BT = 1 x 60 menit
BM = 1 x 60 menit
Dosen : Anita
TUJUAN
TUJUAN
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
1. Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan secara tepat dan
benar tentang :
2. Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu mempraktekkan secara tepat dan
benar tentang:
Referensi
1. Saraswati Ina, Tarigan Lukman Hakim, 2002, Komunikasi Efektif Ibu Selamat, Bayi
U paya untuk melakukan konseling secara optimal merupakan keinginan setiap konselor,
Komunikasi Interpersonal/Konseling (KIP/K). Pada saat proses konseling, situasi sulit ini bisa
Setiap bidang pernah mengalami saat-saat yang tidak menyenangkan, hal tersebut
merupakan situasi yang penuh tantangan. Keterampilan konseling terletak pada bagaimana
konselor mengatasi situasi-situasi sulit ini. Untuk itu seorang bidan sebagai konselor
diperlukan suatu pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan dalam mengahadapi saat-saat
berbicara. waktu. memperhatikan hal ini dengan mengatakan misalnya : ”Saya mengerti hal ini sulit
Hal ini terjadi pada klien-klien yang merasa untuk dibicarakan (Refleksi perasaan). Biasanya pada pertemuan pertama klien-
beberapa saat, pada saat ini konselor memandang klien dan memperlihatkan sikap
konteks pembicaraan dan menilai mengapa hal ini terjadi. Mungkin hal tersebut
terjadi karena klien merasa berat menceritakan hal-hal yang pribadi atau suatu
rahasia tentang dirinya, atau ia tidak senang dengan sikap konselor. Pada
4. Apabila klien diam karena sedang berpikir, konselor tidak perlu berusaha
Kadang-kadang menangis dilakukan untuk 2. Apabila menangis untuk melepaskan emosi, maka konselor menunggu beberapa
menarik perhatian atau untuk menghentikan saat, apabila masih terus menangis, katakan bahwa tidak apa-apa kalau ingin
menangis, adalah wajar apabila merasa sedih kita menangis. Biasanya tangisan
pertanyaan-pertanyaan yang menyelidiki
mereda sendiri setelah beberapa lama.
lebih lanjut.
3. Apabila menangis untuk menarik perhatian, cara terbaik adalah memberi
Tangisan juga mungkin merupakan cara klien
kesempatan klien menangis. Untuk klien yang memanipulasipun pada akhirnya akan
memanipulasi konselor.
menyadari bahwa konselor tidak bisa dimanipulasi.
3 Konselor meyakini Kondisi ini biasanya mencemaskan, konselor 1. Perlu diingat bahwa fokus utama konseling adalah pada subyek/orangnya, bukan
bahwa tidak ada merasa tidak tahu harus berbuat apa. pada masalahnya.
penyelesaian bagi 2. Dalam memecahkan masalah klien, konselor dapat mengatakan bahwa meskipun
konselor tidak dapat mengubah keadaan, tetapi konselor akan selalu menyediakan
masalah klien
waktu untuk klien, membantu klien menghadapi saat-saat sulit. Semakin mengenal
Tidak berkonsentrasi sehingga bertanya 2. Menghargai dan mempercayai klien dapat ditujukan dengan cara
berkali-kali kepada klien tentang suatu mengakui bahwa konselor telah melakukan kesalahan. Mintalah maaf apabila
hal.
salah/keliru.
Memberikan informasi yang salah.
3. Apabila konselor marah dengan kata-kata klien, konselor perlu
Merasa malu atau marah karena ucapan
5 Konselor tidak Hal ini merupakan kecemasan yang biasa 1. Konselor dapat mengatakan, bahwa konselor tidak dapat menjawab pertanyaan
mengetahui jawaban diutarakan koselor. klien, tetapi akan berusaha mencari informasi tersebut
dari pertanyan klien 2. Konselor dapat juga menunjukkan sumber lain untuk mendapatkan informasi
tersebut
6 Klien menolak bantuan Banyak klien yang merasa terpaksa datang, 1. Pada pertemuan pertama penting sekali menjajaki mengapa atau apa yang
konselor mungkin karena diprintah oleh mertua, mendorong klien datang untuk kosultasi.
mungkin karena takut mengetahui ada 2. Apabila klien sama sekali tidak mau bicara, tekankan pada hal-hal yang positif,
dengan jenis kelamin, mengatakan : berbicara dengan seseorang yang sama (atau berlawanan) jenis kelaminnya,
umur, latar belakang, ”Saya canggung membicarakan hal ini menurut pengalaman saya semakin lama hal itu semakin tidak penting apabila kita
dengan wanita”. sudah semakin mengenal teman bicara kita. Bagaimana kalau kita coba lanjutkan
suku, adat, dsb dari
”Saya mengharap berhadapan dengan laki-
dan lihat bagaimana nantinya !”. Biasanya klien menerima, dan masalah ini hilang
konselor
laki”. dengan sendirinya bila konselor bersikap penuh perhatian, menghargai klien
Kemungkinan hal ini tidak disampaikan dan tidak menilai terhadap klien.
secara verbal, sehingg komunikasi tidak 2. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan perhatian positif dan refleksi akan
yang sama (atau berbeda) jenis kelaminnya, hal ini bisa dipenuhi apabila
Situasi-situais Sulit dalam KIP/K 4
By : Anita
memungkinkan.
8 Waktu yang dimiliki Ada saatnya konselor tidak memiliki waktu 1. Konselor sebaiknya memberikan informasi mengenai waktu yang tersedia untuk
Konselor terbatas yang cukup seperti biasanya, sehingga klien beberapa saat sebelum pertemuan, meminta maaf dan menjelaskan sebab
menciptakan”rapport” ditolak klien. Kadang-kadang ”Rapport” yang untuk mengamati pertemuan dan melihat dimana letak kesulitannya.
(hubungan) yang baik baik dengan klien sulit terjadi. Hal ini bukan 2. Membantu klien dengan membuat klien merasa nyaman tentang dirinya sendiri.
sudah saling kenal pribadi kepada konselor bersikap sedikit berbeda dengan sikap diluar konseling terhadap klien sebagai
temannya.
2. Apabila hubungan konselor dan klien sangat akrab, perlu disampaikan kepada klien
hal yang sangat pertanyaan yang bersifat pribadi dari klien hubungan sosial, dengan demikian konselor dapat bersikap berbeda dengan sikap
konselor perhatian konselor dari klien. Bila 2. Apabila ada pertanyaan pribadi, kadang-kadang klien ingin tahu apakah konselor
pertanyaan terus berlanjut dan konselor pernah mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh klien, maka konselor
dapat menyatakan bahwa kalau konselor bercerita tentang dirinya tidak akan
tidak ingin untuk menjawab, maka akan
membantu klien, oleh karena itu lebih baik tidak bercerita.
menimbulkan salah pengertian pada klien.
13 Konselor merasa Dapat terjadi suatu kondisi dimana klien 1. Semakin banyak konselor berlatih menghadapi hal-hal sensitif, semakin mudah ia
dipermalukan dengan mengatakan sesuatu yang membuat konselor mengenali situasi yang rentan dan semakin siap ia menghadapi situasi tersebut.
suatu topik malu sehingga dapat menimbulkan rasa tidak 2. Sebaiknya konselor jujur kepada klien, terutama bila konselor bereaksi secara
kenyataannya ibu belum menikah, saya sedikit berubah sikap, hal ini kadang-
kadang terjadi kalau seseorang tidak mengharapkan sesuatu, tapi saya senang ibu
karena klien dalam keadaan ”kritis”, yaitu 2. Komunikasikan dengan tegas tapi sopan keadaan darurat tersebut kepada
menenangkan klien