Anda di halaman 1dari 8

Mata kuliah : Komunikasi dan Konseling

Topik /Sub Topik : Saat-saat Sulit Dalam Penerapan KIP/K

1. Saat-saat Sulit Dalam Penerapan KIP/K

2. Kesulitan Saat Konseling

3. Upaya untuk Mengatasi Kesulitan


Waktu : TM = 2 x 50 menit

BT = 1 x 60 menit

BM = 1 x 60 menit

Dosen : Anita

TUJUAN
TUJUAN
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
1. Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan secara tepat dan

benar tentang :

1) Saat-saat Sulit Dalam Penerapan KIP/K

2) Kesulitan Saat Konseling

3) Upaya untuk Mengatasi Kesulitan

2. Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu mempraktekkan secara tepat dan

benar tentang:

a) Saat-saat Sulit Dalam Penerapan KIP/K

b) Kesulitan Saat Konseling

c) Upaya untuk Mengatasi Kesulitan

Referensi

1. Saraswati Ina, Tarigan Lukman Hakim, 2002, Komunikasi Efektif Ibu Selamat, Bayi

Sehat, Keluarga Bahagia, Jakarta, Hal 61 s/d 67.

2. ___________________, 2002, Komunikasi Efektif Ibu Selamat, Bayi Sehat,

Keluarga Bahagia (pegangan fasilitator), Jakarta, Hal 146 s/d 158.

Situasi-situais Sulit dalam KIP/K 1


By : Anita
Pendahuluan
Pendahuluan

U paya untuk melakukan konseling secara optimal merupakan keinginan setiap konselor,

namun dalam pelaksanaannya sering dijumpai adanya situasi-situasi sulit dalam

Komunikasi Interpersonal/Konseling (KIP/K). Pada saat proses konseling, situasi sulit ini bisa

terjadi dari pihak konselor maupun klien.

Setiap bidang pernah mengalami saat-saat yang tidak menyenangkan, hal tersebut

merupakan situasi yang penuh tantangan. Keterampilan konseling terletak pada bagaimana

konselor mengatasi situasi-situasi sulit ini. Untuk itu seorang bidan sebagai konselor

diperlukan suatu pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan dalam mengahadapi saat-saat

sulit dalam penerapan KIP/K.

Situasi-situais Sulit dalam KIP/K 2


By : Anita
Uraian Materi
Situasi sulit dalam Konseling & Upaya Mengatasi
Kesulitan
SAAT-SAAT SULIT
NO KESULITAN SAAT KONSELING UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN
DALAM KIP/K
1 Klien tidak mau Klien tidak mau berbicara selama beberapa 1. Apabila terjadi pada awal pertemuan, setelah beberapa saat, sebaiknya konselor

berbicara. waktu. memperhatikan hal ini dengan mengatakan misalnya : ”Saya mengerti hal ini sulit

Hal ini terjadi pada klien-klien yang merasa untuk dibicarakan (Refleksi perasaan). Biasanya pada pertemuan pertama klien-

klien saya juga merasa begitu. Apakah ibu merasa cemas ? ”


cemas atau marah.
2. Apabila klien diam karena marah (misalnya, klien berpaling muka dari konselor).
Keadaan ini dapat membuat konselor merasa
Sebagai konselor Anda dapat berkata : ”Bagaimana perasaan ibu setelah berada di
tidak nyaman.
sini sekarang?” Pertanyaan-pertanyaan ini harus diikuti dengan suasana hening

beberapa saat, pada saat ini konselor memandang klien dan memperlihatkan sikap

tubuh yang menunjukkan perhatian.

3. Apabila terjadi pada pertengahan pertemuan : konselor harus memperhatikan

konteks pembicaraan dan menilai mengapa hal ini terjadi. Mungkin hal tersebut

terjadi karena klien merasa berat menceritakan hal-hal yang pribadi atau suatu

rahasia tentang dirinya, atau ia tidak senang dengan sikap konselor. Pada

umumnya, lebih baik menunggu beberapa saat, memberi kesempatan kepada

klien untuk mengekspresikan perasaan atau pikirannya, meskipun konselor

merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut.

4. Apabila klien diam karena sedang berpikir, konselor tidak perlu berusaha

memecahkan kesunyian, juga tidak perlu menunjukkan sikap tidak menerima.


2 Klien tidak berhenti Klien menangis tersedu-sedu membuat 1. Berusaha untuk menenangkan klien, tetapi hal ini tidak selalu menguntungkan
Situasi-situais Sulit dalam KIP/K 2
By : Anita
menangis. konselor merasa tidak nyaman. dalam konseling.

Kadang-kadang menangis dilakukan untuk 2. Apabila menangis untuk melepaskan emosi, maka konselor menunggu beberapa

menarik perhatian atau untuk menghentikan saat, apabila masih terus menangis, katakan bahwa tidak apa-apa kalau ingin

menangis, adalah wajar apabila merasa sedih kita menangis. Biasanya tangisan
pertanyaan-pertanyaan yang menyelidiki
mereda sendiri setelah beberapa lama.
lebih lanjut.
3. Apabila menangis untuk menarik perhatian, cara terbaik adalah memberi
Tangisan juga mungkin merupakan cara klien
kesempatan klien menangis. Untuk klien yang memanipulasipun pada akhirnya akan
memanipulasi konselor.
menyadari bahwa konselor tidak bisa dimanipulasi.
3 Konselor meyakini Kondisi ini biasanya mencemaskan, konselor 1. Perlu diingat bahwa fokus utama konseling adalah pada subyek/orangnya, bukan

bahwa tidak ada merasa tidak tahu harus berbuat apa. pada masalahnya.

penyelesaian bagi 2. Dalam memecahkan masalah klien, konselor dapat mengatakan bahwa meskipun

konselor tidak dapat mengubah keadaan, tetapi konselor akan selalu menyediakan
masalah klien
waktu untuk klien, membantu klien menghadapi saat-saat sulit. Semakin mengenal

klien secara baik akan semakin membantu.

3. Semakin lama klien mengeksplorasi dan mengekspresikan dirinya, semakin

menguatkan dirinya dalam menghadapi kesulitan.


4 Konselor melakukan Kemungkinan Yang Terjadi Pada Konselor 1. Prinsipnya adalah menciptakan hubungan yang baik dengan bersikap

kesalahan  Salah mengartikan kata-kata klien. jujur kepada klien.

 Tidak berkonsentrasi sehingga bertanya 2. Menghargai dan mempercayai klien dapat ditujukan dengan cara
berkali-kali kepada klien tentang suatu mengakui bahwa konselor telah melakukan kesalahan. Mintalah maaf apabila
hal.
salah/keliru.
 Memberikan informasi yang salah.
3. Apabila konselor marah dengan kata-kata klien, konselor perlu
 Merasa malu atau marah karena ucapan

Situasi-situais Sulit dalam KIP/K 3


By : Anita
klien. menyadari dan dapat menyatakan penyesalannya.

5 Konselor tidak Hal ini merupakan kecemasan yang biasa 1. Konselor dapat mengatakan, bahwa konselor tidak dapat menjawab pertanyaan

mengetahui jawaban diutarakan koselor. klien, tetapi akan berusaha mencari informasi tersebut

dari pertanyan klien 2. Konselor dapat juga menunjukkan sumber lain untuk mendapatkan informasi

tersebut
6 Klien menolak bantuan Banyak klien yang merasa terpaksa datang, 1. Pada pertemuan pertama penting sekali menjajaki mengapa atau apa yang

konselor mungkin karena diprintah oleh mertua, mendorong klien datang untuk kosultasi.

mungkin karena takut mengetahui ada 2. Apabila klien sama sekali tidak mau bicara, tekankan pada hal-hal yang positif,

paling tidak klien sudah datang dan berkenalan dengan konselor.


sesuatu dengan kondisi kesehatannya, dsb,
3. Sarankan untuk melakukan pertemuan selanjutnya.
sehingga klien sulit untuk diajak bicara
7 Klien tidak nyaman Kesulitan ini diucapkan klien dengan 1. Konselor dapat mengatakan ”Orang kadang-kadang awalnya merasa lebih nyaman

dengan jenis kelamin, mengatakan : berbicara dengan seseorang yang sama (atau berlawanan) jenis kelaminnya,

umur, latar belakang,  ”Saya canggung membicarakan hal ini menurut pengalaman saya semakin lama hal itu semakin tidak penting apabila kita

dengan wanita”. sudah semakin mengenal teman bicara kita. Bagaimana kalau kita coba lanjutkan
suku, adat, dsb dari
 ”Saya mengharap berhadapan dengan laki-
dan lihat bagaimana nantinya !”. Biasanya klien menerima, dan masalah ini hilang
konselor
laki”. dengan sendirinya bila konselor bersikap penuh perhatian, menghargai klien
Kemungkinan hal ini tidak disampaikan dan tidak menilai terhadap klien.
secara verbal, sehingg komunikasi tidak 2. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan perhatian positif dan refleksi akan

berjalan dengan lancar sangat membantu karena klien

3. Apabila klien menyampaikan sebelumnya bahwa dirinya mengharapkan konselor

yang sama (atau berbeda) jenis kelaminnya, hal ini bisa dipenuhi apabila
Situasi-situais Sulit dalam KIP/K 4
By : Anita
memungkinkan.
8 Waktu yang dimiliki Ada saatnya konselor tidak memiliki waktu 1. Konselor sebaiknya memberikan informasi mengenai waktu yang tersedia untuk

Konselor terbatas yang cukup seperti biasanya, sehingga klien beberapa saat sebelum pertemuan, meminta maaf dan menjelaskan sebab

membuat konselor tidak nyaman dan ada keterbatasan waktunya.

2. Menunjukkan bahwa konselor mengharapkan bertemu klien pada pertemuan


kesan terburu2
selanjutnya.
9 Konselor tidak dapat Sikap klien yang membuat konselor merasa 1. Konselor sebaiknya meminta pendapat dengan teman sesama petugas kliniknya

menciptakan”rapport” ditolak klien. Kadang-kadang ”Rapport” yang untuk mengamati pertemuan dan melihat dimana letak kesulitannya.

(hubungan) yang baik baik dengan klien sulit terjadi. Hal ini bukan 2. Membantu klien dengan membuat klien merasa nyaman tentang dirinya sendiri.

berarti konseling harus diakhiri atau

mengirim klien kepada konselor lain.


10 Konselor dan klien Klien sulit mengungkapkan hal yang bersifat 1. Perlu ditekankan bahwa kerahasiaan klien akan tetap terjaga, dan konselor akan

sudah saling kenal pribadi kepada konselor bersikap sedikit berbeda dengan sikap diluar konseling terhadap klien sebagai

temannya.

2. Apabila hubungan konselor dan klien sangat akrab, perlu disampaikan kepada klien

bahwa lebih baik pindak ke konselor lain yang melayani konseling.


11 Klien berbicara terus Kesulitan ini kebalikan dari situasi dimana Apabila klien terus menerus mengulang pembicaraan, setelah beberapa saat perlu
dan yang dibicarakan klien tidak mau berbicara, tetapi sama-sama dipotong pembicaraannya dengan mengatakan : ”Maafkan saya, bu, apakah ibu tegang
tidak sesuai dengan menimbulkan kecemasan dan kesulitan
materi pembicaraan bicara bagi konselor. atau cemas tentang sesuatu, saya perhatikan ibu menyatakan suatu hal yang sama

berulang-ulang, apakah ada yang sulit disampaikan ?”.

Pertanyaan semacam ini akan membantu klien memfokuskan kembali percakapan


12 Klien menanyakan hal- Konselor mendapatkan pertanyaan- 1. Perlu diingat hubungan konselor dengan klien adalah hubungan profesional, bukan

hal yang sangat pertanyaan yang bersifat pribadi dari klien hubungan sosial, dengan demikian konselor dapat bersikap berbeda dengan sikap

Situasi-situais Sulit dalam KIP/K 5


By : Anita
pribadi kepada yang harus dijawab. Hal ini akan mengalihkan orang lain dalam kehidupan klien.

konselor perhatian konselor dari klien. Bila 2. Apabila ada pertanyaan pribadi, kadang-kadang klien ingin tahu apakah konselor

pertanyaan terus berlanjut dan konselor pernah mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh klien, maka konselor

dapat menyatakan bahwa kalau konselor bercerita tentang dirinya tidak akan
tidak ingin untuk menjawab, maka akan
membantu klien, oleh karena itu lebih baik tidak bercerita.
menimbulkan salah pengertian pada klien.
13 Konselor merasa Dapat terjadi suatu kondisi dimana klien 1. Semakin banyak konselor berlatih menghadapi hal-hal sensitif, semakin mudah ia

dipermalukan dengan mengatakan sesuatu yang membuat konselor mengenali situasi yang rentan dan semakin siap ia menghadapi situasi tersebut.

suatu topik malu sehingga dapat menimbulkan rasa tidak 2. Sebaiknya konselor jujur kepada klien, terutama bila konselor bereaksi secara

emosional kepada klien, karena klien akan mengamati hal itu.


pembicaraan nyaman pada konselor dan dapat merubah
3. Keadaan ini bisa dimanfaatkan dengan terlebih dahulu mengakui perasaan yang
suasana hubungan konselor dan klien
muncul dan mengembalikan ke topik pembicaraan yang dikemukan klien. Konselor

dapat mengatakan ”Mungkin ibu memperhatikan sewaktu ibu mengatakan pada

kenyataannya ibu belum menikah, saya sedikit berubah sikap, hal ini kadang-

kadang terjadi kalau seseorang tidak mengharapkan sesuatu, tapi saya senang ibu

menyampaikan hal itu kepada saya.

4. Setelah pertemuan berakhir, akan sangat membantu bila konselor membicarakan


kepada provider lain tentang apa yang telah terjadi dan melihat apakah perasaan
tidak nyaman bisa diatasi.
14 Keadaan “Kritis” Klien tdk bisa lagi untuk berkomunikasi 1. Bidan harus bersikap lebih direktif, langsung melakukan tindakan penyelamatan.

karena klien dalam keadaan ”kritis”, yaitu 2. Komunikasikan dengan tegas tapi sopan keadaan darurat tersebut kepada

antara hidup dan mati keluarga

3. Berikan penjelasan dengan singkat tapi jelas langkah-langkah yang harus

dilakukan bersama untuk mengatasi keadaan.

Situasi-situais Sulit dalam KIP/K 6


By : Anita
4. Sedapat mungkin lakukan mendengar aktif dan ucapkan pula kata-kata yang

menenangkan klien

Situasi-situais Sulit dalam KIP/K 7


By : Anita

Anda mungkin juga menyukai