Budaya secara harfiah berasal dari bahasa latin yaitu colere yang
memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang.
Koentjaraningrat
keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri
manusia dengan cara belajar beserta keseluruhan dari hasil budi
pekertinya.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata yaitu seperti :
Pola-pola perilaku
Bahasa
Peralatan Hidup
Organisasi sosial
Religi
Seni
Semua kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki dinamika
atau gerakan sehingga suatu kebudayaan pasti akan bersifat
dinamis. Meskipun kebudayaan nampak statis/tetap, tetapi
pada hakikatnya kebudayaan bergerak walaupun sangat
lambat sekali.
Sejarah telah membuktikan bahwa kebudayaan tidak akan
dan tidak pernah statis.
Gerak kebudayaan sebenarnya sejalan dengan dinamika
manusia hidup di dalam masyarakat yang menjadi wadah
kebudayaan tersebut.
Contohnya, kontak budaya dapat terjadi melalui proses
akulturasi.
Akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur
suatu kebudayaan asing yang lambat laun akan diterima dan
diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kebudayaan itu sendiri.
Pada proses akulturasi tadi tidak semua unsur-unsur
kebudayaan yang masuk diserap semuanya.
Koentjaraningrat, dalam bukunya Manusia dan Kebudayaan
Indonesia, mengurutkan unsur budaya berdasarkan
tingkatan kesukaran untuk berubah atau kecenderungan
untuk bertahan, yaitu:
sistem religi dan upacara keagamaan,
sistem sosial dan organisasi kemasyarakatan,
sistem pengetahuan,
bahasa,
kesenian,
sistem mata pencaharian hidup, serta
sistem teknologi dan peralatan.
Semua kebudayaan dan masyarakat akan mengalami proses
perubahan, hanya waktu yang menentukan apakah
perubahan itu akan berlangsung dengan cepat atau lambat.
Dalam bukunya Human Arrangements: An Introduction to
Sociology, Alllan G. Johnson menuliskan proses kebudayaan
yang berlangsung lambat memerlukan waktu yang sangat
lama, perubahan seperti itu dinamakan evolusi kebudayaan
(cultural evolution).
Proses perubahan kebudayaan yang membutuhkan waktu
yang cepat dinamakan revolusi kebudayaan (cultural
revolution).
Cultural Revolution
Perubahan sosial budaya yang berlangsung dengan cepat
dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok
kehidupan masyarakat dinamakan revolusi.
Syarat-syarat terjadinya revolusi
▪ Keinginan
▪ Pemimpin
▪ Aspirasi
▪ Tujuan
▪ Momentum
▪ Cultural Evolution
▪ perubahan sosial budaya yang terjadi secara lambat,
memerlukan waktu lama disertai dengan rentetan-
rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan
lambat disebut evolusi.
▪ Allan G. Johnson, dalam bukunya Human Arrangements:
An Introduction to Sociology, memasukkan teori-teori ini
sebagai teori yang dapat menggambarkan,
memperkirakan, dan menjelaskan perubahan sosial.
Menurut teori ini, manusia, masyarakat, dan kebudayaan
mengalami perubahan sesuai dengan tahapan-tahapan
tertentu. Salah satu pelopor teori ini adalah Herbert Spencer.
Dengan menggunakan teori evolusi Darwin, Spencer
mengabungkan teori evolusi sosial, di mana di dalamnya
semua masyarakat secara alami mengalami perubahan
menuju bentuk superior (Spencer, 1981, 1896).
Menurut teori ini, masyarakat dan kebudayaan mengalami
perkembangan seperti bentuk lingkaran. Spengler (1926),
seorang filsuf asal Jerman menghasilkan variasi dari teori
evolusi ini, bahwa masyarakat mengalami perubahan dalam
lingkaran yang dapat diperkirakan setiap individu deengan
cara yang sama mengalami perkembangan dari kelahiran,
menjadi dewasa, masa tua, dan akhirnya wafat.
Teori ini khususnya mengidentifikasikan perubahan-
perubahan tertentu yang tampak menjadi perubahan secara
keseluruhan, yaitu dari kecil, sederhana, pedesaan, dan
mempunyai teknologi rendah menjadi besar, kompleks,
perkotaan, dan mempunyai teknologi canggih. Teori ini
mengakui bahwa perubahan-perubahan tertentu terjadi
dalam berbagai cara dan tidak perlu menghasilkan kemajuan
dan kehidupan yang lebih baik bagi anggota masyarakatnya.
(Smelser, 1973; Steward, 1955)
Konsep modernisasi mengacu pada proses, di mana di
dalamnya karakteristik budaya, struktural, dan lingkungan
dari masyarakat berubah dengan cara yang hampir dapat
diperkirakan (Parsons, 1951; Rostow, 1960). Inti modernisasi
tentunya adalah inovasi teknologi yang yang menunjukkan
terjadinya industrialisasi.
Sudut pandang teori ini mempunyai pengaruh penting pada
perubahan sosial, di mana sudut pandang tersebut
didasarkan pada perkembangan dan perubahan dalam
masyarakat tidak tergantung pada struktur internasional,
budaya, populasi, dan lingkungannya, tetapi juga pada
posisinya di sistem ekonomi dunia.
Kebudayaan manusia dari waktu ke waktu selalu berubah
atau bersifat dinamis.
Perubahan-perubahan yang terjadi itu disebabkan oleh dua
factor yakni, perubahan dari dalam dan perubahan dari luar.
Perubahan dari dalam yaitu manusia dalam hidupnya selalu
menginginkan sesuatu yang baru, lebih baik dan sempurna.
Perubahan dari luar yakni dengan masuknya pengaruh asing
seperti system pengetahuan dan teknologi karena adanya
pertemuan antara manusia yang satu dengan manusia yang
lainnya.
John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-
cara hidup yang diterima, yang disebabkan oleh
perubahan-perubahan kondisi geografis kebudayaan
material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena
adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.
Parsudi Suparlan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi
dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga
masyarakat yang bersangkutan, mencakup hal seperti
norma, nilai teknologi, selera, rasa keindahan, kesenian,
dan bahan.
Selo Soemardjan
Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga masyarakat di dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial dan pola-
pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat.