Disusun Oleh :
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat
dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari
kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia, oleh karenanya kami dapat menyelesaikan Full paper
ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan full paper ini adalah untuk
mengikuti perlombaan Accounting Scientific Writing Competition 2020 Unisba.
Dalam proses penyusunan paper ini kami menjumpai hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan paper ini
dengan cukup baik, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pembimbing kami
bapak Suryana S.E., M.Ak yang telah membantu dan memberikan sarannya, juga
kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya paper ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu paper ini mungkin belum sempurna, oleh karena itu
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan
demi perbaikan pada paper ini. Harapan kami semoga paper ini bermanfaat
khususnya bagi kami umumnya bagi pembaca lain.
Penulis
ii
ABSTRAK
Era disrupsi telah memasuki dunia bisnis yang diakibatkan oleh revolusi
teknologi yang pesat dan membawa perubahan dalam berbagai bidang profesi,
salah satunya profesi akuntan. Bergesernya profesi akuntan menjadi akuntan
robotic disebabkan oleh teknologi yang semakin pesat. Tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa biaya untuk melakukan proses akuntansi menjadi lebih murah jika
dibandingkan dengan cara tradisional. Serta minimnya pengawasan pada proses
akuntansi yang berjalan, tidak dapat dilakukan sepenuhnya oleh manusia. Oleh
karena itu profesi akuntan dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan zaman,
karena era disrupsi bersifat destruktif dan kreatif. Berdasarkan data, 59%
perusahaan kecil berpikir dalam 10 tahun kedepan tidak lagi memerlukan profesi
akuntan karena sudah digantikan oleh teknologi. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh University of Oxford pada tahun 2015 mengatakan bahwa 95%
profesi akuntan akan kehilangan pekerjaannya karena diambil alih teknologi
dalam dua dekade ke depan. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui dampak
dari era disrupsi terhadap peran akuntan pada saat ini. Metode penelitian yang
akan kami gunakan adalah penelitian kualitatif berbasis studi literatur terhadap
beberapa referensi, baik buku maupun jurnal ilmiah yang diperoleh secara
sekunder. Hasil dari penulisan karya tulis ilmiah ini menghasilkan solusi bahwa
suatu lembaga pendidikan membuat kurikulum berbasis digital.
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-
benar baru dan lebih efisien, juga lebih bermanfaat.
Sejalan dengan terjadinya perubahan model bisnis baru yang diakibatkan
era disrupsi, sumber daya manusia pun dituntut untuk mengikuti perkembangan
zaman salah satunya profesi akuntan. Terjadinya perubahan ini dapat menjadi
tantangan dan peluang bagi profesi akuntan. Munculnya kecerdasan buatan
(Artificial Intelligence) dan teknologi robotik berpotensi untuk menggantikan
peran pekerjaan akuntansi tradisional seperti pembukuan keuangan dan penata
layanan yang akan mulai terdigitalisasi.
Slamet Sugiri mengatakan jika pembelajaran akuntansi sejak dini tidak
berubah dan masih menggunakan model pembelajaran lama, para akuntan akan
ketinggalan zaman dan peran akuntan dalam pencatatan akan tergantikan oleh
artificial intelligent. (DDTC, 2019)
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Microsoft Indonesia dengan IDC
Asia Pasifik, 14 persen organisasi atau perusahaan di Indonesia sudah mulai
mengadopsi artificial intellegence dalam core strategi mereka dan 42 persen
sudah mulai merencanakan uji coba teknologi artificial intellegence. (CNN, 2019)
Dalam kongres IAI XIII, Sri Mulyani sempat memperingatkan para
akuntan, bahwa profesinya saat ini terancam tergantikan oleh mesin. Menurutnya
dengan kemajuan teknologi saat ini, akuntan merupakan salah satu profesi yang
terancam digantikan oleh Artificial Intelligence (AI). Bahkan penelitian yang
dilakukan oleh university of oxfoard mengatakan bahwa 95% profesi akuntan
akan kehilangan pekerjaannya karena diambil alih oleh teknologi dalam dua
decade kedepan.
Pada era disrupsi, laju perkembangan zaman tidak dapat diprediksi. Untuk
menghadapi era disrupsi profesi akuntan harus siap dalam segala perubahan yang
akan terjadi. Berdasarkan penjelasan diatas peneliti akan membahas lebih lanjut
mengenai “Akuntan Tradisional Vs Akuntan Robotik”
2
1. Bagaimana peralihan peran akuntan tradisional menjadi akuntan robotik?
2. Bagaimana peluang profesi akuntan di era disrupsi?
3. Bagaimana solusi seorang akuntan dalam menghadapi era disrupsi?
1.4 Tujuan
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
2. Melakukan penjurnalan;
3. Melakukan penggolongan dengan memposting ke buku besar;
4. Menyusun neraca saldo yang belum disesuaikan;
5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat ayat jurnal
penyesuaian;
6. Menyusun neraca saldo yang telah disesuaikan;
7. Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, neraca, dan arus kas;
8. Jurnal penutup.
1) Machine Learning
Machine learning adalah bagian dari kecerdasan buatan. Untuk
membuat suatu mesin menjadi cerdas, algortitma machine learning pada
suatu mesin pertama-tama mempelajari pemberian data (input) yang
dilakukan manusia kepada suatu mesin (Goldberg and Holland, 1988).
5
Berdasarkan masukan data tersebut, mesin kemudian memberikan luaran
(output) tertentu. Selanjutnya, manusia merespon luaran tersebut sebagai
suatu masukan (input) baru kepada mesin. Proses pelatihan suatu mesin
(training) dengan memberi data dan merespon luaran data ini terjadi
berulang-ulang sehingga kemudian mesin dapat memprediksi pola umum
(model) fungsi kecerdasan (intelligence) manusia.
2) Deep Learning
Deep learning adalah turunan dari machine learning. Jika
Dibandingkan machine learning, deep learning bekerja lebih mandiri
(LeCun et al., 2015). Kemandirian ini disebabkan oleh algoritma deep
learning yang melatih mesin dengan data yang jauh lebih banyak dan
dengan tingkatan yang berlapis-lapis (nestedhierarchical layers). Dengan
demikian, mesin akan mampu mengenali sendiri pola umum pada suatu
data.
Mengenal lebih jauh bentuk dari sebuah artificial intelligence diwujudkan
dalam bentuk Robot Processing Automation (RPA). RPA merupakan mesin yang
dibuat untuk membantu akuntan dalam melakukan proses akuntansi sehingga
siklus akuntansi yang dilakukan menjadi lebih sederhana. Namun, yang perlu
diperhatikan, RPA merupakan teknologi yang diprogram oleh manusia untuk
kebutuhan yang disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga seorang akuntan
tetap diperlukan untuk hal yang bersifat personal, seperti menganalisis sebuah
angka yang dihasilkan oleh RPA tersebut dan mengambil keputusan atas hasil
analisisnya.
RPA memberikan dampak yang begitu besar dalam perubahan akuntansi
bahkan mengubah proses akuntansi manual menjadi komputerisasi. Sehingga hal
ini mengakibatkan perubahan pada sistem informasi akuntansi. Menurut Mulyadi
(2010) sistem akuntansi merupakan organisasi, formulir, catatan, dan laporan
yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
6
2.1.3 Profesi Akuntan
7
pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar (Hiro
Tugiman, 2010).
3. Akuntan Pemerintah (Government Accountant)
akuntan pemerintahan adalah Akuntan yang berkerja di badan-
badan usaha negara, misalnya BPK, departemen Keuangan, Kantor
Pemerintahan, Lembaga negaran lainnya.
4. Akuntan Forensik
Akuntan forensik digunakan di sektor publik maupun privat, akan
tetapi penggunaan akuntan forensik di sektor publik lebih menonjol
dibandingkan di sektor privat. Hal tersebut disebabkan oleh penyelesaian
sengketa di sektor privat cenderung diselesaikan di luar pengadilan.
Akuntan forensik memiliki ciri-ciri yang sama dengan akuntan dan
auditor, yaitu harus tunduk pada kode etik profesinya. Sikap independen,
objektif dan skeptis juga harus dimiliki oleh akuntan forensik (Howard,
2007 dalam (Jumansyah)). Menurut Tuanokotta (2010 dalam (Jumansyah)
mengatakan kualitas yang harus dimiliki oleh akuntan forensik adalah:
8
f. Percaya diri: kemampuan untuk mempercayai diri dan temuan
kita sehingga kita dapat bertahan di bawah cross examination
(pertanyaan silang dari jaksa penuntut umum dan pembela).
Akuntan forensik sering disebut juga sebagai auditor forensik
atau auditor investigasi. Di Indonesia terlihat peran-peran
akuntan forensik, seperti BPKP, BPK, dan aparat pengawasan
internal pemerintah menghitung kerugian keuangan negara
dalam tindak pidana korupsi.
5. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan
akuntansi, yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan
melakukan penelitian dibidang akuntansi (Soemarso, 2004). Untuk dapat
menjadi akuntan pendidik, calon akuntan pendidik harus memenuhi
kualifikasi yang diatur dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen dan peraturan lebih lanjut yang ditentukan oleh
universitas yang bersangkutan.
9
Revolusi Industri pertama kali dipelopori oleh Inggris. Penghasilan
mulai meningkat pada sektor manufaktur dan taraf kehidupan masyarakat
membaik seiring terjadinya revolusi industri. Banyaknya ilmuan yang
muncul pada masa ini menjadi salah satu faktor terjadinya Revolusi
Industri yang juga mempengaruhi revolusi dibidang ilmu pengetahuan.
Salah satu penemuan yang paling berpengaruh pada masa ini ialah mesin
uap oleh James Watt pada tahun 1776.
10
ketiga ini ialah Digital Revolution. Karena revolusi ini juga bisnis dengan
konsep digital menjadi bisnis dengan nilai milyaran hingga trilyunan.
11
machine learning, sebuah komputer diinstruksikan oleh manusia untuk
melakukan tugasnya.
Terdapat perdebatan mengenai Revolusi Industri 4.0, apakah
revolusi tersebut benar-benar sebuah revolusi atau hanya sekedar
pengembangan dari Revolusi Industri 3.0 sebagai era digital revolution.
Tetapi pada kenyataannya banyak inovasi baru yang terjadi pada revolusi
industri keempat. Inovasi tersebut meliputi Internet of Things (IoT), Big
Data, kendaraan tanpa pengemudi, mesin pintar, dan Artificial Intelligence
(AI).
Internet of Things memungkinkan benda-benda sekitar kita
terhubung dengan jaringan internet. Hingga saat ini, teknologi IoT sudah
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu produknya yang
paling sering dijumpai adalah layanan GPS (Global Positioning System).
Selain IoT, ada juga istilah Big Data. Big data adalah seluruh informasi
yang tersimpan di cloud computing. Analitik big data dan cloud
computing akan membantu mendeteksi kegagalan sedini mungkin
sehingga memungkinkan pencegahan dan meningkatkan kualitas produk
berdasarkan data yang terekam. Data tersebut akan diproses dengan alat
canggih (analitik dan alogaritma) untuk menghasilkan informasi yang
logik. Sementara itu, Indonesia masih menggarap konsep Revolusi Industri
4.0 secara serius.
12
model bisnis baru yang berbeda dengan sebelumnya dan tentunya akan selaras
dengan perkembangan teknologi pada saat ini.
Disrupsi bisa dilihat sebagai sesuatu yang positif karena disrupsi
memberikan sebuah inovasi yang baru dan dinamis. Era ini menuntut kita
melakukan apa yang disebut disruptive innovation. Inovasi disruptif adalah
inovasi yang membantu menciptakan pasar baru, mengganggu atau merusak pasar
yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu tersebut.
Inovasi disruptif membuat suatu produk dengan layanan yang berbeda dengan
umumnya. Perusahaan yang incumbent seperti Nokia adalah perusahaan yang
tetap melakukan inovasi secara terus menerus tanpa mengabaikan kepuasan
konsumennya. Tetapi tanpa disadari mereka malah tergerus dengan kehadiran
pesaing yang baru. Pesaing baru tersebut memiliki sifat disruptive dimana mereka
menciptakan pasar baru dengan layanan baru yang lebih memudahkan konsumen
dengan strategi harga yang lebih murah. Perusahaan yang incumbent terlambat
menyadari adanya inovasi baru tersebut. Mereka bahkan menutup mata atau
bahkan tidak tahu sama sekali terhadap perubahan yang tengah terjadi dan tentu
saja bisa mengancam bisnisnya.
Begitupun dengan profesi akuntan. Profesi akuntan tidak seharusnya
menutup mata atas apa yang tengah terjadi. Era disrupsi yang sedang terjadi saat
ini dapat menjadi tantangan maupun ancaman bagi profesi akuntan. Tren
disruptive technology juga wajib diketahui oleh akuntan agar dapat
mengantisipasi dampaknya dikemudian hari. Pertama ialah Artificial Intelligence
(AI), blockchain, connection covergen, big data analytics dan mobile computing.
Menghadapi disruptive technology tersebut harus dengan strategi agar akuntan
masih terus dapat menjalankan perannya dalam perekonomian dan sektor bisnis.
Setidaknya ada empat peran akuntan professional dalam mengawal
perekonomian dan sektor bisnis di era digital. Menurut Kirstin Gillon dari The
Institute of Chartered Accountans in England and Wales (ICAEW), peran tersebut
ialah sebagai penasihat pengambilan keputusan bisnis, sebagai pengguna sistem
digital, akuntan bertindak sebagai pengendali aplikasi, perangkat lunak hingga
pengawal proses dan people. Menurutnya, risiko dan peluang teknologi perlu
13
diidentifikasi dan dipahami dengan baik oleh kalangan profesi ditengah tren IT
global, agar dunia bisnis dapat tumbuh dengam aman dan optimal.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
15
penelitian ini menjelaskan pengaruh Aritificial Intelligence terhadap
profesi akuntan.
2) Penelitian ini dilakukan oleh Frizka Putri Ramardhani yang berjudul “
Robotic Process Automation : Peran dan Tantangan Akuntan Indonesia di
Masa Depan” penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh RPA
terhadap profesi akuntan dimasa yang akan datang dan bagaimana
pergesaran peran akuntan di era revolusi indsuti 4.0
3) Penelitian ini dilakukan Yeni Tata Rini yang berjudul “Mengurai Peta
Jalan Akuntansi Era Industri 4.0”. penelitian ini menjelaskan tentang
bagaimana peran akuntan manual tergantikan oleh kecerdasan buatan.
4) Penelitian ini dilakukan oleh Rosmida (2019) yang berjudul “Transformasi
Peran Akuntan dalam Era Revolusi Industri 4.0 dan tantangan Era Society
5.0”
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
17
• Dapat membantu akuntan dalam menyediakan
mobile bagi klien, sehingga dapat mengakses data
akuntansi dari telepon seluler, tablet, android, dan
smartphone.
Internal Audit • Mampu memonitoring pengendalian serta
menandai ketidaksesuaian secara realtime
• Mempu menganalisis permasalahan.
• Menggeser peran audit internal untuk
mengidentifikasi masalah menjadi mitra dalam
memberikan solusi.
Sumber : PWC
18
mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam pembelian serta
pemeliharaan akuntan robotik.
5) Akuntan robotik tidak memiliki kemampuan dalam mengartikan informasi
yang telah diprosesnya.
6) Akuntan robotik hanya terbatas pada data-data yang diinput saja sehingga
tidak dapat berinovasi atau menciptakan suatu hal yang baru.
7) Akuntan robotik tidak dapat mengembangkan ilmu, pengetahuan akuntan
robotik hanya sebatas pada sistem yang dibangun oleh seorang akuntan
dengan batuan programmer sebagai pembuat sistem.
19
berupa rekomendasi untuk penganggaran, investasi, asuransi, dan
perencanaan pajak.
3. Akuntan Publik
Akuntan publik memiliki peluang yang sangat besar dalam
memanfaatkan teknologi untuk melakukan jasa atestasi dan non
atestasi, karena peran akuntan publik tidak dapat digantikan oleh
akuntan robotik sebab akuntan robotik tidak dapat melakukan
judgment.
4. Konsultan Pajak
Peluang menjadi konsultan pajak sangat besar sebab peraturan
perpajakan yang sering berubah harus mampu disesuaikan dengan
kondisi akuntan internal diperusahaan tersebut, apabila akuntan
diperusahaan tersebut tidak memahami secara jelas mengenai
peraturan perpajakan maka dapat melakukan konsultasi ke konsultan
pajak, sebab software akuntansi tidak bisa memberikan jasa konsultasi
kepada konsumen.
20
tenaga kerja profesional ahli dalam menganalisis dan memanfaatkan data
tersebut juga semakin meningkat, 4 universitas sudah membuka program
studi big data seiring perkembangan teknologi. 4 universitas tersebut
diantaranya ialah Universitas Multimedia Nusantara, Universitas
Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Gadjah Mada.
Universitas Indonesia bekerjasama dengan IBM Indonesia untuk
menghadirkan mata kuliah Big Data dan Komputasi Kognitif di
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan harapan
mahasiswa FEB UI secara umum akan mempunyai kemampuan analisis
yang tinggi.
2. Literasi Teknologi
Institusi pendidikan haruslah memberikan pemahaman cara kerja
mesin aplikasi teknologi seperti coding, artificial intelligence, dan
enginering principle. Pada tahun 2018, laboratorium pertama artificial
intelligence di kawasan Asia Tenggara tercipta karena adanya kerjasama
antara National University of Singapore (NUS) dengan layanan
transportasi online yaitu Grab. Laboratorium ini memungkinkan machine
leraning dengan skala besar dan analisis visual untuk menciptakan
platform AI yang kuat. Laboratorium AI juga akan berkontribusi dalam
pemberian pelatihan terhadap mahasiswa Ph.D yang akan belajar di NUS.
Sementara itu, di Indonesia sendiri Universitas Multimedia Nusantara
meresmikan lab artificial intelligence dengan tujuan melatih mahasiswa
menjadi Data Scientist diindustri terdepan.
Untuk cara kerja mesin aplikasi teknologi lainnya seperti coding,
Apple membuka sekolah developer dimana agar mahasiswa mampu
mengembangkan aplikasi untuk IOS. Akademi tersebut bekerjasama
dengan Universitas Binus yang akan berfokus pada coding menggunakan
Swift dengan para pengajar yang sudah diberikan pembekalan langsung
oleh Apple di Amerika Serikat. Dengan adanya kerjasama yang
melibatkan universitas, diharapkan dapat memberikan pemahaman
kurikulum yang dirancang khusus untuk suasana kelas di Indonesia. Bukan
21
tanpa alasan aplikasi teknologi seperti coding, artificial intelligence, dan
enginering principle diwajibkan di Indonesia. Melainkan untuk
menghadapi tantangan pada era disrupsi.
3. Literasi Manusia
Kemampuan dalam komukasi serta berfikir secara kritis harus
dimiliki juga oleh seorang akuntan. Akuntan membutuhkan skill
komunikasi lisan yang kuat untuk menyampaikan informasi keuangan
kepada tim eksekutif dan para pemangku kepentingan.
1. Kesadaran (awareness)
Seorang akuntan harus memiliki kesadaran bahwa tekonologi
semakin berkembang sehingga butuhnya beradaptasi dengan keadaan dan
melihat adanya kesempatan yang baik dengan adanya pengembangan
teknologi kecerdasan buatan. Karena perkembangan zaman ini dapat
menjadi sebuah peluang dan ancaman bukan hanya dalam bidang
akuntansi tetapi di berbagai bidang.
2. Professional Development
Profesi akuntan dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja
organisasi dengan mengembangkan program-program yang sesuai dengan
yang terjadi saat ini sehingga hal tersebut akan memberikan dampak pada
anggota profesi akuntan.
3. Education
Edukasi yang dimaksud ialah sebuah lembaga pendidikan harus
memberikan kurikulum yang relevan dengan mengikuti perkembangan
zaman yang terjadi. Tidak hanya kurikulum, pelatihan-pelatihan juga harus
diberikan kepada mahasiswa agar dapat beradaptasi dengan dunia luar.
4. Reaching Out
Data-data yang ada harus dikontrol dengan baik oleh akuntan.
Sehingga dengan adanya transdisciplinary mix of advisers seperti
22
konektivitas antar akuntan dan engineer, informasi yang dihasilkan akan
dijaga dengan baik.
23
BAB V
5.1 Kesimpulan
Artfificial Inteligence merupakan salah satu kecerdasan buatan yang perlu
dimanfaatkan dalam era disrupsi. Peralihan budaya kerja seorang akuntan
tradisional menjadi akuntan robotik dipandang sebagai hal yang wajar dan harus
dilakukan karena era disrupsi yang mempengaruhinya. Namun, disamping
peralihan antara akuntan tradisional menjadi akuntan robotik, perlu diikuti juga
dengan pemahaman dan konsep teknologi dengan akuntansi sehingga akuntan
tradisional dan robotik bisa saling berkolaborasi untuk menciptakan proses
akuntansi yang lebih baik.
Peluang profesi akuntan pada era disrupsi harus dimanfaatkan semaksimal
mungkin dengan meningkatkan kemampuan dan mampu bersaing sehingga
akuntan tidak boleh sampai kalah dengan akuntan robot, karena pada hakikatnya
seorang akuntan memiliki kecerdasan yang melebihi robot dan mampu untuk
melakukan analisis dan interpretasi pada hasil yang dilakukan robot sehingga
peluang tersebut harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Peluang profesi akuntan yang besar serta meningkatknya tuntutan pada era
disrupsi membuat para akuntan harus terus berinovasi dan bekreasi sehingga
solusi yang perlu dilakukan selain meningkatkan kemampuan secara konsep pada
pengubahan kurikulum secara berkala harus diiringi dengan munculnya kesadaran
dari para akuntan untuk terus beradaptasi pada era disrupsi dengan meningkatkan
sikap awareness, professional development, education, dan reaching out.
5.2 Saran
Solusi yang dapat kami berikan guna meningkatkan kemampuan para
akuntan agar tidak tergerus oleh perkembangan teknologi adalah dengan
melakukan pengubahan kurikulum secara berkala oleh lembaga pendidikan yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman, disamping itu para akuntan harus
mampu berkolaborasi dengan akuntan robotik dalam melakukan proses akuntansi
karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya, oleh karena itu
kolaborasi menjadi pilihan yang tepat guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas
24
dalam proeses akuntansi yang lebih baik, sebab tantang pada beberapa dekade ke
depan akan semakin besar.
25
DAFTAR PUSTAKA
DDTC, r. (2019, agustus rabu). Masuk ke Era 4.0, Akuntan akan Ketinggalan
Zaman?
Dipetik januari selasa, 2020, dari DDTC News:
https://news.ddtc.co.id/masuk-ke-era-40-akuntan-akan-ketinggalan-
zaman-16668?page_y=920
Putritama, A. (t.thn.). Peluang dan tantangan profesi akuntan di era big data ,
2009.
PWC. (2015). Data driven what students need to succeed in a rapidly chaging
business world .
26
Rosmida. (2019). Transformasi Peran Akuntan dalam Era Revolusi Industri 4.0
dan Tantangan Era Society 5.0 .
Sasongko, N. (2002). jurnal ilmiah akuntansi. Profesi akuntansi : Masa Kini dan
Tantangan Masa Depan .
Rosmida. (2019). Transformasi Peran Akuntan dalam Era Revolusi Industri 4.0
dan Tantangan Era Society 5.0. Jurnal Invasi Bisnis, 7, 206-212.
Hutapea, E. 2019. Mulai Banyak Dilirik, 4 Kampus Ini Buka Prodi Kekinian "Big
Data".
Diakses 6 Februari 2020 di
https://edukasi.kompas.com/read/2019/06/18/08064981/mulai-banyak-
dilirik-4-kampus-ini-buka-prodi-kekinian-big-data
27
Rosyadi, M. 2018. Apple Resmikan Sekolah Developer di Indonesia.
Diakses 6 Februari 2020 di http://detik.id/6olyzN
28