Anda di halaman 1dari 104

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup
manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Dengan berbudaya,
manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya. Manusia berbeda dengan makhluk
lainnya. Manusia menjalani hidup sesuai dengan adab-adab yang diterapkan di lingkungan sekitar. Oleh
karenanya, manusia harus bersosialisasi dan memenuhi adab-adab yang telah disosialisasikan oleh orang-
orang sebelumnya. Orang-orang yang tidak menjalankan atau menentang adab yang berlaku akan dianggap
manusia yang biadab. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan peradaban, terjadilah evolusi budaya
yang menyebabkan beberapa problematika yang harus kita kaji dan pikirkan bersama solusinya.

Rumusan Masalah
Apa hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab?
Apa yang dimaksud manusia yang beradab dan biadab?
Apa saja problematika manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab?

Tujuan
Mengetahui lebih dalam hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab.
Mengetahui perkembangan manusia sebagai makhluk yang beradab.
Mengetahui problematika yang bergulir berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan
beradab.
Mengetahui dan merancang solusi dari problematika yang timbul berkaitan dengan manusia sebagai
makhluk yang berbudaya dan beradab.

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Manusia

Secara bahasa, manusia berasal dari katamanu (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah, manusia
dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup
(living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim
dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi),
horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.

Pengertian Budaya dan Kebudayaan


Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta Buddhayah , yang merupakan bentuk jamak dari kata
Buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan budhi atau akal. Daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Culture, merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin
colere yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah atau bertani). Dari asal arti tersebut
yaitu colere kemudian culture diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan
merubah alam. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-
pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Adapun pengertian kebudayaan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski : mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits : memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, : kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor : kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi : kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Manusia Sebagai Makhluk Budaya


Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk
yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang
selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar
manusia berbudaya.
Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk yang paling
sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan
nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu
manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk
Tuhan
Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya. Kebudayaan
merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan
dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya. Banyak pengertian tentang
budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952) menginventarisasi lebih dari 160 definisi tentang
kebudayaan, namun pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang bersifat prinsip
Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan dari
manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya. Sebagai makhluk berbudaya,
manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi
masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.
Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda
dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan
tersebut. Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang .
Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi oleh kemampuan lain yakni kemampuan
untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar
dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia
mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup
yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan alam
sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan kejadian.

Hakikat kodrat manusia itu adalah :


1) sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa).
2) sebagai makhluk sosial yang terikat kepada lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik,
budaya dan alam), dan
3) sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik manusia haruslah sejalan dan sesuai
dengan hakikat kodratinya.

Manusia dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan aspek fisiologisnya. Aspek fisik bukanlah tolak
ukur bagi derajat kemanusiaannya.
Hakikat kodrati manusia tersebut mencerminkan kelebihannya dibanding mahluk lain. Manusia adalah
makhluk berpikir yang bijaksana (homo sapiens), manusia sebagai pembuat alat karena sadar keterbatasan
inderanya sehingga memerlukan instrumen (homo faber), manusia mampu berbicara (homo languens),
manusia dapat bermasyarakat (homo socious) dan berbudaya (homo humanis), manusia mampu
mengadakan usaha (homo economicus), serta manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious),
sedangkan hewan memiliki daya pikir terbatas dan benda mati cenderung tidak memliki perilaku dan
tunduk pada hukum alam.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu
interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan
ketuhanan. Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai motivator terwujudnya
kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar
kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi
bangsa pada umumnya.
Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia mencerminkan pribadi manusia sebagai mahluk
ciptaan yang paling sempurna diantara yang lainnya. Kebudayaan yang terus berkembang di kehidupan
bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur dalam melihat betapa berbudayanya masyarakat di dalam
suatu Negara.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas
kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan
yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
Nilai-Nilai Kebudayaan
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup
organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-
simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan
tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yang berarti adat kebiasaan atau akhlak yang
baik. Etika adalah ilmu tentang kebiasaan perilaku yang baik . Kebudayaan merupakan induk dari berbagai
macam pranata yang dimiliki manusia dalam hidup bermasyarakat. Etika merupakan bagian dari
kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran etis dan tidak etis merupakan bagian dari unsur-unsur
kebudayaan. Manusia membutuhkan kebudayaan, yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa
menjaga kelangsungan hidup. Manusia yang berbudaya adalah manusia yang menjaga tata aturan hidup.
Etika dapat diciptakan, tetapi masyarakat yang beretika dan berbudaya hanya dapat diciptakan dengan
beberapa persyaratan dasar, yang membutuhkan dukungan-dukungan, seperti dukungan politik, kebijakan,
kepemimpinan dan keberanian mengambil keputusan, serta pelaksanaan secara konsekuen. Selain itu
dibutuhkan pula ruang akomodasi, baik lokal maupun nasional di mana etika diterapkan, pengawasan,
pengamatan, dan adanya pihak-pihak yang memelihara kehidupan etika. Kesadaran etis bisa tumbuh karena
disertai akomodasi.
Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-solidaritas sejenis pada makhluk hidup
untuk melestarikan kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi kesadaran sosial ,memberi rasa
tanggungjawab dan bila terpenuhi akan menjelma menjadi rasa bahagia.(A.A Djelantik,Estetika
Sebuah Pengantar.hal-4).
Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk mempertahankan kehidupan kelompok
dan individu.Pada awalnya Etika dikenal pada sekelompok manusia yang sudah memiliki peradaban lebih
tinggi.Terdapat proses indrawi yang diperoleh secara visual dan akustik(instrumental).
Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil peran tambahan melakukan fungsi-fungsi yang
jauh lebih tinggi,bukan hanya melakukan fungsi vital , tetapi telah melibatkan proses-proses yang terjadi
dalam budi dan intelektualitas dan lebih bertujuan untuk memberi pengetahuan dan kebahagiaan jasmani
dan ruhani. .(A.A Djelantik,Estetika SebuahPengantar.hal-3).

Estetika
Estetika adalah ilmu yang menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan sesuatu, yaitu mengenai rasa,
sifat, norma, cara menanggapi, dan cara membandingkannya dengan menggunakan penilaian perasaan
Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 1762) melalui beberapa uraian
yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan.(Encarta Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten
menggunakan istilah estetika untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dan pengetahuan indrawi.
Dengan melihat bahwa istilah estetika baru muncul pada abad 18, maka pemahaman tentang keindahan
sendiri harus dibedakan dengan pengertian estetik.
Berbudaya, selain didasarkan pada etika juga terkandung estetika di dalamnya. Jika etika menyangkut
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab, estetika membahas
keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya .
Manfaat nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan masyarakat adalah menyadari bahwa
mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa harus diletakkan di paling awal
. Dan menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan untuk menempuh kehidupan masa depan masyarakat,
dengan terus melakukan kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai dinamika zaman. Masyarakat harus
bisa menyaring kebudayaan baru dengan tetap memprioritaskan kebudayaan asal mereka jangan samapai
kebudayaan kita hilang hanya dikarenakan adanya budaya baru yang kita anggap lebih maju di banding
budaya kita sendiri dan agar menjadi masyarakat yang berbudaya.

Moral
Moral adalah kebiasaan berbuat baik. Orang dikatakan bermoral apabila dapat mewujudkan kodratnya
untuk berbuat baik, jujur, dan adil dalam tindakannya.
Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memiliki dua macam sistem budaya yang sama-sama harus
dipelihara dan dikembangkan, yakni sistem budaya nasional dan sistem budaya etnik lokal. Sistem budaya
nasional adalah sesuatu yang relatif baru dan sedang berada dalam proses pembentukannya. Sistem ini
berlaku secara umum untuk seluruh bangsa Indonesia, tetapi sekaligus berada di luar ikatan budaya etnik
lokal.
Nilai-nilai budaya yang terbentuk dalam sistem budaya nasional bersifat prospektif, misalnya kepercayaan
religius kepada Tuhan Yang Maha Esa; pencarian kebenaran duniawi melalui jalan ilmiah; penghargaan
yang tinggi atas kreativitas dan inovasi, efisiensi tindakan dan waktu; penghargaan terhadap sesama atas
dasar prestasinya lebih daripada atas dasar kedudukannya; penghargaan yang tinggi kepada kedaulatan
rakyat; serta toleransi dan simpati terhadap budaya suku bangsa yang bukan suku bangsanya sendiri.
Nilai-nilai tersebut menjadi bercitra Indonesia karena dipadu dengan nilai-nilai lain dari nilai-nilai budaya
lama yang terdapat dalam berbagai sistem budaya etnik lokal. Kearifan-kearifan lokal pada dasarnya dapat
dipandang sebagai landasan bagi pernbentukan jatidiri bangsa secara nasional. Kearifan-kearifan lokal
itulah yang membuat suatu budaya bangsa memiliki akar. Budaya etnik lokal seringkali berfungsi sebagai
sumber atau acuan bagi penciptaan-penciptaan baru, seperti dalam bahasa, seni, tata masyarakat, dan
teknologi, yang kemudian ditampilkan dalam perikehidupan lintas budaya.
Kebudayaan di Indonesia sangat beragam karena memiliki banyak perbedaan antar manusia yang berada di
tanah inonesia, namun Indonesia mempunyai semboyan bhineka tunggal ika yang diartikan walaupun
berbeda beda tetapi tetap satu . pada setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda beda pula, itulah
yang membedakan aturan aturan di tiap daerah . seperti suku asmat di papua dengan pakaian khas bagi
kaum laki laki yang menggunakan koteka dan bahkan penduduknya ada juga yang tidak memakai busana,
tetapi hal itu tidak di langgar karena sudah menjadi tradisi disana . apabila hal seperti itu ada di daerah
Jakarta sudah dapat dipastikan sudah melanggar aturan hukum yang berlaku . Seperti itulah mengapa
peraturan di setiap daerah di Indonesia cukup beragam . budaya di Indonesia sangat kuat karena adanya
budaya yang turun temurun dari nenek moyang hingga sekarang . dan masih banyak acara adat di berbagai
daerah untuk melestarikan budayanya masing masing daerah .
Perilaku manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral, norma-norma yang
berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama yang diyakini, Dan sesuai dengan hukum
Negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang berbudaya tidak menjalankan sikap-sikap atau
tindakan yang menyinpang dari peraturan-peraturan baik berupa norma- norma yang ada di masyarakat
maupun hokum yang berlaku.
Oleh karena itu sifat manusia yang berbudaya itu yang harus dimiliki setiap manusia khususnya bangsa
Indonesia yang dikenali sebagai Negara yang besar dengan banyaknya budaya yang dimiliki. Jadilah
manusia yang memiliki budaya yang tinggi yang menjadikan manusia tersebut sebagai manusia yang
berbudaya dan tentu manusia yang berbudaya itu pasti juga manusia yang berpendidikan, akan tetapi
sebaliknya manusia yang berpendidikan itu belum tentu dia manusia yang berbudaya. Banyak contoh di
negara ini manusia yang pintar atau berpendidikan yang melakukan banyak tindak kejahatan atau
menyimpang contohnya seperti korupsi. Itu semua terjadi karena mereka tidak menjadi manusia yang
berbudaya Dan akibatnya mereka tidak memiliki moral, kejujuran, Dan rasa tanggung jawab.
Karena itu jadilah manusia yang berbudaya. Dengan menjadi manusia yang berbudaya maka masyarakat
akan memiliki sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun dalam menjalani kehidupan diri sendiri
ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap Dan sifat manusia yang berbudaya itu juga yang akan menjadikan
bangsa Indonesia bangsa yang besar yang memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa yang beradab dan
bermartabat.

Problematika Kebudayaan
Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik
kebudayaan, dan adanya budaya dari luar yang teradang kita langsung menerima dan menerapkan pada diri
dan kehidupan kita tanpa berfikir panjang dengan resiko efek ke kebudayan kita sendiri. Ini lah beberapa
contoh problematika kebudayaan:
Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan hidup dan sistem
kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya
mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar
walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat
bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani.
Padahal hidup mereka umumnya miskin.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini dapat terjadi antara
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak
setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi
kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam sering mengalami
kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup
mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama.
Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar
cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-
program pembangunan.
Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa sehingga menganggap hal-hal
baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.
Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap rendah
budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras,
agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti
Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.
Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh
nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, dan
obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang
justru mengganggu kesehatan manusia.
Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau tidaknya budaya warisan
tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya
tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya.
Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap
bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang ini.
Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain perubahan akan merugikan
manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan), perubahan bisa
berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar
kendali manusia.
Penyebaran kebudayaan.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah, masyarakat penerima akan kehilangan nilai-
nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang
bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang
dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya pola hidup
konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan induvidualistik. Akibatnya nilai-nilai asli kebudayaan bangsa seperti
rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.

Manusia Sebagai Makhluk Beradab


Pengertian adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti dan akhlak. Adapun
menurut M. Sastra Praja, adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan
manusia. Sedangkan menurut istilah, adab ialah Adab ialah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat
menjaga diri dari segala sifat yang salah.
Manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang berahlak, berkesopanan dan
berbudi pekerti halus. Peradaban berasal dari kata adab yang berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa
dan etiket. Peradaban dapat diartikan pula hasil perkembangan budaya yang ciri khas milik sesuatu
masyarakat, tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya mengacu pada perbedaan antara manusia
beradab terhadap mereka yang biadab. Istilah peradaban juga digunakan untuk menyebut kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, system kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang
maju dan kompleks.
Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak.
Akal berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian.
Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan.
Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun
dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula diartikan sebagai masyarakat yang santun dan telah maju tingkat
kehidupan lahir batinnya. Segala sesuatu yang dinilai maju dalam aspek kehidupan lahir batin suatu
masyarakat perlu selalu dipelihara dan dikembangkan, walaupun perlu dipahami bahwa beberapa nilai yang
dianut masyarakat selalu berubah atau berkembang. Dalam proses estafet antar generasi selalu terdapat
friksi, disamping adanya pengaruh globalisasi atau segala aspek kehidupan yang padat menimbulkan
gangguan dan peluang untuk mangembangkan peradaban masyarakat. Tingkat peradaban suatu masyarakat
bangsa dapat diukur atau diklasi fikasikan dengan berbagai cara. Pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kesejahteraan sosial, ekonomi, meliputi berbagai fasetnya dengan menggunakan
indikator-indikator sosial dan ekonomi.
Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam
pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Orang yang tidak beradab adalah orang yang tidak mempedulikan adab (kesopanan). Orang yang
bertingkah laku, bertutur kata, dan berpakaian yang tidak sesuai dengan norma masyarakat maupun norma
agama, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang tidak beradab. Kehilangan tata karma dan
mengerjakan segala sesuatu berdasarkan keinginan nafsu, tak bisa memimpin diri sendiri, tak beretika, dan
membiarkan diri tetap terpuruk dalam kekurangajaran. Manusia tak beradab, berpendidikan tinggi, namun
tak punya kuasa untuk menyetir akal, dan hanya bisa menjadi budak hawa nafsu. Mengetahui perihal yang
baik namun lebih memilih untuk menjadi manusia yang hina. Harga diri dipertaruhkan hanya untuk
memuaskan nafsu, harga diri bukan lagi menjadi barang mahal, harga diri dalam kesendirian maupun di
ruang publik tidak ada lagi perbedaannya. Semua adalah tempat untuk pemuasan nafsu.
Manusia tak beradab, berada di tengah ketinggian peradaban, namun moral jahiliyah, moral yang lebih hina
dari masyarakat jahiliyah. Manusia tak beradab, orang yang mempunyai ilmu yang banyak, wawasan yang
luas, tapi tetap tak beradab, hanya menjadi tunggangan hawa nafsu.
Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan
yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah perkembagan kebudayaan yang telah
mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang
terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan
atau pergeseran. Faktor utama dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.

Globalisasi Sebagai Fenomena dalam Peradaban


Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat
global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi
komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab,
dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi
sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa dan
masyarakat internasional. Dengan didukung teknologi komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak
globalisasi akan sangat luas dan kompleks. Akibatnya, akn mengubah pola pikir, sikap, dan tingkah laku
manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat mengakubatkan perubahan aspek kehidupan yang lain, seperti
hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem budaya
bangsa.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh
ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai menguatnya ide kebebaan dan
demokrasi. Pengaruh globalisasi dibidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran
pemikiran serta nilai-nilai demokratis termasuk didalamnya hak asasi manusia.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini
ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanp
mengenal batas-batas negara. Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk
mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen
yang rasional.
Pengaruh globalisasi terhadap sosila budaya akan masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. Hal ini
berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini
semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi, komputer, satelit,
internet, dan sebagainya.
Globalisasi juga memeberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara. Menyebarnya
perdagangan dan industri di seluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan
dan dapat mengganggu keamanan bangsa.

Peradaban Di Indonesia
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang
bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu
pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak
mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan
bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi
yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang
lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan
televisi,masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari
berbagai belahan bumi.
Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia. Misalnya saja kesenian tradisional wayang
orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak
ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian
tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen
penanaman nilai-nilai moral yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun
1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami mati suri. Wayang orang dan ludruk
merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak dipengaruhi oleh
globalisasi. Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada konsep kolektifisme kini
berubah menjadi individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib, sepenanggungan dengan manusia
lainnya (seperti pada zaman perjuangan) dikarenakan perkembangan teknologi dan informasi menuntut
mereka untuk saling berkompetisi dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga
berdampak pada berkurangnya kontak sosial antara sesama manusia dalam konteks hubungan
kemasyarakatan.
Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi semakin meningkat, atau dengan kata lain
masyarakat menjadi lebih konsumtif dan cenderung memiliki gaya hidup hedonis yang lebih suka
bersenang-senang.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu bahasa di
daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah terkontaminasi oleh pengaruh globalisasi. Contoh
kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini sering kali kita temukan percampuran
bahasa (code mixing) yang biasanya dituturkan oleh anak muda di Sumater Barat, seperti pencampuran
Bahasa Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do,dan lain-lain). Hal ini
jelas mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.

Wujud dan Perkembangan Peradaban


Tiga Periodisasi Peradaban (Alvin Tofler) yaitu gelombang perubahan dari meramu (food gathering)
menjadi budaya cocok tanam (peradaban pertanian) kehidupan manusia menjadi menetap, peradaban
industri, peradaban informasi. Evolusi Budaya dan Tahapan Peradaban dapat dijelaskan sebagai berikut :
Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya
meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris). Mengalami perkembangan pesat yang disebut evolusi
hijau (green revolution). Pada masa ini terjadi perkembangan teknologi pertanian (dikembangkannya bibit
unggul, pemupukan, pembasmian hama dan mekanisasi)
Pada masa ini terjadi perubahan kehidupan manusia yang berarti dengan ditemukannya berbagai alat dan
pesawat 1769 James Watt mesin uapnya, Thomas Alpha Edison lampu pijarnya. Kondisi
tadi menjembatani untuk masuk ke gelombang kedua peradaban industry yang menguasai dunia barat dan
jepang menyusul 4 negara asia (the four tiger) : Korea Selatan, Taiwan, Singapore, Hongkong.
Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil
dan pesawat terbang.(revolusi industri). Perkembangan IPTEK industri sangat berpengaruh pada
perkembangan bidang elektronik . Kemajuan media elektronik berpengaruh pada penyebaran informasi yg
cepat di seluruh dunia. Perkembangan microchip membawa teknologi dunia. Kehidupan budaya
memasuki era revolusi komunikasi, revolusi informasi.
Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan komputer atau
alat komunikasi digital. Jepang sudah sampai pada level the age high mass consumption, Komputer,
internet, satelit . Hal yang menarik dikenal Budaya kegagalan adalah aib. Pada era ini, kerja pikiran menjadi
tuntutan dalam rangka membuat program dan memanfaatkan program baik untuk mencapai informasi,
menyimpan maupun untuk menyebarkan informasi tersebut.

Wujud dari peradaban dapat berupa :


Moral : nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah,
baik atau buruk.
Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur
tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun.
Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan (unity),
keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).

Problematika Peradaban
Kemajuan IPTEK Bagi Peradaban Manusia
Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri
menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan
alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai keseluruhan metode
yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusiaPengertian
teknologi secara umum adalah:
Proses yang meningkatkan nilai tambah
Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan
Sedangkan dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu. Jadi dampak teknologi
adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu teknologi, bisa akibat baik bisa juga akibat buruk dalam
kehidupan manusia.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan
untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai
cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati
banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun
demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga
memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Karena itu pada makalah ini kami membuat dampak-dampak
positif dan negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia
2. Dampak Globalisasi Bagi Peradaban Manusia
Dampak Positif
Perubahan Tata Nilai dan Sikap adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan
pergeseran nilai dan sikapmasyarakat yang semua irasional menjadi rasional
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmupengetahuan dan teknologi
masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan
transportasi yang canggihmerupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat.

Dampak Negatif
Dampak negatif modernisasidanglobalisasiadalah sebagai berikut.
Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakatmelimpah. Dengan
begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak
lagimembutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk
sosial
Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.Budayanegatif yang
mulaimenggeser budayaasli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebasremaja,dan
lain-lain.
Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitasmasyarakathanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus
modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individudengan individu lain
yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangansosial
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Allah yang di anugrahi akal, fikiran, dan fisik untuk menunjang kehidupannya
sebagai seorang insan yang di tunjuk oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi yang Allah Yang Maha
Kuasa ciptakan. Oleh karena manusia adalah khalifah di bumi ini sepatutnya seorang manusia haruslah
mempunyai prilaku yang sesuai dengan yang Tuhan inginkan untuk dipercayakan menjaga keutuhan bumi
yang Allah ciptakan dengan segala makhluk hidup didalamnya untuk manusia jaga kelestariannya.
Manusia yang menjadi seorang terpilih dan tinggi derajatnya di mata Tuhan, manusia haruslah mempunyai
kepercayaan, ilmu, dan menjalankan segala apa yang di perintahkan Allah dan menjauhi yang di larang
oleh Allah SWT. Sebagai makhluk yang mempunyai akal dan fikiran serta fisik manusia haruslah
memanfaatkan anugrah yang di berikan oleh Allah itu dengan sebaik baiknya dan jangan menyalah
gunakannya sebagai suatu yang Allah benci. Manusia haruslah mempunyai budaya yang baik untuk
menjadikannya seorang manusia yang memiliki derajat tinggi di mata Allah SWT. Maka manusia harus
menjadikan budaya yang baik sebagai bagian dari dirinya tanpa mengabaikan apa yang menjadi kewajiban
sebagai makhluk yang berketuhanan.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menuntaskan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang
menjadi salah satu syarat kelulusan dalam proses pembelajaran di jenjang S1 Teknik Informatika
Universitas Gunadarma. Selain itu, di harapkan makalah ini menjadi tulisan yang bermanfaat dan menjadi
referensi bagi semua orang yang membacanya.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di jelaskan di awal tadi, maka saya mengambil pokok masalah menjadi 3
rumusan yang akan di bahas di bab selanjutnya. Berikut adalah rumusan/pokok masalah :
1. Pengertian dari Manusia,
2. Defini Budaya,
3. Manusia sebagai makhluk berbudaya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti berpikir, berakal
budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat
diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau
seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup
(living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim
dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi),
horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak,
berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia
memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam
Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha
Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari
sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah
manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya.
Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk
beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui pendidikan. Dengan
pendidikan, manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti
bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti bagaimana
seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya
untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan jelas tersurat dalam
lingkungan sehari-hari.
Maka dari keseluruhan perkembangan itu menjadi lengkap dan utuh dalam setiap sisinya, baik dari sisi
individu, sosial, susila, maupun religius. Keutuhan dari setiap sisi tersebut dapat menjadikan manusia
menjadi makhluk yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
B. Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana
juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek
budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain
terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh
suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.Citra yang memaksa itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti individualisme kasar di Amerika,
keselarasan individu dengan alam d Jepang dan kepatuhan kolektif di Cina. Citra budaya yang brsifat
memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja
untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan
aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
C. Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Perilaku manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral, norma-norma yang
berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama yang diyakini, Dan sesuai dengan hukum
Negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang berbudaya tidak menjalankan sikap-sikap atau
tindakan yang menyinpang dari peraturan-peraturan baik berupa norma- norma yang ada di masyarakat
maupun hokum yang berlaku.
Oleh karena itu sifat manusia yang berbudaya itu yang harus dimiliki setiap manusia khususnya bangsa
Indonesia yang dikenali sebagai Negara yang besar dengan banyaknya budaya yang dimiliki. Jadilah
manusia yang memiliki budaya yang tinggi yang menjadikan manusia tersebut sebagai manusia yang
berbudaya dan tentu manusia yang berbudaya itu pasti juga manusia yang berpendidikan, akan tetapi
sebaliknya manusia yang berpendidikan itu belum tentu dia manusia yang berbudaya. Banyak contoh di
negara ini manusia yang pintar atau berpendidikan yang melakukan banyak tindak kejahatan atau
menyimpang contohnya seperti korupsi. Itu semua terjadi karena mereka tidak menjadi manusia yang
berbudaya Dan akibatnya mereka tidak memiliki moral, kejujuran, Dan rasa tanggung jawab.
Karena itu jadilah manusia yang berbudaya. Dengan menjadi manusia yang berbudaya maka masyarakat
akan memiliki sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun dalam menjalani kehidupan diri sendiri
ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap Dan sifat manusia yang berbudaya itu juga yang akan menjadikan
bangsa Indonesia bangsa yang besar yang memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa yang beradab dan
bermartabat.
Manusia berbudaya yang seutuhnya adalah makhluk yang selalu aktual, yang terus-menerus belajar dan
menempuh pendidikan untuk mengembangkan kepribadiannya, mengembangkan konsep tujuan hidupnya,
melakukan pembaharuan sesuai kemajuan zaman, meningkatkan keterampilan dan daya nalar, semakin
jelas arah hidupnya untuk apa dan mau kemana.

ISBD MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU,TUHAN DAN BUDAYA


by rosaliariasdiyani20 Desember 2014
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU,TUHAN DAN BUDAYA
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin individuum artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan
sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata
individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan
pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan sebagai manusia.
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik
dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang
manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan
juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa
manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hampir
identik dengan tingkah laku masa.
KEDUDUKAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU.
Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan atau sebagai diri pribadi.
Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Disebutkan dalam Kitab Suci Al Quran bahwa Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya .
Jika kita amati secara seksama benda-benda atau makhluk ciptaan Tuhan yang ada di sekitar kita, mereka
memiliki unsur yang melekat padanya, yaitu unsur benda, hidup, naluri, dan akal budi.
1). Makhluk Tuhan yang hanya memiliki satu unsur, yaitu benda atau materi saja. Misalnya, batu, kayu,
dan meja.
2). Makhluk Tuhan yang memiliki dua unsur, yaitu benda dan hidup. Misalnya, tumbuh-tumbuhan dan
pepohonan.
3). Makhluk Tuhan yang memiliki tiga unsur, yaitu benda, hidup, dan naluri/ instink. Misalnya, binatang,
temak, kambing, kerbau, sapi, dan ayarn.
4). Makhluk Tuhan yang memiliki empat unsur, yaitu benda, hidup, naluri/instink, dan akal budi. Misalnya,
manusia merupakan makhluk yang memiliki keunggulan dibanding dengan makhluk yang lain karena
manusia memiliki empat unsur, yaitu benda, hidup, instink, dan naluri.
Hakikat manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia didudukkan sesuai dengan kodrat,
harkat, martabat, hak, dan kewajibannya.
1) Kodrat manusia
Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat-sifat sah, kemampuan atau bakatbakat alami yang melekat pada
manusia, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Ditinjau dan kodratnya, kedudukan manusia secara pribadi antara lain sesuai dengan sifat-sifat aslinya,
kemampuannya, dan bakat-bakat alami yang melekat padanya.
2) Harkat manusia
Harkat manusia artinya derajat manusia. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa.
3) Martabat manusia
Martabat manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia adalah kedudukan manusia yang terhormat
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi sehingga manusia mendapat tempat
yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan martabatnya, kedudukan manusia itu lebih tinggi
dan lebih terhormat dibandingkan dengan makhluk lainnya.
4) Hak asasi manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimihiki oleh setiap manusia sebagai anugerah dan Tuhan Yang
Maha Esa, seperti hak hidup, hak milik, dan hak kebebasan atau kemerdekaan.
5) Kewajiban manusia
Kewajiban manusia artinya sesuatu yang harus dikerjakan oleh manusia. Kewajiban manusia adalah
keharusan untuk melakukan sesuatu sebagai konsekwensi manusia sebagai makhluk individu yang
mempunyai hak-hak asasi. Ditinjau dan kewajibannya, manusia berkedudukan sama, artinya tidak ada
diskriminasi dalam melaksanakan kewajiban hidupnya sehari-hari.
Karakteristik Manusia Sebagai Mahluk Individu
Setiap insan yang dilahirkan tentunya mempunyai pribadi yang berbeda atau menjadi dirinya sendiri,
sekalipun sanak kembar. Itulah uniknya manusia. Karena dengan adanya individulitas itu setiap orang
memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, daya tahan yang berbeda. Kesanggupan
untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat essensial dari adanya individualitas
pada diri setiap insan.
Menurut Oxendine dalam (Tim Dosen TEP, 2005) bahwa perbedaan individualitas setiap insan nampak
secara khusus pada aspek sebagai berikut
1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, kemampuan
bertindak.
2. Perbedaan sosial: status ekonomi,agama, hubungan keluarga, suku.
3. Perbedaan kepribadian: watak, motif, minat dan sikap.
4. Perbedaan kecakapan atau kepandaian
Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu
Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau kelompok, manusia
harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi di antara segala kesadaran terhadap
segala sesuatu. Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran diri di antara realita, self-respect, self-narcisme,
egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan
potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi self-realisation.
Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan
instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens memiliki akal pikiran yang dapat
digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan
potensi-potensi yang ada di dalam dirinya seperti, karya, cipta, dan karsa. Dengan pengembangan potensi-
potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk
ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan atau
bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam menjadikan manusia semakin
berkembang. Perkembangan keindividualan memungkinkan seseorang untuk mengmbangkan setiap
potensi yang ada pada dirinya secara optimal.
Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang jika disertai dengan
pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada
pada dirinya. Melalui pendidikan pula manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya
dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu
sendiri.
Kepribadian
Defenisi
Banyak para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan penelitiannya untuk mendeskripsikan
penelitiannya mengenai tentang pola tingkah laku yang nantinya merunut juga pada pola tingkah laku
manusia sebagai bahan perbandingannya.
Pola-pola tingkah laku bagi semua individu yang tergolong dalam satu ras pun tidak ada yang seragam.
Sebab tingkah laku Manusia tidak hanya ditentukan oleh sistem organik biologinya saja, melainkan juga
akal dan pikirannya serta jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku Manusia sangat besar diversitasnya
dan unik bagi setiap manusia.
Jadi Kepribadian dalam konteks yang lebih mendalam adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang
menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
Unsur-unsur Kepribadian
Ada beberapa unsur-unsur dari kepribadian. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar. Dalam alam
sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca inderanya yang masuk kedalam
berbagi sel di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Dan didalam otak tersebutlah semuanya diproses
menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu kealam sekitar. Dan dalam Antropologi dikenal sebagai
persepsi yaitu; seluruh proses akal manusia yang sadar.
Ada kalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi suatu penggambaran berfokus tentang
lingkungan yang mengandung bagian-bagian. Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang
terjadi karena pemustan secara lebih intensif di dalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan
Pengamatan.
Penggambaran tentang lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang paling menarik perhatianya
seringkali diolah oleh sutu proses dalam aklanya yang menghubungkannya dengan berbagai penggambaran
lain yang sejenisnya yang sebelumnya pernah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya, dan kemudian
muncul kembali sebagai kenangan.
Dan penggambaran yang baru dengan pengertian baru dalam istilah psikologi disebut Apersepsi.
Penggabungan dan membandingkan-bandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-
bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis secara konsisten berdasarkan asas-asas tertentu.
Dengan proses kemampuan untuk membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak, yang dalam
kenyataanya tidak mirip dengan salah satu dari sekian macam bahan konkret dari penggambaran yang baru.
Dengan demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang tempat-tempat tertentu di muka
bumi, padahal ia belum pernah melihat atau mempersepsikan tempat-tempat tersebut. Penggambaran
abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut dengan Konsep.
Cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan mungkin ada yang
ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada pula yang dikurangi atau diperkecil pada bagian-bagian
tertentu. Dan ada pula yang digabung dengan penggambaran-pengambaran lain sehingga menjadi
penggambaran yang baru sama sekali, yang sebenarnya tidak nyata.
Dan penggambaran baru yang seringkali tidak realistic dalam Psikologi disebut denganFantasi.
Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan unsur-unsur pengetahuan
yang secara sadar dimiliki seorang Individu.
1. Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan. Sebaliknya,
dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang
tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif.
Perasaan, disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran manusia setiap
saat dalam hidupnya. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena
pengetahuannya dinilai sebagai keadan yang positif atau negative.
2. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan berbagi perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena
diperanguhi oleh pengeathuannya, tetapi karena memang sudah terkandung di dalam organismenya,
khususnya dalam gennya, sebagai naluri. Dan kemauan yang sudah merupakan naluri disebut Dorongan.
Tujuh Macam Dorongan naluri
Ada perbedaan paham mengenai jenis dan jumlah dorongan naluri yang terkandung dalam naluri manusia
yaitu;
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memang merupakan suatu kekutan biologis yang
ada pada setiap makhluk di dunia untuk dapat bertahan hidup.
2. Dorongan seks. Dorongan ini telah banyak menarik perhatian para ahli antropolagi, dan mengenai hal ini
telah dikembangkan berbagai teori. Dorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk
keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap individu yang normal yang tidak
dipengaruhi oleh pengetahuan apapun.
3. Dorongan untuk berupaya mencari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari, dan sejak baru dilahirkan
pun manusia telah menampakannya dengan mencari puting susu ibunya atau botol susunya tanpa perlu
dipelajari.
4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia, yang memang merupakan landasan
biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai kolektif.
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan ini merupakan asal-mula dari adanya
beragam kebudayaan manusia, yang menyebabkan bahwa manusia mengembangkan adat. Adat,
sebaliknya, memaksa perbuatan yang seragam (conform) dengan manusia-manusia di sekelilingnya.
6. Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada karena manusia adalah makhluk kolektif. Agar
manusia dapat hidup secara bersama manusia lain diperlukan suatu landasan biologi untuk mengembangkan
Altruisme, Simpati, Cinta, dan sebagainya. Dorongan itu kemudian lebih lanjut membentuk kekuatan-
kekuatan yang oleh perasaanya dianggap berada di luar akalnya sehingga timbul religi.
7. Dorongan untuk keindahan. Dorongan ini seringkali saudah tampak dimiliki bayi, yang sudah mulai
tertarik pada bentuk-bentuk, warna-warni, dan suara-suara, irama, dan gerak-gerak, dan merupakan dasar
dari unsur kesenian.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK RELIGIUS
PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK RELIGIUS
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak,
berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia
memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam
Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha
Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari
sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah
manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya.
Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk
beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui pendidikan. Dengan
pendidikan, manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti
bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti bagaimana
seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya
untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupun dengan jelas tersurat
dalam lingkungan sehari-hari.
HAKEKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
Hakekat manusia sebagai makhluk budaya
Manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang tertinggi dan paling beradab dibandingkan dengan ciptaan
tuhan lainnya. Manusia mempunyai tingkatan lebih tinggi lagi dalam berpikir, dan mempunyai akal yang
dapat memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar terus-menerus. Sedangkan budaya atau
kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan jamak dari budhi (budi atau
akal). Oleh karena itu budaya dapat diartikan sebagai pikiran atau akal budi. Dan dapat kita simpulkan
sehingga makhluk budaya dapat diartikan sebagai makhluk yang memiliki pikiran atau akal budi.
Secara sederhana hubungan manusia dengan kebudayaan itu adalah manusia sebagai perilaku/ makhluk
budaya, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan
kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, artinya walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan
satu kesatuan , karena manusia yang menciptakan kebudayaan, dan setelah tercipta kebudayaan mengatur
hidup manusia agar sesuai dengannya.
Etika dan Estetika berbudaya
Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-solidaritas sejenis pada makhluk hidup
untuk melestarikan kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi kesadaran sosial ,memberi rasa
tanggungjawab dan bila terpenuhi akan menjelma menjadi rasa bahagia.(A.A Djelantik,Estetika
Sebuah Pengantar.hal-4).
Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk mempertahankan kehidupan kelompok
dan individu.Pada awalnya Etika dikenal pada sekelompok manusia yang sudah memiliki peradaban lebih
tinggi.Terdapat proses indrawi yang diperoleh secara visual dan akustik(instrumental) .
Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil peran tambahan melakukan fungsi-fungsi yang
jauh lebih tinggi,bukan hanya melakukan fungsi vital , tetapi telah melibatkan proses-proses yang terjadi
dalam budi dan intelektualitas dan lebih bertujuan untuk memberi pengetahuan dan kebahagiaan jasmani
dan ruhani. .(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-3).
Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 1762) melalui beberapa uraian
yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan.(Encarta Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten
menggunakan istilah estetika untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dan pengetahuan indrawi.
Dengan melihat bahwa istilah estetika baru muncul pada abad 18, maka pemahaman tentang keindahan
sendiri harus dibedakan dengan pengertian estetik.
Manfaat nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan masyarakat dalam berbudaya dan
bermasyarakat. Kegunaan adanya nilai etika dan estetika dalam kehidupan dalam bermasyarakat adalah hal
yang wajib dipertahankan, sehingga pada akhirnya masyarakat menyadari bahwa mempertahankan dan
menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa harus diletakkan di paling awal . Dan menjadikan
nilai kebudayaan sebagai acuan untuk menempuh kehidupan masa depan masyarakat, dengan terus
melakukan kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai dinamika zaman. Masyarakat harus bisa
menyaring kebudayaan baru dengan tetap memprioritaskan kebudayaan asal mereka jangan samapai
kebudayaan kita hilang hanya dikarenakan adanya budaya baru yang kita anggap lebih maju di banding
budaya kita sendiri dan agar menjadi masyarakat yang berbudaya, tentunya dengan nilai etika dan estetika
yang ada di dalamnya. (sumber : Afirmasi Nilai Etika dan Estetika Kebudayaan Madura Lontar
Madura http://lontarmadura.com/afirmasi-nilai-etika-dan-estetika-kebudayaan-madura/#ixzz29tX8sxqg)
Problematika Kebudayaan
Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik
kebudayaan, dan adanya budaya dari luar yang teradang kita langsung menerima dan menerapkan pada diri
dan kehidupan kita tanpa berfikir panjang dengan resiko efek ke kebudayan kita sendiri. Ini lah beberapa
contoh problematika kebudayaan:
1.Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan hidup dan sistem
kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya
mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar
walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat
bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani.
Padahal hidup mereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini dapat terjadi antara
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak
setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi
kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam sering mengalami
kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup
mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama.
4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar
cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-
program pembangunan.
5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa sehingga menganggap hal-hal
baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.
6. Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap rendah
budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras,
agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti
Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.
7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai
contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu
generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak
disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
8. Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau tidaknya budaya warisan
tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya
tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya.
Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap
bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang ini.
9. Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain perubahan akan merugikan
manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan), perubahan bisa
berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar
kendali manusia.
10. Penyebaran kebudayaan.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah, masyarakat penerima akan kehilangan nilai-
nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang
bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang
dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya pola hidup
konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan induvidualistik. Akibatnya nilai-nilai asli kebudayaan bangsa seperti
rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.
Manakah yang benar: kebudayaan adalah produk manusia atau manusia adalah produk kebudayaan?
Saya memilih, kebudayaan adalah produk manusia, karena Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya
tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian kejadian yang sudah diatur oleh yang Maha Kuasa.
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat. Hampir semua tindakan manusia itu
merupakan kebudayaan. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar,
melalui beberapa tahapan yang semakin lama semakin berkembang dan akan membentuk suatu kebudayaan
baru yang adalah revolusi dari kebudayaan sebelumnya.
Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu :
1. Penganut kebudayaan
2. Pembawa kebudayaan
3. Manipulator kebudayaan
4. Pencipta kebudayaan
Sumber : http://liyazafira.blogspot.com/2012/03/pengaruh-dan-problematika-kebudayaan.html
PENDAPAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU, MAKHLUK TUHAN , MAKHLUK
BUDAYA
Menurut saya kedudukan manusia sebagai mahluk individu,tuhan dan budaya semua sangat mendominan
karena manusia hidup di bumi in i memiliki kepercayaan masing-masing dengan agama yang dianut oleh
masing-masing manusia . Manusia sebagai makhluk budaya juga benar karena disetiap daerah tempat
tinggal masing-masing memiliki kebudayaan khas tiap daerahnya serta kita dapat menciptakan kebudayaan
baru. Manusia sebagai makhluk individu juga benar karena tak selamanya manusia di bumi bergantung
dengan orang lain , Namun saya kurang setuju dengan manusia sebagai makhluk individu karena
sebenarnya manusia itu hidup tidak sendiri ,namun manusia hidup membutuhkan bantuan dari orang lain
karena manusia juga disebut dengan makhluk sosial , makhluk yang saling membantu antara manusia satu
dengan manusia yang lain.
Soal : Jelaskan hakikat manusia sebagai makhluk budaya ! Jawab : Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia adalah mahluk berbudaya. Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain.
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala
sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika
moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna
bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan
kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan
menjawab tantangan hidupnya. Manusia menggunakan akal dan budinya dalam berbudaya. Kebudayaan
merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan
dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya. Banyak pengertian tentang
budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952) menginventarisasi lebih dari 160 definisi tentang
kebudayaan, namun pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang bersifat prinsip Konsep kebudayaan
membantu dalam membandingkan berbagai mahluk hidup. Isu yang sangat penting adalah kemampuan
belajar. Lebah melakukan aktifitasnya hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun dalam bentuk
yang sama. Setiap jenis lebah mempunyai pekerjaan yang khusus dan melakukan kegiatannya secara
kontinyu tanpa memperdulikan perubahan lingkungan disekitarnya. Lebah pekerja terus sibuk
mengumpulkan madu untuk koloninya. Tingkah laku ini sudah terprogram dalam gen mereka yang berubah
secara sangat lambat dalam mengikuti perubahan lingkungan di sekitarnya. Perubahan tingkah laku lebah
akhirnya harus menunggu perubahan dalam gen. Hasilnya adalah tingkah-laku lebah menjadi tidak
fleksibel. Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena
kemampuan dari manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya. Sebagai
makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi
dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Kebudayaan mencerminkan tanggapan
manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam
banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah yang
memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang . Ketidakmampuan manusia untuk bertindak
instingtif diimbangi oleh kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai
objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi
dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di
dalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan
dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan
kejadian. Manusia adalah mahluk yang berbudaya. Berbudaya merupakan ciri khas kehidupan manusia
yang membedakannya dari mahluk lain. Manusia dilahirkan dalam suatu budaya tertentu yang
mempengaruhi kepribadiannya. Pada umumnya manusia sangat peka terhadap budaya yang mendasari
sikap dan perilakunya. Kebudayaan merupakan induk dari berbagai macam pranata yang dimiliki manusia
dalam hidup bermasyarakat. Etika merupakan bagian dari kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran
etis dan tidak etis merupakan bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Manusia membutuhkan kebudayaan,
yang didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia yang berbudaya
adalah manusia yang menjaga tata aturan hidup. Etika dapat diciptakan, tetapi masyarakat yang beretika
dan berbudaya hanya dapat diciptakan dengan beberapa persyaratan dasar, yang membutuhkan dukungan-
dukungan, seperti dukungan politik, kebijakan, kepemimpinan dan keberanian mengambil keputusan, serta
pelaksanaan secara konsekuen. Selain itu dibutuhkan pula ruang akomodasi, baik lokal maupun nasional di
mana etika diterapkan, pengawasan, pengamatan, dan adanya pihak-pihak yang memelihara kehidupan
etika. Kesadaran etis bisa tumbuh karena disertai akomodasi. Berbudaya, selain didasarkan pada etika juga
terkandung estetika di dalamnya. Jika etika menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah,
baik, buruk, dan tanggung jawab, estetika membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan
bagaimana seseorang bisa merasakannya . Hakikat kodrat manusia itu adalah : 1) sebagai individu yang
berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa). 2) sebagai makhluk sosial yang terikat kepada
lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya dan alam), dan 3) sebagai makhluk ciptaan
Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik manusia haruslah sejalan dan sesuai dengan hakikat kodratinya. Manusia
dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan aspek fisiologisnya. Aspek fisik bukanlah tolak ukur bagi
derajat kemanusiaannya. Hakikat kodrati manusia tersebut mencerminkan kelebihannya dibanding mahluk
lain. Manusia adalah makhluk berpikir yang bijaksana (homo sapiens), manusia sebagai pembuat alat
karena sadar keterbatasan inderanya sehingga memerlukan instrumen (homo faber), manusia mampu
berbicara (homo languens), manusia dapat bermasyarakat (homo socious) dan berbudaya (homo humanis),
manusia mampu mengadakan usaha (homo economicus), serta manusia berkepercayaan dan beragama
(homo religious), sedangkan hewan memiliki daya pikir terbatas dan benda mati cenderung tidak memliki
perilaku dan tunduk pada hukum alam. Keunggulan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab
berkat ketekunannya memantau berbagai gejala dan peristiwa alam. Manusia tidak lagi menemukan
kenyataan sebagai sesuatu yang selesai, melainkan sebagai peluang yang membuka berbagai kemungkinan.
Setiap kenyataan mengisyaratkan adanya kemungkinan. Transendensi manusia terhadap kenyataan yang
ditemuinya sebagai pembuka berbagai kemungkinan itu merupakan kemampuannya yang paling mendasari
perkembangan pengetahuannya. Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan
pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu
pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang
sebagai motivator terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan
kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu
sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya. Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh
manusia mencerminkan pribadi manusia sebagai mahlu ciptaan yang paling sempurna diantara yang
lainnya. Kebudayaan yang terus berkembang di kehidupan bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur
dalam melihat betapa berbudayanya masyarakat di dalam suatu Negara. Dengan demikian dapat kita
katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara
tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa. Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memiliki
dua macam sistem budaya yang sama-sama harus dipelihara dan dikembangkan, yakni sistem budaya
nasional dan sistem budaya etnik lokal. Sistem budaya nasional adalah sesuatu yang relatif baru dan sedang
berada dalam proses pembentukannya. Sistem ini berlaku secara umum untuk seluruh bangsa Indonesia,
tetapi sekaligus berada di luar ikatan budaya etnik lokal. Nilai-nilai budaya yang terbentuk dalam sistem
budaya nasional bersifat prospektif, misalnya kepercayaan religius kepada Tuhan Yang Maha Esa;
pencarian kebenaran duniawi melalui jalan ilmiah; penghargaan yang tinggi atas kreativitas dan inovasi,
efisiensi tindakan dan waktu; penghargaan terhadap sesama atas dasar prestasinya lebih daripada atas dasar
kedudukannya; penghargaan yang tinggi kepada kedaulatan rakyat; serta toleransi dan simpati terhadap
budaya suku bangsa yang bukan suku bangsanya sendiri. Nilai-nilai tersebut menjadi bercitra Indonesia
karena dipadu dengan nilai-nilai lain dari nilai-nilai budaya lama yang terdapat dalam berbagai sistem
budaya etnik lokal. Kearifan-kearifan lokal pada dasarnya dapat dipandang sebagai landasan bagi
pernbentukan jatidiri bangsa secara nasional. Kearifan-kearifan lokal itulah yang membuat suatu budaya
bangsa memiliki akar. Budaya etnik lokal seringkali berfungsi sebagai sumber atau acuan bagi penciptaan-
penciptaan baru, seperti dalam bahasa, seni, tata masyarakat, dan teknologi, yang kemudian ditampilkan
dalam perikehidupan lintas budaya. Kebudayaan di Indonesia sangat beragam karena memiliki banyak
perbedaan antar manusia yang berada di tanah inonesia, namun Indonesia mempunyai semboyan bhineka
tunggal ika yang diartikan walaupun berbeda beda tetapi tetap satu . pada setiap daerah memiliki adat
istiadat yang berbeda beda pula, itulah yang membedakan aturan aturan di tiap daerah . seperti suku
asmat di papua dengan pakaian khas bagi kaum laki laki yang menggunakan koteka dan bahkan
penduduknya ada juga yang tidak memakai busana, tetapi hal itu tidak di langgar karena sudah menjadi
tradisi disana . apabila hal seperti itu ada di daerah Jakarta sudah dapat dipastikan sudah melanggar aturan
hukum yang berlaku . seperti itulah mengapa peraturan di setiap daerah di Indonesia cukup beragam .
budaya di Indonesia sangat kuat karena adanya budaya yang turun temurun dari nenek moyang hingga
sekarang . dan masih banyak acara adat di berbagai daerah untuk melestarikan budayanya masing masing
daerah . Perilaku manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral, norma-norma
yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama yang diyakini, Dan sesuai dengan
hukum Negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang berbudaya tidak menjalankan sikap-sikap
atau tindakan yang menyinpang dari peraturan-peraturan baik berupa norma- norma yang ada di masyarakat
maupun hokum yang berlaku. Oleh karena itu sifat manusia yang berbudaya itu yang harus dimiliki setiap
manusia khususnya bangsa Indonesia yang dikenali sebagai Negara yang besar dengan banyaknya budaya
yang dimiliki. Jadilah manusia yang memiliki budaya yang tinggi yang menjadikan manusia tersebut
sebagai manusia yang berbudaya dan tentu manusia yang berbudaya itu pasti juga manusia yang
berpendidikan, akan tetapi sebaliknya manusia yang berpendidikan itu belum tentu dia manusia yang
berbudaya. Banyak contoh di negara ini manusia yang pintar atau berpendidikan yang melakukan banyak
tindak kejahatan atau menyimpang contohnya seperti korupsi. Itu semua terjadi karena mereka tidak
menjadi manusia yang berbudaya Dan akibatnya mereka tidak memiliki moral, kejujuran, Dan rasa
tanggung jawab. Karena itu jadilah manusia yang berbudaya. Dengan menjadi manusia yang berbudaya
maka masyarakat akan memiliki sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun dalam menjalani
kehidupan diri sendiri ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap Dan sifat manusia yang berbudaya itu juga
yang akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang besar yang memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa
yang beradab dan bermartabat. Soal : Jelaskan etika dan estetika berbudaya ! Jawab : ETIKA DAN
ESTETIKA BERBUDAYA 1. Etika manusia dalam berbudaya Etika berasal dari bahasa Yuniani, ethos.
Ada 3 jenis makna etika menurut Bertens : - Etika dlam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau kelompok orang dalm mengatur tingkah laku. - Etika dalam arti kumpulan asas atau
nilai moral ( kode etik) - Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk ( filsafat moral)
Kebudyaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Manusia beretika, akan menghasilkan budaya
yang beretika. Etika berbudaya mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan harus mengandung
niali-nilai etik yang bersifat universal. Meskipun demikian suatu bidaya yang dihasilkan memenuhi nilai-
nilai etik atau tidak bergantung dari paham atau ideologi yang diyakini oleh masyarakat. 2. Estetika manusia
dalam berbudaya Estetika dapat dikatakan sebagi teori tentang keindahan atau seni, Estetika berkaitan
dengan nilai indah-jelek. Makna keindahan : a. secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan b. secara
sempit, yaitu indah dalam lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan warna) c. secara estetik murni,
menyangkut pengalaman estetik sesorang dalam hubungannya dengan segala ssuatu yang diresapinya
melalui indera. Estetika berifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah
menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain. Soal : Jelaskan problematika kebudayaan !
Jawab : PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN Adalah sesuatu yang indah jika kebudayaan yang merupakan
harta yang turun temurun dari nenek moyang kita, dapat kita pertahankan kelestariannya. Tapi
perkembangan jaman tidak dapat dibendung, seiring dengan berjalanya waktu, maka kelestarian
kebudayaan tersebut harus dijaga karena kebudayaan hanyalah identitas diri dan merupakan identitas
bangsa. Bangsa yang memiliki identitas akan menjadi bangsa yang kuat dan menjadi bangsa yang tidak
mudah untuk dijajah oleh bangsa lain. Problematika kebudayaan sangat berbahaya jika dibiarkan, karena
kebudayaan merupkan jati diri bangsa, bila itu hilang maka dengan sangat mudah bangsa itu akan hancur
dan dijajah oleh bangsa lain. Oleh sebab itu bagaimanapun juga caranya kita harus mempertahankan
identitas bangsa kita yaitu kebudayaan. Mulailah dengan mencintai kebudayaan daerah, dan serukan dalam
hati yaitu: Aku Cinta Indonesia. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN Kebudayaan mengandung unsur
antara lain; Kenyakinan, Mata pencarian, Bahasa, pengetahuan, Teknologi, Sistem
sosial,Kekerabatan,penanggalan,Tata pemukiman. Berkembangnya kebudanyaan dikarenakan adanya
kesadarn manusia, kondisi masyarakat dan hubungan dan kebudaan lain. AKTIVITAS KEBUDAYAAN
Terminologi yang menunjukan aktifitas kebudayaan antara akulturasi, asimilasi, difusi, dan lain-lain.
Kebudayaan itu memiliki jiwa, ibarat manusia hidup yang dinamis dan tidak statis. Selain kebudaaan itu
hidup, kebudayaan pun dapat terkena kematian. Kematian kebudayaan terjadi karena manusia yang dulu
hidup di dalam sebuah kebudayaan, meninggalkan baik secara sadar atau tidak kebudayaan itu,
biasanya, karena ketertarikan kepada kebudayaan lain.Manusia adalah jiwa kebudayaan.Ketika manusia
meninggalkan kebudayaan yang telah melembaga tersebut kematian bagi sebuah kebudayaan. Keunggulan
kebudayaan Indonesia; - Kekayaan akan keragaman kebudayaan daerah Indonesia - Sumber daya alam
yang melimpah dan berkualitas - Wilayah yang strategis Problematika : - Adanya pandangan bahwa
kebudayaan itu statis - Rendahnya minat sebagian masyarakat dalam menghayati kebudayaan daerah -
Rendahnya apresiasimasyarakat dalam menghayati kebudayaan daerah - Rendahnya apresiasi masyarakat
terhadap nilai-nilai budaya daerah - Ketertarikan sebagian masyarakat terhadap pengaruh kebudayaan
barat/asing - Pencitraan yang kuat tentang kebudayaan Indonesia. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
INDONESIA Menelusuri pergulatan kebudayaan di Indonesia, akan ditemukan sebuah fenomena yang
lazim dihidupi yaitu, ke-rendah-diri-an masyarakat Indonesia terhadap kebudayaannya sendiri. Ke-rendah-
diri-an ini muncul dari hubungan antara kebudayaan Barat dengan kebudayaan daerah di Indonesia, Barat
yang sering diposisikan sebagai pihak superior dan kebudayaan daerah di Indonesia sebagai pihak
inferior.Rendah diri ini disebabkan oleh penjajahan, kerusakan perilaku masyarakat Indonesia, dan
pencitraan yang kuat dari media tentang keunggulan kebudayaan Barat. Namun, dari beberapa sebab
tersebut, yang terus terjadi hingga saat ini dan yang paling mendasar adalah pencitraan. Dikatakan mendasar
karena pada saat penjajahan pun sudah terjadi pencitraan tersebut. Ungkapan khusus seperti, ilmiah, keren,
funky, dan gaul adalah ungkapan yang menujukkan kondisi rendah diri. Ungkapan-ungkapan tersebut
seringkali dilekatkan kepada kebudayaan Barat, sedangkan kebudayaan daerah di Indonesia, sepertinya
jauh dari ungkapanungkapan tersebut. Hal ini memang tidak sepenuhnya bermasalah, karena Barat
memang memiliki keunggulan dalam bidang-bidang tertentu, seperti sains. Namun, penilaian kebudayaan
Barat lebih superior dan kemudian fenomena masyarakat Indonesia meninggalkan kebudayaan yang sudah
lama dihidupi, tentu menjadi suatu masalah. Kebudayaan daerah di Indonesia ditingglakan hanya karena
dicitrakan tidak ilmiah, keren dan sebagainya. Padahal, mulai disadari bahwa kebudayaan daerah di
Indonesia memiliki keunggulanmulai dari pandangan tentang alam hingga pranata sosial. Dan juga
masyarakat Barat mulai menyadari kekurangan kebudayaan mereka sendiri-yang terlihat lewat gairah dan
ketertarikan kebudayaan Timur sebagai penawar kegelisahan mereka. Secara singkat, dapat dikatakan
permasalahan ini muncul karena pencitraan dan harus juga diselesaikan dengan pencitraan. Sudah saatnya
kita melihat bahwa kebudayaan Indonesia memiliki kesejajaran dengan kebudayaan Barat, hanya saja
kebudayaan Indonesia kurang dicitrakan dan kurang dikenali oleh sebagian masyarakat Indonesia yang
hidup mulai masa 70-an. Tentu, usaha untuk mengenali kebudayaan Indonesia adalah tugas yang diemban
oleh setiap warga negara Indonesia.Pengenalan ini merupakan salah satu modal untuk memiliki dan
mengembangkan kebudayaan Indonesia. Minimnya pengenalan ini, merupakan salah satu faktor yang
membuat rendahnya rasa kepemilikan dan keinginan untuk mengembangkan kebudayaan.
Mengembangkan kebudayaan, adalah hal yang harus dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Jangan
tinggalkan kebudayaan Indonesia karena kekayaannya menunggu untuk dikenali, dikembangkan, hingga
akhirnya dapat hidup mencapai kebesarannya, yang dulu pernah dimiliki. Soal : Manakah yang benar,
kebudayaan adalah produk manusia atau manusia adalah produk kebudayaan ? Jawab : Budaya tercipta atau
terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia
di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini
dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal,
intelegensi, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang
dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia,
namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia
yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan
akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya. Sebagaimana yang telah kita ketahui
bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri,
oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami
perubahan. Mari kita lihat contoh nya, Kebudayaan di Indonesia sebenarnya sudah dipengaruhi pula oleh
kebudayaan asing. Oleh karena itu, banyak percampuran antara budaya Indonesia dengan budaya asing.
Namun, pada akhirnya mendarah daging menjadi budaya Indonesia. Misalnya, pakaian adat Betawi yang
digunakan saat pernikahan. Pakaian tersebut merupakan campuran budaya Tionghoa dan Arab. Pakaian
pengantin wanita terpengaruh budaya Tionghoa, sedangkan pakaian pengantin laki-laki terpengaruh budaya
Arab. Dari warna pakaiannya pun, bisa terlihat. Merah dan emas adalah warna yang identik dengan
masyarakat Tionghoa. Campuran seperti ini tentunya sudah terjadi sejak dulu, saat Indonesia didatangi
negara lain. Budaya pun ikut memberi pengaruh terhadap budaya daerah dan masyarakatnya Namun,
perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu saja perubahan yang
memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusian, bukan sebaliknya yaitu yang akan memusnakan
manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.
Pengertian hakikat manusia
Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia
berasal dari kata manu dari bahasa Sanksekerta atau mens dari bahasa Latin yang berarti berpikir,
berakal budi, atau bisa juga dikatakan homo yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling
penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia
dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di
dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara
ciptaan yang lain.

Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan yang lebih rinci
mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.

Manusia Sebagai Makhluk Individu


Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang berbeda dengan manusia
lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaiut mereka
berupaya untuk selaliu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya. Hal
tersebut akan terus menerus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialaminya
dan pertumbuhan yang ada pada dirinya. Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan
kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan hidupnya.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial


Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan
orang lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan
bahwa manusia adalah zoom politicon, yang berarti selain sebagai makhluk individu, manusia juga
termasuk dalam makhluk sosial yang harus berinteraksi dengan manusia lain. Pada zaman purba, ketika
kebutuhannya belum lengkap. Manusia sering memenuhi kebutuhannya dengan membuat dan mencari
sendiri. Namun dengan semakin meningkat kebutuhan hidupnya, manusia membutuhkan orang lain untuk
mendukung kehidupannya. Pada perkembangan secara lebih luas dan kompleks, manusia membutuhkan
tata masyarakat, lembaga-lembaga sosial, dan juga membutuhkan negara.

Manusia Sebagai Makhluk Berkembang

Manusia sebagai makhluk hidup dapat ditinjau dari berbagai macam segi sesuai dengan sudut tinjauan
dalam mempelajari manusia. manusia sebagai makhluk berkembang maka manusia dapat mengalami
perubahan sebagai akibat dari perkembangannya itu baik secara fisik, maupun secara psikologisnya.
diantara teori-teori perkembangan ada yang menitikberatkan bahwa lingkungan akan membentuk manusia
seluas-luasnya dan pembawaan tidak mempunyai pengaruh, tetapi sebalinya ada teori yang memandang
bahwa pembawaan yang akan menentukan manusia itu, sedangkan lingkungan tidak berperan. pada
umumnya, para ahli memandang baik pembawaan maupun lingkungan secara bersama-sama mempunyai
peranan dalam pembentukan atau perkembanagn manusia.

Manusia sebagai homo educandum

yaitu manusia memerlukan pendidikan dan harus dididik oleh individu. Manusia memerlukan pendidikan
dilihat dari dua segi pandang antara lain:

segi pandang masyarakat yaitu sebagai perisai kebudayaan dari generasi ke generasi supaya terpellihara
segi pandang individu yaitu pengembangan potensi yang tersembunyi.

Manusia sebagai homo sapiens


Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan
kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras
lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi
mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.

Manusia sebagai homo faber


Manusia adalah makhluk pekerja. Kerja diartikan sebagai sesuatu yang harus ditunai demi kelangsungan
hidup seorang manusia. Barangsiapa tidak bekerja hendaknya ia tidak makan, kata Paulus.
Bekerja hanyalah salah satu dimensi dari manusia yang multi dimensional ini. Selain bekerja, manusia
adalah makhluk yang bermain (homo ludens), makhluk bersimbol (homo symbolicum), makhluk sosial,
makhluk ekonomi (homo euconomicus), dan lain-lain.

Manusia sebagai zoon politicon


manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk individu, manusia berperan juga
sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri
atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang
membentuk individu.
Pengertian Zoon politicon, Aristoteles menjelaskan bahwa manusia disebut zoon politicon, artinya manusia
itu adalah makhluk yang selalu hidup bermasyarakat. Terbentuknya masyarakat karena adanya berbagai
hasrat dari manusia itu sendiri.
Manusia punya naluri gregariousness, yaitu naluri untuk selalu hidup berkelompokatau bersama dengan
orang lain

Etika Manusia Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam Serta Pengaruh Terhadap Keseimbangan
Ekologi Bumi
Etika Profesi September 12, 2013 1 Comment
Disusun oleh:
Arian Pradana 321110005
Chintiya Zein Sakti 321110009
Dwi Marta Susanti 321110011
Yogie Ariyanto Prasetya 321120005
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Bumi merupakan planet ketiga dari delapan planet dalam sistem Tata Surya. Planet ini dihuni sebanyak 7,2
milyar manusia dan masih dalam proses penghitungan (National Geographic, 2013) dan terdapat 8.7 juta
spesies baik hewan maupun tumbuhan di dalamnya (BBC, 2011). Bumi mempunyai lapisan udara
(Atmosfer) dengan tekanan dan komposisi gas yang pas sehingga mendukung keberlangsungan hidup
organisme. Maka dari itu hendaknya kita menjaga keseimbangan alam di bumi tempat yang kita tempati
saat ini.
Di Bumi segalanya saling terhubung, apapun yang kita lakukan terhadap alam sedikit banyaknya
akan berdampak pada diri sendiri. Beberapa contoh umum yang terjadi apabila kita lalai akan menjaga
keseimbangan alam adalah pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim yang tidak menentu
sehingga menyebabkan menyebarnya berbagai penyakit atau gagal panen bagi para petani, penebangan
hutan dan perluasan lahan pertanian berlebihan dapat menyebabkan erosi, penangkapan ikan di laut secara
besar-besaran tanpa memberi kesempatan untuk berkembang biak menyebabkan habisnya cadangan
makanan oleh manusia dan populasi dalam laut itu sendiri, dan masih banyak lagi.
Manusia sangat berperan penting dalam hal ini, buktinya dengan hanya dalam waktu 200.000 tahun
manusia telah mengacaukan keseimbangan bumi dan isinya yang merupakan warisan bumi berumur 4.6
milliar tahun (Home, 2009). Padahal sebenarnya manusia adalah makhluk yang paling mulia karena diberi
akal pikiran oleh Tuhan YME, statement tersebut membuat hal ini sangat erat kaitanya dengan etika atau
perilaku manusia.
Penyimpangan etika terhadap pemanfaatan sumber daya alam (SDA) oleh manusia merupakan akar dari
segala masalah yang telah dipaparkan penulis diatas. Eksploitasi kekayaan SDA yang tidak dapat
diperbaharui: minyak, batu bara, dan lain lain secara besar-besaran didasari banyak factor. Beberapa faktor
diantaranya adalah gaya hidup yang konsumtif atau bisa juga memang kebutuhan yang meningkat
diakibatkan oleh peledakan jumlah populasi manusia yang ada.
Oleh karena itu dari semua yang telah dijelaskan penulis akan mengangkat makalah yang membahas
tentang bagaimana perilaku manusia dalam memanfaatkan SDA di Bumi ini serta mengupas dampak-
dampak yang terjadi serta solusi-solusi yang telah diambil oleh beberapa negara di dunia sehingga dapat
menambah wawasan pembaca serta mengajak pembaca untuk take action dalam misi penyelamatan bumi
tempat tinggal kita ini. Dengan pengamatan yang dilakukan penulis terhadap film yang berjudul Home
(2009) sebuah film dokumenter tentang bagaimana umat manusia mengacaukan keseimbangan alam yang
dibuat oleh Yann Arthus-Bertrand, dalam makalah ini penulis mengangkat judul Etika manusia dalam
pemanfaatan sumber daya alam serta pengaruh terhadap keseimbangan ekologi bumi.
1.2. Identifikasi Masalah
Melihat kekacauan yang terjadi akibat dari ketidakseimbangan alam, kesadaran oleh seluruh pihak yang
berada di Bumi merupakan faktor terpenting dalam masalah ini. Terlepas dari sumber daya alam kita yang
telah banyak berkurang, kita hendaknya sekarang memikirkan apa yang tersisa. Oleh karena itu dibutuhkan
sebuah informasi tentang etika dan perilaku manusia dalam pemanfaatan SDA di Bumi ini sehingga dapat
digunakan sebagai acuan dalam mengelola SDA di kehidupan masa datang.
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam tulisan makalah kali ini batasan masalah yang akan dibahas adalah perilaku manusia dalam
memanfaatkan sumber daya alam ; minyak, batu bara, air, biota laut, hutan, tanah, udara, dan hewan.
Studi kasus peristiwa alam yang dibahas adalah peristiwa yang dipaparkan pada film Home (2009) yaitu;
global warming, kekurangan air, pencemaran udara, revolusi migas dan pertanian.
1.4. Perumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, kemana sebuah penelitian yang dilakukan ini akan dibawa
dan apa saja yang sebenarnya ingin dikaji oleh peneliti. Rumusan masalah dari tulisan makalah ini adalah
yang disebutkan dibawah ini:
Bagaimana peranan manusia terhadap perubahan keseimbangan ekologi bumi dan juga kaitanya dengan
stakeholder primer dan sekunder?
Apakah etika pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan manusia dibenarkan oleh masyarakat luas?
Apakah etika pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan manusia dibenarkan oleh hukum?
Apakah etika pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan manusia dibenarkan dari sudut pandang
pelestarian lingkungan?
Bagaimana etika yang tepat untuk diambil manusia dalam mengelola sumber daya alam yang ada di bumi
ini?
1.5. Tujuan
Tujuan dari dilakukan penulisan makalah ini adalah memaparkan perilaku manusia di masa lampau
yang menyebabkan kekacauan ekologi serta menunjukan etika yang tepat untuk dilakukan oleh manusia
dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersisa saat ini.
1.6. Kegunaan atau Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan penulis makalah ini adalah hasil penelitian dapat digunakan
sebagai acuan dalam bertindak yang benar terhadap alam dalam hal pemanfaatan sumber daya alam.

Bab II
Gambaran Umum
2.1. Sejarah
Hanya dalam waktu dua ratus ribu tahun, manusia telah berhasil mengacaukan keseimbangan bumi
yang telah ada selama empat miliar tahun lalu. Mulai dari pemanasan global, habisnya sumber daya alam
sampai pada punahnya beberapa spesies adalah hasil kemajuan teknologi yang dicapai manusia yang konon
adalah pemimpin di muka bumi ini.
Sumber daya alam merupakan komponen utama dalam menyokong kehidupan di Bumi. Hampir seluruh
peradaban manusia membutuhkan sumber daya alam yang sifatnya terbatas. Sejarah membuktikan semakin
majunya peradaban manusia, maka kebutuhan akan sumber daya alam semakin besar.
Sektor perkebunan dan pertanian yang membutuhkan sumberdaya lahan yang luas, perumahan yang
membutuhkan lahan yang semakin banyak, eksploitasi migas dan batu bara mulai terbatas persediaannya.
Kebutuhan manusia yang semakin banyak merupakan alasan utama eksploitasi sumberdaya alam yang
semakin menanjak.
Apa yang dilakukan manusia sebenarnya hanyalah menempatkan diri mereka sendiri dalam kondisi yang
membahayakan. Ini tak akan tiba-tiba saja menjadi lebih baik kecuali kita sendiri yang berusaha
memperbaiki kerusakan yang telah kita timbulkan.

Bab III
Kajian Pustaka
3.1 Etika
3.1.1 Pengertian Etika
Etika berasal dari kata ethos, digunakan pertama kali oleh Aristoteles seorang filosofi dari Yunani yang
memiliki arti karakter. Etika adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang
dalam mengatur tingkah lakunya, K. Bertenes. Etika ini yang menentukan setiap individu untuk menilai
tindakan yang dilihat ataupun yang akan dilakukan itu termasuk baik atau benar. Etika tidak mempersoalkan
keadaan manusia itu sendiri melainkan memperjelas bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan yang
dilakukan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu agama, sejarah, filosofi dan hukum.
Dapat kita lihat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat banyak pemahaman yang diberikan mengenai
arti dari etika, arti mendasar dapat digolongkan menjadi 3 bagian yaitu:
1. Etika yang berarti nilai dan norma
Pada pengertian ini dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pegangan atau kendali yang mempengaruhi
bahkan mengatur tingkah laku manusia.
2. Asas atau nilai moral
Yang dimaksud asas atau nilai moral disini adalah kode etik. Contohnya Kode Etik Jurnalistik.
3. Ilmu tentang yang baik dan buruk
Etika bisa diartikan sebagai ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang
yang dianggap baik dan buruk) diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi
bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
3.1.2 Macam Macam Etika
Berdasarkan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri, etika dapat
dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Etika keluarga
Etika keluarga mengatur hubungan manusia dengan keluarganya masing-masing. Bagaimana menghormati
orang tua, saudara yang lebih tua, dan menghargai yang lebih muda.
2. Etika profesi
Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat built-in mechanism berupa kode etik profesi dalam hal
ini jelas diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi
masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999).
Pada dasarnya prinsip prinsip etika profesi terdiri dari tanggung jawab, kedalian, dan otonomi. Etika
profesi diharapkan memberikan suatu tatanan atau pedoman nilai untuk suatu organisasi maupun individu
yang bersangkutan dalam mengatur setiap perilaku bersama didalam sebuah organisasi.
3. Etika lingkungan
Etika lingkungan merupakan bagian dari kebijaksanaan yang ditentukan oleh manusia dalam bergaul
dengan lingkungannya. Etika lingkungan mengendalikan kegiatan manusia yang berhubungan dengan
pemanfaatan dan pelestarian lingkungan. Berdasarkan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang
tidak dapat berdiri sendiri.
3.1.3 Etika Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar manusia dan dapat mempengaruhi
keberlangsungan manusia itu sendiri. Lingkungan sendiri dibagi menjadi tiga macam:
1. Lingkungan Fisik
Lingkungan ini terdiri dari air, ombak, tanah, udara, radiasi, dll.
2. Lingkungan Biologi
Lingkungan biologi yang dimaksud adalah tumbuhan, hewan, dan segala sesuatu yang bersifat
biotik atau makhluk hidup.
3. Lingkungan Sosial
Fisiososial (gedung, mesin)
Psikososial (agama, ideologi, bahasa)
4. Lingkungan Komposit
Lingkungan ini berupa lembaga-lembaga masyarakat.
Etika lingkungan mengatur segala kegiatan manusia untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Bagaimana manusia mengolah sumber daya yang ada di dalamnya dan juga bagaimana manusia melakukan
upaya untuk melestarikan lingkungannya. Etika lingkungan juga dikenal dengan sebutan etika ekologi.
Sedangkan etika ekologi sendiri terbagi menjadi 2 bagian:
1. Etika ekologi dangkal
Etika ekologi dangkal merupakan pengaplikasian dari teori antroposentrisme yang berasal dari kata
antropos berarti manusia. Teori ini merupakan sudut pandang yang menempatkan manusia sebagai pusat
dari sistem alam semesta. Menurut teori ini, pusat dari pemikiran adalah manusia sehingga kebijakan-
kebijakan yang adapun harus menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan manusia itu sendiri.
Manusia akan peduli terhadap alam jika hal tersebut dapat membantu kebutuhan manusia bukan atas
pertimbangan bahwa alam mempunyi nilai pada dirinya sendiri. Teori ini cenderung bersifat egois, karena
hanya mengutamakan kepentingan manusia. Itulah sebabnya teori ini dianggap sebagaisebuah etika
lingkungan yang dangkal dan sempit (Shallow Environmental Ethics).
2. Etika ekologi dalam
Etika ekologi dalam bisa disebut sebagai etika yang melakukan pendekatan terhadap lingkungan dan
beranggapan bahwa manusia dan lingkungan merupakan suatu rangkaian yang menopang kebutuhan satu
sama lain. Semua pihak dianggap sama pentingnya, baik itu manusia maupun lingkungan itu sendiri.
Manusia membutuhkan sumber daya alam yang ada di lingkungan untuk bertahan hidup sedangkan
lingkungan sekitar membutuhkan manusia untuk terus mempertahankan kelestariannya.
Secara umum etika ekologi dalam menekankan kepada hal-hal dibawah ini:
Manusia adalah bagian dari alam.
Menekankan hak hidup mahluk lainya, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh
diperlakukan sewenang-wenang.
Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
Menghargai dan memelihara tata alam.
Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
3.2 Sumber Daya Alam
3.2.1 Pengertian Sumber Daya Alam
Menurut (Abdullah, 2007: 3), sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda
hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber
daya alam yang ada tidak hanya berupa komponen biotik (benda hidup), seperti hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme, namun juga komponen abiotik (benda mati), contohnya minyak bumi, gas alam, berbagai
macam jenis logam, air, dan juga tanah.
3.2.2 Pengklasifikasian Sumber Daya Alam
Dalam hal ini sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya yaitu seperti yang
dijelaskan pada halaman berikut ini:
Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable), contohnya: hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan
tanah. Disebut dapat diperbaharui karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable), contohnya: minyak tanah, gas bumi,
dan berbagai macam bahan tambang lainnya.
Sumber daya alam yang tidak dapat habis, contohnya: udara, matahari, dan energi gelombang air laut.
Berdasarkan potensi
Menurut sumber (Ridwanaz.com, 2010), sumber daya alam dapat diklasifikasikan berdasarkan potensi
penggunaannya antara lain sebagai berikut:
Sumber daya alam materi, sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Contohnya: emas,
besi, batu, kayu, dan sebagainya.
Sumber daya alam energi, sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak
bumi, gas bumi, sinar matahari, angin, dan sebagainya.
Sumber daya alam ruang, sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah
(daratan) dan angkasa.
Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi menjadi dua yaitu:
Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya:
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme.
Sumber daya alam non-hayati (abiotik); yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati.
Contohnya: bahan tambang, tanah, air, dan angin.
3.2.3 Bentuk-bentuk Eksploitasi Sumber Daya Alam
Eksploitasi lahan
Pemanfaatan lahan yang tidak memperdulikan kemampuan dari lahan itu sendiri akan menimbulkan
berbagai masalah, contoh perilaku eksploitasi lahan adalah perusakan dan pemusnahan ekosistem
lingkungan hidup. Deferostasi adalah salah satu bentuk eksploitasi lahan. Deforestasi : penggantian
lingkungan hidup asli, menjadi lahan dengan satu varian sumber alam contohnya merubah hutan menjadi
lahan pertanian padi, gandum, atau jagung.
Dari perilaku yang dijelaskan diatas dapat menyebabkan degradasi lahan. Degradasi lahan dapat disebabkan
oleh hal berikut ini:
Penggunaan bahan kimia (pestisida) dalam peningkatan produksi pertanian
Vegetasi alamiah (keseluruhan komunitas tumbuhan) yang berkurang, sumber (wikipedia)
Terjadinya erosi tanah
Sedangkan dampak yang ditimbulkan oleh degradasi lahan adalah:
Hilangnya berbagai flora dan fauna
Pemanasan global
Kekurangan sumber air
Munculnya wabah penyakit dan kelaparan
Eksploitasi sumber daya air
Contoh pemanfaatan sumber daya air antara lain; pertanian (irigasi), industri, rumah tangga, dan lain-lain
seiring kebutuhan manusia saat ini. Penggunaan air secara terus menerus dan berlebihan menyebabkan
defisit air. Penyebab defisit air antara lain sebagai berikut:
Penggunaan air yang kurang bijaksana
Jumlah penduduk yang terus meningkat
Berkurangnya areal hutan dan penghijauan yang berguna sebagai peresapan oleh air
Bertambahnya kebutuhan irigasi untuk persawahan
Eksploitasi hewan dan tumbuhan
Untuk memanfaatkan sumber daya biotik (hewan dan tumbuhan) dibutuhkan pemilihan yang jeli agar
terhindar dari kerusakan dan kepunahan. Dalam film dokumenter Home dipaparkan bahwa penggunaan
pukat harimau dalam penangkapan ikan dan juga penangkapan ikan ikan besar tanpa memberi mereka
kesempatan untuk berkembangbiak terlebih dahulu.
Eksploitasi pesisir dan lautan
Salah satu contoh yang paling signifikan dalam eksploitasi pesisir dan lautan adalah eksploitasi hutan
mangrove yaitu digunakanya sebagai bahan bangunan, kayu bakar, membuat arang, dan sebagainya secara
berlebihan. Lebih parahnya lagi lahan mangrove dijadikan rebutan oleh para pengembang tempat pariwisata
yang justru dapat mengancam kelestarian mangrove itu sendiri, padahal mangrove berperan penting dalam
ekosistem pesisir dan lautan yaitu sebagai penahan terjadinya abrasi tanah yang disebabkan oleh ombak air
laut, serta tempat pemijahan ikan dan udang.
Pencemaran udara
Udara termasuk dalam sumber kehidupan yang penting, kondisi atmosfer (lapisan udara bumi) perlu dijaga
dari pencemaran udara. Karena pencemaran udara akan mempengaruhi iklim atau cuaca dan menurunnya
kualitas udara itu sendiri. Contoh pencemaran udara disebabkan hal-hal sebagai berikut:
Aktivitas penduduk yang meliputi industri, transportasi, pembakaran sampah, pembukaan lahan, dan
pembakaran.
Meledaknya populasi penduduk.
3.3 Stakeholder
Stakeholder adalah pihak-pihak yang terlibat dalam proses suatu pekerjaan. Baik merupakan individu,
kelompok, maupun masyarakat. Segala tindakan stakeholder akan mempengaruhi hasil dari suatu proses
yang ada. Masing masing elemen stakeholder memiliki kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan sehinga
masing-masing elemen tersebut membuat sebuah hubungan fungsional dengan perusahaan atau suatu
organisasi untuk bisa memenuhi kebutuhannya masing-masing. Menurut the Clarkson Centre for Business
Ethics (1999) dalam Magness (2008) stakeholder perusahaan dibagi kedalam dua bentuk besar
yaitu primary stakeholders dan secondary stakeholders.
3.3.1 Stakeholder Primer
Stakeholder primer adalah stakeholder yang berkepentingan secara langsung dengan suatu kepentingan
proyek ataupun kebijakan. Mereka adalah aktor utama dalam proses pengambilan keputusan. Menurut
sumber (ut.ac.id) contoh stakeholder primer adalah sebagai berikut:
Masyarakat dan tokoh masyarakat: Masyarakat yang terkait dengan proyek, yaitu masyarakat yang
diidentifkasi akan memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak. Tokoh masyarakat: Anggota
masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan atau dihormati di wilayah itu sekaligus dianggap dapat
mewakili aspirasi masyarakat
Pihak manajer publik: Lembaga/badan publik yang bertanggung jawab dalam pengambilan dan
implementasi suatu keputusan.
3.3.2 Stakeholder Sekunder
Stakeholder sekunder adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan secara langsung dalam suatu proyek
namun memiliki kepedulian dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap
sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah sumber (ut.ac.id). Contoh pihak-pihak yang termasuk
dalam stakeholder sekunder sebagai berikut:
Lembaga (aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tersebut tetapi tidak memiliki tanggung jawab secara
langsung.
Lembaga pemerintah yang terkait dengan isu tetapi tidak memiliki kewenangan secara langsung dalam
pengambilan keputusan.
Lembaga swadaya masyarakat (LSM)
Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini juga memiliki pengaruh penting dalam pengambilan keputusan
pemerintah
Pengusaha yang terkait
Bab IV
Metodologi
4.1 Tempat, Waktu, Jenis Dan Objek Pengamatan
Nama Pengamatan : Etika manusia dalam pemanfaatan sumber daya
alam serta pengaruh terhadap keseimbangan
ekologi bumi
Waktu : Senin 2 September 2013 11 September 2013
Objek : Home (2009)
4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang kami gunakan adalah pengamatan langsung dengan cara menonton film dokumenter sepanjang
90 menit yang begitu menarik, indah dan memukau yang dibuat oleh pembuat film terkenal Yann Arthus-
Bertrand dan Luc Besson berjudul home. Selain itu kami juga memanfaatkan internet untuk mencari
sumber sumber berita terkait. Kami juga menggunakan teknik studi pustaka untuk melengkapi analisis
analisis yang kami lakukan.

Bab V
Hasil Pengamatan
5.1 Peranan Manusia Terhadap Perubahan Keseimbangan Ekologi Bumi
Manusia memiliki peranan penting terhadap perubahan keseimbangan ekologi bumi karena manusia
merupakan makluk yang dominan secara ekologik. Suatu makluk dikatakan dominan secara ekologik
apabila menyangkut jumlah populasi, ukuran tubuh dan kemampuan untuk mengubah lingkungannya.
Terdapat 2 alasan mengapa manusia disebut dominan secara ekologi, yaitu:
Manusia dapat berkompetisi secara lebih baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama dalam hal
makanan, jika dibandingkan dengan makluk lain selain yang ada dalam ekosistem.
Manusia mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap lingkungan tempat hidupnya atau terhadap
organisme lain.
Peranan Manusia Yang Merugikan Dan Menguntungkan Lingkungan
Peranan manusia dalam lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Peranan manusia
yang bersifat negatif adalah peranan yang merugikan lingkungan. Kerugian ini secara langsung atau pun
tidak langsung timbul akibat kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Eksploitasi yang
melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam makin menciut, punah atau merosotnya jumlah
keanekaan jenis biota. Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan
yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi, Berubahnya profil permukaan bumi
yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga menimbulkan longsor dan masuknya energi bahan atau
senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini
berakibat menurunnya kualitas lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan dan terhadap manusia itu sendiri.
Satu hal yang tak dapat dilepaskan dari ekosistem adalah jumlah populasi manusia yang kian meningkat
dari waktu ke waktu akan dapat berakibat menurunkan nilai ekosistem kita. Seperti yang telah kita tonton
di film berjudul Home, pemanfaatan berbagai sumber daya alam secara tak terkendali dapat membawa
ekosistem secara keseluruhan menjadi tidak seimbang. Oleh sebab itu pengendalian jumlah populasi
manusia perlu diatur sedemikian rupa agar tak melampaui kemampuan alam untuk mendukungnya. Di sini
keanekaragaman hayati perlu menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam memperbaiki kehidupan di muka
bumi.
Peranan Manusia Yang Menguntungkan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana terutama SDA yang tidak dapat
diperbaharui.
Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka jenis flora serta untuk
mencegah terjadinya erosi dan banjir.
Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan pencemar yang terbuang ke dalam
lingkungan tidak melampaui nilai ambang batasnya.
Melakukan sistem pertanian secra tumpang sari atau multi kultur untuk menjaga kesuburan tanah. Untuk
tanah pertanian yang miring dibuat sengkedan guna mencegah derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan
tanah yang mengandung humus.
Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi lingkungan dan keanekaan jenis
makhluk hidup.

5.2 Sudut Pandang Masyarakat Luas Terhadap Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Dalam sejarah kehidupan, manusia sebagai makhluk yang pertama kali yang menerima amanah dari Tuhan
untuk mengelola alam semesta. Disini manusia adalah makhluk yang paling berhak mengatur, menata, dan
memanfaatkan lingkungan sesuai dengan kebutuhannya. Berkat kemampuan dalam hal berpikir dan
bernalar, manusia dapat mengatur serta memanfatkan sumber daya alam hayati maupun non hayati untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Cara memanfaatkan sumber daya alam ini dilakukan lewat berbagai cara
yang kesemuanya itu ditujukan untuk kemakmuran hidup, kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia
beserta kehidupan anak turunnya.
Manusia dalam mengelola serta memanfaatkan sumber daya alam lewat kemampuan yang dimilikinya, di
samping ada kemanfaatannya bagi makhluk hidup tetapi juga ada sisi negatif yang muncul. Efek yang selalu
mengiringinya adalah rusaknya sumber daya alam dan bahkan seringkali juga memusnahkan sumber daya
alam flora maupun fauna serta manusia itu sendiri. Manusia yang dilengkapi dengan akal pikiran dan hati
untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya, sedangkan makhluk lainnya tidak dilengkapi akal pikiran.
Manusia mampu memikirkan masa depan anak keturunannya. Oleh sebab itu manusia dapat membuat
perencanaan yang lebih baik untuk mempertahankan kehadirannya di muka bumi ini.
Dalam memahami sumberdaya alam ada dua pandangan yang umumnya digunakan. Pertama adalah
perspektif Malthusian yang sering disebut juga pandangan pesimis. Dalam pandangan ini, resiko akan
terkurasnya sumberdaya alam menjadi perhatian utama. Dengan demikian, dalam pandangan ini
sumberdaya alam harus dimanfaatkan secara hati-hati karena adanya faktor ketidakpastian terhadap apa
yang akan terjadi atas sumberdaya alam untuk generasi mendatang.
Pandangan kedua adalah pandangan eksploitatif. Dalam pandangan ini dikemukakan bahwa sumberdaya
alam dianggap sebagai mesin pertumbuhan yang mentransformasikan sumberdaya alam yang pada
gilirannya akan menghasilkan produktivitas lebih tinggi di masa mendatang.
Hukum alam menyebutkan bahwa siapa yang kuat, dialah yang akan menang. Dari segi jumlah individu
dan spesies, maka spesies yang memiliki lebih banyak keturunan lebih kuat dari pada spesies yang sedikit
keturunannya. Persaingan antar spesies akan muncul manakala kedua populasi itu memperebutkan
kebutuhan yang sama. Kebutuhan yang dimaksud antara lain merupakan kebutuhan makanan, tempat hidup,
perlindungan akan keselamatan diri dan kelompoknya atau pengaruh iklim/cuaca, pengaruh radiasi
matahari dan sebagainya. Komponen ekosistem yang berupa energi ini amat penting dalam memelihara
kelangsungan hidup komponen yang ada dalam ekosistem tersebut.
Kebutuhan terhadap energi terus meningkat. Pertumbuhan ekonomi dunia maju pesat dan meningkatkan
standar hidup jutaan penduduk dunia. Sumber daya alam merupakan inti dari pertumbuhan ekonomi. Para
ahli ekonomi berkeyakinan bahwa sumberdaya Alam diperlukan sebanyak-banyaknya untuk
mengakomodasi keperluan manusia sedangkan para pemerhati lingkungan memaknai pemanfaatan
sumberdaya Alam sesuai dengan koridor dan tingkat kecukupan akan sumberdaya sampai pada kurun waktu
yang tak terhingga.
Sumberdaya Alam strategis memiliki nilai jual yang luar biasa tinggi. Dari golongan kapitalis sangat
berkepentingan untuk menguasai Sumber daya alam ini. Globalisasi dijadikan topeng untuk menguasai
sumberdaya alam. Pengaruh legislasi yang sudah diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang tak lagi dapat
dijadikan salah satu perangkat dalam menertibkan aksi pemilik modal dalam eksploitasi.
Di Indonesia contohnya, Undang-undang malah menjadi undangan yang memacu investor asing untuk
masuk ke Negara Indonesia.Investasi tentu boleh saja, namun apabila investasi bercokol hanya untuk
mengeruk keuntungan bagi pemilik modal, maka apa artinya investasi. Investasi atas sumberdaya Alam
akan melibatkan dua komponen penting yang memiliki keterkaitan ekologis, yakni: Manusia dan alam.
Manusia merupakan komponen yang penting dalam proses kehidupannya dalam wilayah yang dijadikan
rencana proyek.Sedangkan alam merupakan kesatuan sistem fisik dan biologis yang terikat oleh hukum
alam tertentu.Dua komponen di atas satu sama lain tidak boleh dirugikan.
Berdasar data yang dirilis oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia menyangkut penggundulan hutan
yang terjadi di Negara Indonesia diperkirakan per tahunnya adalah 3.2 juta hektar atau setara dengan 7.2
hektar setiap satu menit. hal ini menunjukkan bahwa terjadinya illegal logging disebabkan oleh perusahaan-
perusahaan kayu atau kertas. Perusahaan mengeruk sebanyak-banyaknya kekayaan hasil hutan. Hal ini
berdampak pada masyarakat sebagai stakeholder yang tidak benar menikmati kesejahteraan. Ditambah pula
dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh perusahaan sangat besar.
Dalam Perkembangan konferensi lingkungan hidup se-dunia, Negara-negara Selatan diwajibkan untuk
menekankan pembangunan yang berkelanjutan dan menurunkan tingkat kemiskinan dengan mengacu pada
tata kelola lingkungan hidup. Hal ini menjadi permasalahan baru bagi Negara-negara Selatan, karena
dengan keterbatasannya mereka dipaksa untuk melaksanakan kebijakan lingkungan hidup. Profesor dari
amerika menyatakan bahwa 85 persen pendapatan dunia hanya dinikmati oleh 23 persen penduduk dunia
yang hidup di utara, Sedangkan 77 persen sisa populasi di selatan hanya memperebutkan 23 persen
kekayaan yang tersisa. Walaupun sejauh ini perkembangan isu lingkungan hidup sudah semakin baik,
namun penerapannya sangat bergantung dengan Negara Utara. Teknologi serta pendanaan oleh negara
utara sangat diharapkan untuk negara selatan. Agenda Ekonomi yang berbasis pada lingkungan hidup
memang sulit, dibutuhkan biaya yang besar untuk menerapkannya.
5.3 Sudut Pandang Hukum RI Terhadap Etika Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Fenomena masalah kerusakan lingkungan sudah menjadi topik pembicaraan dalam konferensi Stockholm
(UN Conference on the Human Environment) tahun 1972 yang menganjurkan agar pembangunan
dilaksanakan dengan memperhatikan faktor lingkungan (Soerjani, 1977: 66), menurut Sundari Rangkuti
Konferensi Stocholm membahas masalah lingkungan serta jalan keluarnya, agar pembangunan dapat
terlaksana dengan memperhitungkan daya dukung lingkungan / eco-development(Rangkuti,2000:27)
Konferensi PBB tentang lingkungan hidup tanggal 5-16 Juni 1972 di Stockholm yang dihadiri oleh wakil
110 negara (Siti Sundari Rangkuti, 2000:27) merupakan rasa keprihatinan terhadap degradasi lingkungan.
Perkembangan selanjutnya dalam pengembangan kebijaksanaan lingkungan hidup PBB membentuk Badan
Komisi Lingkungan dan Pembangunan Dunia (World Commession on Environmental and Development)
disingkat WCED.
Bagi negara maju persoalan pembangunan tidak menjadi masalah sedangkan faktor lingkungan menjadi
masalah, sedangkan bagi negara berkembang, diperhadapkan pada dua pilihan. Pada satu pilihan
mempercepat pertumbuhan pembangunan, sementara pada pilihan yang lain faktor kelestarian lingkungan
sangat dibutuhkan.
Negara Indonesia sebagai negara berkembang juga telah memiliki hukum dalam mengawasi pemanfaatan
lingkungan dengan tujuan pertumbuhan pembangunan sekaligus sebagai pelestarian lingkungan. Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disingkat
dengan PPLH, secara filosofi memandang bahwa hak lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan
hak asasi setiap warga negara Indonesia. Pada hakekatnya UU PPLH, menempatkan penghargaan dan
jaminan atas hak lingkungan hidup yang baik dan sehat bagi warga negara. Dengan penempatan hak dasar
atas warga pada tataran filosofi ini merupakan langkah yang lebih maju dan perubahan signifikan dari
undang-undang sebelumnya, yakni Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 pengaturan tentang pengelolaan sumber daya alam dimaksud
diatur dalam Bab IV tentang wewenang pengelolaan lingkungan hidup. Secara umum dalam pasal 1 angka
10 disebutkan bahwa sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia,
sumber daya alam baik hayati maupun non hayati dan sumber daya buatan. Pasal 8 Undang-Undang ini
menentukan:
Sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat,
serta pengaturannya ditentukan oleh pemerintah.
Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemerintah:
Mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.
Mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan kembali
sumber daya alam, termasuk sumber daya genetika.
Mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang dan atau subyek hukum lainnya serta
perbuatan hukum terhadap sumber daya alam dan sumber daya buatan, termasuk sumber daya genetika.
Mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial.
Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup sesuai peraturan Perundang-
undangan yang berlaku
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Kemudian dalam pasal 9 ayat (3) pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan
penataan ruang, perlindungan sumber daya alam non hayati, perlindungan sumber daya buatan, konsensus
sumber daya alam hayati dan eksistensinya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.
Pengaturan tentang pengelolaan sumber daya alam yang dikaitkan dengan pembangunan yang
berkelanjutan tampak dengan jelas dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
Pada kenyataannya, baik di Negara lain maupun Indonesia, pelanggaran pengelolaan lingkungan hidup
masih banyak terjadi. Masih banyak kegiatan kegiatan ilegal dalam pengelolaan sumber daya alam, tidak
adanya prosedur AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) serta banyak oknum oknum yang
malah mendukung kegiatan kegiatan pelanggaran etika pemanfaatan dan pelestarian lingkungan. Banyak
investor asing masuk ke Negara Indonesia untuk mengeruk keuntungan sumber daya alam di Indonesia.
Khusunya di sektor pertambangan, sektor pertanian, dan sektor kelautan. Banyak dampak yang dihasilkan
seperti:
Efek rumah kaca / global warming
Meningkatnya suhu iklim yang dapat berbahaya pada cairnya gletser di kutub utara dan selatan
Pencemaran udara karena menipisnya oksigen
Berkurangnya ekosistem laut dan hutan karena pencemaran air dan penangkapan ikan besar besaran serta
kebakaran hutan.
Hal tersebut dapat dikatakan melanggar Undang undang kehutanan, pertambangan, dan perlindungan
sumber daya alam non hayati dan hayati.
5.4 Sudut Pandang Etika Pemanfaatan Sumber Daya Alam Terhadap Pelestarian Lingkungan
Inti etika lingkungan hidup yang baru adalah sikap tanggung jawab terhadap-nya (Franz Magnis Suseno,
1993: 151). Tanggung jawab itu memiliki dua acuan
Pertama, Keutuhan biosfer yang berarti campur tangan manusia dengan alam yang memang harus berjalan
terus selalu dijalankan dalam tanggung jawab terhadap kelestarian semua proses kehidupan yang sedang
berlangsung.
Kedua, Generasi yang akan datang yang sudah disadari keberadaannya dan hak-haknya sebagai tanggung
jawab manusia.
Tuntutan suatu etika lingkungan hidup baru dapat dirangkum sebagai berikut:
Memahami kesadaran diri untuk menghormati alam. Alam dilihat tidak semata mata sebagai sesuatu yang
berguna bagi manusia, melainkan yang mempunyai nilai sendiri. Kalau terpaksa manusia mencampuri
proses-proses alam, maka tidak seluruhnya dan dengan terus menerus menjaga keutuhannya.
Manusia harus memberikan suatu perasaan tanggung jawab khusus terhadap lingkungan lokal. Karena
dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih dengan tindakan perilaku baik walaupun dengan
tindakan kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan
Bertanggung jawab terhadap kelestarian biosfer untuk menjaga ekosistem di bumi
Etika lingkungan hidup baru menuntut larangan keras untuk merusak, mengotori dan meracuni. Terhadap
alam atau bagiannya manusia tidak mengambil sikap yang merusak, mematikan, menghabiskan, mengotori,
menyia-nyiakan, melumpuhkan, ataupun membuang. Semboyan etika lingkungan hidup baru
adalah: Membangun, Tetapi Tidak Dengan Merusak. Suatu rencana yang hanya dapat terlaksana dengan
menimbulkan kerusakan suatu ekosistem yang tidak terpulihkan, perlu diurungkan.
Dengan begitu sumber daya alam selalu terjaga dan generasi generasi mendatang masih dapat menikmati
kekayaan sumber daya alam di bumi ini tanpa ada kelangkaan energi.
5.5 Stakeholder Yang Terlibat
Stakeholder Utama (Primer)
Dalam pengamatan kami yang merupakan stakeholder utama akan dipaparkan pada tabel dibawah ini:

Stakeholder Primer Alasan

Masyarakat yang mengkonsumsi dan memanfaatkan hasil


Masyarakat Lokal sumber daya alam

Pemerintah sebagai pembuat keputusan perijinan, pembuatan


peraturan dan memantau segala aktivitas eksplorasi dan
Pemerintah yang memberi izin eksplorasi eksploitasi

Industri pengeksplorasi SDA, investor,


dan semua pihak yang terlibat di
dalamnya Pelaku pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya alam

Stakeholder Pendukung (Sekunder)


Pihak-pihak yang merupakan stakeholder pendukung adalah:

Stakeholder Sekunder Alasan

Karena pengaruh budaya dan populasi yang semakin meningkat akan


Masyarakat Luas memberikan dampak kebutuhan sumber daya alam yang banyak

Komunitas/Badan
lingkungan Sebagai pengawas dan pelopor serta menjaga konservasi lingkungan

Pihak yang secara tidak langsung ikut terlibat dalam penyebaran


Media informasi

Bab VI
Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa peranan manusia terhadap perubahan keadaan bumi sangat besar. Manusia
memiliki peranan penting terhadap perubahan keseimbangan ekologi bumi karena manusia merupakan
makluk yang dominan secara ekologik dengan populasi terbanyak. Manusia melakukan pemanfaatan
sumber daya alam atas dasar bertahan hidup. Selain untuk memenuhi segala kebutuhannya, yang menjadi
alasan manusia melakukan kegiatan eksploitasi bumi yaitu karena tuntutan gaya hidup (life style). Semakin
meningkatnya era modernisasi, maka semakin tinggi keinginan manusia memenuhi kebutuhan gaya hidup.
Dengan begitu semakin tinggi pula manusia mengeruk segala sumber daya alam yang terkandung pada
bumi.
Dalam pemanfaatan sumber daya alam, PBB telah memiliki hukum dalam mengawasi pemanfaatan
lingkungan dengan tujuan pertumbuhan pembangunan sekaligus sebagai pelestarian lingkungan. Di
Indonesia sendiri hukum yang mengatur lingkungan hidup terdapat pada UU RI No. 32 tahun 2009, No. 19
tahun 2009, No. 18 tahun 2008, No. 23 Tahun 1997, No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
Pada film Home (2009) telah menunjukkan keadaan krisis bumi yang memprihatinkan mulai dari masalah
polusi, kekurangan pangan dan air, penebangan hutan, hingga masalah kependudukan dibahas di film ini.
Seperti halnya krisis lingkungan yang terjadi di Indonesia.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Indonesia maupun negara-negara lainnya
melakukan kesalahan. Selama ini kita sebagai manusia cenderung menerapkan etika ekologi dangkal di
setiap kegiatan pemanfaatan sumber daya alam. Hal tersebut menyalahi segala peraturan pemanfaatan dan
pelestarian lingkungan karena kita tahu etika ekologi dangkal.
6.2 Saran
Melihat kondisi lingkungan kita sekarang ini, maka harusnya kita sadar akan pentingnya menjaga kesehatan
dan keseimbangan ekologi lingkungan. Strategi dengan membangun energi alternatif seperti etika atau
tindakan yang diambil tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan
manusia itu sendiri. Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan
kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri menyadari hubungan
manusia dengan lingkungan bahwa manusia bertugas menjaga lingkungan seperti yang telah dipaparkan
demi menjaga kelangsungan manusia itu sendiri dimasa yang akan datang.
Etika lingkungan yang sebaiknya digunakan adalah etika ekologi dalam yang berkesinambungan antara
sumber daya manusia dengan sumber daya alam. Manusia dituntut untuk tidak hanya memanfaatkan tetapi
juga melestarikan alamnya. Karena tanpa adanya atau dengan rusaknya sumber daya alam akan merugikan
ekosistem itu sendiri termasuk manusia. Dengan mengetahui etika lingkungan kita mampu menempatkan
diri di lingkungan dan menjadikan diri lebih intim dalam melawan kerusakan lingkungan. Selain itu, alam
memiliki fungsi sebagai penopang kehidupan. Untuk itu lingkungan patut dihargai dan diperlakukan dengan
cara yang baik. Sehingga, setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan
lingkungan hidup. Selain mempunyai hak, setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Menurut Naess (1993) salah seorang penganjur ekosentrisme dan deep ecology pernah menyatakan bahwa
krisis lingkungan yang terjadi dewasa ini hanya bisa diatasi dengan merubah secara fundamental dan radikal
cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam lingkungannya. Penyelamatan lingkungan dengan
bantuan sains dan teknologi ternyata bukan merupakan solusi yang tepat. Yang dibutuhkan adalah
perubahan perilaku dan gaya hidup yang bukan hanya orang perorangan, namun harus menjadi semacam
budaya masyarakat luas.
Dengan kata lain dibutuhkan perubahan pemahaman baru tentang alam semesta yang bisa melandasi
perilaku manusia. Seperti halnya dengan pembuatan film dokumenter Home (2009) menjadi salah satu
contoh dalam memberikan cukup banyak pemahaman baru mengenai lingkungan untuk memberikan
kesadaran diri atas kondisi bumi saat ini

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengertian Sains
S ains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti
harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian
berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam
atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa
Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains
adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk
mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu.
Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat
dipisahkan. "Real Science is both product and process,
inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11).
Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang
ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan
dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala
alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya
gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Definisi mengenai sains menurut Sardar (1987, 161) adalah sarana pemecahan masalah mendasar dari
setiap peradaban. Tanpa sains, lanjut Sardar (1987, 161) suatu peradaban tidak dapat mempertahankan
struktur-struktur politik dan sosialnya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat dan budayanya.
Sebagai perwujudan eksternal suatu epistemologi, sains membentuk lingkungan fisik, intelektual dan
budaya serta memajukan cara produksi ekonomis yang dipilih oleh suatu peradaban. Pendeknya, sains, jelas
Sardar (1987, 161) adalah sarana yang pada akhirnya mencetak suatu peradaban, dia merupakan ungkapan
fisik dari pandangan dunianya. Sedangkan rekayasa, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) menyangkut
hal pengetahuan objektif (tentang ruang, materi, energi) yang diterapkan di bidang perancangan (termasuk
mengenai peralatan teknisnya). Dengan kata lain, teknologi mencakup teknik dan peralatan
untuk menyelenggarakan rancangan yang didasarkan atas hasil sains.
Ilmu berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang dari dua cabang utama yaitu filsafat
alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat moral yang
kemudian berkembang ke dalam ilmu-ilmu sosial (the social sciences). Ilmu-ilmu alam dibagi menjadi dua
kelompok yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences) (Jujun. S. 2003).
Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang membentuk alam semesta sedangkan ilmu hayat
mempelajari makhluk hidup di dalamnya. Ilmu alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari
massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit dan ilmu
bumi (the earth sciences) yang mempelajari bumi kita.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan ilmu. Ilmu itu sendiri dengan garis besar dapat dikelompokkan
menjadi dua buah golongan besar, yakni ilmu eksak dan non eksak, atau ilmu pengetahuan alam (IPA) serta
ilmu pengetahuan social (IPS). Jika dilihat dari cirinya serta dibandingkan dengan pengetahuuan yang acak
dan terbuka lainnya, terletak pada adanya unsure sistematika, objek kajian, ruang lingkup kajian, serta
metode yang diterapkan serta dikembangkannya. Jadi ilmu sesungguhnya merupakan pengetahuan yang
sudah mencapai tarap tertentu yang telah memenuhi sistematika, memiliki objek kajian, dan metode
pembahasan akan kajian tersebut.
Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan
pemikiran dimana pengetahuan tersebut selalu dapat dikontrol oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
Berpijak dari pengetahuan ini, maka ilmu memiliki kandungan unsur-unsur pokok seperti berikut :
1. Berisi pengetahuan ( knowledge ).
2. Tersususn secara sistematis.
3. Menggunakan penalaran.
4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.
Ilmu pengetahuan bersifat fungsional dalam kehidupan manusia sehari-hari. dengan pengetahuan, maka
pemanfaatan benda, alat, senjata, dan hewan, menjadi lebih mudah serta terarah guna mencapai hasil atau
apa yang diinginkannya. Apalagi setelah pengetahuan itu tersusun menjadi sebuah ilmu ( ilmu pengetahuan
), maka fungsi dan penerapannya dalam rangka memanfaatkan sebuah benda, alat, senjata, atau hewan tadi
akan menjadi lebih baik lagi. Dalam kajian filsafat ilmu, suatu pengetahuan dapat dikatakan (dikatagorikan
) sebagai suatu ilmu apabila memenuhi tiga kriteria pokok sebagai berikut :
1. Adanya aspek ontologis, artinya bidang studi yang bersangkutan telah memiliki objek studi/kajian
yang jelas.
2. Adanya aspek epistemology, artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan telah memiliki metode
kerja yang jelas
3. Adanya aspek aksiologi, artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan nilai guna atau
kemanfaatannya.
Jadi. Ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia untuk memahami gejala dan fakta alam, lalu
melestarikan alam tersebut secara konsepsional dan sistematis.

Pengertian Teknologi
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu
bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi,
menurutDjoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains
(science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi
mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling
berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita
tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada
dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya. Ada tiga macam
teknologi yang sering di kemukakan oleh para ahli, yaitu :
a) Teknologi Modern :
Padat modal
Mekanis elektris setempat
Menggunakan bahan import
Berdasarkan penelitian mutakhir, dll.
b) Teknologi Madya :
Padat karya
Dapat dikejakan oleh keterampilan setempat
Menggunakan alat setempat
Berdasarkan alat penelitian
c) Teknologi Tradisional
Bersifat padat karya (banyak menyerap tenaga kerja)
Menggunakan keterampilan setempat
Menggunakan alat setempat
Menggunakan bahan setempat
Berdasarkan kebiasaan atau pengamatan
Secara lebih umum dapat dikatakan bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunaan berbagai sarana
yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.
Sedangkan berbicara tentang teknologi, dimana istilah teknologi sendiri sebenarnya mengandung
pengertian sains dan teknik atau engineering, sebab produk-produk teknologi tidaklah mungkin ada tanpa
didasari adanya sains. Sementara itu, dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur
budaya sebagai hasil penerapan praktis dari sains. Walaupun pada dasarnya teknologi juga memiliki
karakteristik objektif dan netral namun dalam kenyataannya teknologi tidak bisa netral seluruhnya karena
memerlukan juga sentuhan-sentuhan estetika yang bersifat objektif.

Pengertian Seni
S eni pada mulanya adalah proses dari
manusia, dan oleh karena itu
merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa
ini, seni bisa dilihat dalam intisari
ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni
sangat sulit untuk dijelaskan dan juga
sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis
memilih sendiri peraturan dan parameter yang
menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan
bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih
medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan
medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang
menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik
kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun
demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman
sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang
bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
Pada titik inilah kita berbicara tentang seni. Seni berasal dari kata bahasa latin, yaitu ars yang berarti
kemahiran. Secara etimologis, seni (art) diformulasikan sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang
atau mengerjakan sesuatu. Pengertian seni merupakan kebalikan dari alam, yaitu sebagai hasil campur
tangan atau sentuhan manusia. Seni merupakan pengolahan budi manusia secara tekun untuk mengubah
suatu benda bagi kepentingan rohani dan jasmani manusia. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang yang
hasil ekspresi tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni dan keindahan yang tercipta
merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Dengan seni, cipta dan karya manusia, termasuk teknologi,
didalamnya mendapat sentuhan keindahan dan estetika.
Dari uraian diatas, seni diartikan sebagai kegiatan manusia (human activity), yaitu proses kegiatan
manusia dalam menciptakan benda-benda yang bernilai estetik. Jadi, dengan sentuhan seni, teknologi
sebagai hasil karya ilmu pengetahuan manusia tidak sekadar menjadi alat, tetapi jg bernilai indah.
Contohnya pesawat terbang sebagai karya tekonolgi tidak hanya berkembang dari sisi kualitas kemampuan
mesin, dan ketahanannya tetapi juga berkembang semakin estetik, baik dalam bangunan body, model,
interior pesawat, warna, dan sebagainya.
Sebenarnya masih banyak lagi definisi-definisi lain yang dibuat oleh para ahli tentang sains ( ilmu ),
teknologi, serta seni yang dibuat oleh para ahli. Berbagai definisi itu telah diberikan oleh para filsuf, ilmuan,
serta budayawan, yang mana masing-masing seolah-olah membuat definisi sesuai dengan apa yang mereka
senangi dan serta kehendaki. Misalnya saja yang paling sederhana mengatakan bahwa sains atau ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang systematis.
B. Hubungan antara Sains, Teknologi dan Seni Bagi Manusia
Perkembangan Teknologi
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dapat mendatangkan kemakmuran materi.
Adanya perkembangan IPTEK menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru. Di mulainya suatu era sering
kali ditandai dengan mulai digunakannya suatu bahan baru pada suatu peradaban, misalnya : Zaman Batu,
Era Perunggu, dan Era Besi. Teknologi Bahan bisa dikatakan merupakan salah satu teknologi yang paling
tua dalam peradaban, dan merupakan pendahulu dari cabang teknologi lainnya. Di bawah ini adalah
berbagai macam bidang utama teknologi :
Ilmu Terapan Kecerdasan Buatan
Olahraga dan Rekreasi
Informasi dan Komunikasi
Industri Konstruksi
Militer atau Bom
Rumah Tangga
Teknik
Kesehatan dan Keselamatan
Transportasi Angkasa Luar
Pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya perkembangan keterampilan dan kecerdasan
manusia. Hal ini karena dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan :
Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah.
Meningkatkan kemakmuran materi dan kesehatan masyarakatnya.

Perkembangan ini menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru yang memiliki hasil :
Penggunaan teknik nuklir misalnya; di bidang pertanian untuk memperbaiki bibit untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
Penggunaan teknologi hutan yang memilki fungsi untuk tempat penyimpanan air,obyek pariwisata dll.
Penggunaan teknik modern seperti alat rumah tangga elektronik mempermudah ibu-ibu rumah tangga
dalam melaksanakan tugasnya,OHP,slide,TV dll yang dapat mempermudah para pendidik dalam
melaksanakan tugasnya.

IPTEK dan Nilai


Dalam menghadapi IPTEK masyarakat Indonesia harus memiliki kemampuan beradaptasi dan
memanfaatkannya. Dalam menghadapi era teknologi modern dan industrialisasi maka dituntut adanya
keahlian untuk menggunakan, mengelola, dan senantiasa menyesuaikan dengan teknologi-teknologi dan
ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu, sikap mental dan nilai hidup yang harus mengarah terhadap nilai
tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bergerak secara cepat sehingga perlu ditanggapi dan
dipersiapkan dalam menghadapi sesuai dengan kebutuhan pembangunan.Teknologi dapat membawa
bencana tetapi juga telah terbukti bahwa bagi mereka dapat menolong dalam meningkatkan kesejahteraan
hidupnya.
Seperti halnya, sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagaikan pohon tak
berakar ( science without technology has no fruit, technology without science has no root ). Sains hanya
mampu mengajarkan fakta dan non fakta pada manusia, ia tidak mampu mengajarkan apa yang harus atau
tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi fungsi sains disini hanyalah mengkoordinasikan semua
pengalaman manusia dan menempatkannya kedalam suatu system yang logis, sedangkan fungsi seni
sebagai pemberi persepsi mengenai suatu keteraturan dalam hidup dengan menempatkan suatu keteraturan
padanya. Tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupannya.
Sedangkan seni memberi sentuhan estetik sebagai hasil budaya yang indah dari manusia.

MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK PIKIR


Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai
bidang :
Dalam bidang pertanian, peternakan dan perikanan
Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti traktor dll. Dengan alat tersebut diharapkan
manusia dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Teknik-teknik pemuliaan dapat meningkatkan produksi pangan seperti ayam ras, ayam boiler, sapi perah
dll.
Teknologi pengolahan pascapanen seperti pengalengan ikan, buah-buahan daging dll.
Dalam bidang kedokteran dan kesehatan
Manusia menciptakan alat-alat operasi mutakhir, bermacam-macam obat dan dapat mengurangi angka
kematian.
contoh : Obat yang mengandung unsur radioaktif sangat efektif untuk menyembuhkan penyakit TBC.
Dalam bidang telekomunikasi
Manusia telah membuat televisi, radio, telepon yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat
sehingga penggunaan waktu sangat efisien.
Dalam bidang pertahanan dan keamanan
Manusia telah mampu menciptakan alat atau senjata yang canggih sehingga dapat mempertahankan
keamanan wilayah dengan baik.
C. DAMPAK PENYALAHGUNAAN IPTEK BAGI KEHIDUPAN.
a. Nuklir
Efek yang ditimbulkan adalah terjadinya perubahan struktur zat serta reaksi sehingga merusak sel tubuh.
b. Polusi
Polusi dapat merusak lingkungan. Yang menyebabkan polusi adalah kegiatan industri dalam bentuk
limbah, kegiatan transportasi berupa kepulan asap dll.
c. Klonasi/Kloning
Tujuan klonasi adalah :
Memberi anak pada pasangan yang tidak memiliki anak.
Mengganti anak yang mati muda dengan anak yang sama ciri-cirinya
Memperoleh orang dalam jumlah banyak untuk bekerja
d. Efek rumah kaca
Memiliki manfaat yaitu dengan adanya efek rumah kaca, sinar ultraviolet yang dapat membahayakan
manusia tidak akan disaring lagi oleh lapisan ozon sehingga akan diam dan bersirkulasi di bumi. Efek
rumah kaca disebabkan oleh adanya pencemaran udara yang dapat mengubah suhu udara yang ada.
Perkembangan ipteks yang demikian pesat mampu menciptakan perubahan-perubahan yang berpengaruh
langsung pada kehidupan masyarakat, khususnya dalam elemen-elemen sebagai berikut:
Perubahan di bidang intelektual ; masyarakat meninggalkan kebiasaan lama atau kepercayaan tradisional,
mereka mulai mengambil kebiasaan dan kepercayaan baru, setidaknya mereka telah melakukan
reaktualisasi.
Perubahan dalam organisasi social yang mengarah pada kehidupan politik.
Perubahan benturan-benturan terhadap tata nilai dan tata lingkungannya.
Perubahan di bidang industry dan kemampuann di medan perang.
Keempat persoalan di atas kini secara langsung telah menyentuh sendi-sendi kehidupan manusia yang
menuntut keterlibatan semua pihak, yang pada akhirnya ikut menentukan pula kelangsungan hidup umat
manusia di muka bumi ini.
Adanya sisi positif dan negative dari iptek maka sering dikatakan bahwa kemajuan iptek bermata dua atau
bersifat dilematis. Di satu sisi, iptek secara positif telah mendatangkan rahmat, dalam arti dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Oleh karena itu, ada pihak yang menyatakan bahwa iptek
menjadi tulang punggung kesejahteraan. Namun di sisi lain seperti dapat kita amati dalam kehidupan,
penerapan dalam pemanfaatan iptek itu juga telah membawa dampak negative atau membawa laknat dalam
bentuk munculnya masalah lingkungan seperti pencemaran, kekeringan, banjir, tanah longsor, dan kenaikan
suhu udara global. Oleh karena itu, kita sebagai umat manusia tentunya harus penuh kewaspadaan dan
kehati-hatian dalam menerapakan dan memanfaatkan ipteks, yakni yang sesuai dengan asas-asas
keserasian, keseimbangan, maupun kelestarian. Dengan demikian, kehidupan di bumi ini akan tetap
berjalan secara seimbang dan lestari.
D. Sinergi Seni dan Teknologi Menuju Peradaban Manusia Yang Unggul
Dalam kehidupan sehari-hari ini, berbagai pendapat yang mempertentangkan praksis sains dan teknologi
secara bipolar masih sering terdengar. Sudah tentu, diskursus tersebut tidak mungkin muncul tanpa sejarah.
Salah satu penyebabnya, boleh jadi ialah karena pemahaman umum tentang teknologi sebagai perpanjangan
tangan dari sains modern yang dianggap selalu berurusan dengan kepastian rasional dan serba keterukuran
dalam logika positivisme. Sedangkan seni atau lebih khusus lagi, seni rupa modern, umumnya dilihat
sebagai praksis filosofis yang justru identik dengan berbagai ketidak pastian, penafsiran personal dan
subjektivitas. Pertentangan bipolar itu juga terkait dengan pandangan khalayak dari yang satu sisi
memahami teknologi sebagai perwujudan nyata dari cita-cita kemajuan peradaban modern secara konkrit,
berdampak pada kehidupan manusia. Sementara di sisi lain, melihat seni sebagai aktualisasi pengalaman
bhatin, intuisi, dunia praleflektif manusia dan khasanah rasawi yang tak terjamah.
Menanggapi perkembangannya video art, Agung menjelaskan bahwa seni yang hadir lewat teknologi video
memiliki ciri unik itu sendiri. Secara sejarah, karya-karya dalam video art menuntut kita untuk
mendefinisikan kembali model persepsi estetik secara baru karena karakter-karakter inheren medium video
yang khusus membedakan dengan seni lukis, tari, teater, bahkan sinema sekalipun. Video merupakan
rangkaian citra bergerak dan suara yang terikat dengan waktu berbeda dengan lukisan. Karya-karya purwa
rupa video art juga mendeskontruksi konveksi narasi dan pola yang penting hadir dalam sinema atau film.
Ketika fotografi dan film atau sinema hadir sebagai kebaruan dari teknologi dan seni, video art justru lahir
dari kecurigaan dan kritisme terhadap seni dan teknologi.

E. Peranan Sains dan Teknologi Dalam Penentuan Bentuk Peradaban Baru


Bila kita mencoba memandang awal kelahiran modernisme, kita akan melihat sebuah proses revolusi
peradaban yang berawal dari revolusi pemahaman manusia tentang cara pandang terhadap realitas melalui
fisika ditangan Descartes. Disaat itu Descartes membangun sebuah wacana besar tentang metode
pemahaman realitas yang bertumpu pada konsep Democritus yang membagi realitas kedalam atem atem
penyusun realitas dan kemudian dicari sistemnya terhadap keseluruhan. Ditangan Descartes dan para
pengikutnya inilah kemudian fisika yang menjadi geometris menjelma sebagai bentuk ideologi besar
modernisme, bahkan kemudian setelah meruntuhkan dominasi gereja bisa menjadi satu satunya tafsir
kebenaran terhadap gejala macam realitas. Alam didalam tafsir ala Descartes merupakan sebuah alam yang
langsung jadi dan tidak memiliki perubahan. Sistemnya tetap, begitu juga elemen pembentuk alam
IPTEK Berkaitan Dengan Menjaga
Kelestarian Lingkungan
Tinggalkan Balasan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan sebutan bagi kemajuan zaman sekarang ini.
Dari tahun ke tahun, IPTEK sudah semakin maju dan menjadi pengaruh pada kehidupan manusia.
IPTEK pada zaman sekarang sudah semakin maju sehingga bisa membantu pekerjaan manusia.
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika manusia yang hidup pada zaman sekarang juga mengikuti
perkembangan IPTEK tersebut dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.

Makna IPTEK Bagi Manusia

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dapat mendatangkan kemakmuran materi
dan spesialisasi dari ilmu itu sendiri. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi
menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru antara lain : teknik modern, teknologi hutan, teknologi
gedung (metalurgi), teknologi transportasi, dan lain-lain. Begitupula dalam perkembangan ilmu
sosial terdapat hibrida dalam berbagai disiplin ilmu seperti psikologi social, geopolitik, komunikasi
politik, dan lain-lain.

Dengan menggunakan cabang-cabang ilmu pengetahuan baru tersebut, kita dapat memperoleh
hasil, misalnya :

Penggunaan teknik nuklir, orang dapat membuat reaktor nuklir yang dapat menghasilkan
zat-zat radio aktif, dimana zat ini dapat dimanfaatkan untuk maksud damai. Misalnya untuk
keperluan bidang kesehatan (sinar rontgen), di bidang pertanian untuk memperbaiki bibit,
untuk mendapatkan energi tinggi.
Penggunaan teknologi hutan, seperti kita ketahui, hutan mempunyai banyak fungsi kertas,
industri kayu lapis/ bahan bangunan, berfungsi untuk tempat penyimpanan air, objek
pariwisata, dan lain-lain.

Dampak IPTEK Bagi Kehidupan Manusia

Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi
kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menurut kemampuan
fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem
kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan
yang menakjubkan. Begitu pun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka
kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam
berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai
sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan
bagi kehidupan umat manusia.

Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap
sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai
liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan
memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas.

Problematika Pemanfaatan IPTEK di Indonesia


Ilmu pengetahuaan, teknologi, dan seni telah menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan manusia di era globalisasi ini. Semua kebutuhan manusia di sokong oleh teknologi di
berbagai bidang karena fungsi teknologi merupakan alat yang digunakan manusia
untuk mempermudah dirinya. Mendapatkan apa yang diinginkannya.

Perkembangan teknologi yang pesat juga merupakam peran manusia yang memiliki pengetahuan,
dengan pengetahuan manusia mengembangkan berbagai teknologi yang kembali lagi gunakan
dalam pengembangan ilmu untuk kepentingan manusia tersebut.

IPTEK Dan Kelestarian Lingkungan Hidup

Iptek Lingkungan ialah teknologi yang berkaitan kelestarian lingkungan dan pemanfaatan manjemen
lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersusun sistematis
yang dijelaskan gejala-gejala pada bidang iptek terhadap lingkungan tanpa merusak keseimbangan
lingkungan . Upaya pelestarian lingkungan dijelaskan dalam UU No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolahan Lingkungan hidup yang dimaksud pelestarian lingkungan hidup adalah rangkaian
upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Usaha
untuk menjaga Lingkungan meliputi:

1. Pengolahan lahan.

Lahan dalam hal ini meliputi lahan pertanian, pengolahan tanah baik untuk pemukiman maupun
industri. pengelolahan tersebut harus memperhatikan kelestarian lingkungan hidup, karena mungkin
saja akan terjadi masalah lingkungan hidup, jadi harus dikerjakan secara optimal.

Cara-caranya di antara lain mencegah menurunnya kemampuan lahan yang potensial, menjauhkan
lokasi industri dari lokasi pemukiman penduduk, memilih cara pengelolahan rakyat, misalnya
dengan terasering untuk lahan miring, dan sebagainya.

2. Pengolahan hutan.

Cara-cara untuk pengelolahan hutan diantara lain memberi penyuluhan kepada masyarakat sekitar
hutan agar tidak mencuri kayu di hutan, memberi sanksi terhadap orang yang melakukan
penebangan hutan secara liar, dan membentuk polisi hutan yang bertugas mengawasi
kelangsungan kelestarian hutan dan sebagainya.

3. Pengolahan air.

Pengelolahan sumber daya air dapat dilakukan dengan cara mempergunakan sumber daya alam air
seefisien mungkin, air limbah yang dibuang ke perairan harus diolah lebih dahulu sehingga
memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah, dan megusahakan cahaya matahiri
dapat menembus dasar perairan, sehingga proses fotosintesis dapat berjalan lancar.

4. Pengolahan udara.

Udara mengandung berbagai macam gas yang dibutuhkan untuk kihidupan, maka harus dijaga
dengan dilakukannya pengolahan- pengolahan yang diantara lain megalirakan gas buangan ke
dalam air atau dalam larutan pengikat sebelum dibebaskan keair, membangun cerobong asap yang
cukup tinggi sehingga asap tidak menambah polutan, dan mempebanyak tanaman hijau di daerah
polusi udara tinggi.
Peran IPTEK dalam Lingkungan

IPTEK memegang peranan penting bagi negara-negara berkembang dalam proses peningkatan
standar hidup, kesejahteraan, dan melindungi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati.
Negara-negara berkembang menghadapi berbagai tantangan jangka pendek dan jangka panjang.
Kemajuan iptek saat ini mungkin terjadi masalah bagi lingkungan hidup seperti halnya kerusakan-
kerusakan lingkungan. Sektor lingkungan hidup merupakan isu penting di dunia saat ini. Secara
garis besar, pemanfaatan iptek harus senantiasa mempertimbangkan usur lingkungan hidup.
Artinya, pemanfaatannya harus sejauh mungkin ramah lingkungan. Komitmen pemerintah terhadap
lingkungan hidup juga sudah lumayan tinggi. Salah satu buktinya, sudah ada Kementerian Negara
Lingkungtan Hidup yang khusus mengurusi hal itu pada pemerintahan yang ada saat ini.

Ilmu pengetahuan merupakan suatu dasar dalam pengembangan teknologi yang berkembang
dewasa ini. Namun pengembangan ilmu pengetahuaan dan teknologi serta seni tidak lepas dari
peran manusia, karena manusia yang sebenarnya merupakan pelaku pengembangan ipteks dan
manusia juga sebagai pengguna ipteks. Manusia dapat dikatakan sebagai subjek maupun sebagai
objek dalam pengembangan ipteks.Seiring dengan berkembangnya ipteks maka manusia sebagai
pengembang dan penggunanya juga merasakan beberapa dampak atau akibat dari perkembangan
ipteks baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan sebutan bagi kemajuan zaman sekarang ini. Dari
tahun ke tahun, IPTEK sudah semakin maju dan menjadi pengaruh pada kehidupan manusia. IPTEK pada
zaman sekarang sudah semakin maju sehingga bisa membantu pekerjaan manusia. Oleh karena itu,
alangkah baiknya jika manusia yang hidup pada zaman sekarang juga mengikuti perkembangan IPTEK
tersebut dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh dari penerapan IPTEK yang penulis pandang dalam dunia pendidikan adalah
pembuatan aplikasi kamus digital. Penguasaan bahasa asing juga mengambil bagian penting dalam era
globalisasi seperti sekarang ini. Alasan mengapa penguasaan bahasa asing adalah karena dengan
menggunakan bahasa asing yang digunakan lebih banyak penduduk dari negara lain, seseorang dapat
saling bertukar informasi dengan penduduk negara lain bahkan dapat menetap di negara lain dan
bersosialisasi dengan penduduk negara lain tersebut jika dengan menggunakan bahasa yang digunakan
banyak negara lain.

Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah
membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang
sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh
perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas
komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu
dan aktifitas manusia. Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah
diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun
manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan
kesengsaraan bagi manusia.

Perkembangan iptek juga tentunya membawa pengaruh pada lingkungan, baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial-budaya. Pengaruh-pengaruh itu tentu tak lepas dari sisi positif dan sisi negatif.
Pengaruh positif dan pengaruh negatif itu lah yang akan ditelusuri dalam makalah ini. Karena
sesungguhnya manusia juga tentu tidak bisa lepas dari pekembangan iptek dan untuk itu manusia hanya
perlu menyesuaikan perkembangan itu agar tetap sesuai dengan fungsi alamaiahnya dan fungsi moralnya
dalam lingkungan.
B. PERUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud SDA, SDM dan Teknologi?

b. Bagaimana Cara pemanfaatan SDA ?

c. Apa saja dampak terkologi ?

C. TUJUAN
Tujuan penulisan ini di bagi menjadi 2 yaitu, tujuan umum dan khusus:

a. Tujuan Umum

Menjelaskan tentang IPTEK dan pengaruh nya pada lingkungan.

Diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca makalah.

b. Tujuan Khusus

Memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi.

D. MANFAAT
1. Sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa.

2. Sebagai literature untuk lebih memahami hubungan antara SDA, SDM dan teknologi

3. Mencegah dampak negative dari pemanfaatan IPTEK terhadap lingkungan


BAB II

PEMBAHASAN

A. SUMBER DAYA ALAM (SDA)


1. Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber daya alam ialah suatu sumber daya yang terbentuk karena kekuatan alamiah, misalnya
tanah, air dan perairan, udara dan ruang, mineral tentang alam, panas bumi dan gas bumi, angin, pasang
surut/arus laut (Daryanto 1995:36).

Secara ilmiah sumber daya alam (Natural resources) adalah semua unsur tata lingkungan biofisik
yang dengan nyata atau potensial dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Atau dengan kata lain
sumber daya alam adalah semua kekayaan alam berupa benda mati maupun benda hidup yang berada
dibumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Menurut Sukanto Reksodiprodjo (1990:5), Sumber daya alam adalah sesuatu yang berguna dan
mempunyai nilai didalam kondisi dimana kita menemukannya. Sumber daya alam meliputi semua yang
terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati yang berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan
pengusahaannya memenuhi kriteria kriteria teknologi, ekonomi, social dan lingkungan.

Menurut Katili, sumber daya alam adalah semua unsur tata lingkungan biofisik yang nyata atau
potensial dapat memenuhi kebutuhan manusia.

Menurut Ireland dalam Soerianegara, sumber daya alam adalah keadaan lingkungan alam yang
mempunyai nilai untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Menurut Isard dalam Soerianegara, sumber daya alam dapat diartikan sebagai keadaan lingkungan
dan bahan-bahan mentah yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki
kesejahteraannya.

Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber daya alam adalah suatu
pernyataan atau pendapat yang digali dari sumber lain dengan tidak mengubah apapun yang ada atau apa
adanya.

2. Klasifikasi Sumber Daya Alam (SDA)


Sumber daya alam dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

2.1 Sumber daya alam yang dapat diperbaharui

Sumber daya alam yang dapat diperbaharui atau sumber daya alam dapat secara alami ataupun secara
budaya. Sumber daya alam ini meliputi sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani.
a. Sumber daya alam nabati

Beberapa hasil dari sumber daya nabati di wilayah indonesia, yaitu :

a) Hasil pertanian : padi, jagung, sagu

b) Hasil perkebunan : tebu, karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, the, cengkeh, tembakau, kapas

c) Hasil hutan

Sebagian besar hutan yang ada di Indonesia terdapat di luar pulau jawa, dengan rincian : Sumatera
60%, Kalimantan 75%, Sulawesi 50%, Irianjaya 75%, dan pulau Jawa 20%. Namun saat ini semua hutan di
Indonesia sudah mulai berkurang karena terjadinya pembalakan liar tanpa memperhatikan dampak
berkelanjutan. Hutan sangatlah bermanfaat bagi kita baik secara langsung maupun tak langsung.
Diantaranya : sebagai penghasil oksigen, menghasilkan berbagai jenis kayu untuk kebutuhan kita,
menyimpan air, dan sebagainya. Hanya saja kita tidak menyadarinya, seharusnya kita memanfaatkan
hutan sambil memikirkan dampak berkelanjutanya.

b. Sumber daya alam hewani

Beberapa hasil dari sumber daya hewani yang ada di wilayah Indonesia :

a) Hasil perternakan

Perternakan adalah usaha pemeliharaan ternak untuk diambil manfaatnya. Perternakan dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu :

Ternak hewan besar : sapi, kerbau, kuda.

Ternak hewan kecil : domba, biri-biri, kambing.

b) Ternak unggas : ayam, puyuh, dan itik.

c) Hasil perikanan

Perikanan yaitu usaha manusia yang ditunjukan untuk mengembangbiakan dan memanfaatkan hasil
alam berupa ikan baik di daratan maupun dilautan. Karena itulah perikanan dibagi menjadi dua yaitu :

Perikanan darat

Perikanan Laut

2.2 Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui


Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yaitu sumber daya alam yang tidak dapat dipulihkan
kembali setelah digunakan, atau jika dipulihkan tidak menguntungkan karena biayanya sangat besar dan
memerlukan waktu yang lama. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yaitu sumber daya alam
mineral dan sumber daya alam tenaga.

a. Sumber daya mineral

Jenis-jenis sumber daya mineral yaitu : timah, alumunium, tembaga, emas dan perak, nikel, mangan dan
biji besi, jenis mineral industri, aspal

b. Sumber daya tenaga/energi

Minyak bumi dan gas alam

Batubara

Dalam pembagiannya Sumber Daya Alam dikelompokkan sebagai berikut:

a. Sumber daya alam berdasarkan jenis

Sumber daya alam hayati/biotic adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. contoh:
tumbuhan, hewan, mikro organisme, dan lain-lain.

Sumber daya alam non hayati/abiotik adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati. contoh:
bahan tambang, air, udara, batuan, dan lain-lain.

b. Sumber daya alam berdasarkan sifat pembaharuan

Sumber daya alam yang dapat diperbaharui/renewable yaitu sumber daya alam yang dapat digunakan
berulang-ulang kali dan dapat dilestarikan. contoh: air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lain-
lain.

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui/non renewable ialah sumber daya alam yang tidak
dapat di daur ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta
dapat punah. contoh: minyak bumi, batubara, timah, gas alam.

Sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya. contoh: sinar matahari, arus air laut, udara, dan lain
lain.

c. Sumber daya alam berdasarkan kegunaan atau penggunaannya

Sumber daya alam penghasil bahan baku adalah sumber daya alam yang dapat digunakan untuk
menghasilkan benda atau barang lain sehingga nilai gunanya akan menjadi lebih tinggi.contoh: hasil
hutan, barang tambang, hasil pertanian, dan lain-lain.
Sumber daya alam penghasil energi adalah sumber daya alam yang dapat menghasilkan atau
memproduksi energi demi kepentingan umat manusia di muka bumi. misalnya: ombak, panas bumi, arus
air sungai, sinar matahari, minyak bumi, gas bumi, dan lain sebagainya.

3. Pemanfaatan Sumber Daya Alam


Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi. Artinya
tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan
yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung
kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan.

a. Pemanfaatan SDA Nabati

a) Dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti padi, jagung, ubi dan sebagainya.

b) Dimanfaatkan sebagai sumber sandang seperti serat haramay.

c) Beberapa jenis tanaman dapat dimanfaatkan sebagai minyak atsiri seperti kayu putih, sereh, kenanga,
cengkeh.

d) Dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti anggrek.

e) Dimanfaatkan sebagai bahan baku mebel seperti meranti, rotan, bambu.

f) Dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan kencur, jahe, kunyit

g) Dimanfaatkan sebagai keperluan industry

b. Pemanfaatan SDA Hewani

a) Dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti daging sapi, daging kambing.

b) Dimanfaatkan sebagai sumber kerajinan tangan seperti lokan, dirangkai menjadi perhiasan.

c) Dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai budaya manusia dan nilai kehidupan, seperti bentuk kapal selam
diadopsi dari cara ikan menyelam, bentuk pesawat dari bentuk burung.

c. Pemanfaatan SDA Barang Tambang

a) Sebagai pemenuh kebutuhan SDA barang tambang dan galian dalam negeri.

b) Menambah pendapatan negara karena barang tambang dapat diekspor keluar negeri.

c) Memperluas lapangan kerja.

d) Memajukan bidang transportasi dan komunikasi.


e) Memajukan industri dalam negeri.

4. Pelestarian Sumber Daya Alam


Sumber daya alam perlu dilestarikan supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila
sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu. Berikut ini adalah beberapa hal yang
dapat diusahakan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam:

a. Berdasarkan prinsip berwawasan lingkungan dan berkesinambungan

a) Penghijauan dan Reboisasi

b) Sengkedan atau terasering

c) Pengembangan daerah aliran sungai

d) Pengelolaan air limbah

e) Penertiban pembuangan sampah

b. Berdasarkan Prinsip Mengurangi

Dalam mengambil sumber daya alam sebaiknya jangan diambil semuanya, tetapi berprinsip mengurangi
saja. Pengambilan yang dihabiskan akan merusak lingkungan dan mengganggu ekosistem lingkungan.

c. Berdasarkan Prinsip Daur Ulang

Proses daur ulang adalah pengolahan kembali suatu massa atau bahan-bahan bekas dalam bentuk
sampah kering yang tidak mempunyai nilai ekonomi menjadi barang yang berguna bagi kehidupan
manusia.

B. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


1. Pengertian Manusia
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan
mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu
mengaktivisasikan dirinya. Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:

a. Nicolaus D & A. Sudiarja

Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal
karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.

b. Abineno J.I

Manusia adalah tubuh yang berjiwa dan bukan jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam
tubuh yang fana.

c. Upanisads
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.

d. Sokrates

Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.

e. Kees Bertens

Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.

f. Omar Mohammad AlpToumy Al-Syaibany

Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah
mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi
faktor keturunan dan lingkungan.

2. Definisi Sumber Daya Manusia


Menurut Gomes (1997), Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat
dalam suatu organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Dalam suatu organisasi perlu
adanya suatu manajemen yang mengelola sumber daya manusia yang ada untuk mencapai tujuan
organisasi. Mathis dan Jackson (2006) mengartikan manajemen sumber daya manusia sebagai rancangan
sistem sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara
efektif dan efisien guna mencapai tujuan tujuan organisasional. Tugas manajemen sumber daya manusia
adalah untuk mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan
pekerjaannya.

Menurut Werther dan Davis yang dikutip oleh Edy Sutrisno menyatakan bahwa sumber daya
manusia adalah pegawai yang siap, mampu dan siaga dalam mencapi tujuan tujuan organisasi (Werther
dan Davis dalam Sutrisno, 2009:1)

Menurut Hadari Nawami yang dikutip oleh Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah yang dimaksudkan
sebagai sumber daya manusia meliputi tiga pengertian yaitu :

a. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil,
tenaga kerja, pegawai atau karyawan)

b. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan
eksistensinya.

c. Sumber daya manisia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non
material/nonfinansial) didalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real)
secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensinya. (Nawami dalam Sulistiyani dan Rosidah,
2003:9)
Selain definisi Sumber daya manusia diatas Faustino Cardoso Gomes (2003:1)menyebutkan bahwa:
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi
semua orang yang melakukan aktivitas.

Menurut Werther dan Davis dalam Taliziduhu Ndraha, Sumber daya manusia (Human Recource)
adalah the people who are ready, willing, and able to contribute to organizational goals,. Sudah barang
tentu, yang dimaksud dengan organisasi dalam organizational goals, bukan hanya industri atau
perusahaan, hukum, sosial, budaya, lingkungan, dan sebagainya. Dilihat dari sudut itu, negara juga adalah
organisasi.

Menurut Buchari Zainun, suku kata yang terdapat pada sumber daya manusia yaitu sumber, daya,
dan manusia tidak ada satu kata pun yang sulit untuk dipahami. Ketiga suku kata itu tentu ada artinya dan
semuanya dengan mudah dapat dipahami apa artinya. Karena itu tidak perlu dijelaskan masing-masing
suku kata tesebut. Secara sederhana yang dimaksud dengan SDM adalah daya yang bersumber dari
manusia. Daya yang bersumber dari manusia ini dapat pula disebut tenaga atau kekuatan (energi atau
power). Tenaga, daya, kemampuan, atau tenaga uap, tenaga angin, tenaga matahari.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia
adalah manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja
berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.

Berikut ini merupakan kecerdasan yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, yaitu:

a. Kecerdasan Intelektual

Dalam diri manusia terdapat kecerdasan yang disebut dengan kecerdasan intelektual (Intelligence
Quotient/ IQ). Anak-anak yang cerdas, yang karena itu dianggap pasti sukses dalam kehidupan, adalah
mereka yang nilai rapornya bagus semua atau indeks prestasinya di atas rata-rata. Sejak Wilhelm Stern,
Psikolog Jerman yang banyak mengacu pada teori inteligensi Alfred Binnet dan Theodore Simon menyebut
IQ sebagai ukuran kecerdasan. Akibatnya titik berat pendidikan di Indonesia yang menganut teori
intelegensi ini adalah hanya memberi kesempatan berkembang pada otak kiri saja, membuat otak kanan
terbengkalai.

b. Kecerdasan Emosi

Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini seperti penjarahan, pembakaran, perampasan, pembunuhan,
penculikan, perkosaan, tawuran, tindak kekerasan dan kekejaman yang dilakukan anak bangsa yang
mewarnai panggung dunia pendidikan di tanah air sungguh memilukan dan memalukan. Bangsa yang
dikenal sebagai bangsa yang ramah, peduli, murah senyum berubahn menjadi bangsa yang menakutkan
dan mengerikan bangsa lain adalah salah satu bukti kesalahan pendidikan yang hanya berorientasi pada
kecerdasan intelektual belaka.
Kecerdasan emosi berbeda dengan kecerdasan intelektual, sebab kecerdasan emosi merupakan
kemampuan mengelola, mengendalikan emosi, menggunakan intuisi, indera, kepekaan yang justru tidak
melibatkan daya nalar manusia.Kalau kecerdasan intelektual diukur dengan IQ, maka kecerdasan emosi
merupakan kemampuan non-kognitif. IQ tidak membuat seseorang menjadi unik, tetapi perasaan-
perasaan yang ada pada diri seorang anak dan bagaimana anak menyikapi perasaannyalah yang
menjadikan anak itu unik. Namun demikian, antara IQ dan EQ bukanlah kemampuan yang saling
bertentangan, tetapi kemampuan yang sedikit terpisah.

c. Kecerdasan Spiritual

Kehidupan masyarakat skuler sudah bergeser ke arah materialis dan hedonis. Perkembangan
globalpun bisa berdampak positif, namun juga negatif. Dampak positifnya, kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat membantu manusia untuk mengakses berbagai informasi secara cepat tentang
peristiwa yang ada di belahan dunia untuk kemajuan hidupnya, namun dampak negatifnya informasi yang
masuk dapat menjadi akar penyebab keretakan kesatuan dan persatuan bangsa, bahkan dapat
menghilangkan jati diri bangsa itu sendiri.

C. TEKNOLOGI
1. Pengertian Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi adalah produk ilmu pengetahuan.

Menurut Walter Buckingham yang dimaksud dengan teknologi adalah ilmu pengetahuan yang
diterapkan ke dalam seni industry serta karenanya mencakup alat-alat yang memungkinkan terlaksananya
efisiensi tenaga kerja menurut keragaman kemampuan

Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan itu
menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu, akibatnya dengan sendirinya setiap jenis teknologi
atau bagian ilmu pengetahuan dapat di-teknologi-kan. Sehingga teknologi tidak aka nada tanpa
berpasangan dengan ilmu pengetahuan,dan pengetahuan perlu disertai oleh teknologi yang menjadi
pasangannnya.

Demikianlah teknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya


alam untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum
dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunanaan berbagai sarana yang tersedia untuk
mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.

Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang
diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Teknologi yang
sebenarnya merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan diri manusia. Dewasa ini, telah menjadi sebuah
kekuatan otonom yang justru membelenggu perilaku dan gaya hidup kita sendiri.

Adapun tiga macam teknologi yang sering dikemukakan oleh para ahli yaitu :
a. Teknologi modern

Jenis teknologi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a) Padat modal

b) Mekanis Elektris

c) Menggunakan Bahan Impor

d) Berdasarkan teknologi mutakhir

b. Teknologi Madya

Jenis teknologi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a) Padat karya

b) dapat dikerjakan oleh keterampilan setempat

c) menggunakan alat setempat

d) berdasarkan alat penelitian

c. Teknologi Tradisional

Jenis teknologi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a) bersifat padat karya

b) menggunakan keterampilan setempat

c) menggunakan alat setempat

d) menggunakan bahan setempat

e) berdasarkan pengamatan dan kebiasaan

2. Dampak Teknologi
Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan
manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak
manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun
manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek
negatif bagi manusia.

Dampak positif dan dampak negatif dari perkembangan teknologi dilihat dari berbagai bidang:

a. Bidang Informasi dan komunikasi

Dampak positipnya antara lain:


a) Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun
melalui internet

b) Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui
handphone

c) Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain

Dampak negatifnya, antara lain:

a) Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)

b) Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan
fihak tertentu untuk tujuan tertentu

c) Kerahasiaan alat tes semakin terancam melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes
psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.

d) Kecemasan teknologi. Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan
komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa
contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.

b. Bidang Ekonomi dan Industri

Dampak positifnya antara lain:

a) Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi

b) Terjadinya industrialisasi

c) Produktifitas dunia industri semakin meningkat

d) Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan
yang dimiliki.Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan
tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah
pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill
sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.

e) Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi
Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain: terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja
yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan, sifat konsumtif sebagai akibat
kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami
kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental instant.
c. Bidang Sosial dan Budaya

Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat

a) Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi
wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia
bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin
menonjol.

b) Meningkatnya rasa percaya diriKemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang
menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan
diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh.

c) Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan
melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras. Meskipun demikian kemajuan teknologi akan
berpengaruh negatif pada aspek budaya. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya
di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya
pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi kaya
dalam materi tetapi miskin dalam rohani.

d. Bidang Pendidikan

Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:

a) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan.
Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

b) Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa
mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa
dibuat abstrak.

c) Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran
tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-
lain.Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain: Penyalahgunaan
pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak criminal, contohnya dengan ilmu
komputer yang tinggi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbankan dan lain-lain.
e. Bidang politik

Timbulnya kelas menengah baru Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong
munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak
berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah baru ini akan
menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.

D. INTERAKSI ATAU HUBUNGAN SDA DAN SDM


Sumber daya alam yang terdapat di Indonesia, baik berupa tanah, air, udara, maupun mineral, perlu
diolah dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan penduduk. Untuk mengelola sumber daya
alam itu, diperlukan tenaga, keahlian, dan teknologi pengeloaannya yang berkelanjutan.

Di Indonesia, tenaga/modal cukup tersedia, keahlian bisa ditingkatkan dengan jalan melatih dan
mendidik tenaga-tenaga yang ada. Namun dalam mengelola sumber daya alam, diperlukan tindakan yang
bijaksana yang berkelanjutan sehingga kelestarian lingkungan hidup terjaga. Maka dalam pengelolaan
sumber daya alam, terjadi interaksi antara sumber daya alam dan sumber daya manusia dan bentuk
tersebut antara lain dalam bidang pertanian, industri dan ekonomi.

1. Pertanian dan pelestarian lingkungan hidup

Pertanian di Indonesia merupakan mata pencarian bagi sebagian besar bangsa Indonesia dan 60%
merupakan lahan pertanian, maka Indonesia terkenal dengan negara agraris. Bidang pertanian itu
meliputi : pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Dari semua bidang, sektor
pertanian menjadi prioritas yang di utamakan pemerintah.

Karena sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan yang strategis dalam strktur
pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian
secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan
lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program pembangunan pertanian yang tidak
terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor
ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita
tergantung padanya.

Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukan hasil
yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan konstribusinya pada pendapatan nasional.
Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada
beberapa hal yang mendasari pembangunan pertanian memberi peran penting, antara lain : Sumber daya
alam yang besar dan beragam, keuntungan terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya
penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini. Potensi pertanian Indonesia yang
besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang
termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang
memberdayakan petani tapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.

Selain pertanian, sekarang juga perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutaan memberikan
konstribusi yang tinggi bagi masyarakat. Saat ini sudah berkembang pesat semua sektor yang ada dan
dapat dimanfaatkan secara optimal. Karena sumber daya manusia sudah maju jadi sudah memanfaatkan
sumber daya alam dengan baik, benar, optimal dan pengelolaan yang berkelanjutan.

Dengan kata lain pertanian dalam arti luas yaitu yang mencakup semua kegiatan yang melibatkan
pemanfaatan makhluk hidup(termasuk tanaman, hewan, dan mikroba)untuk kepentingan manusia.
Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk
membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim. Maka usaha pertanian
kadang dapat merusak lingkungan, kerusakan lingkungan bisa terjadi apabila kita salah dalam mengolah
sumber daya alam yang kita gunakan dalam bidang pertanian.

2. Industri dan pelestarian lingkungan hidup

Industri adalah kegiatan mengolah bahan-bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah
jadi. Barang jadi adalah barang yang sudah siap dipergunakan, sedangkan barang setengah jadi adalah
barang yang masih harus diproses lagi pada kegiatan industri selanjutnya.

Indonesia termasuk negara agraris, yang sedang berusaha menumbuhkan industrinya. Sekarang
sudah banyak industri telah mampu mengekspor hasil-hasilnya, misal pupuk, kulit, pakaian jadi, tekstil
dan kerajinan. Sektor industri ada hubungan dan kaitan dengan sektor lain, oleh karena itu peran industri
sangat penting antara lain : menyediakan lapangan pekerjaan, dan menyediakan barang-barang yang
diperlukan masyarakat. Selain dapat mencukupi kebutuhan sendiri, diharapkan hasil industri dapat di
ekspor yang berarti menambah devisa negara. Mengingat begitu pentingnya peran industri bagi kita,
maka industri perlu di kembangkan dan diharapkan dapat menjadi tulang punggung bangsa Indonesia.
Namun dalam pemanfaatannya harus melakukan pengelolaan yang berkepanjangan, karena usaha
industri bisa mengancam kelestarian lingkungan. Lebih-lebih jika cara pengelolaan limbahnya tidak
mengikuti aturan yang telah ditetapkan, dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Maka
harus memenuhi peraturan tentang pendirian industri dan mempunyai izin serta harus memperhatikan
tentang ANDAL.

3. Peranan pertanian dan industri dalam bidang perekonomian Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan dari sumber daya alam seperti
kesuburan tanah, hasil hutan, tambang dan hasil laut. Semua kekayaan itu sangat mempengaruhi
pertumbuhan industri, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk mengolah
bahan mentah dari alam tersebut menjadi sesuatu yang memiliki nilai tinggi. Selain itu diperlukan juga
sumber daya modal sebagai penunjang dalam proses pengolahan bahan mentah tersebut.

Adapun 2(dua) sektor yang berperan dalam perekonomian indonesia, yaitu

a. Peranan Sektor Pertanian


Pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian.
Pertanian juga memiliki peran nyata sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor. Oleh karena itu perlu
diadakannya pembangunan di dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing di pasar dalam negeri
maupun di luar negeri.

Kekayaan Indonesia berupa lahan pertanian juga merupakan aset penting untuk agrowisata. Dengan
pengolahan yang baik hasil perkebunan ini dan pemeliharaan terhadap kebersihan dan keindahannya,
maka nilai agrowisatanya akan memberikan devisa yang cukup tinggi bagi negara.

Terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997 menunjukkan bahwa
sektor pertanian dapat bertahan dari sektor yang dibangga-banggakan pada tahun tersebut yaitu sektor
industri. Bahkan sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 0,22%. Padahal perekonomian
Indonesia pada saat itu mengalami penurunan pertumbuhan sekitar 13,68%.

Pertanian dapat dilihat sebagai suatu yang sangat potensial dalam empat bentuk sumbangan
terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut:

a) Perluasan daerah dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung pada pertumbuhan output di
bidang pertanian, baik dari sisi permintaan maupun penawaran sebagai sumber bahan baku bagi
keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur dan perdagangan.

b) Pertanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestik bagi produk-produk
dari sektor-sektor lainnya.

c) Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya, dan sebagai sumber
penting bagi suplai perdagangan (sumber devisa).

b. Peranan Sektor Industri

Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia setelah sektor pertanian.
Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia sampai tahun 1999. Bahkan
sejak tahun 1991 peran sektor industri mampu menjadi sektor utama dengan mengalahkan sektor
pertanian.Di Indonesia industri dibagi menjadi empat kelompok, yaitu industri besar, industri sedang,
industri kecil dan industri rumah tangga. Pengelompokan ini didasarkan pada banyaknya tenaga kerja
yang terlibat didalamnya, tanpa memperhatikan industri yang digunakan.

Perindustrian di Indonesia telah berkembang pesat, namun perindustrian yang telah maju tersebut
tampaknya malah menjadi malapetaka bagi sektor pertanian. Dengan semakin banyaknya pabrik yang
berdiri di setiap daerah bahkan daerah pedesaan telah menggusur lahan-lahan pertanian produktif yang
jika tetap digunakan dapat menghasilkan komoditas pertanian yang unggul.

Selain itu hujan asam yang timbul akibat adanya pencemaran dari gas-gas beracun yang tersebar di
udara oleh pabrik-pabrik tersebut dapat merusak tanaman dan tanah sehingga hasil yang didapat sangat
tidak bagus bahkan kurang baik jika dikonsumsi oleh manusia.
Maka pemerintah membuat peraturan-peraturan bagi yang akan mendirikan industri besar, industri
sedang, industri kecil, bahkan industri rumah tangga. Yang memperhatihatikan kelestarian lingkungan
dengan pengelolaan yang berkelanjutan. Misalnya : UU No 27 Tahun 1980 tentang bahan galian, PP No.4
Tahun 1982 tentang pengelolaan lingkungan hidup, PP No.5 Tahun 1984 tentang pendirian industri, PP
No. 9 Tahun 1986 tentang Analisis dampak lingkungan(Andal), dan sebagainya.

E. KETERKAITAN ANTARA SDM DAN TEKNOLOGI


Di dalam sebuah perusahaan, banyak faktor yang mempengaruhi maju mundurnya suatu
perusahaan. Salah satu faktor tersebut adalah sumber daya. Peranan sumber daya pada suatu perusahaan
/ organisasi sangatlah penting, baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Disini
peranan manajemen sangatlah penting dalam menyaring sumber daya yang benar benar memenuhi
kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan. Apabila manajemen salah dalam memilih sumber daya yang
dibutuhkan perusahaan maka dapat berakibat buruk bagi kelangsungan perusahaan. Perusahaan yang
tidak mempunyai sumber daya maka perusahaan tersebut tidak akan dapat berjalan.

Kemajuan dan perkembangan IPTEK dalam beberapa dekade terakhir ini sangatlah pesat. Hal ini
membuat peranan manusia digantikan oleh mesin. Menyebabkan lapangan kerja yang tersedia menjadi
semakin sedikit dan persaingan dalam mendapatkan pekerjaan semakin berat. Oleh karena itu, hanya
sumber daya manusia yang berkualitas sajalah yang mampu bertahan dalam persaingan yang sangat ketat
ini.

Teknologi merupakan salah satu komponen penting di dalam sebuah perusahaan. Hampir mustahil
perusahaan atau organisasi menjalankan usahanya tanpa adanya teknologi di masa sekarang ini. Karena
Teknologi sudah menjadi suatu komponen yang tak terpisahkan dari sebuah perusahaan dan merupakan
salah satu unsur terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Untuk itu dibutuhkan sumber daya
manusia yang menguasai teknologi tersebut. Dengan adanya sumber daya manusia yang menguasai
teknologi tersebut maka kualitas produksi suatu perusahaanpun dapat ditingkatkan. Di sisi lain, Teknologi
akan sia-sia jika sumber daya manusianya tidak dapat memanfaatkan teknologi tersebut. Oleh sebab itu,
keterkaitan antara sumber daya manusia dengan teknologi sangatlah erat. Sehingga dibutuhkan sumber
daya manusia yang berkompeten dan mampu menguasai teknologi agar perusahaan dapat berjalan
dengan baik.

Contoh manfaat teknologi bagi manusia, antara lain :

a. Dengan telah diketemukan alat komunikasi telepon orang dapat mudah berkomunikasi dengan orang lain
walaupun jaraknya sangat jauh.

b. Adanya alat-alat transportasi yang lebih canggih, maka orang akan lebih cepat dan lebih cepat dan lebih
aman dalam perjalanan jarak jauh, juga orang telah dapat mempelajari antariksa.

c. Dengan menggunakan computer, orang akan dapat mengerjakan, mengoreksi suatu pekerjaan secara
cepat dan tepat.
F. PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM SUMBER DAYA ALAM
Kehadiran teknologi knowledge-based expert system yang fokus pada pemrosesan
pengetahuan (knowledge processing), merupakan suatu paradigma baru di dalam memberi
solusi pengelolaan sumberdaya alam. Mengingat begitu kompleksnya permasalahan yang
dihadapi di dalam pengelolaan sumber daya alam, khususnya di negara kita.
Dibawah ini adalah beberapa peranan dari penerapan teknologi dalam sumber
daya alam.Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya
seminimal mungkin, antara lain :
1. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.

2. Teknilogi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya


permasalahan di tempat itu.

3. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang ada.
BAB III

PENUTUP

Demikianlah makalah tentang Keterkaitan Hubungan Antara SDA, SDM dan Teknologi ini Penulis
buat, semoga dapat bermanfaat bagi Penulis dan pembaca sekalian.

KESIMPULAN :
Berdasarkan pembahasan makalah ini dapat kami simpulkan bahwa :

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumber daya alam, berupa tanah, air,
udara, dan sumber daya alam lain yang termasuk kedalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui
maupun tidak diperbaharui. Namun demikian harus disadari bahwa sumber daya alam yang dipperlukan
mempunyai keterbatasan dalam banyak hal, yaitu keterbatasan tentang ketersediaan menurut kuantitas,
kualitas, ruang dan waktu.

Manusia dan alam mempunyai keterkaitan yang sangat erat, hal ini dapat terlihat dari aktivitas yang
dilakukan manusia ditentukan oleh keadaan lingkungan disekitarnya. Keberadaan sumber daya alam, air,
tanah, dan sumber daya yang lain menentukan aktivitas sehari-hari. Manusia tidak bisa hidup tanpa
sumber daya alam, namun ada pula aktivitas manusia yang merugikan dan mempengaruhi sumber daya
dan lingkungan. Ada hubungan interaksi diantara sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam
pengelolaannnya. Di Indonesia, tenaga/modal cukup tersedia, keahlian bisa ditingkatkan dengan jalan
melatih dan mendidik tenaga yang ada dan diperlukan tindakan yang bijaksana yang berkelanjutan dalam
pengelolaannya.

Industri dan pertanian merupakan elemen yang dapat saling melengkapi dan jika diseimbangkan
akan mendatangkan devisa yang cukup besar bagi negara. Saat ini Indonesia mengekspor bahan-bahan
mentah hasil pertanian untuk diolah di luar negeri. Yang menarik adalah bahan-bahan mentah itu akan
diolah diluar negeri untuk kemudian dijual (diimpor) kembali ke Indonesia.

Keseimbangan yang tidak terjaga antara sektor industri dan sektor pertanian, menjadi pemicu
menurunnya perekonomian Indonesia. Jika antara pertanian dan industri dapat berjalan beriring tentunya
dapat menambah pendapatan negara. Selain itu dapat mengatasi masalah ketenagakerjaan, yaitu dengan
mengembangkan industri pertanian. Hasil-hasil pertanian tersebut dapat diolah menjadi bahan baku,
sehingga dapat mengurangi impor Indonesia.

Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan dan pencemaran serta


pemulihan kualitas lingkungan telah menuntut dikembangkannya berbagai perangkat kebijakan dan
program serta kegiatan yang didukung oleh sistem pendukung pengelolaan lingkungan lainnya. Maka
interaksi yang terjadi antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia sudah menjadi kodrat, yang
terus saling berkesinambungan dan bersimbiosis diantara keduanya. Kita harus menjaga dan
memperhatikan lingkungan kita agar anak cucu kita dapat merasakan keindahan, keasrian dan
kenyamanan lingkungan ini.

SARAN :
Diperlukan sarana yang dapat membatasi laju perkembangan IPTEKS agar hal ini tidak menyebabkan
akibat yang sangat besar, karena dengan IPTEKS manusia lebih cenderung untuk mengejar kesenangan
pribadinya tanpa memikirkan lingkungan sekitarnya.IPTEK telah berhasil merubah pola hidup manusia dan
akibatnya pun saat ini sudah dirasakan, alternatif yang harus kita pikirkan adalah bagimana menciptakan
IPTEKS yang berwawasan lingkungan.

Tidak dapat dipungkiri, pemerintah berkewajiban melindungi masyarakat umum dari pengaruh
kehadiran teknologi. Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan
teknologi, pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi
internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.

I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia
sangat luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia
dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan
Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan seimbang. Selain itu manusia juga
diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal
dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu
pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan
kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan
seimbang.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai motivator, terwujudnya
kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap
kebudayaan. Agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu
sendiri.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan
menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang
tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari
pendidikan suatu bangsa.
B. Tujuan Penulisan
1. Melaksanakan tugas mata kuliah ilmu budaya dasar
2. Menambah wawasan baik untuk penulis ataupun pembaca
3. Memberikan sedikit gambaran mengenai kehidupan berbudaya di indonesia
C. Sasaran
Sasaran dalam menulis makalah ini adalah untuk semua pembaca dapat
memahami, bagaimana terciptanya kebudayaan dengan adannya hubungan manusia
dengan kebudayaan yang terjadi di masyarakat.
II. PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia dan Budaya
Manusia
a. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu organisme hidup (living
organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan dikatakan
secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan , baik lingkungan
maupun kesejahteraan.
1. Unsur yang membangun manusia terdiri dari 4 unsur yaitu :
A. Jasad : tubuh manusia yang dapat dilihat dan diraba
B. Hayat : unsur hidup yang ditandai dengan aktivitas
C. Ruh : bersifat spiritual
D. Nafs : kesadaran/akal tentang diri sendiri.
Budaya
a. Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansakerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam
bahasa Indonesia.
Ahli-ahli antropologi memiliki pandangan tentang merumuskan definisi budaya, yaitu
sebagai berikut:
E.B. Taylor. 1871 berpendapat bahwa budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya
yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan linton. 1940, berpendapat bahwa budaya adalah dengan keseluruhan dan
pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota
suatu masyarakat tertentu.
Adapun Kluckhohn dan Kelly. 1945, berpendapat bahwa budaya adalah semua rancangan
hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit rasional, irasional, yang ada pada
suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.
Lain dengan Koentjaraningrat. 1979, yang mengaitkan dengan keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan
hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan
manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar.
b. Unsur-unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli yang mengemukakan mengenai komponen
atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut :
Melville J. Herskovits mengatakan bahwa kebudayaan memiliki 4 unsur pokok yang meliputi
:
1. Sistem teknologi dan masyarakat
2. Sistem ekonomi
3. Sistem pengetahuan
4. Sistem organisasi kemasyarakatan
5. Sistem religi
6. Bahasa
7. Kesenian
Bronislaw Malinowski mengatakan ada bahwa kebudayaan memiliki 4 unsur pokok yang
meliputi :
1. Sistem sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
pendidikan utama)
4. Organisasi kekuatan (politik)
c. Berdasarkan wujudnya
kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen yaitu :
1. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata dan konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan lain-lain. Kebudayaan
materia juga mencangkup barang-barang seperti televisi, pesawat terbang, stadion
olahraga. Pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
2. Kebudayaan non material
Kebudayaan material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang di wariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu tradisional
B. Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan
Budaya tercipta dari hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada
di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh Tuhan dengan di bekali akal dan pikiran sehingga
mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka
bumi ini. Di samping itu manusia juga memiliki akal, pikiran, intelegensia, intuisi, perasaan,
emosi, kemauan, dan perilaku. Denga semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia
maka mamusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia
dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia namun manusia itu sendiri adalah
produk kebudayaan dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yamg diciptakannya.
Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendukungnya.
Kebudayaan mempunyai nilai kebudayaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya
manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi
manusia terhadap lingkunga alamnya. Sehingga kebudayaan memilikki peran sebagai:
1. Suatu hubungam pedoman antara manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
5. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimama seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan
sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
6. Sebagai modal dasar pembangun
Proses Dan Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan
mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu.
Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena
kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.

Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh
kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau
melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu
bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang
dihadapinya.

Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik.
Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan
berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi)
yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.

Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang,


termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial
akan bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya
perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi
dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala
disalah artikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.

Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya
kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para
penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak
belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat.
Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga
dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

Problematika Kebudayaan
Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami beberapa problematika
atau masalah masalah yang cukup jelas yaitu :
1. Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau persepsi.
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4. Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat lainnya.
5. Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang baru
6. Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya suku
bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham Etnosentrisme.
7. Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan.
Perubahan Kebudayaan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan
(dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada
kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami
perubahan. Adalima penyebab terjadi perubahan kebudayaan yaitu:

1. Perubahan lingkungan alam


2. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain
3. Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
4. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen
kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
5. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan
mengadopsisuatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan
hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu
saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusian, bukan
sebaliknya yaitu yang akan memusnakan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.

Bisa disimpulkan bahwa manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan akan terus
berhadapan dengan problematika kebudayaan. Salah satu yang harus diperhatikan yaitu
bagaimana kita menyikapi perubahan dan perkembangan kebudayaan. Kebudayaan akan
terus mengalami perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena kebudayaan
bersifat dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita menyikapi dan
memilah milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi kebudayaan asli yang kita
kita miliki. Sebagai bangsa yang besar dan memiliki keanekaragaman budayasudah
sepantasnya kita menjaga dan melestarikan kebudayaan yang kita miliki. Disamping itu kita
juga harus membudayakan rasa bangga atas kebudayaan yang kita miliki dan tidak malu
untuk memakainya.
2.1 Pengertian Kebudayaan.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, culture juga kadang
diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau
akal) yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya secara
harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah,
memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993). Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya sendiri kini terbagi menjadi dua yaitu,
budaya tradisional dan budaya modern

2.1.1 Pengertian Kebudayaan Masyarakat Tradisional.

Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama.
Masyarakat tradisional umumnya hidup di daerah pedesaan sehingga umumnya disebut juga
sebagai masyarakat desa.

Ciri-ciri yang paling pokok dalam kehiduapan masyarakat tradisional adalah ketergantungan
terhadap lingkungan alam sekitarnya serta masih ada dan eratnya rasa gotong royong,
kekeluargaan dan.cintapada lingkungan alam sekitar. Hal ini timbul karena adanya ketergantungan
masyarakat pada alam dikarenakan sebagian besar masyrakat tradisional atau masyarakat desa
bermata pencaharian sebagai petani, pembudidaya, dan nelayan.

2.1.2 Pengertian Kebudayaan Masyarakat Modern

Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai
budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat
modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota.

Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab orang kota
tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan.
Ciri-ciri masyarakat modern yang paling pokok adalah masyarakat ini selalu disibukkan dengan
pekerjaan yang bersifat rutinitas, rasa kekeluargaan masyarakat yang hidup di perkotaan cenderung
individualisme, dan kurangnya rasa cinta pada alam lingkungan sekitar karena kesibukkan runtinitas
kerja.

2.2 Pengertian Kepribadian


Kepribadian adalah keseluruhan cara dimana seorang individu berinteraksi dan bereaksi dengan
induvidu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang
ditunjukan oleh seseorang.
1. Kepribadian Menurut Pengertian Sehari-hari

Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan cirri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti
kepada orang yang pendiam dikenakan atribut berkepribadian pemalu Kepada orang supel
dikenakan atribut berkepribadian supel dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan
semacamnya diberikan atribut tidak punya kepribadian.

2. Kepribadian Menurut Psikologi

Berdasarkan penjelasan Gordon llport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu
organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik ) yang merupakan suatu yang dapat berubah. Secara
eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

2.2.1 Hal-hal yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian

Kepribadian seseorang dapat terbentuk oleh beberapa hal berikut ini akan dijelaskan, beberapa hal
yang dapat mempengaruhi terbentuknya kepribadian seseorang, antara lain :

1. Warisan Biologis (Heredity)

Warisan biologis manusia bermacam macam, dan berbeda artinya setiap individu mempunyai cirri
khas masing masing yang tidak sama walaupun dia itu kembar sekalipun.
2. Warisan Lingkungan Alam (Natural Enviroment)

Perbedaan iklim di berbagai daerah sangat mempengaruhi dan menyebabkan manusia melakukan
adaptasi sesuai dengan iklim yang terjadi pada daerah tersebut.

3. Warisan Sosial dan Kebudayaan

Setiap manusai mempunyai kebudayaan yang bermacam macam, dan biasanya antar budaya
bisa saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

4. Pengalaman Unik

Setiap Individu pasti memiliki pengalaman yang berbeda beda serta beraneka ragam, dan dari
pengalaman tersebutlah biasanya kepribadian seseorang juga dapat berubah.

2.3 Hubungan Kebudayaan Terhadap Kepribadian


Kebudayaan yang baik akan menghasilkan kepribadian yang naik. Hal ini dapat dikatakan demikian
karena kebudayaan yang tertanam sejak usia dini pada seseorang cenderung lebih kuat untuk
menangkal masuknya kebudayaan negatif pada seseoran. Tentunya dibutuhkan peranan orang tua
untuk memperkenalkan anak pada ajaran-ajaran agama sejak dini.

Kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepribadian. Hal ini dapat dilihat dari
berbagai perilaku manusia yang masih mencerminkan kebudayaan mereka masing masing.

Di dunia ini kebudayaan terbagi atas dua, yaitu budaya barat dan budaya timur. Contohnya bangsa
Indonesia kental dengan adat budaya timur. Ini berlaku juga untuk negara yang berada di daerah
Eropa serta Amerika yang kental akan budaya barat.

Kedua budaya ini berbeda dalam hal tingkah laku. Adat istiadat yang berasal dari budaya timur
masih menjunjung tinggi adab kesopanan dan etika. Berbeda dengan budaya barat yang
menjunjung tinggi kebebasan individu, sehingga bangsa Eropa dan Amerika kurang menjunjung
adab kesopanan. Hanya dalam keadaan formal saja adab kesopanan dan etika itu berlaku.
Terutama dalam hal berpakaian.

Apakah kalian tahu? Bahwa seseorang dapat menilai kepribadian individu hanya berdasarkan
dengan cara berpakaian dari individu tersebut. Cara berpakaian merupakan pencerminan yang
paling tepat mengenai kepribadian. Sebagian besar masyarakat di daerah yang masih terikat
dengan adat ketimurannya (istilah lain dari budaya timur) selalu berpakaian sopan dimana pun
mereka berada. Hal ini menunjukkan gambaran kepribadian yang sopan pula. Berbanding terbalik
dengan budaya barat, hampir sebagian besar orang orang barat menggunakan pakaian yang
kekecilan, memakai rok diatas paha, baju you can see (baju lengan pendek) dan sebagainya. Orang
tersebut menggunakan pakaian yang seperti ini karena terpengaruh oleh budaya barat yang mereka
anut. Memang tak selamanya masyarakat barat yang berpakaian seperti itu tidak sopan.
Akan tetapi, menurut orang- orang Indonesia yang melihat cara berpakaian orang tersebut akan
berkomentar pasti mereka memiliki perilaku yang tidak baik. Dan pemikiran itu merupakan hasil dari
pengaruh budaya timur yang menjadikan segala perilaku selalu dan pasti akan dikaitkan dengan
kebudayaan yang menjadi latar belakang budaya Indonesia. Begitupun sebaliknya.

2.4 Peranan Kebudayaan Terhadap Pembentukan Kepribadian


Proses pembentukan kepribadian terjadi sejak individu masih kecil dilingkungan keluarga,
ketika menerima pendidikan kepribadian secara internal dari keluarga sebagai orang terdekat
individu tersebut. Disinilah terjadi peranan kebudayaan secara internal membentuk kepribadian
individu. Sebagaimana orang tua yang telah mengajarkan pendidikan kepribadian pada individu dari
masa kanak kanak dengan kebiasaan kebiasaan yang yang telah diterapkan maupun yang telah
dipelajari oleh mereka. Kebiasaan kebiasaan yang diterapkan tersebut berdasarkan pada
kebudayaan yang mendarah daging pada orang tua masing masing. Kebiasaan-kebiasaan ini
akan sangat diingat dikarenakan memori anak saat masa kanak-kanak sangat kuat bahkan ada
orang yang menyebut anak kecil adalah perekam yang sangat baik. Marilah membiasakan
kebudayaan dan perilaku baik di hadapan anak kecil.

Beranjak dewasa, individu pun mendapat pengaruh kebudayaan dari luar lingkungan keluarga yang
dapat mengubah kepribadian seseorang. Disinilah terjadi peranan kebudayaan secara eksternal
dalam membentuk kepribadian individu. Lingkungan yang memiliki kebudayaan baik di luar
lingkungan keluarga akan memberi pengaruh baik terhadap karakteristik kepribadian individu
tersebut. Akan tetapi lain halnya dengan lingkungan yang berkebudayaan buruk di luar lingkungan
keluarga juga dapat mengubah karakteristik dari kepribadian individu yang semula berperilaku baik
berubah menjadi berperilaku buruk. Walaupun kembali lagi kepada kepribadian dan pola pikir
individu tersebut, apabila individu itu mendapat lingkungan yang buruk. Akan tetapi dia dapat
berpikir jernih dan tidak terpengaruh oleh lingkungan yang berbudaya buruk tersebut walaupun
kemungkinannya sangat kecil.

Disinilah perhatian dan peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk membangun kebudayaan baik
yang akan berpengaruh dalam pembetukan kepribadian yang baik dan tidak lupa besar pengaruh
pendidikan agama yang baik dalam membentuk kebudayaan dan kepribadian yang bak menurut
agama.

Penjelasan di atas telah menunjukkan bahwa peranan kebudayaan sangatlah besar dalam
menunjang pembentukan karakteristik dari kepribadian seseorang. Sehingga tak akan ada keraguan
lagi mengenai besarnya peranan kebudayaan dalam pembentukan kepribadian individu.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, kebudayaan merupakan segala pola sikap dan perilaku sosial yang dilakukan individu maupun
sekelompok masyarakat yang sebagian berdasarkan warisan secara turun temurun, pengalaman
dari lingkungan masyarakat dan sebagainya. Kepribadian juga merupakan pola sikap dan perilaku
individu yang terlihat dalam kehidupan sehari hari, sebagai cerminan jati diri individu tersebut.
Adanya hubungan antara kebudayaan dengan pembentukan kepribadian menjadikan kebudayaan
memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian, baik itu secara internal
maupun secara eksternal. Secara internal, kebudayaan berasal dari lingkungan kecil yaitu
lingkungan keluarga. Ketika individu masih kecil, peranan kebudayaan yang tercipta dalam
lingkungan keluarga sangatlah besar. Secara eksternal, kebudayaan yang berasal dari lngkungan
sekitar. Baik itu dari lingkungan teman bermain, lingkungan sekolah atau lingkungan tempat
pendidikan, lingkungan kerja, dan lain sebagainya. Ketika si individu semakin lama semakin
beranjak dewasa, walaupun peranan kebudayaan dari lingkungan keluarga berkurang, peranan
kebudayaan yang berasal dari luar lingkungan keluarga atau bisa dibilang lingkungan sekitar sangat
mendominasi dalam pembentukan karakter atau kepribadian individu tersebut. Tidak ada keraguan
lagi mengenai pentingnya peranan kebudayaan dalam proses pembentukan karateristik dari
kepribadian seseorang. Serta, pembentukan kepribadian ini akan terus berlanjut dipengaruhi oleh
kebudayaan sampai individu tersebut dikatakan dewasa dan matang secara psikologis. Secara
ringkas dapat dikatakan pembinaan kebudayaan yang baik dapat menghasilkan kebiasaan baik
yang dapat dijadikan modal individu untuk mempunyai mental (psikis) yang baik sehingga mental ini
mampu menjadikan individu yang memiliki kepribadian yang baik di mata lingkungan keluarga,
lingkungan pendidikan dan sebagainya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan Karakter
Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah, bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi
pekerti, perilaku, personalitas, sifat tabiat, temperamen dan watak, sementara itu, yang disebut
dengan berkarakter ialah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak sedangkan
pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina,
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat.Dalam perkembangannya , istilah pendidikan atau paedagogie, berarti
bimbingan atau pertolongan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok lain
agar menjadi dewasa untuk mencapai tingkat hidup atau penghidupam lebih tinggi dalam arti
mental.[2]
Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie, berarti bimbingan atau
pertolongan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya pendidikan
diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok lain agar menjadi dewasa untuk
mencapai tingkat hidup atau penghidupam lebih tinggi dalam arti mental.[3] Sedangkan
karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas, adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti,
perilaku, personalitas, sifat tabiat, temperamen dan watak, sementara itu, yang disebut dengan
berkarakter ialah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak.
Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona (1991)[4] adalah pendidikan untuk membentuk
kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan
nyata seserorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang
lain, kerja keras, dan sebagainya.
Definisi pendidikan karakter selanjutnya dikemukakan oleh elkind dan sweet (2004).
Character education is the deliberate esffort to help people understand, care about, and act
upon caore ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it
is clear that we want them to be able tu judge what is right, care deeply about what is right, and
then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation
from within[5]
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru,
yang mampu memperngaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta
didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru bebicara atau
menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tenting pentingnya upaya peningkatan
pendidikan karakter pada jalur pendidikan formal. Namun demikian, ada perbedaan-perbedaan
pendapat diantara mereka tentang pendekatan dari modus pendidikannya. Berhubungan dengan
pendekatan, sebagian pakar menyarankan penggunaan pendekatan-pendekatan pendidikan moral
yang dikembangkan di Negara-negara barat, seperti : pendekatan perkembangan moral kognitif,
pendekatan analisis nilai, dan pendekatan klarifikasi nilai. Sebagian yang lain menyarankan
penggunaan pendekatan tradisional, yaitu melalui penanaman nilai-nilai social tertentu.
Berdasarkan grand desain yang dikembangkan kemendiknas, secara psikologis social cultural
pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia
(kognitif, afektif, konatif dan psikomotorik) dari konteks interaksi social cultural (dalam keluarga,
sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat.
Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan social cultural tersebut
dapat dikelompokan dalam: olah hati, olah piker, olah raga dan kinestetik, serta olah rasa dan karsa,
keempat hal tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, bahkan saling melengkapi dan saling
keterkaitan.
Pengkategorikan nilai didasarkan pada pertimbangan bahwa pada hakikatnya perilaku
seseorang yang berkarakter merupakan perwujudan fungsi toalitas psikologis yang mencakup
seluruh potensi individu manusia (kognitif, afekti dan psikomotorik) dan fungsi totalitas social-
kultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) dan
berlangsung sepanjang hayat
Seperti yang tergambar dalam diagram di bawah ini

Jadi, Pendidikan karakter adalah sebuah system yang menanamkan nilai-nilai karakter pada
peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad, srta adanya
kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nlai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, linkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud insane kamil.
Tugas pendidik di semua jenjang pendidikan tidak terbatas pada pemenuhan otak anak dengan
berbagai ilmu pengetahuan. Pendidik selayaknya mengajarkan pendidikan menyeluruh yang
memasukkan beberapa aspek akidah dan tata moral. Oleh karenanya, pendidik harus mampu
menjadikan perkataan dan tingkah laku anak didiknya di kelas menjadi baik yang pada akhirnya
nanti akan tertanam pendidikan karakter yang baik dikelak kemudian hari.
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa
kritis bagi pembentukkan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan
penanaman karakter pada seseorang sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah di
masa dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral kepada anak adalah usaha yang strategis.
Permasalahan serius yang tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan yang
ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang
memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Proses belajar juga
berlangsung secara pasif dan kaku sehingga menjadi tidak menyenangkan bagi anak. Mata
pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter (seperti budi pekerti dan agama) ternyata
pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar tahu).
Semuanya ini telah membunuh karakter anak sehingga menjadi tidak kreatif. Padahal,
pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan melibatkan aspek
knowledge, feeling, loving, dan acting. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai
pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan latihan otot-otot
akhlak secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat. Selain itu keberhasilan pendidikan
karakter ini juga harus ditunjang dengan usaha memberikan lingkungan pendidikan dan sosialisasi
yang baik dan menyenangkan bagi anak.
Dengan demikian, pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat
mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual).
Pendidikan dengan model pendidikan seperti ini berorientasi pada pembentukan anak sebagai
manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun
juga dalam karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala
persoalan dan tantangan dalam hidupnya. Ia juga akan menjadi seseorang yang lifelong learner.
Pada saat menentukan metode pembelajaran yang utama adalah menetukan kemampuan apa yang
akan diubah dari anak setelah menjalani pembelajaran tersebut dari sisi karakterya. Apabila kita
ingin mewujudkan karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari, maka sudah menjadikan
kewajiban bagi kita untuk membentuk pendidik sukses dalam pendidikan dan pengajarannya
B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
Dalam TAP MPR No. II/MPR/1993, disebutkan bahwa pendidikan bertujuan meningkatkan
kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tanggunh, cerdas, kreatif, terampil,
berdisiplin, beretos kerja profesional, serta sehat jasmani rohani.
Berangkat dari hal tersebut diatas, secara formal upaya menyiapkan kondisi, sarana/prasarana,
kegiatan, pendidikan, dan kurikulum yang mengarah kepada pembentukan watak dan budi pekerti
generasi muda bangsa memiliki landasan yuridis yang kuat. Namun, sinyal tersebut baru disadari
ketika terjadi krisis akhlak yang menerpa semua lapisan masyarakat. Tidak terkecuali juga pada
anak-anak usia sekolah. Untuk mencegah lebih parahnya krisis akhlak, kini upaya tersebut mulai
dirintis melalui Pendidikan Karakter bangsa.
Dalam pemberian Pendidikan Karakter bangsa di sekolah, para pakar berbeda pendapat.
Setidaknya ada tiga pendapat yang berkembang. Pertama, bahwa Pendidikan Karakter bangsa
diberikan berdiri sendiri sebagai suatu mata pelajaran. Pendapat kedua, Pendidikan Karakter
bangsa diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran PKN, pendidikan agama, dan mata
pelajaran lain yang relevan. Pendapat ketiga, Pendidikan Karakter bangsa terintegrasi ke dalam
semua mata pelajaran.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui
pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai
karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter pada
tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi
perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga
sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau
watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
Pendidikan karakter bertujuan sebagai berikut;
a. Versi Pemerintah
Pendidikan memiliki tujuan yang sangat mulia bagi kehidupan manusia. Dan berkaitan dengan
pentingnya diselenggarakan pendidikan karakter disemua lembaga formal. Menrut Presiden
republic Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, sedikitnya ada lima dasar yang menjadi tujuan
dari perlunya menyelenggarakan pendidikan karakter. Kelima tujuan tersebut adalah sebagai
berikut:

Membentuk Manusia Indonesia yang Bermoral


Persoalan moral merupakan masalah serius yang menimpa bangsa Indonesia. Setiap saat,
masyarakat dihadapkan pada kenyataan merebaknya dekadensi moral yang menimpa kaum
remaja, pelajar, masyarakat pada umumnya , bahkan para pejabat pemerintah.
Ciri yang paling kentara tentang terjadinya dekadensi moral di tengah-tengah masyarakat
antara lain merebaknya aksi-aksi kekerasan, tawuran massa, pembunuhan, pemerkosaan, perilaku
yang menjurus pada pornografi dsb. Dalam dunia pemerintahan, fenomena dekadensi moral juga
tidak kalah santernya, misalnya perilaku ketidakjujuran, korupsi dan tindakan-tindakan manipulasi
lainnya.
Problem moral seperti ini jelas meresahkan semua kalangan. Ironisnya, maraknya aksi-aksi
tidak bermoral tersebut justru banyak dilakukakan oleh kalangan terdidik. Dan, hal itu terjadi saat
bangsa Indonesia sudah memiliki ribuan lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai tempat.
Maka, tidak heran bila banyak para pegawai yang mempertanyakan fungsi lembaga
pendidikan jika sekedar mengutamakan nilai, namun mengabaikan etika dan moral.
Dengan demikian bisa dipahami jika tuntutan diselenggarakannya pendidikan karakter
semakin santer dibicarakan dengan tujuan agar generasi masa depa menjadi sosok manusia yang
berkarakter, yang mampu berperilaku positif dalam segala hal.
Membentuk Manusia Indonesi yang Cerdas dan Rasional
Pendidikan karakter tidak hanya bertujuan membentuk manusia Indonesia yang bermoral,
beretika dan berakhlak, melainkan juga membentuk manusia yang cerds dan rasional, mengambil
keputusan yang tepat, serta cerdas dalam memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Kecerdasan
dalam memanfaakan potensi diri dan bersikap rasional merupakan cirri orang yang
berkepribadian dan berkarakter. Inilah yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini, yakni tatanan
masyarakat yang cerdas dan rasional.
Berbagai tindakan destruktif dan tidak moral dan sering kali dilakukan oleh masyarakat
Indonesia belakangan ini menunjukkan adanya kecenderungan bahwa masyarakat sudah tidak
memoerdulikan lagi rasional dan dan kecerdasan mereka dalam bertindak dan mengambil
keputusan. Akibatnya, mereka seringkali terjerumus ke dalam perilaku yang cenderung merusak,
baik merusak lingkungan maupun diri sendiri, terutama karakter dan kepribadian.
Upaya yang perlu dilakukan agar masyarakat mampu memanfaatkan kecerdasan dan
rasionalitas dalam bertindak adalah menanamkan nilai-nilai kepribadian tersebut pada generasi
masa depan sejak dini. Para peserta didik merupakan harapan kita. Oleh karena itu, mereka harus
dibekali pendidikan karakter sejak sekarang agar generasi masa depan indonesi tidak lagi menjadi
generasi yang irasional dan tak berkarakter.
Membentuk Manusia Indonesia yang Inovatif dan Suka Bekerja Keras
Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai yang diselenggarakan untuk menanamkan
semangat suka bekerja keras, disiplin, kreatif, dan inovatif pada diri peserta didik, yang diharapkan
akan mengakar menjadi karakter dan kepribadiannya. Oleh karena itu, pendidikan karakter
bertujuan mencetak generasi bangsa agar tumbuh menjadi pribadi yang inovatif dan mau bekerja
keras.
Saat ini, sikap kurang bekerja keras dan tidak kreatif merupakan masalah yang
menyebabkan bangsa Indonesia jauh tertinggal dari Negara-negara lain. Padahal, setiap tahun,
lembaga pendidikan sudah meluluskan ribuan peserta didik dengan rata-rata nilai yang tinggi. Dari
sinilah timbul suatu pertanyaan, mengapa tidak ada korelasi yang jelas antara tingginya nilai yang
diperoleh peserta didik dengan sikap keatif, inovatif, dan kerja keras, sehingga bangsa Indonesia
tetap jauh tertinggal dalamkancah internasional?
Disisi lain, kita juga sering menemukan fakta bahwa tidak sedikit orang Indonesia yang cerdas
sekaligus memiliki potensi dan kreatif, namun mereka justru tidak dimanfaatkan oleh pemerintah.
Hidup mereka terpinggirkan dan tersisihkan. Potensi mereka terbuang percuma, sehingga nilai-
nilai pendidikan yang mereka peroleh seakan tidak berguna sama sekali. Tak hanya itu ,
pemerintah juga seolah-olah lebih mementingkan partisipasi politik untuk ditetapkan pada pos-pos
tertentu. Dengan demikian, yang menjadi pertimbangan pemerintah adalah kader politk, bukan
sosok yang benar berkualitas dan berkompeten secara moral dan intelektual. Nah dengan adanya
pendidikan karakter, diharapkan para peserta didik dan generasi mudah kita memiliki semangat
juang yang besar, serta bersedia bekerja keras sekaligus inovatif dalam mengelolah potensi
mereka. Sehingga mereka dapat menjadi bibibibit manusia yang unggul pada masa depan.
Membentuk Manusia Indonesia yang optimis dan Percaya Diri
Sikap optimis dan percaya diri merupakan sikap yang harus ditanamkan kepada peserta didik
sejak dini. Kurangnya sikap optimis dan percaya diri menjadi factor yang menjadikan bangsa
Indonesia kehilangan semangat utuk dapat bersaing menciptakan kemajuan disegala bidang. Pada
masa depan, tentu saja kita akan semakin membutuhkan sosok-sosok yang selalu optimis dan
penuh percaya diri dalam menghadapi berbagai situasi. Dan, hal itu terwujud apabila tidak ada
upaya untuk menanamkan kedua sikap tersebut kepada generasi penerus sejak dini.
Penyelenggaraan pendidikan karakter merupakan salah satu langkah yang sangat tepat untuk
membentuk kepribadian peserta didik menjadi pribadi yang optimis dan percaya diri. Sejak
sekarang, peserta didik tidak hanya diarahkan untuk sekedar mengejar nilai namun juga
membekalinya dengan wawasan mengenai cara berperilaku di tengah-tengah lingkungan, keluarga
dan masyarakat
Membentuk Manusia Indonesia yang Berjiwa Patriot
Salah satu prinsip yang dimiliki konsep pendidikan karakter adalah terbinanya sikap cinta
tanah air. Hal yang paling inti dari sikap ini adalah kerelaan untuk berjuang, berkorban serta
kesiapan diri dalam memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Harus kita akui
bahwa sikap tolong-menolong dan semangat juang untuk saling meberikan bantuan sudah
semakin luntur dari kehidupan masyarakat. Sikap kepedulian yang semula merupakan hal yang
paling kita banggakan sepertinya sudah tergantikan dengan tumbuh sumburnya sikap-sikap
individualis dan egois. Kepekaan social pun sudah berada pada taraf yang meprihatinkan. Maka
tidak heran bila setiap saat kita menyaksikan masalah-masalah social yang terjadi di lingkungan
kita , yang salah satu factor penyebabnya adalah terkikisnya rasa kepedulian satu sama lain.
Maka, disinilah pentingnya pendidikan karakter supaya peserta didik benar-benar menyadari
bahwa ilmu yang diperoleh harus dimanfaatkan untuk kepentingan banyak orang
b. Versi Pengamat
Berikut ini ada pendapat beberapa ahli mengenai tujuan pendidikan Karakter;
Sahrudin dan Sri Iriani berpendapat bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk masyarakat
yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergorong royong, berjiwa
patriotic, berkembang dinamis, serta berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang semuanya
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sekaligus berdasarkan Pancasila
Menurut Sahrudin, pendidikan karakter memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
- Mengembangkan potensi dasar peserta didik agar ia tumbuh menjadi sosok yang berhati baik,
berpikiran baik, dan berperilaku baik.
- Memperkuat dan membangun perilaku masyarakat yang multikultur.
- Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif
Fungsi dan tujuan pendidikan karakter itu sendiri itu dicapai apabila pendidikan karakter
dilakukan secara benar dan menggunakan media yang tepat.
Tugas pendidik di semua jenjang pendidikan tidak terbatas pada pemenuhan otak anak dengan
berbagai ilmu pengetahuan. Pendidik selayaknya mengajarkan pendidikan menyeluruh yang
memasukkan beberapa aspek akidah dan tata moral. Oleh karenanya, pendidik harus mampu
menjadikan perkataan dan tingkah laku anak didiknya di kelas menjadi baik yang pada akhirnya
nanti akan tertanam pendidikan karakter yang baik dikelak kemudian hari.
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa
kritis bagi pembentukkan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan
penanaman karakter pada seseorang sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah di
masa dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral kepada anak adalah usaha yang strategis
Masalah serius yang tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan yang ada
sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang
memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Proses belajar juga
berlangsung secara pasif dan kaku sehingga menjadi tidak menyenangkan bagi anak. Mata
pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter (seperti budi pekerti dan agama) ternyata
pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar tahu).
Semuanya ini telah membunuh karakter anak sehingga menjadi tidak kreatif. Padahal,
pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan melibatkan
aspekknowledge, feeling, loving, dan acting.
Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body
builder(binaragawan) yang memerlukan latihan otot-otot akhlak secara terus-menerus agar
menjadi kokoh dan kuat. Selain itu keberhasilan pendidikan karakter ini juga harus ditunjang
dengan usaha memberikan lingkungan pendidikan dan sosialisasi yang baik dan menyenangkan
bagi anak. Dengan demikian, pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang
dapat mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas, dan spiritual).
Pendidikan dengan model pendidikan seperti ini berorientasi pada pembentukan anak sebagai
manusia yang utuh. Kualitas anak didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun
juga dalam karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala
persoalan dan tantangan dalam hidupnya. Ia juga akan menjadi seseorang yang lifelong learner.
Pada saat menentukan metode pembelajaran yang utama adalah menetukan kemampuan apa
yang akan diubah dari anak setelah menjalani pembelajaran tersebut dari sisi karakterya. Apabila
kita ingin mewujudkan karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari, maka sudah menjadikan
kewajiban bagi kita untuk membentuk pendidik sukses dalam pendidikan dan pengajarannya
C. Ciri-ciri dasar dan Prinsip, Pendidikan karakter
Forester[6] menyebutkan paling tidak ada empat cirri dasar dalam pendidikan karakter;
Keteraturan interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan herarki nilai. Maka nilai
menjadi pedoman yang bersifat normative dalam setiap tindakan
Koherensi yang member keberanian membuat seseorang teguh ada prinsip, dan tidak mudah
terombang ambing pada situasi baru atau takut resiko. Koherensi merupakan dasar yang
membangun rasa percaya satu sama lain. Tidak adanya koherensi dapat meruntuhkan kredibilitas
seseorang.
Otonomi. Disana seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi
pribadi. Ini dapat dilihat dari penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh desakan pihak
lain.
Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna menginginkan
apapun yang di pandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen
yang dipilih.
Lebih lanjut Madjid[7] menyebutkan bahwa kematangan keempat karakter tersebut diatas,
memungkinkan seseorang melewati tahap individualitas menuju profesionalitas. Orang-orang
modern sering mencampur adukan antara individualitas menuju personalitas, antara aku alami dan
aku rohani, antara indepedensi eksterior dan interior. Karakter inilah yang menentukan performa
seseorang dalam segala tindakannya.
Kemudian Rosworth Kidder dalam how Good People Make Tough Choices (1995)[8] yang
dikutip oleh Majid (2010)[9] menyampaikan tujuan kualitas yang diperlukan dalam pendidikan
karakter.
Pemberdayaan (empowered), maksudnya bahwa guru harus mampu memberdayakan dirinya
untuk mengajarkan pendidikan karakter dengan dimulai dari dirinya sendiri.
Efektif ( effective), proses pendidikan karakter harus dilaksanakan dengan efektif.
Extended into community, maksudnya bahwa komunitas harus membantu dan
mendukung sekolah dalam menanamkan nilai-nilai tersebur kepada peserta didik
Embedded, integrasikan seluruh nilai ke dalam kurikulum dan seluruh rangkaian proses
pembelajaran.
Enganged, melibatkan komunitas dan menampilkan topic-topik yang cukup esensial.
Epistemological, harus ada koherensi antara cara berpikir makna etik dengan upaya yang
dilakukan untuk membantu peserta didik menerapkannya secara benar.
Evaluative, menurut Kidder[10] terdapat lima hal yang harus diwujudkan dengan menilai
manusia berkarakter, (a) diawali dengan kesadaran etik; (b) adanya kesadaran diri untk berpikir
dan membuat keputusan tentang etik; (c) mempunyai kapasitas untuk menampilkan kepercayaan
diri secara praktis dalam kehidupan; (d) mempunyai kapasitas dalam menggunakan pengalaman
praktis terhadap sebuah komunitas; (e) mempunyai kapasitas untuk menjadi agen
perubahan (agent of change) dalam merealisasikan ide-ide etik dan menciptakan suasana yang
berbeda.
Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter
Pendidikan di sekolah akan berjalan lancar, jika dalam pelaksanaannya memperhatikan
beberapa prinsip pendidikan karakter. Kemendiknas memberikan beberapa rekomendasi prinsip
untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif sebagai berikut;
Memperomosikan nila-nilai dasar etika sebagai basis karakter
Mengidentifikasikan karakter secara komperehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan dan
perilaku
Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk mebangun karakter.
Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan perilaku yang baik;
Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua
peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.
Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik.
Memfungsikan seluruh staf seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung
jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama.
Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif
pendidikan karakter.
Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun
karakter.
Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi
karakter positif dalam kehidupan peserta didik.
Berdasarkan pada prinsip-prinsip yang direkomendasikan olah kemendiknas, dasyim
budimasyah berpendapat bahwa program pendidikan karakter disekolah perlu dikembangkan
dengang berlandaskan pada prinsip-prinsip sebagai berikut;
Pendidikan karakter disekolah harus dilaksanakan secara berkelanjutan (kontinuitas). Hal ini
mengandung arti bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan proses yang
panjang, mulai sejak awal peserta didik masuk sekolah hingga mereka lulus sekolah pada suatu
satuan pendidikan.
Pendidikan karakter hendaknya dikembangkan melalui semua mata pelajaran terintegrasi, melalui
pengembangan diri, dan budaya suatu satuan pendidikan. Pembinaan karakter bangsa dilakukan
dengan mengintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran, dalam kegiatan kurikuler pelajaran,
sehingga semua mata pelajaran diarahkan pada pengembangan nilai-nilai karakter tersebut.
Pengembangan nilai-nilai karakter uga dapat dilakukan dengan melalui pengembangan diri, baik
melalui konseling maupun kegiatan ekstrakurikuler, seperti kegiatan kepramukaan dan lain
sebagainya.
Sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan (dalam bentuk pengetahuan), jika hal tersebut
diintegrasikan dalam mata pelajaran, kecuali bila dalam bentuk mata pelajaran agama yang (yang
di dalamnya mengandung ajaran) maka tetap diajarkan dengan proses, pengetahuan (knowing),
melakukan (doing), dan akhirnya membiasakan (habit).
Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara aktif (active learning) dan
menyenangkan (enjoy full learning). Proses ini menunjukkan bahwa proses pendidikan karakter
dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Sedangkan guru menerapkan tutwuri handayani
dalam setiap perilaku yang ditunjukan agama.
D. Komponen Pendukung dalam Pendidikan Karakter
Sebagaimana halnya dunia pendidikan pada umumnya, pendidikan yang
mensyaratkan keterlibatan banyak pihak di dalamnya. Kita tidak bisa menyerahkan tugas
pengajaran, terutama dalam rangka mengembangkan karakter peserta didik, hanya semata-mata
kepada guru. Sebab, setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda, yang ikut
menentukan kepribadian dan karakternya. Oleh karena itu, guru, orang tua maupun masyarakat
seharusnya memiliki keterlibatan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain itu ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam rangka menjalankan
pendidikan karakter diantaranya sebagai berikut;
a. Partisipasi Masyarakat
Dalam hal ini, masyarakat meliputi tenaga pendidik, orangtua, anggota masyarakat, dan peserta
didik itu sendiri, semua komponen itu hendaknya dapat bekerja sama dan membantu memberikan
masukan, terutama mengenai langkah-langkah penanaman karakter bagi peserta didik.
Oleh sebab itu, setiap sekolah yang akan menerapkan pendidikan karakter bagi peserta
didiknya harus memiliki badan khusus yang dibentuk sebagai sarana komunikasi antara peserta
didik, tenaga pendidik, orangtua dan masyarakat. Badan ini bertugas membicarakan konsep dan
nilai-nilai yang diperlukan untuk mendidik karakter peserta didik.

b. Kebijakan Pendidikan
Meskipun pendidikan karakter lebih mengedepankan aspek moral dan tingkah laku, namun
bukan berarti sama sekali tidak menetapkan kebijakan-kebijakan. Sebagaimana dalam dunia
formal pada umunnya. Sekolah tetap menetapkan landasan filosofi yang tepat dalam membuat
pendidikan karakter, serta menentukkan dan menetapkan tujuan, visi dan misi, maupun beberapa
kebijakan lainnya, hal ini bisa dilakukan dengan mengadopsi kebijakan pendidikan formal atau
kebijakan baru.
c. Kesepakatan
Betapapun pentingnya dan mendesaknya lembaga pendidikan menerapkan pendidikan
karakter sebagai tambahan kurikulum di dalamnya, namun bukan berarti itu ditetapkan secara
sepihak. Sekolah harus mengadakan pertemuan dengan orang tua peserta didik terlebih dahulu
dengan melibatkan tenaga guru dan perwakilan masyarakat guna mencari kesepakatan-
kesepakatan di antara mereka. Pertemuan itu bertujuan memperoleh kesepakatan definisi
pendidikan karakter, fungsi dan manfaatnya, serta cara mewujudkannya.
d. Kurikulum Terpadu
Agar tujuan penerapan karakter dapat berjalan secara maksimal, sekolah perlu membuat
kurikulum terpadu di semua tingkatan kelas. Sebab, setiap peserta didik memiliki hak yang sama
untuk mendapatkan materi mengenai pengembangan karakter. Oleh karena itu, meskipun
pendidikan karakter perlu diperkenalkan sejak dini, namun bukan berarti tidak berlaku bagi peserta
didik yang sudah dewasa. Dan, salah satu cara penerapannya adalah pemberlakuan kurikulum
terpadu dengan semua mata pelajaran.
e. Pengalaman Pembelajaran
Pendidikan karakter sebenarnya lebih menitik beratkan pada pengalaman daripada sekedar
pemahaman. Oleh karena itu, melibatkan peserta didik dalam berbagai aktivitas positif dapat
membantunya mengenal dan mempelajari kenyataan yang dihadapi
Pelayanan yang baik oleh seorang guru berupa kerja sama, pendampingan, dan pengarahan
optimal, yang merupakan komponen yang perlu diberlakukan secara nyata. Sebab, hal itu akan
memberikan kesan positif bagi peserta didik dan mempengaruhi cara berpikirnya sekaligus
karakternya
f. Evaluasi
Guru perlu melakukan evaluasi sejauh mana keberhasilan pendidikan karakter yang sudah
diterapkan .evaluasi dilakukan tidak dalam ragka mendapatkan nilai, melainkan mengetahui sejauh
mana peserta didik mengalami perilaku di bandingkan sebelumnya.
Dalam hal ini, guru harus mengapresiasi setiap aktivitas kebaikan yang dilakukan peserta
didik, kemudian memberinya penjelasan mengenai akibat aktivitas tersebut dalam pengembangan
karakternya.
g. Bantuan Orang Tua
Untuk mendukung keberhasilan, pihak sekolah hendaknya meminta orangtua peserta didik
untuk ikut terlibat memberikan pengajaran karakter ketika peserta didik berada di rumah. Bahkan,
sekolah perlu memberikan gambaran umum tentang prinsip-prinsip yang diterapkan disekolah dan
dirumah, seperti aspek kejujuran, dan lain sebagainya.
Tanpa melibatkan peran orangtua di rumah, berarti sekolah akan tetap kesulitan menerapkan
pendidikan karakter terhadap peserta didik. Sebab, interaksinya justru lebih banyak di habiskan
dirumah bersama keluarga.

h. Pengembangan Staf
Perlu disediakan waktu pelatihan dan pengembangan bagi para staf di sekolah sehingga mereka
dapat membuat dan melaksanakan pendidikan karakter secara berkelanjutan. Hal itu termasuk
waktu untuk diskusi dan pemahaman dari proses dan program, serta demi menciptakan pelajaran
dan kurikulum selanjutnya. Perlu di ingat bahwa semua pihak disekolah merupakan sarana yng
perlu dimanfaatkan untuk membantu menjalankan pendidikan karakter
i. Program
Program kependidikan karakter harus dipertahankan dan diperbaharui melalui pelaksanaan
dengan perhatian khusus pada tingkat komitmen yang tinggi dari atas, dana yang memadai,
dukungan untuk koordinasi distrik staf yang berkualitas tinggi, pengembangan profesional
berkelanjutan dan jaringan, serta dukungan system bagi guru yang melaksanakan program tersebut
E. Penerapan dan Pengembangan Pendidikan karakter
Pijakan utama yang harus dijadikan sebagai landasan dalam menerapkan pendidikan karakter
ialah nilai moral universal yang dapat digali dari agama. Meskipun demikian, ada beberapa nilai
karakter dasar yang disepakati oleh para pakar untuk diajarkan kepada peserta didik. Yakni rasa
cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan ciptaany-Nya, tanggung jawab, jujur, hormat dan santun,
kasih sayang, peduli, mampu bekerjasama, percaya diri, kreatif,mau bekerja keras, pantang
menyerah, adil, serta memiliki sikap kepemimpinan, baik, rendah hati, toleransi, cinta damai dan
cinta persatuan. Dengan ungkapan lain dalam upaya menerapkan pendidikan karakter guru harus
berusaha menumbuhkan nilai-nilai tersebut melalui spirit keteladanan yang nyata, bukan sekedar
pengajaran dan wacana.
Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa nilai-nilai karakter dasar yang harus diajarkan
kepada peserta didik sejak dini adalah sifat dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli,
jujur, tanggung jawab, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil dan punya integritas.
Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah hendaknya berpijak
pada nilai-nilai karakter tersebut, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih
banyak atau tinggi (yang bersifat tidak absolute atau relative), yang sesuai dengan kebutuhan,
kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.
Pembentukan karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan
(acting), dan kebiasaan (habit). Karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang
memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuaanya.,
jika tidak terlatih(menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut, karakter juga
menjangkau wilayah emosi dan kebiasan diri.[11] Dengan demikian diperlukan tiga komponen
yang baik (component og good character) yaitu moral knowing (pengetahuan tentang
moral), moral feeling atau perasaan (penguatan emosi) tentang moral, dan moral action, atau
perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar peserta didik dan atau warga sekolah lain yang terlibat
dalam system pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati, dan
mengamalkan (mengerjakan) nilai-nilai kebajikan.
Dimensi-dimensi yang termasuk dalam moral knowing yang akan mengisi ranah kognitif
adalah kesadaran moral ( moral awareness), pengetahuan tentang nilai-nilai moral (knowing moral
values), penentuan sudut pandang (perspective taking), logika moral ( moral reasoning),
keberanian mengambil sikap (decision making), dan pengenalan diri ( self knowledge). Moral
feeling merupakan penguatan aspek emosi peserta didik untuk menjadi manusia berkarakter.
Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus dirasakan oleh peserta didik, yaitu
kesadaran akan jati diri ( Conscience), percaya diri (self asteem), kepekaan terhadap derita orang
lain (empathy), kerendahan hati (humility), cinta kebenaran (Loving the good), pengendalian
diri (self control). Moral action merupakan perbuatan atau tindakan moral yang merupakan hasil
(outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong seseorang
dalam perbuatan yang baik (act Morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter yaitu
kompetensi (competence), keinginan (will), dan kebiasaan (habit).
Pengembangan karakter dalam suatu system pendidikan adalah keterkaitan antara komponen-
komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindakn
secara bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau
emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan,
bangsa dan Negara serta dunia internasional.
F. Upaya Pendidikan Karakter dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran
Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai
pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,
pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang,
Sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut
berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika,
bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian, ternyata
kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan
teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan
sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan
lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa
mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.
Pendidikan karakter saaat ini merupakan topic yang banyak di bicarakan di kalangan pendidik.
Pendidikan karakter diyakini sebagai aspek penting dalam peningkatan sumber daya manusia
(SDM), karena turut memajukan suatu bangasa . karakter masyarakat yang berkualitas
perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini, karena usia dini merupakan masa emas namun kritis
bagi pembentukan karakter seseorang. Implementasi pendidikan karakter dirasa sangat urgen
dilaksanakan dalam rangka membina generasi muda penerus bangsa.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai the deliberate use
of all dimensions of school life to foster optimal character development. Dalam pendidikan
karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk
komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan
aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja
seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu
perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru,
yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta
didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau
menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. Menurut T.
Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan
moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi
manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang
baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa,
secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat
dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di
Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya
bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral
universal (bersifat absolut) yang bersumber dari agama yang juga disebut sebagai the golden rule.
Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter
dasar tersebut.
Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah
dan ciptaan-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang,
peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan dan
kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan. Pendapat lain
mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian,
peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil,
dan punya integritas. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilai-
nilai karakter dasar, yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau
lebih tinggi (yang bersifat tidak absolut atau bersifat relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan
lingkungan sekolah itu sendiri.
Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan
pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada
fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat,
seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan di kota-kota besar
tertentu, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga
pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat
meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik melalui peningkatan
intensitas dan kualitas pendidikan karakter.
Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang pentingnya upaya peningkatan
pendidikan karakter pada jalur pendidikan formal. Namun demikian, ada perbedaan-perbedaan
pendapat di antara mereka tentang pendekatan dan modus pendidikannya. Berhubungan dengan
pendekatan, sebagian pakar menyarankan penggunaan pendekatan-pendekatan pendidikan moral
yang dikembangkan di negara-negara barat, seperti: pendekatan perkembangan moral kognitif,
pendekatan analisis nilai, dan pendekatan klarifikasi nilai. Sebagian yang lain menyarankan
penggunaan pendekatan tradisional, yakni melalui penanaman nilai-nilai sosial tertentu dalam diri
peserta didik.
Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui
pendidikan budi pekeri, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku
yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya.
Terdapat empat jenis pendidikan karakter yang selama ini dilaksanakan dalam proses
pendidikan:
Pendidikan karakter berbasis nilai religius, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan (konservasi
moral);
Pendidikan karakter berbasis nilai budaya , antara lain yang berupa budi pekerti, Pancasila,
apresiasi sastra, keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa (konservasi
lingkungan);
Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi lingkungan);
Pendidikan karakter berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran
pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (konservasi
humanis).
Relevan dengan konsep diatas pendidikan merupakan suatu proses humanisasi, artinya dengan
pendidikan manusia akan lebih bermartabat, berkarakter, terampil, yang memiliki rasa tanggung
jawab terhadap tataran sistem sosial sehingga akan lebih baik, aman dan nyaman. Pendidikan juga
akan menjadikan manusia cerdas, pintar, kreatif, inovatif, mandiri dan bertanggung jawab.
Pendidikan nilai diharapkan merupakan suatu hal yang dapat mengimbangi tradisi
pembelajaran yang selama ini lebih menitikberatkan pada penguasaan kompetensi
intelektual/kognitif semata.Pendidikan nilai adalah upaya untuk membina, membiasakan,
mengembangkan dan membentuk sikap serta memperteguh watak untuk membentuk manusia
yang berkarakter.
Munculnya gagasan program pendidikan karakter di Indonesia, bisa dimaklumi. Sebab, selama
ini dirasakan, proses pendidikan belum berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter.
Bahkan, banyak yang menyebut pendidikan telah gagal, karena banyak lulusan lembaga
pendidikan (Indonesia) termasuk sarjana yang pandai dan mahir dalam menjawab soal ujian,
berotak cerdas, tetapi tidak memiliki mental yang kuat, bahkan mereka cenderung amoral.
Bahkan dewasa ini juga banyak pakar bidang moral dan agama yang sehari-hari mengajar
tentang kebaikan, tetapi perilakunya tidak sejalan dengan ilmu yang diajarkannya. Sejak kecil,
anak-anak diajarkan meghafal tentang bagusnya sifat jujur, berani, kerja keras, kebersihan dan
jahatnya kecurangan. Tapi, nilai-nilai kebaikan itu diajarkan dan diujikan sebatas pengetahuan di
atas kertas dan di hafal sebagai bahan ujian.
Pendidikan karakter bukanlah suatu proses menghafal materi soal ujian, dan teknik-teknik
menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan untuk berbuat baik; pembiasaan
untuk berlaku jujur, ksatria, malu berbuat curang, malu bersikap malas, malu membiarkan
lingkungannya kotor. Karakter tidak terbentuk secara instan, tapi harus dilatih secara serius dan
proporsional agar mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal.
Disinilah bisa kita pahami, mengapa ada kesenjangan antara praktik pendidikan denga karakter
peserta didik. Bisa dikatakan, dunia pendidikan di Indonesia kini sedang memasuki masa-masa
yang sangat pelik. Kucuran anggaran pendidikan yang sangat besar disertai berbagai program
terobosan sepertinya belum mampu memecahkan soal mendasar dalam dunia pendidikan, yakni
bagaimana mencetak alumni pendidikan yang unggul,yang beriman, bertakwa, profesional,
sebagaiman disebutkan dalam tujuan pendidikan nasional.[12]
Maka tidaklah heran, jika banyak ilmuwan yang percaya, bahwa karakter suatu bangsa akan
sangat terkait dengan prestasi yang diraih oleh bangsa itu dalam berbagai kehidupan. Pendidikan
karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotic, berkembang dinamis, berorientasi pada
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan pancasila.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai the deliberate use
of all dimensions of school life to foster optimal character development. Dalam pendidikan
karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk
komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan
aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja
seluruh warga sekolah/lingkungan.
Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang
dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter. Pendidikan karakter adalah sebuah
system yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen
pengetahuan, kesadaran individu, tekad, srta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan
nlai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, linkungan, maupun
bangsa, sehingga akan terwujud insane kamil.
Pendidikan karakter menurut pemerintah yakni; Membentuk Manusia Indonesia yang
Bermoral,Membentuk Manusia Indonesi yang Cerdas dan Rasional,Membentuk Manusia
Indonesia yang Inovatif dan Suka Bekerja Keras, Membentuk Manusia Indonesia yang optimis
dan Percaya Diri serta Membentuk Manusia Indonesia yang Berjiwa Patriot sedangkan menurut
para ahli pendidikan karakter bertujuan membentuk masyarakat yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergorong royong, berjiwa patriotic, berkembang dinamis,
serta berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan yang Maha Esa sekaligus berdasarkan Pancasila. Sedangkan funsinya antara
lain; Mengembanbangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan beperilaku baik,
Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multicultural, dan Meningkatkan peradaban
bangsa yang kompetitif.
Ciri-ciri dasr pendidikan dasar antara lain ; Keteraturan interior dimana setiap tindakan diukur
berdasarkan herarki nilai,Koherensi yang member keberanian membuat seseorang teguh ada
prinsip, dan tidak mudah terombang ambing pada situasi baru atau takut resiko, Otonomi, dan
Keteguhan dan kesetiaan.
Prinsip Pendidikan Karakter antara lain; Pendidikan karakter disekolah harus dilaksanakan
secara berkelanjutan (kontinuitas), Pendidikan karakter hendaknya dikembangkan melalui semua
mata pelajaran terintegrasi, melalui pengembangan diri, dan budaya suatu satuan pendidikan,
Sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan (dalam bentuk pengetahuan), jika hal tersebut
diintegrasikan dalam mata pelajaran, dan Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara
aktif (active learning) dan menyenangkan (enjoy full learning).
Pijakan utama yang harus dijadikan sebagai landasan dalam menerapkan pendidikan karakter
ialah nilai moral universal yang dapat digali dari agama. Meskipun demikian, ada beberapa nilai
karakter dasar yang disepakati oleh para pakar untuk diajarkan kepada peserta didik. Komponen
pendukung dalam pendidikan karakter meliputi; partispasi masyarakat, kebijakan pendidikan,
kesepakatan, kurikulum terpadu, pengalaman pembelajaran, evaluasi, bantuan orangtua,
pengembangan staf dan program.

Anda mungkin juga menyukai