Anda di halaman 1dari 33

FULL PAPER

AKUNTAN TRADISIONAL VS AKUNTAN ROBOTIK

Disusun Oleh :

Muhamad Bulan Rubiansah (0117101072)

Dinar Fahira Karim (0117101090)

Nadya Meyfira (0318101001)

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2020
LEMBAR PENGESAHAN

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat
dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia, oleh karenanya kami dapat menyelesaikan Full paper
ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan full paper ini adalah untuk
mengikuti perlombaan Accounting Scientific Writing Competition 2020 Unisba.
Dalam proses penyusunan paper ini kami menjumpai hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan paper ini
dengan cukup baik, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pembimbing kami
bapak Suryana S.E., M.Ak yang telah membantu dan memberikan sarannya, juga
kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya paper ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu paper ini mungkin belum sempurna, oleh karena itu
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan
demi perbaikan pada paper ini. Harapan kami semoga paper ini bermanfaat
khususnya bagi kami umumnya bagi pembaca lain.

Bandung 15 Februari 2020

Penulis

ii
ABSTRAK

Era disrupsi telah memasuki dunia bisnis yang diakibatkan oleh revolusi
teknologi yang pesat dan membawa perubahan dalam berbagai bidang profesi,
salah satunya profesi akuntan. Bergesernya profesi akuntan menjadi akuntan
robotic disebabkan oleh teknologi yang semakin pesat. Tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa biaya untuk melakukan proses akuntansi menjadi lebih murah jika
dibandingkan dengan cara tradisional. Serta minimnya pengawasan pada proses
akuntansi yang berjalan, tidak dapat dilakukan sepenuhnya oleh manusia. Oleh
karena itu profesi akuntan dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan zaman,
karena era disrupsi bersifat destruktif dan kreatif. Berdasarkan data, 59%
perusahaan kecil berpikir dalam 10 tahun kedepan tidak lagi memerlukan profesi
akuntan karena sudah digantikan oleh teknologi. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh University of Oxford pada tahun 2015 mengatakan bahwa 95%
profesi akuntan akan kehilangan pekerjaannya karena diambil alih teknologi
dalam dua dekade ke depan. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui dampak
dari era disrupsi terhadap peran akuntan pada saat ini. Metode penelitian yang
akan kami gunakan adalah penelitian kualitatif berbasis studi literatur terhadap
beberapa referensi, baik buku maupun jurnal ilmiah yang diperoleh secara
sekunder. Hasil dari penulisan karya tulis ilmiah ini menghasilkan solusi bahwa
suatu lembaga pendidikan membuat kurikulum berbasis digital.

Kata Kunci : Era Disrupsi, Akuntan, Tradisional

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI......................................................................................... 4
2.1Akuntan Tradisional dan Akuntan Robotik.................................................... 4
2.1.1 Akuntan Tradisional .......................................................................... 4
2.1.2 Akuntan Robotik ............................................................................... 5
2.1.3 Profesi Akuntan ................................................................................. 7
2.2 Revolusi Industri 4.0 ..................................................................................... 9
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 15
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 15
3.2 Sumber Data ........................................................................................... 15
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 15
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 17
4.1 Peralihan Peran Akuntan Tradisional menjadi Akuntan Robotik .......... 17
4.2 Peluang Profesi Akuntan dalam Era Disrupsi ........................................ 19
4.3 Solusi Akuntan dalam Menghadapi Era Disrupsi .................................. 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 24
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 24
5.2 Saran ....................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memasuki abad 21 dunia mengalami perubahan sangat drastis yang


didorong oleh perkembangan teknologi dan informasi. Perubahan drastis ini
ditandai dengan keadaan yang serba tidak pasti dan perubahan yang sangat cepat.
Keadaan ini dikenal dengan istilah era disrupsi. Disrupsi tidak hanya sekedar
perubahan, tetapi perubahan besar yang mengubah tatanan. Perubahan yang
sangat signifikan terlihat pada model bisnis pada saat ini. Kemunculan perusahaan
startup seperti gojek, bukalapak, tokopedia, dan traveloka menandai perubahan
model bisnis di era teknologi informasi yang menggeser model bisnis lama.
Gagasan disrupsi menurut Chirstensen (1907) dalam buku The Inovator’s
Dilemma yaitu disrupsi berarti inovasi yang menguntungkan bukan karena suatu
perusahaan memiliki highly regulated procedures, melainkan karena suatu
penyangkalan atau pengabaian terhadap apa yang dianggap remeh.
Kecenderungan perusahaan atau industri yang besar dan sukses ialah memiliki
sistem yang tertata dengan prosedur kerja yang menjamin kualitas produk.
Mereka menciptakan produk dengan kualitas terbaik untuk memenuhi permintaan
dan kebutuhan para konsumennya.
Ketika perusahaan incumbent berusaha mempertahankan pertumbuhan
serta pasar, tetapi tidak memperhatikan kemajuan teknologi, maka perusahaan
dengan model bisnis baru dengan kemajuan teknologi yang lebih efisien akan
muncul dan menggeser popularitas perusahaan tersebut. Seperti perusahaan
ponsel Nokia yang akhirnya mengalami kebangkrutan pada tahun 2014, setelah
sebelumnya merajai dunia pertelekomunikasian pada era 2000an, tetapi pada
akhirnya harus mengalami kebangkrutan karena terlambat menyadari perubahan
zaman dari sistem operasi Syimbian ke Android dan iOS.
Menurut Rhenald Kasali (2017) disrupsi adalah yang akan menggantikan
seluruh sistem lama dengan cara baru. Disrupsi berpotensi mensubstitusi “pemain-
pemain lama” dengan “para pemain baru”. Disrupsi menggantikan teknologi lama

1
yang serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-
benar baru dan lebih efisien, juga lebih bermanfaat.
Sejalan dengan terjadinya perubahan model bisnis baru yang diakibatkan
era disrupsi, sumber daya manusia pun dituntut untuk mengikuti perkembangan
zaman salah satunya profesi akuntan. Terjadinya perubahan ini dapat menjadi
tantangan dan peluang bagi profesi akuntan. Munculnya kecerdasan buatan
(Artificial Intelligence) dan teknologi robotik berpotensi untuk menggantikan
peran pekerjaan akuntansi tradisional seperti pembukuan keuangan dan penata
layanan yang akan mulai terdigitalisasi.
Slamet Sugiri mengatakan jika pembelajaran akuntansi sejak dini tidak
berubah dan masih menggunakan model pembelajaran lama, para akuntan akan
ketinggalan zaman dan peran akuntan dalam pencatatan akan tergantikan oleh
artificial intelligent. (DDTC, 2019)
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Microsoft Indonesia dengan IDC
Asia Pasifik, 14 persen organisasi atau perusahaan di Indonesia sudah mulai
mengadopsi artificial intellegence dalam core strategi mereka dan 42 persen
sudah mulai merencanakan uji coba teknologi artificial intellegence. (CNN, 2019)
Dalam kongres IAI XIII, Sri Mulyani sempat memperingatkan para
akuntan, bahwa profesinya saat ini terancam tergantikan oleh mesin. Menurutnya
dengan kemajuan teknologi saat ini, akuntan merupakan salah satu profesi yang
terancam digantikan oleh Artificial Intelligence (AI). Bahkan penelitian yang
dilakukan oleh university of oxfoard mengatakan bahwa 95% profesi akuntan
akan kehilangan pekerjaannya karena diambil alih oleh teknologi dalam dua
decade kedepan.
Pada era disrupsi, laju perkembangan zaman tidak dapat diprediksi. Untuk
menghadapi era disrupsi profesi akuntan harus siap dalam segala perubahan yang
akan terjadi. Berdasarkan penjelasan diatas peneliti akan membahas lebih lanjut
mengenai “Akuntan Tradisional Vs Akuntan Robotik”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka


rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah :

2
1. Bagaimana peralihan peran akuntan tradisional menjadi akuntan robotik?
2. Bagaimana peluang profesi akuntan di era disrupsi?
3. Bagaimana solusi seorang akuntan dalam menghadapi era disrupsi?

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya


penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih
terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan
tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Akuntan tradisional sebagai solusi dalam pelaporan keuangan perusahaan
secara manual.
2. Akuntan robotik sebagai solusi dalam pelaporan keuangan perusahaan
dengan memanfaatkan “artificial intelligence”

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui peran akuntan tradisional dan akuntan robotik.
2. Untuk mengetahui peluang profesi akuntan dalam era disrupsi.
3. Untuk mengetahui solusi untuk seorang akuntan menghadapi era disrupsi.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Akuntan Tradisional dan Akuntan Robotik

2.1.1 Akuntan Tradisional


Akuntansi adalah proses pencatatan identifikasi, pencatatan, dan
pengkomunikasian keadaan ekonomi suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Berikut pendapat para ahli mengenai pengertian akuntansi.

Menurut Kieso (2015) pengertian akuntansi adalah :

“ Accounting consist of the three basic activities it identifies, record, and


communicates the economic events of an organization to interest users. A
company identifies the economic events relevant to its business and then
record those event in order to provide a history of financial activities.
Recording consist of keeping a systematic, chrological diary of events,
measured in dollar and cent. Finally, communicates the collected
information to interest user by means accounting report are called
financial statement”

Dari pengertian tersebut mengandung pengertian bahwa kegiatan utama


akuntansi yaitu identifikasi, pencatatan, dan pengkomunikasian peristiwa ekonomi
suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Perusahaan mengidentifikasi
peristiwa ekonomi sesuai dengan kegiatan usahanya dan mencatat peristiwa
tersebut untuk menyediakan catatan kegiatan keuangan pencatatan dilaksanakan
secara sistematis, kronologis pada setiap peristiwa ekonomi yang terjadi. Hasil
dari pencatatan informasi tersebut akan dikomunikasikan kepada pihak ketiga
dalam bentuk laporan keuangan.

. Siklus akuntansi adalah tahapan yang dilakukan dari mulai terjadinya


transaksi hingga menghasilkan laporan keuangan

Tahapan siklus akuntansi (Kieso, 2015) terdiri dari:

1. Mengidentifikasi dan mencatat transaksi yang terjadi;

4
2. Melakukan penjurnalan;
3. Melakukan penggolongan dengan memposting ke buku besar;
4. Menyusun neraca saldo yang belum disesuaikan;
5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat ayat jurnal
penyesuaian;
6. Menyusun neraca saldo yang telah disesuaikan;
7. Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, neraca, dan arus kas;
8. Jurnal penutup.

Seluruh tahapan tersebut perlu dilakukan oleh seorang akuntan. Dan


akuntan tradisional adalah seseorang yang mempunyai pengetahuan di bidang
akuntansi dan masih melakukan setiap proses akuntansi dengan cara manual dari
mulai pencatatan transaksi hingga pembuatan laporan keuangan.

2.1.2 Akuntan Robotik

Robot adalah salah satu bentuk kecerdasan buatan (Artificial Intellegent /


AI). Kecerdasan buatan merupakan salah satu program komputasi yang bisa
membuat mesin bekerja seperti kecerdasan manusia; antara lain seperti
mengambil keputusan, memecahkan permasalahan, dan melakukan prediksi
(Russell and Norvig, 2016). Dengan menggunakan teknologi robotik pekerjaan
manusia akan lebih mudah dan efisien.
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan ini juga dapat membantu
pekerjaan di bidang akuntansi. Sehingga proses akuntansi yang awalnya dilakukan
secara manual menjadi terotomatisasi karena adanya kecerdasan buatan.
Kecerdasan buatan memerlukan penggunaan algoritma dengan teknik yang paling
populer sebagai berikut :

1) Machine Learning
Machine learning adalah bagian dari kecerdasan buatan. Untuk
membuat suatu mesin menjadi cerdas, algortitma machine learning pada
suatu mesin pertama-tama mempelajari pemberian data (input) yang
dilakukan manusia kepada suatu mesin (Goldberg and Holland, 1988).

5
Berdasarkan masukan data tersebut, mesin kemudian memberikan luaran
(output) tertentu. Selanjutnya, manusia merespon luaran tersebut sebagai
suatu masukan (input) baru kepada mesin. Proses pelatihan suatu mesin
(training) dengan memberi data dan merespon luaran data ini terjadi
berulang-ulang sehingga kemudian mesin dapat memprediksi pola umum
(model) fungsi kecerdasan (intelligence) manusia.
2) Deep Learning
Deep learning adalah turunan dari machine learning. Jika
Dibandingkan machine learning, deep learning bekerja lebih mandiri
(LeCun et al., 2015). Kemandirian ini disebabkan oleh algoritma deep
learning yang melatih mesin dengan data yang jauh lebih banyak dan
dengan tingkatan yang berlapis-lapis (nestedhierarchical layers). Dengan
demikian, mesin akan mampu mengenali sendiri pola umum pada suatu
data.
Mengenal lebih jauh bentuk dari sebuah artificial intelligence diwujudkan
dalam bentuk Robot Processing Automation (RPA). RPA merupakan mesin yang
dibuat untuk membantu akuntan dalam melakukan proses akuntansi sehingga
siklus akuntansi yang dilakukan menjadi lebih sederhana. Namun, yang perlu
diperhatikan, RPA merupakan teknologi yang diprogram oleh manusia untuk
kebutuhan yang disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga seorang akuntan
tetap diperlukan untuk hal yang bersifat personal, seperti menganalisis sebuah
angka yang dihasilkan oleh RPA tersebut dan mengambil keputusan atas hasil
analisisnya.
RPA memberikan dampak yang begitu besar dalam perubahan akuntansi
bahkan mengubah proses akuntansi manual menjadi komputerisasi. Sehingga hal
ini mengakibatkan perubahan pada sistem informasi akuntansi. Menurut Mulyadi
(2010) sistem akuntansi merupakan organisasi, formulir, catatan, dan laporan
yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

6
2.1.3 Profesi Akuntan

Profesi akuntan adalah suatu profesi yang menyediakan informasi


keuangan dari kegiatan ekonomi melalui alat-alat, metode, dan standar yang
berlaku guna perencanaan, pengevaluasian, pengendalian, dan pengukuran kinerja
bagi institusi yang menyelenggarakannya (Sasongko, 2002).
Penggolongan pekerjaan di bidang akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Akuntan Publik (Publik Accountant/ External Accountant)
Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari
Menteri Keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia.
Etika kompartemen akuntan publik terdiri dari (Sukrisno, 2004) :
a. Indepedensi, dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus
selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam
memberikan jasa professional sebagaimana diatur dalam standar
profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI.
b. Integritas dan Objektivitas, dalam menjalankan tugasnya anggota
KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus
bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan
faktor salah saji material.
2. Akuntan Internal ( Interal accountant)

Menurut Mulyadi (2010) audit internal adalah auditor yang bekerja


dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang
tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan oleh manajeman puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau
tidaknya penjagaanterhadap kekayaan organisasi, menentukanj efisiensi
dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan
informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota


organisasi agar dapat melaksakan tanggung jawabnya secara efektif.
Untuk itu, pemeriksaan internal akan melakukan analisis, penilaian, dan
mengajukan saran-saran. Tujuan pemeriksaan mencakup pula

7
pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar (Hiro
Tugiman, 2010).
3. Akuntan Pemerintah (Government Accountant)
akuntan pemerintahan adalah Akuntan yang berkerja di badan-
badan usaha negara, misalnya BPK, departemen Keuangan, Kantor
Pemerintahan, Lembaga negaran lainnya.

4. Akuntan Forensik
Akuntan forensik digunakan di sektor publik maupun privat, akan
tetapi penggunaan akuntan forensik di sektor publik lebih menonjol
dibandingkan di sektor privat. Hal tersebut disebabkan oleh penyelesaian
sengketa di sektor privat cenderung diselesaikan di luar pengadilan.
Akuntan forensik memiliki ciri-ciri yang sama dengan akuntan dan
auditor, yaitu harus tunduk pada kode etik profesinya. Sikap independen,
objektif dan skeptis juga harus dimiliki oleh akuntan forensik (Howard,
2007 dalam (Jumansyah)). Menurut Tuanokotta (2010 dalam (Jumansyah)
mengatakan kualitas yang harus dimiliki oleh akuntan forensik adalah:

a. Kreatif: kemampuan untuk melihat sesuatu yang orang lain


menganggap situasi bisnis normal dan mempertimbangkan
interpretasi lain, yakni bahwa itu tidak perlu merupakan situasi
bisnis yang normal.
b. Rasa ingin tahu: keinginan untuk menemukan apa yang
sesungguhnya terjadi dalam rangkaian peristiwa dan situasi.
c. Tidak menyerah: kemampuan untuk maju terus pantang mundur
walaupun fakta (seolah-olah) tidak mendukung, dan ketika
dokumen atau informasi sulit diperoleh.
d. Akal sehat: kemampuan untuk mempertahankan perspektif
dunia nyata. Ada yang menyebutnya perspektif anak jalanan yng
mengerti betul kerasnya kehidupan.
e. Business sense: kemampuan untuk memahami bagaimana bisnis
sesungguhnya berjalan, dan bukan sekedar memahami bagaimaa
transaksi dicatat.

8
f. Percaya diri: kemampuan untuk mempercayai diri dan temuan
kita sehingga kita dapat bertahan di bawah cross examination
(pertanyaan silang dari jaksa penuntut umum dan pembela).
Akuntan forensik sering disebut juga sebagai auditor forensik
atau auditor investigasi. Di Indonesia terlihat peran-peran
akuntan forensik, seperti BPKP, BPK, dan aparat pengawasan
internal pemerintah menghitung kerugian keuangan negara
dalam tindak pidana korupsi.
5. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan
akuntansi, yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan
melakukan penelitian dibidang akuntansi (Soemarso, 2004). Untuk dapat
menjadi akuntan pendidik, calon akuntan pendidik harus memenuhi
kualifikasi yang diatur dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen dan peraturan lebih lanjut yang ditentukan oleh
universitas yang bersangkutan.

2.2 Revolusi Industri 4.0

Akuntan merupakan sebuah profesi yang sudah mengalami banyak


perkembangan. Meskipun telah terjadi banyak perkembangan, profesi akuntan
masih terus dapat mempertahankan eksistensinya. Eksistensi ini dilandasi dengan
adanya perkembangan teknologi yang selaras dengan kinerja profesi akuntan.
Perkembangan teknologi tersebut dimulai dengan adanya revolusi industri.
Revolusi industri era 4.0 adalah era penerapan teknologi modern, dimana
mulainya teknologi fiber (fiber technology) dan sistem jaringan terintegrasi
(integrated network) yang bekerja disetiap aktivitas ekonomi dari produk hingga
pada tahap konsumsi. Menurut The World Economic Forum, revolusi industri 4.0
ditandai oleh pembaruan teknologi yang mampu menghapus batas-batas
penggerak aktivitas ekonomi, baik dari prespektif fisik, digital, maupun biologi.
Adapun urutan revolusi industri adalah sebagai berikut :

1. Revolusi Industri 1.0

9
Revolusi Industri pertama kali dipelopori oleh Inggris. Penghasilan
mulai meningkat pada sektor manufaktur dan taraf kehidupan masyarakat
membaik seiring terjadinya revolusi industri. Banyaknya ilmuan yang
muncul pada masa ini menjadi salah satu faktor terjadinya Revolusi
Industri yang juga mempengaruhi revolusi dibidang ilmu pengetahuan.
Salah satu penemuan yang paling berpengaruh pada masa ini ialah mesin
uap oleh James Watt pada tahun 1776.

2. Revolusi Industri 2.0


Pada tahun 1913, terciptanya Assembly Line yang mengawali
terjadinya Revolusi Industri 2.0. Pada periode ini, proses produksi berubah
total. Diterapkannya sistem produksi massal dimana jalur perakitan akan
lebih efektif dan efisien. Sehingga tidak ada lagi satu tukang yang akan
menyelesaikan perakitan satu mobil dari awal hingga akhir. Melainkan
para tukang hanya mengurus satu bagian saja seperti pemasangan ban pada
mobil. Pada tahap revolusi ini, tercipta sistem produksi massal.

3. Revolusi Industri 3.0


Pada Revolusi Industri 3.0 peran manusia digantikan oleh mesin.
Peralatan pada dunia industri tidak lagi dikerjakan oleh tangan manusia
melainkan oleh komputer atau yang lebih dikenal dengan komputerisasi.
Revolusi Industri 3.0 yang terjadi pada tahun 1960-2010 ini melahirkan
banyak penemuan dengan menggunakan sistem perangkat lunak. Beberapa
inovasi yang ditemukan pada periode ini seperti teknologi komputer dan
akses internet. Mengecilnya ukuran komputer menjadi seperti yang ada
pada saat ini menjadi pengaruh dari adanya Revolusi Industri 3.0. Macam-
macam bentuk dan fungsi diciptakan agar menyerupai bentuk dan fungsi
manusia. Tetapi tidak sepenuhnya fungsi manusia diambil alih oleh robot.
Revolusi Industri 3.0 tidak hanya bergerak pada bidang industri,
melainkan juga pada bidang informasi. Terjadi perubahan pada data
analog menjadi data digital. Sehingga terciptalah nama lain dari revolusi

10
ketiga ini ialah Digital Revolution. Karena revolusi ini juga bisnis dengan
konsep digital menjadi bisnis dengan nilai milyaran hingga trilyunan.

4. Revolusi Industri 4.0


Revolusi Industri yang keempat menjadi yang paling berpengaruh
pada tata cara kehidupan manusia. Pada tahap ini juga diyakini dapat
meningkatkan perekonomian dan meningkatkan kualitas hidup manusia
secara signifikan. Era Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan adanya
konektivitas manusia, data, dan mesin yang dikembangkan dalam bentuk
virtual. Pada era ini juga memungkinkan otomatisasi akan merata kepada
seluruh bidang tidak hanya pada salah satu bidang saja.
Pada awalnya, tahap revolusi industri ini mulai dipelopori pertama
kali oleh sekelompok perwakilan ahli dalam berbagai bidang asal Jerman
yang dipaparkan pada tahun 2011 di acara Hannover Trade Fair.
Pemerintah Jerman menganggap serius gagasan dimana proses produksi
akan berubah pesat. Bahkan pemerintah Jerman membentuk sebuah
kelompok khusus yang akan membahas terkait penerapan Revolusi
Industri 4.0. Schlechtendahl dkk (2015) menekankan definisi revolusi
industri keempat ini kepada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi.
Tahap ke empat dari revolusi industry ini mengedepankan konsep
otomatisasi tanpa memerlukan tenaga manusia. Kemajuan yang paling
terasa ialah internet, dimana informasi dapat diakses selama 24 jam penuh.
Pengambilan dan pertukaran data juga dapat dilakukan on time saat
dibutuhkan tentunya melalui jaringan internet. Karena adanya internet,
proses produksi yang berjalan dapat terotorisasi oleh pihak yang
berkepentingan dimana saja dan kapan saja. Konsep otomatisasi pada era
ini tidak terlepas dari peran penting cloud computing. Cloud computing
memudahkan perhitungan-perhitungan rumit yang bisa dilakukan di
tempat lain, bukannya di pabrik. Kemajuan yang paling besar terjadi pada
machine learning. Machine learning tersebut memiliki kemampuan untuk
belajar sehingga dapat melakukan koreksi yang tepat. Sebelum adanya

11
machine learning, sebuah komputer diinstruksikan oleh manusia untuk
melakukan tugasnya.
Terdapat perdebatan mengenai Revolusi Industri 4.0, apakah
revolusi tersebut benar-benar sebuah revolusi atau hanya sekedar
pengembangan dari Revolusi Industri 3.0 sebagai era digital revolution.
Tetapi pada kenyataannya banyak inovasi baru yang terjadi pada revolusi
industri keempat. Inovasi tersebut meliputi Internet of Things (IoT), Big
Data, kendaraan tanpa pengemudi, mesin pintar, dan Artificial Intelligence
(AI).
Internet of Things memungkinkan benda-benda sekitar kita
terhubung dengan jaringan internet. Hingga saat ini, teknologi IoT sudah
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu produknya yang
paling sering dijumpai adalah layanan GPS (Global Positioning System).
Selain IoT, ada juga istilah Big Data. Big data adalah seluruh informasi
yang tersimpan di cloud computing. Analitik big data dan cloud
computing akan membantu mendeteksi kegagalan sedini mungkin
sehingga memungkinkan pencegahan dan meningkatkan kualitas produk
berdasarkan data yang terekam. Data tersebut akan diproses dengan alat
canggih (analitik dan alogaritma) untuk menghasilkan informasi yang
logik. Sementara itu, Indonesia masih menggarap konsep Revolusi Industri
4.0 secara serius.

Dari beberapa revolusi industri yang terjadi, masing-masing era akan


membawa pengaruh pada era disrupsi yang terjadi saat ini. Teori disrupsi banyak
digunakan untuk menjelaskan perubahan besar. Era baru dirupsi ini disebabkan
oleh pengaruh besar teknologi. Pengaruh besar teknologi ini membuat beberapa
perusahaan memberikan investasi lebih untuk inovasi dan pengembangan
teknologi. Inovasi yang dibutuhkan dalam era ini tidak hanya mengubah bentuk,
ukuran, atau desain tetapi secara menyeluruh. Itulah mengapa terdapat beberapa
perusahaan besar yang bisa dikalahkan oleh perusahaan kecil. Perubahan-
perubahan tersebut terjadi pada model bisnis. Perusahaan besar (incumbent) akan
terus melakukan inovasi yang ditujukan untuk mempertahankan pertumbuhan dan
pasar. Sedangkan perusahaan kecil (perusahaan baru) akan menawarkan sebuah

12
model bisnis baru yang berbeda dengan sebelumnya dan tentunya akan selaras
dengan perkembangan teknologi pada saat ini.
Disrupsi bisa dilihat sebagai sesuatu yang positif karena disrupsi
memberikan sebuah inovasi yang baru dan dinamis. Era ini menuntut kita
melakukan apa yang disebut disruptive innovation. Inovasi disruptif adalah
inovasi yang membantu menciptakan pasar baru, mengganggu atau merusak pasar
yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu tersebut.
Inovasi disruptif membuat suatu produk dengan layanan yang berbeda dengan
umumnya. Perusahaan yang incumbent seperti Nokia adalah perusahaan yang
tetap melakukan inovasi secara terus menerus tanpa mengabaikan kepuasan
konsumennya. Tetapi tanpa disadari mereka malah tergerus dengan kehadiran
pesaing yang baru. Pesaing baru tersebut memiliki sifat disruptive dimana mereka
menciptakan pasar baru dengan layanan baru yang lebih memudahkan konsumen
dengan strategi harga yang lebih murah. Perusahaan yang incumbent terlambat
menyadari adanya inovasi baru tersebut. Mereka bahkan menutup mata atau
bahkan tidak tahu sama sekali terhadap perubahan yang tengah terjadi dan tentu
saja bisa mengancam bisnisnya.
Begitupun dengan profesi akuntan. Profesi akuntan tidak seharusnya
menutup mata atas apa yang tengah terjadi. Era disrupsi yang sedang terjadi saat
ini dapat menjadi tantangan maupun ancaman bagi profesi akuntan. Tren
disruptive technology juga wajib diketahui oleh akuntan agar dapat
mengantisipasi dampaknya dikemudian hari. Pertama ialah Artificial Intelligence
(AI), blockchain, connection covergen, big data analytics dan mobile computing.
Menghadapi disruptive technology tersebut harus dengan strategi agar akuntan
masih terus dapat menjalankan perannya dalam perekonomian dan sektor bisnis.
Setidaknya ada empat peran akuntan professional dalam mengawal
perekonomian dan sektor bisnis di era digital. Menurut Kirstin Gillon dari The
Institute of Chartered Accountans in England and Wales (ICAEW), peran tersebut
ialah sebagai penasihat pengambilan keputusan bisnis, sebagai pengguna sistem
digital, akuntan bertindak sebagai pengendali aplikasi, perangkat lunak hingga
pengawal proses dan people. Menurutnya, risiko dan peluang teknologi perlu

13
diidentifikasi dan dipahami dengan baik oleh kalangan profesi ditengah tren IT
global, agar dunia bisnis dapat tumbuh dengam aman dan optimal.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
jenis penelitian deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian untuk memperoleh deskripsi atau gambaran tentang
karakteristik tertentu dari suatu subjek yang sedang menjadi perhatian dalam
kegiatan penelitian tersebut. (Christina, 2015)

Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang menggunakan


data berupa kalimat tertulis atau lisan, peristiwa-peristiwa, pengetahuan atau
objek studi. Proses penelitian tersebut memperhatikan konteks studi dengan
menitik beratkan pada pemahaman, pemikiran persepsi peneliti.

3.2 Sumber Data


Penelitian ini menggunakan jenis data sebagai berikut :

1) Data sekunder, data yang tidak diberikan secara langsung kepada


pengumpul data, biasanya data terdapat dalam bentuk file dokumen atau
melalui orang lain (Sugiyono, 2018) . Penelitian ini mendapatkan
tambahan data melalui berbagai sumber mulai dari buku, jurnal online,
artikel, berita.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode studi
pustaka dimana metode ini berguna untuk mengetahui informasi dari berbagai
sumber literature seperti jurnal, buku, makalah, dan sebagainya yang berkaitan
erat dengan penelitian dimana bermanfaat sebagai referensi serta mengetahui
ruang lingkup penelitian yang memiliki kesamaan di bidang akuntansi ini, adapun
referensi dalam pembuatan jurnal ini :

1) Penelitian ini dilakukan oleh Muhammad Fithrayudi Triatmaja yang


berjudul “Dampak Aritificial Intelligence (AI) pada Profesi Akuntan”

15
penelitian ini menjelaskan pengaruh Aritificial Intelligence terhadap
profesi akuntan.
2) Penelitian ini dilakukan oleh Frizka Putri Ramardhani yang berjudul “
Robotic Process Automation : Peran dan Tantangan Akuntan Indonesia di
Masa Depan” penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh RPA
terhadap profesi akuntan dimasa yang akan datang dan bagaimana
pergesaran peran akuntan di era revolusi indsuti 4.0
3) Penelitian ini dilakukan Yeni Tata Rini yang berjudul “Mengurai Peta
Jalan Akuntansi Era Industri 4.0”. penelitian ini menjelaskan tentang
bagaimana peran akuntan manual tergantikan oleh kecerdasan buatan.
4) Penelitian ini dilakukan oleh Rosmida (2019) yang berjudul “Transformasi
Peran Akuntan dalam Era Revolusi Industri 4.0 dan tantangan Era Society
5.0”

16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Peralihan Peran Akuntan Tradisional menjadi Akuntan Robotik


Kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) merupakan salah satu
program komputasi yang bisa membuat mesin bekerja seperti kecerdasan
manusia; antara lain seperti mengambil keputusan, memecahkan permasalahan,
dan melakukan prediksi (Russell and Norvig, 2016).
Menurut Subur, kepala pusat pembinaan profesi keuangan republik indonesia,
besarnya kemungkinan profesi akuntan tergantikan oleh robot adalah 95%.
Besarnya presentase tersebut dikarenakan perkembangan robotics and data
analytics (Big Data). Berdasarkan temuan penelitian menunjukan yang sama
yaitu terjadi pergesaran pada profesi akuntan yang diakibatkan oleh
perkembangan teknologi informasi. Pergeseran peran profesi akuntan yang akan
tergantikan oleh akuntan robotik yaitu sebagai berikut :
Pengauditan • Dapat membantu auditor dalam mengidentifikasi
pola dan anomali yang tidak biasa dalam
mengidentifikasi kecurangan
• Membantu auditor dalam mengumpulkan informasi
data secara realtime sehingga informasi yang di
dapatkan akurat
Akuntansi keuangan • Membantu akuntan dalam melakukan pencatatan
terotomatisasi secara realtime pada saat transaksi
terjadi
• Membantu menyimpan data sehingga data tersebut
dapat digunakan oleh setiap divisi dan informasi
yang dimiliki setiap divisi terintegrasi secara baik
dalam big data.
• Dapat membantu akuntan perusahaan dalam
membuat laporan keuangan, karena dihasilkan
secara otomatis oleh kecerdasan buatan.

17
• Dapat membantu akuntan dalam menyediakan
mobile bagi klien, sehingga dapat mengakses data
akuntansi dari telepon seluler, tablet, android, dan
smartphone.
Internal Audit • Mampu memonitoring pengendalian serta
menandai ketidaksesuaian secara realtime
• Mempu menganalisis permasalahan.
• Menggeser peran audit internal untuk
mengidentifikasi masalah menjadi mitra dalam
memberikan solusi.
Sumber : PWC

Walaupun demikian akuntan robotik memiliki kelemahan dalam


pengoperasiannya, sebagai berikut :
1) Dalam pengauditan peran akuntan robotik tidak dapat melakukan
judgment. Dan akuntan robotik pun tidak bisa menentukan kelengkapan
data dari sebuah data atau dokumen yang dibutuhkan dalam sebuah
transaksi, pihak yang belum terlibat, serta wajar atau tidaknya sebuah
penilaian bagi asset.
2) Dalam akuntansi manajeman akuntan robotik hanya dapat memberikan
angka dalam hasil perhitungannya tetapi tidak dapat memberikan
keputusan atau hasil analisis perhitungan tersebut.
3) Hilangnya data yang diakibatkan karena adanya hacker yang masuk dan
memanipulasi data yang ada pada perangkat software akuntansi. pada
tahun 2017 perusahaan deloitte berhasil diretas oleh hacker yang
mengakibatkan terbongkarnya dokumen dan email milik klien, bukan
hanya deloitte tetapi Equifax yang merupakan komisi sekuritas dan bursa
sekaligus agensi pengkreditan berhasil diretas dengan cara mengakses
username, password dan IP address.
4) Akuntan robotik perlu dilakukan program update agar menyesuaikan
dengan peraturan yang berlaku pada saat ini. Perusahaan perlu

18
mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam pembelian serta
pemeliharaan akuntan robotik.
5) Akuntan robotik tidak memiliki kemampuan dalam mengartikan informasi
yang telah diprosesnya.
6) Akuntan robotik hanya terbatas pada data-data yang diinput saja sehingga
tidak dapat berinovasi atau menciptakan suatu hal yang baru.
7) Akuntan robotik tidak dapat mengembangkan ilmu, pengetahuan akuntan
robotik hanya sebatas pada sistem yang dibangun oleh seorang akuntan
dengan batuan programmer sebagai pembuat sistem.

4.2 Peluang Profesi Akuntan dalam Era Disrupsi


Berdasarkan hasil penelitian, adanya artificial intelligence ini bukan untuk
menggantikan profesi akuntan tetapi untuk membantu profesi akuntan dalam
menjalankan tugasnya lebih efisien dan akurat serta mengubah profesi akuntan
menjadi lebih profesional. Maka dari itu perlu adanya pengembangan skill pada
profesi akuntan dalam menghadapi kecerdasan buatan yang semakin berkembang
pada saat ini. Era disrupsi bukan hanya sebuah ancaman tetapi dapat menjadi
peluang baru bagi profesi akuntan. Teknologi baru yang muncul dalam bidang
akuntansi dapat menjadi kolaborasi antara akuntan robotik dan akuntan tradisional
karena akuntan robotik sendiri memiliki kelemahan dan begitu pula akuntan
tradisional.
Pelung yang dapat dimanfaatkan oleh profesi akuntan dalam menghadapi
era baru dalam bisnis, yaitu:
1. Financial Analyst
Financial analyst bisa menjadi sebuah peluang yang sangat
menjanjikan bagi profesi akuntan karena RPA hanya bisa membuat
output laporan keuangan dan tidak dapat membuat rekomendasi
kepada manajemen yang akan membantu perusahaan berkembang
berdasarkan analisis yang dilakukan.
2. Financial Planner
Laporan keuangan yang dihasilkan akan menjadi dasar dan dikerjakan
oleh financial planner. Financial planner akan menghasilkan output

19
berupa rekomendasi untuk penganggaran, investasi, asuransi, dan
perencanaan pajak.
3. Akuntan Publik
Akuntan publik memiliki peluang yang sangat besar dalam
memanfaatkan teknologi untuk melakukan jasa atestasi dan non
atestasi, karena peran akuntan publik tidak dapat digantikan oleh
akuntan robotik sebab akuntan robotik tidak dapat melakukan
judgment.
4. Konsultan Pajak
Peluang menjadi konsultan pajak sangat besar sebab peraturan
perpajakan yang sering berubah harus mampu disesuaikan dengan
kondisi akuntan internal diperusahaan tersebut, apabila akuntan
diperusahaan tersebut tidak memahami secara jelas mengenai
peraturan perpajakan maka dapat melakukan konsultasi ke konsultan
pajak, sebab software akuntansi tidak bisa memberikan jasa konsultasi
kepada konsumen.

4.3 Solusi Akuntan dalam Menghadapi Era Disrupsi


Berdasarkan hasil dari penelitian profesi akuntan haruslah mengikuti
perkembangan yang terjadi pada saat ini jika tidak ingin tergerus oleh era disrupsi
dan peran yang digantikan oleh robot. Institusi pendidikan berperan penting dalam
menghasilkan akuntan yang siap dalam menghadapi perkembangan zaman oleh
karena itu perlunya penyesuaian terhadap kurikulum di era digital. kurikulum
berbasis digital sebagai berikut dapat mencakup :
1. Literasi Data
Profesi akuntan haruslah memiliki kemampuan untuk membaca,
analisis, dan menggunakan informasi (Big Data) di dunia digital.
Peredaran big data mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek
kehidupan. Dimulai dari membuat berbagai keputusan bisnis hingga
mencari sumber bahan untuk menganalisis.
Big data sudah mulai dilirik dengan munculnya program studi
baru diberbagai universitas di Indonesia. Mengingat kebutuhan akan

20
tenaga kerja profesional ahli dalam menganalisis dan memanfaatkan data
tersebut juga semakin meningkat, 4 universitas sudah membuka program
studi big data seiring perkembangan teknologi. 4 universitas tersebut
diantaranya ialah Universitas Multimedia Nusantara, Universitas
Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Gadjah Mada.
Universitas Indonesia bekerjasama dengan IBM Indonesia untuk
menghadirkan mata kuliah Big Data dan Komputasi Kognitif di
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan harapan
mahasiswa FEB UI secara umum akan mempunyai kemampuan analisis
yang tinggi.

2. Literasi Teknologi
Institusi pendidikan haruslah memberikan pemahaman cara kerja
mesin aplikasi teknologi seperti coding, artificial intelligence, dan
enginering principle. Pada tahun 2018, laboratorium pertama artificial
intelligence di kawasan Asia Tenggara tercipta karena adanya kerjasama
antara National University of Singapore (NUS) dengan layanan
transportasi online yaitu Grab. Laboratorium ini memungkinkan machine
leraning dengan skala besar dan analisis visual untuk menciptakan
platform AI yang kuat. Laboratorium AI juga akan berkontribusi dalam
pemberian pelatihan terhadap mahasiswa Ph.D yang akan belajar di NUS.
Sementara itu, di Indonesia sendiri Universitas Multimedia Nusantara
meresmikan lab artificial intelligence dengan tujuan melatih mahasiswa
menjadi Data Scientist diindustri terdepan.
Untuk cara kerja mesin aplikasi teknologi lainnya seperti coding,
Apple membuka sekolah developer dimana agar mahasiswa mampu
mengembangkan aplikasi untuk IOS. Akademi tersebut bekerjasama
dengan Universitas Binus yang akan berfokus pada coding menggunakan
Swift dengan para pengajar yang sudah diberikan pembekalan langsung
oleh Apple di Amerika Serikat. Dengan adanya kerjasama yang
melibatkan universitas, diharapkan dapat memberikan pemahaman
kurikulum yang dirancang khusus untuk suasana kelas di Indonesia. Bukan

21
tanpa alasan aplikasi teknologi seperti coding, artificial intelligence, dan
enginering principle diwajibkan di Indonesia. Melainkan untuk
menghadapi tantangan pada era disrupsi.
3. Literasi Manusia
Kemampuan dalam komukasi serta berfikir secara kritis harus
dimiliki juga oleh seorang akuntan. Akuntan membutuhkan skill
komunikasi lisan yang kuat untuk menyampaikan informasi keuangan
kepada tim eksekutif dan para pemangku kepentingan.

Bukan hanya dari institusi pendidikan tetapi dari profesi akuntannya


sendiri haruslah bersiap dalam mengahadapi era disrupsi, dengan cara :

1. Kesadaran (awareness)
Seorang akuntan harus memiliki kesadaran bahwa tekonologi
semakin berkembang sehingga butuhnya beradaptasi dengan keadaan dan
melihat adanya kesempatan yang baik dengan adanya pengembangan
teknologi kecerdasan buatan. Karena perkembangan zaman ini dapat
menjadi sebuah peluang dan ancaman bukan hanya dalam bidang
akuntansi tetapi di berbagai bidang.
2. Professional Development
Profesi akuntan dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja
organisasi dengan mengembangkan program-program yang sesuai dengan
yang terjadi saat ini sehingga hal tersebut akan memberikan dampak pada
anggota profesi akuntan.
3. Education
Edukasi yang dimaksud ialah sebuah lembaga pendidikan harus
memberikan kurikulum yang relevan dengan mengikuti perkembangan
zaman yang terjadi. Tidak hanya kurikulum, pelatihan-pelatihan juga harus
diberikan kepada mahasiswa agar dapat beradaptasi dengan dunia luar.
4. Reaching Out
Data-data yang ada harus dikontrol dengan baik oleh akuntan.
Sehingga dengan adanya transdisciplinary mix of advisers seperti

22
konektivitas antar akuntan dan engineer, informasi yang dihasilkan akan
dijaga dengan baik.

23
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Artfificial Inteligence merupakan salah satu kecerdasan buatan yang perlu
dimanfaatkan dalam era disrupsi. Peralihan budaya kerja seorang akuntan
tradisional menjadi akuntan robotik dipandang sebagai hal yang wajar dan harus
dilakukan karena era disrupsi yang mempengaruhinya. Namun, disamping
peralihan antara akuntan tradisional menjadi akuntan robotik, perlu diikuti juga
dengan pemahaman dan konsep teknologi dengan akuntansi sehingga akuntan
tradisional dan robotik bisa saling berkolaborasi untuk menciptakan proses
akuntansi yang lebih baik.
Peluang profesi akuntan pada era disrupsi harus dimanfaatkan semaksimal
mungkin dengan meningkatkan kemampuan dan mampu bersaing sehingga
akuntan tidak boleh sampai kalah dengan akuntan robot, karena pada hakikatnya
seorang akuntan memiliki kecerdasan yang melebihi robot dan mampu untuk
melakukan analisis dan interpretasi pada hasil yang dilakukan robot sehingga
peluang tersebut harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Peluang profesi akuntan yang besar serta meningkatknya tuntutan pada era
disrupsi membuat para akuntan harus terus berinovasi dan bekreasi sehingga
solusi yang perlu dilakukan selain meningkatkan kemampuan secara konsep pada
pengubahan kurikulum secara berkala harus diiringi dengan munculnya kesadaran
dari para akuntan untuk terus beradaptasi pada era disrupsi dengan meningkatkan
sikap awareness, professional development, education, dan reaching out.

5.2 Saran
Solusi yang dapat kami berikan guna meningkatkan kemampuan para
akuntan agar tidak tergerus oleh perkembangan teknologi adalah dengan
melakukan pengubahan kurikulum secara berkala oleh lembaga pendidikan yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman, disamping itu para akuntan harus
mampu berkolaborasi dengan akuntan robotik dalam melakukan proses akuntansi
karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya, oleh karena itu
kolaborasi menjadi pilihan yang tepat guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas

24
dalam proeses akuntansi yang lebih baik, sebab tantang pada beberapa dekade ke
depan akan semakin besar.

25
DAFTAR PUSTAKA

Christina, V. (2015). Metodologi Penelitiab Akuntansi dan Bisnis. Bogor: Ghalia


Indonesia.

CNN, I. (2019, maret selasa). 14 Persen Perusahaan Indonesia Gunakan


Kecerdasan Buatan.
Dipetik januari selasa, 2020, dari CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190312180301-185-
376611/14-persen-perusahaan-indonesia-gunakan-kecerdasan-buatan

DDTC, r. (2019, agustus rabu). Masuk ke Era 4.0, Akuntan akan Ketinggalan
Zaman?
Dipetik januari selasa, 2020, dari DDTC News:
https://news.ddtc.co.id/masuk-ke-era-40-akuntan-akan-ketinggalan-
zaman-16668?page_y=920

informatika, d. j. (2018). big data, kecerdasan buatan, blockchain, dan teknologi


finansial diindonesia. jakarta.

iswanto, a. c. (2019). pengaruh revolusi industri 4.0 terhadap ilmu akuntansi .

Jumansyah, N. L. (t.thn.). Akuntansi forensik dan prospeknya terhadap masalah-


masalah hukum di indonesia , 3.

Kasali, R. (2017). Disruption. jakarta: Gramedia.

Kieso, W. K. (2015). Financial Accounting 3e IFRS Edition.

Mariana, D. (2018). perana program accurate accounting software versi 5


terhadap efektivitas laporan pencatatan persediaan barang dagang pada
UD.Muji jaya Tuban .

Pramudi, U. (2018). the implementation of accutare system in preparation of


financial statement (case study on TB Makmur jaya) .

Putritama, A. (t.thn.). Peluang dan tantangan profesi akuntan di era big data ,
2009.

PWC. (2015). Data driven what students need to succeed in a rapidly chaging
business world .

Ramardhani, F. P. (t.thn.). Robotic Process Automation : Peran dan Tantangan


Akuntan Indonesia di Masa depan .

26
Rosmida. (2019). Transformasi Peran Akuntan dalam Era Revolusi Industri 4.0
dan Tantangan Era Society 5.0 .

Sasongko, N. (2002). jurnal ilmiah akuntansi. Profesi akuntansi : Masa Kini dan
Tantangan Masa Depan .

Setiawan, P. L. (2015). rancang bangunan aplikasi business intelligence berbasis


arsitektur aplikasi akuntansi accurate.

Triatmaja, M. F. (t.thn.). Dampak Artificial Intelligende (AI) pada profesi akuntan


.

Wibisono, S. (2005). Enterprise Resource Planing (ERP) solusi sistem informasi


terintegrasi .

Rosmida. (2019). Transformasi Peran Akuntan dalam Era Revolusi Industri 4.0
dan Tantangan Era Society 5.0. Jurnal Invasi Bisnis, 7, 206-212.

Baenanda, L. (2019). Sejarah dan Perkembangan Revolusi Industri.


Diakses pada 30 Januari 2020, daribinus.ac.id/knowledge/2019/05/sejarah-
dan-per (Astuti, 2015)kembangan-revolusi-industri/

Baenanda, L. (2019). Mengenal Lebih Jauh Revolusi Industri 4.0.


Diakses pada 30 Januari 2020, dari
binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal- lebih-jauh-revolusi-
industri-4-0/

Majni, F. (2017). Menyusun Strategi Mengatasi Disrupsi.


Diakses pada 30 Januari 2020, dari
mediaindonesia.com/read/detail/133700-menyusun-strategi-mengatasi-
disrupsi

Hutapea, E. 2019. Mulai Banyak Dilirik, 4 Kampus Ini Buka Prodi Kekinian "Big
Data".
Diakses 6 Februari 2020 di
https://edukasi.kompas.com/read/2019/06/18/08064981/mulai-banyak-
dilirik-4-kampus-ini-buka-prodi-kekinian-big-data

27
Rosyadi, M. 2018. Apple Resmikan Sekolah Developer di Indonesia.
Diakses 6 Februari 2020 di http://detik.id/6olyzN

Khairuddin, I. 2018. Grab Dan NUS Kembangkan Laboratorium AI.


Diakses 7 Februari 2020 di https://selular.id/2018/07/grab-dan-nus-
kembangkan-laboratorium-ai/

28

Anda mungkin juga menyukai