Anda di halaman 1dari 17

untuk kalangan sendiri

A. Hakikat Peradaban
1. Definisi Peradaban
Kata peradaban dalam bahasa Indonesia, sering
diidentikkan dengan kata kebudayaan. Akan
tetapi dalam bahasa Inggris, terdapat perbedaan
pengertian antara civilization untuk peradaban dan
culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam
bahasa Arab dibedakan antara tsaqafah
(kebudayaan), hadharah (kemajuan) dan tamaddun
(peradaban). Dalam bahasa Melayu istilah
tamaddun dimaksudkan untuk menyebutkan
keduanya yaitu kebudayaan dan peradaban.
(LESF,2004.,h.7).
Lanjutan….

 Peradaban (civilization) dapat diartikan sebagai


hubungannya dengan kewarganegaraan karena
diambil dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris)
yang berarti seorang warga Negara yang
berkemajuan.
 Dalam hal ini dapat diartikan dengan dua cara,
yaitu:
1. Proses menjadi berkeadaban,
2. Suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang
atau maju.
 Berdasarkan pengertian tersebut maka indikasi
suatu peradaban adalah adanya gejala/tanda
yaitu: masyarakat yang telah memiliki
berbagai perangkat kehidupan yang lebih
maju (Fyzee,1982.,h.7-11)
Lanjutan….

 Peradaban adalah identik dengan gagasan


tentang kemajuan sosial, baik dalam
bentuk kemenangan/keunggulan akal dan
rasionalitas terhadap dogma maupun
doktrin agama, memudarnya norma-
norma lokal tradisional dan
perkembangan pesat ilmu pengetahuan
dan teknologi.
 Secara metafisis (filsafat), peradaban juga
berarti bahwa manusialah yang
merupakan pusat alam semesta (man
centered universe).
Lanjutan….

 Segala hal yang berupa perbuatan dan


pemikiran manusia tak bisa dilepaskan
dari peradaban. Sehingga konsep
peradaban bersifat mencakup semua
aspek kehidupan.
 Mennell, Norbert Elias (1989: “menjadi
beradab adalah menjadi santun dan
berakhlak baik dan peduli pada orang lain,
bersih dan sopan dalam kebiasaan pribadi
dan (aspek kehidupan) yang lainya”.
2. Perbedaan antara Kebudayaan dan
Peradaban
 Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat
diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia,
berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat
yang tinggi dan mulia.
 Oswald membedakan antara kebudayaan dan
peradaban. Kebudayaan lebih dominan pada nilai-
nilai spiritual yang menekankan manusia pada
perkembangan individu di bidang mental dan
moral. Sementara itu, peradaban lebih mengarah
kepada hal-hal bersifat material yang menekankan
pada kesejahteraan fisik dan material.
Lanjutan….

 Menurut Bieren, peradaban adalah seluruh


kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan teknik
(teknologi). Sedangkan kebudayaan lebih
menekankan kepada segala sesuatu yang berasal dari
naluri dasar (fitrah, pekerti baik) yang berada di atas
tujuan praktis hubungan masyarakat.
 Huntington (2001) mendefinisikan perdaban
(civilization) sebagai the highest social grouping of
people and the broadest level of cultural identity people
have short of that which distinguish humans from other
species. Dimana merupakan pengelompokan sosial
tertinggi manusia dan tingkat identitas budaya
terluas yang dimiliki manusia yang mampu
membedakan manusia dari spesies lain
Lanjutan….

 Dalam perjalanan peradaban manusia, ada suatu


fenomena yang harus dihadapi, yaitu terjadinya
benturan peradaban. Huntington menyebutnya
dengan istilah clash civilization. Pada zaman modern,
Huntington meyakini bahwa peradaban-peradaban
yang muncul akan menimbulkan proses benturan-
benturan. Benturan itu terjadi bisa antara
peradaban Barat dan Timur. Bisa juga karena
perbedaan ideologi.
 Satu hal yang tidak boleh terjadi adalah berhenti
mempelajari peradaban manusia. Peradaban manusia
harus terus dikaji atau dipelajari. Sejarah
peradaban manusia dari tiap masa tidak boleh
hilang. Karena dari belajar peradaban di masa lalu
itulah kita bisa becermin untuk mengembangkan
peradaban manusia masa mendatang.
Lanjutan….

 Peradaban merupakan tahap tertentu dari


kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang
telah mecapai kemajuan tertentu yang
dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang telah maju.
 Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
mempengaruhi peradaban sebuah bangsa
dan menjadikan bangsa itu dianggap lebih
maju dari bangsa-bangsa lain pada
zamannya.
Lanjutan….

3. Peradaban sebagai Entitas


Sosial
 Peradaban umumnya dipahami sebagai entitas
sosial yang besar melebihi individu, keluarga,
masyarakat, bahkan negara.
 Peradaban juga berarti pengelompokan tertinggi
orang-orang dan tingkat identitas budaya yang luas
dan komprehensif yang membedakannya dengan
entitas lainnya.
 Peradaban dibatasi oleh unsur-unsur objektif
seperti bahasa, sejarah, agama, adat istiadat,
pandangan dunia (world view), dan lembaga-
lembaga serta dibatasi unsur subjektif berupa
identitas diri peradaban.
Lanjutan….

 Peradaban tinggi seharusnya bisa menjaga


keagungan manusianya, memberikan
kepuasan terhadap fisik, estetika psikis, dan
kreativitas manusianya. Oleh sebab itu, ia
meniscayakan adanya fleksibilitas/kelenturan
yang saling menunjang antara manusia dan
peradabannya.
 Bateson mengemukakan bahwa superioritas
sebuah peradaban tidak merupakan jaminan
bahwa ia dan manusia pendukungnya memiliki
pencitraan tinggi dan luhur. Hal itu akan sangat
ditentukan dan bergantung pada apa-apa yang
menjadi pondasi dan tiang penyangganya
(Gregory Bateson, 1972).
B. Manusia sebagai Makhluk Beradab
dan Masyarakat Beradab

 Manusia dan peradaban merupakan dua hal


yang tidak mungkin terpisahkan. Manusia
melalui kemampuan cipta dan karya selalu
melakukan karya-karya di segala bidang
kehidupan.
 Istilah peradaban seringkali merujuk pada
suatu masyarakat yang kompleks. Peradaban
manusia bisa dilihat melalui praktik pertanian,
hasil karya, permukiman, dan berbagai
pandangan manusia mengenai ilmu
pengetahuan, politik, dan kehidupan.
Lanjutan….

 Menurut Samuel Philips Huntington,


peradaban mewujudkan puncak-puncak dari
kebudayaan.
 Frans Boas mengartikan peradaban sebagai
keseluruhan bentuk reaksi manusia terhadap
tantangan dalam menghadapi alam sekitar,
individu ataupun kelompok.
 Peradaban bisa meliputi segala aspek
kehidupan manusia, seperti budaya materiil,
relasi sosial, seni, agama, dan ditambah
dengan sistem moral, gagasan, dan bahasa.
Lanjutan….

 Sejarah manusia pada dasarnya merupakan


sebuah proses penciptaan dan kehancuran
masyarakat beserta kebudayaan dan
peradabannya secara terus menerus sesuai
dengan norma-norma yang pada prinsipnya
bersifat moral.
 Sumber norma-norma itu bersifat transenden,
tapi keseluruhan aplikasinya berada dalam
eksistensi kesejarahan kolektif manusia yang
imanen (paham yang menekankan berpikir
dengan diri sendiri atau subjektif). Norma-
norma yang dimaksud adalah apa yang dalam
Islam disebut Sunnatullah (Fazlur Rahman,
1983).
Lanjutan….
 Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil
kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti
barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan
merupakan keseluruhan dari budi daya manusia, baik
cipta, karsa, dan rasa.
 Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk
beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi
untuk berlaku sopan, berakhlak dan berbudi pekerti
yang luhur menuju pada perilaku manusia.
 Manusia beradab adalah manusia yang bisa
menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa.
 Kaelan (2002) menyatakan manusia yang beradab
adalah manusia yang mampu melaksanakan
hakikatnya sebagai manusia (monopluralis secara
optimal)
Lanjutan….

Istilah civil society dapat diterjemahkan dalam bahasa


indonesia dengan berbagai istilah antara lain :
1. Civil society diterjemahkan dengan istilah
masyrakat sipil, civil artinya sipil sedangkan society
artinya masyarakat.
2. Civil society diterjemahkan dengan masyarkat
beradab atau keberadaban, ini merupakan
terjemahan dari civilizet (beradab) dan society
(masyarakat) sebagai lawan dari masyarakat yang
tidak beradab (uncivilzet society)
3. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat
madani. Kata madani merujuk pada kata madinah,
kota tempat kelahiran nabi muhamad saw.
Madinah berasal dari kata madaniyah yang berati
peradaban.
Lanjutan….

 Nurcholis Majid menyebut masyarakat madani


sebagai masyarakat yang berperadaban memiliki ciri-
ciri, antara lain egalitarianisme (kesetaraan),
menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum
dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta
musyawarah.
 Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya
demokrasi dan civil society memberikan defenisi
civil society sebagai wilayah kehidupan sosial yang
terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan
(Voluntari), keswasembedaan (self generating),
keswadayaan (self sporting), kemandirian yang tinggi
berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan
norma atau nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

Anda mungkin juga menyukai