pakaian, karya fotografi, karya film, teknologi, dan
sebagainya yang terus berubah dari waktu ke waktu menyesuaikan kebutuhan
masyarakat.
Masyarakat memulai kehidupan mereka pada suatu fase yang disebut primitive dimana
manusia hidup secara terisolir dan berpindah pindah disesuaikan dengan lingkungan
alam dan sumber makanan yang tersedia.
Fase berikutnya adalah fase agrokultural, ketika lingkungan alam mulai tidak lagi mampu
member dukungan terhadap manusia, termasuk juga karena populasi manusia mulai
banyak, maka pilihan budayanya adalah bercocok tanam disuatu tempat dan menanam
hasil pertanian itu serta berburu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Fase tradisional dijalani oleh masyarakat dengan hidup secara menetap di suatu tempat
yang dianggap strategis untuk penyediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat, seperti
dipinggir sungai, dipantai dilereng bukit, didataran tinggi, di daratan rendah yang datar,
dan sebagainya.
Pada fase transisi, kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hamper tidak
ditemukan lagi dalam skala luas, transportasi sudah lancer walaupun untuk masyarakat
desa tertentu masih menjadi masalah.
Fase modern ditandai dengan peningkatan kualitas perubahan social yang lebis jelas
meninggalkan fase transisi. Masyarakat modern umumnya berpendidikan relative lebih
tinggi dari masyarakat transisi sehingga memiliki tingkat pengetahuan yang lebih luas
dan pola pikir yang lebih rasional dari semua tahapan kehidupan masyarakat sebelumnya,
walaupun kadang pendidikan formal saja tidak cukup untuk mengantarkan masyarakat
pada tingkat pengetahuan dan pola pikir semacam itu.
Fase postmodern adalah sebuah fase perkembangan masyarakat yang pertama tama
dikenal di Amerika Serikat pada akhir tahun 1980-an. Masyarakat postmodern
sesungguhnya adalah masyarakat modern yang secara financial, pengetahuan, relasi, dan

semua prasyarat sebagai masyarakat modern sudah dilampauinya. Jadi, masyarakat


postmodern adalah masyarakat modern dengan kelebihan kelebihan tertentu dimana
kelebihan kelebihan itu menciptakan pola sikap dan perilaku serta pandangan
pandangan mereka terhadap diri dan lingkungan social yang berbeda dengan masyarakat
modern atau masyarakat sebelum itu.
Sifat sifat yang menonjol dari masyarakat postmodern adalah:
a. memiliki pola hidup nomaden, artinya kehidupan mereka yang terus bergerak dari
suatu tempat ketempat lain menyebabkan orang sulit menemukan mereka secara ajeg
termasuk dapat mendeteksi di mana tempat tinggal menetapnya.
b. Secara sosiologis mereka berada pada titik nadir, antara struktur dan agen, yaitu pada
kondisi tertentu orang postmodern patuh pada strukturnya, namun pada sisi lain ia
mengekspresikan dirinya sebagai agen yang mereproduksi struktur atau paling tidak
agen yang terlepas dari strukturnya.
c. Manusia postmodern lebih suka menghargai privasi, dan kegemaran mereka melebihi
apa yang mereka anggap berharga dalam hidup mereka, dengan demikian kegemaran
spesifik mereka menjadi anh- aneh dan unik.
d. Kehidupan pribadi menyebabkan orang orang post modern menjadi sangat sekuler,
memiliki pemahaman nilai nilai social yang subjektif dan liberal sehingga
cenderung terlihat sangat mobile pada seluruh komunitas masyarakat dan agama serta
berbagai pandangan polotik sekalipun.
e. Pemahaman orang postmodern yang bebas pula menyebabkan mereka cenderung
melakukan gerakan back to nature, back to village, back to traditional atau bahkan
back to religi, namun karena pemahaman mereka yang luas tentang persoalan
kehidupan, maka gerakan kembali itu memiliki perspektif yang berbeda dengan
orang lain yang selama ini sudah dan sedang ada diwilayah tersebut.

B. BUDAYA MASSA DAN BUDAYA POPULER


Media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsure masyarakat satu
dengan lainnya dengan melalui produk media massa yang dihasilkan. Kehidupan
masyarakat kota pada umumnya, satu sama lain tidak saling mengenal dan interaksi
interaksi mereka didasari oleh kepentingan dan kebutuhan yang dilandasi pada hubungan
sekunder, sehingga secara real media massa telah menjadi salah satu kebutuhan dalam
berinteraksi di dalam masyarakat perkotaan satu dengan yang lainnya. Media massa
membutuhkan persyaratan tertentu dari pemakaiannya. Pertama adalah orang harus bisa
membaca , sebelum mengkonsumsi surat kabar atau majalah. Kedua orang harus
memiliki pesawat radio atau televisi, bila akan mengikuti siarannya, atau punya uang
untuk beli karcis bila akan menonton film. Ketiga, kebiasaan memanfaatkan media(media
habit).
Budaya massa dibentuk disebabkan :
1. Tuntutan industry kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam
tempo singkat. Maka si pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam
tempo singkat, tak sempat lagi berfikir, dan dengan secepatnya menyelesaikan
karyanya. Mereka memiliki target produksi yang harus dicapai dalam waktu tertentu.
2. Karena massa budaya cenderung latah menyulap atau meniru segala sesuatu yang
sedang naik daun atau laris, sehingga media berlomba untuk mencari keuntungan
sebesar besarnya.
Pada umumnya Budaya Massa dapat dikelompokan pada empat aliran :
a. Budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan
mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari.
b. Kebudayaan popular menghancurkan nilai budaya tradisional.
c. Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx kapitalis.
d. Kebudayaan popular merupakan budaya yang menetes dari atas.
Kebudayaan popular banyak berkaitan dengan masalah masalah keseharian yang dapat
dinikmati oleh semua orang atau kalangan orang tertentu, seperti pementasan mega
bintang, kendaraan pribadi, fashion, model rumah, perawatan tubuh, dan semacamnya.
Budaya popular juga menjadi bagian dari budaya elite dalam masyarakat tertentu. Sejauh
itu pula budaya popular dipertanyakan konsepnya yang konkret, serta pengaruhnya yang
lebih dirasakan seperti umpamanya apa perbedaan antara modernisasi dan
posmodernisasi . begitu pula pertarungan konseptual antara kebudayaan tinggi dengan
kebudayaan pop.
Prinsip prinsip yang menonjol dalam hiburan adalah kesenangan yang tertanam dan
menjelma dalam kehidupan manusia, sehingga pada saat lain akan menjelma membentuk

budaya manusia. Dan akhirnya kesenangan itu menjadi larut dalam kebutuhan manusia
yang lebih besar, bahkan kadang menjadi eksistensi kehidupan manusia.
Konteks social seperti ini lebih cenderung membawa manusia dalam dunia yang serba
tipuan. Maksudnya, kadang kefanaan menjadi sesuatu tujuan yang lebih konkret dari apa
yang diperjuangkan oleh manusia itu sendiri. Contohnya, teknologi film telah sampai
pada tingkat dimana kefanaan menjadi sesuatu yang dapat ditangkap oleh indera manusia
sebagai kenyataan konkret.
Proses reproduksi terjadi pada saat budaya hiburan mampu mereproduksi tatanan baru
dalam interksi individu dan keluarga di masyarakat. Kehidupan seksual sejenis yang
ditakuti oleh umumnya keluarga, menjadi sesuatu yang tidak termasuk sebagai bahan
pertimbangan dalam penilaian baik buruk sebuah karya seni. Artinya, dalam budaya
hiburan, makna bias saja terlepas dari nilai sebuah benda, dan nilai begitu tidak penting
disaat berhadapan dengan makna benda tersebut.
Budaya Populer lebih sering disebut dengan budaya pop, adalah apapun yang terjadi
disekeliling kita setiap harinya. Apakah itu pakaian, film, music, makanan, semuanya
termasuk dalam nagian dari kebudayaan popular. Definisi dari popular adalah diterima
oleh banyak orang, disukai, atau disetujui oleh masyarakat banyak. Sedangkan definisi
budaya adalah satu pola yang merupakan kesatuan dari pengetahuan, kepercayaan serta
kebiasaan yang tergantung kepada kemampuan manusia untuk belajar dan
menyebarkannya kegenerasi selanjutnya. Selain itu Budaya juga dapat di artikan sebagai
kebiasaan dari kepercayaan, tatanan soaial dan kebiasaan dari kelompok ras, kepercayaan
atau kelompok social.

C. ANALISIS TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA


Perubahan Sosial Budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola
budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang
terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman
mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara
dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk,
penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana
alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang
intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang
lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang
tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru;

rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan
ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
Catatan perjalanan pembangunan pertanian di Indonesia telah banyak diulas oleh para
peneliti. Salah satunya hasil penelitian Frans Hsken yang dilaksanan pada tahun 1974.
Penelitian yang mengulas tentang perubahan sosial di masyarakat pedesaan Jawa sebagai
akibat kebijakan pembangunan pertanian yang diambil oleh pemerintah. Penelitian ini
dilakukan di Desa Gondosari, Kawedanan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Kekhususan dan keunikan dari penelitian ini terletak pada isinya yang tidak saja
merekam pengalaman perubahan sosial (revolusi) tersebut, namun juga menggali studi
dalam perspektif sejarah yang lebih jauh ke belakang. Penelitian ini berhasil mengungkap
fenomena perubahan politik, sosial dan ekonomi melintasi tiga zaman, yaitu penjajahan
Belanda, Jepang hingga masa pemerintahan orde lama dan orde baru. Husken
menggambarkan terjadinya perubahan di tingkat komunitas pedesaan Jawa sebagai akibat
masuknya teknologi melalui era imperialisme gula dan berlanjut hingga revolusi hijau.
Perspektif perubahan Sosial :
Perspektif

Penjelasan Tentang Perubahan

Barrington Moore, teori


kemunculan diktator dan
demokrasi

Teori ini didasarkan pada pengamatan panjang tentang


sejarah pada beberapa negara yang telah mengalami
transformasi dari basis ekonomi agraria menuju basis
ekonomi industri.

Teori perilaku kolektif

Teori dilandasi pemikiran Moore namun lebih


menekankan pada proses perubahan daripada sumber
perubahan sosial.

Teori inkonsistensi status

Teori ini merupakan representasi dari teori psikologi


sosial. Pada teori ini, individu dipandang sebagai suatu
bentuk ketidakkonsistenan antara status individu dan
grop dengan aktivitas atau sikap yang didasarkan pada
perubahan.

Analisis organisasi sebagai Alasan kemunculan teori ini adalah anggapan bahwa
subsistem sosial
organisasi terutama birokrasi dan organisasi tingkat
lanjut yang kompleks dipandang sebagai hasil
transformasi sosial yang muncul pada masyarakat
modern. Pada sisi lain, organisasi meningkatkan
hambatan antara sistem sosial dan sistem interaksi.

Daftar Pustaka
-Bungin, Burhan, Prof. Dr. H.M, S.Sos. M.Si. 2008. Sosiologi Komunikasi: Teori,
Paradigma, dan Diskursus Teknologi di Masyarakat. Jakarta: Kencana
-Http//:www.google.com
-www.wikipedia.com.

Anda mungkin juga menyukai