Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian adab dan peradaban

Kata peradaban dalam bahasa Indonesia, sering diidentikkan dengan kata


kebudayaan. Akan tetapi dalam bahasa Inggris, terdapat perbedaan pengertian
antara civilization untuk peradaban dan culture untuk kebudayaan. Demikian pula
dalam bahasa Arab dibedakan antara tsaqafah (kebudayaan), hadharah (kemajuan)
dan tamaddun (peradaban). Dalam bahasa Melayu istilah tamaddun dimaksudkan
untuk menyebutkan keduanya yaitu kebudayaan dan peradaban . Peradaban
(civilization) dapat diartikan sebagai hubungannya dengan kewarganegaraan karena
diambil dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti seorang warga Negara
yang berkemajuan. Dalam hal ini dapat diartikan dengan dua cara :
(1) proses menjadi berkeadaban,
(2) suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju.

Berdasarkan pengertian tersebut maka indikasi suatu peradaban adalah adanya


gejalagejala lahir seperti; masyarakat yang telah memiliki berbagai perangkat
kehidupan. Peradaban adalah identik dengan gagasan tentang kemajuan sosial, baik
dalam bentuk kemenangan akal dan rasionalitas terhadap dogma maupun doktrin
agama, memudarnya normanorma lokal tradisional dan perkembangan pesat ilmu
pengetahuan alam dan teknologi. Secara metafisis, peradaban juga berarti bahwa
manusialah yang merupakan pusat alam semesta (man centred universe) dan bukan
Tuhan (God centred universe).

Dalam perkembangan selanjutnya, konsep peradaban kemudian diasosiasikan


dengan kebangkitan negara-negara absolut, otonomi politik lokal dan uniformitas
kultural yang lebih besar dalam negara-negara itu. Segala hal, berupa perbuatan dan
pemikiran manusia tak bisa dilepaskan dari peradaban. Jadi, konsep peradaban
bersifat mencakup semua. Oleh karena itu, menjadi beradab adalah menjadi santun
dan berakhlak baik dan peduli pada orang lain, bersih dan sopan dan higienis dalam
kebiasaan pribadi dan sebagainya.

2. Manusia sebagai makhluk beradab dan manusia adab

Peradaban merupakan terjemahan dari kata civilization yang berasal dari kata civil
(warga kota) dan sivitas (kota; kedudukan warga kota). Biasanya, peradaban juga
disamakan dengan budaya dan kebudayaan dalam beberapa literatur. Menurut
Huntington, peradaban mewujudkan puncak-puncak dari kebudayaan. Manusia
sebenarnya sudah mencapai puncak kebudayaan walaupun masih dalam taraf
primitif. Akan tetapi, tidak semua kebudayaan bisa mencapai tahap puncaknya.
Kadang, kebudayaan manusia terhenti dengan apa yang disebut blind eyes atau jalan
buntu.

Frans Boas mengartikan peradaban sebagai keseluruhan bentuk reaksi manusia


terhadap tantangan dalam menghadapi alam sekitar, individu ataupun kelompok.
Peradaban bisa meliputi segala aspek kehidupan manusia, seperti budaya materiil,
relasi sosial, seni, agama, dan ditambah dengan sistem moral, gagasan, dan bahasa.
Sejarah manusia pada dasarnya merupakan sebuah proses penciptaan dan
kehancuran masyarakat beserta kebudayaan dan peradabannya secara terus-
menerus sesuai dengan normanorma yang pada prinsipnya bersifat moral. Sumber
normanorma itu bersifat transenden, tapi keseluruhan aplikasinya berada dalam
eksistensi kesejarahan kolektif manusia yang imanen. Norma-norma yang dimaksud
adalah apa yang dalam Islam disebut Sunnatullah (Fazlur Rahman, 1983) Peradaban
tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik,
seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan
dari budi daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa.

Nurcholis Majid menyebut masyarakat madani sebagai masyarakat yang


berperadaban memiliki ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi,
keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta
keterbukaan dan penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta
musyawarah. Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya demokrasi dan civil
society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah kehidupan sosial yang
terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan (Voluntari), keswasembedaan
(self generating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang tinggi berhadapan
dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang diikuti oleh
warganya.

3. Evolusi budaya dan tahapan peradaban

Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap
dan berkesinambungan, memperlihatkan kerakter yang khas pada tahap tersebut,
yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi
tingkat ilmu pengatahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi.

Periode pra peradaban kedalam empat bagian, yaitu pra palaeolitik, palaeolitik,
neolitik dan era perunggu manusia tidak lagi sekedar homo yang hanya
menginginkan makanan, manusia berkembang dari homo menjadi human karena
kebudayaan dan peradaban yang diciptakan. Sedangkan untuk sejarah kebudayaan
di Indonesia, R.Soekmono (2006), membagi menjadi empat masa yaitu :
a) Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai
kira-kira abad ke-5 Masehi.
b) Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi
sampai dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
c) Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh islam menjelang akhir kerajaan
Majapahit sampai dengan akhir abad ke-19.
d) Zaman baru/Modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik
modern kira-kira tahun 1900 sampai sekarang.
4. Peradaban dan perubahan sosial wujud peradaban

Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-


perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian
antara unsur-unsur sosial yang ada di dalam masyarakat, sehingga menghasilkan
suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang
bersangkutan.
Wilbert Moore memandang perubahan sosial sebagai ―perubahan struktur sosial,
pola perilaku, dan interaksi sosial‖. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur
masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial.
Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang
ada. Contoh perubahan sosial : perubahan peran seorang istri dalam keluarga
modern. Perubahan kebudayaan contohnya: penemuan baru seperti radio, televisi,
komputer, yang dapat mempengaruhi lembaga-lembaga sosial.
Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam
fungsi dan struktur dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial dikatakannya
dikatakannya sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social releationship) atau
sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial tersebut.
Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan. Hal ini
disebabkan kebudayaan merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak
akan ada kebudayaan apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan tidak
ada satupun masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan. Perubahan sosial, yaitu
perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang
meliputi berbagai aspek kehidupan. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani
melakukan perubahan-perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika
anggota-anggota yang selalu berkembang kemauan dan aspirasinya.
Cara yang paling sederhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan
budaya adalah membuat rekapitulasi dari semu perubahan yang terjadi dalam
masyarakat sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat dianalisis
dari berbagai segi:
a. Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (direction of change) bahwa
perubahan tersebut meninggalkan factor yang diubah.
b. Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi
dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai