Anda di halaman 1dari 11

LEMBARAN JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


TAHUN AJARAN 2020/2021

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar


Hari/Tanggal : Selasa / 27 Oktober2020
Waktu : 90 Menit
Dosen : Sri Wiratma, Drs., M.Si

NAMA : ANANDA ANUGRAH PUTRI


NIM : 4191111051
KELAS : PSPM A 2019

1. Diskripsikan apa yang dimaksud dengan kebudayaan!


Jawab :
Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan
pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya.kebudayaan merupakan
serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang
terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan
digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam
tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya.

2. Jelaskan dan hubungkan apa yang dimaksud dengan 3 wujud kebudayaan!

Jawab:
3 Wujud kebudayaan Antara lain:
 Wujud kebudayaan sebagai sistem ide
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala
atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan
gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu
berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.
Contoh: Aturan atau norma sopan santun dalam bertutur kata kepada orang yang lebih
tua, aturan bertamu di rumah orang lain.
 Wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Contoh: Budaya upacara perkawinan, proses pemilihan pemimpin, atau kampanye
partai yang dikategorikan sebagai wujud kebudayaan yang berupa aktivitas individu.
 Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan.
Contoh: Wayang golek dari Jawa, kain ulos dari Batak, songket dari Padang, ataupun
sebuah mahar berupa barang yang harus diberikan dalam upacara adat perkawinan

Ketiga wujud dari kebudayaan terurai di atas, dalam kenyataan kehidupan masyarakat
tentu tak terpisah satu dengan lain. Kebudayaan ideal dan adat-istiadat mengatur dan
memberi arah kepada tindakan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun
tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya,
kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin
menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola
perbuatannya, bahkan juga cara berpikirnya.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pandangan Etik dan Pandangan Emik terhadap
kebudayaan!
Jawab :
Etik mengcakup pada temuan-temuan yang tampak konsisten atau tetap di berbagai
budaya, dengan kata lain sebuah etik mengacu pada kebenaran atau prinsip yang universal.
Sedangkan emik sebaliknya, mengacu pada temuan-temuan yang tampak berbeda untuk
budaya yang berbeda, dengan demikian, sebuah emik mengacu pada kebenaran yang bersifat
khas-budaya (culture-specific).
Karena implikasinya pada apa yang kita ketahui sebagai kebenaran, emik dan etik
merupakan konsep-kosep yang kuat (powerful). Kalau kita tahu sesuatu tentang prilaku
manusia dan menganggapnya sebagai kebenaran, dan hal itu adalah suatu etik (alias
universal), maka kebenaran sebagaimana kita ketahui itu adalah juga kebenaran bagi semua
orang dari budaya apa pun. Kalau yang kita ketahui tentang prilaku manusia dan yang kita
anggap sebagai kebenaran itu ternyata adalah suatu emik (alias bersifat khas-budaya), maka
apa yang kita anggap kebenaran tersebut belum tentu merupakan kebenaran bagi orang dari
budaya lain.
Emik dan Etik adalah dua macam sudut pandang dalam etnografi yang cukup
mengundang perdebatan. Emik (native point of view) misalnya, mencoba menjelaskan suatu
fenomena dalam masyarakat dengan sudut pandang masyarakat itu sendiri. Sebaliknya, etik
merupakan penggunaan sudut pandang orang luar yang berjarak (dalam hal ini siapa yang
mengamati) untuk menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat.
Secara sangat sederhana, emik mengacu pada pandangan warga masyarakat yang
dikaji, sedangkan etik mengacu pada pandangan si pengamat.
Pendekatan emik dalam hal ini memang menawarkan sesuatu yang lebih obyektif.
Karena tingkah laku kebudayaan memang sebaiknya dikaji dan dikategorikan menurut
pandangan orang yang dikaji itu sendiri, berupa definisi yang diberikan oleh masyarakat
yang mengalami peristiwa itu sendiri. Bahwa pengkonsepan seperti itu perlu dilakukan dan
ditemukan dengan cara menganalisis proses kognitif masyarakat yang dikaji dan bukan
dipaksakan secara etnosentrik, menurut pandangan peneliti.

4. Bagaimana peradaban dalam konsep ISBD?


Jawab :

 Hakikat Peradaban
Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang
telah mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni yang telah maju.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a. Pendidikan
b. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Wujud Peradaban Moral adalah:
a. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
b. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan
sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
c. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang
menjadi pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan
sebagai etiket, sopan santun.
d. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,
mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalika (contrast).
e. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,
mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalika (contrast).
f. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,
mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalika (contrast).
 Manusia Sebagai Makhluk Beradap dan Masyarakat Adab
Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk
berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada perilaku pada
manusia.
Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society. Oleh banyak kalangan,
istilah civil society dapat diterjemahkan dalam bahasa indonesia dengan berbagai
istilah antara lain :
 Civil society diterjemah dengan istilah masyrakat sipil, civil artinya sipil
sedangkan society artinya masyarakat.
 Civil society diterjemahkan dengan masyarkat beradap atau keberadaban, ini
merupakan terjemahan dari civilizet (beradab) dan society (masyarakat) sebagai
lawan dari masyarakat yang tidak beradab (uncivilzet society).
 Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani merujuk
pada kata madinah, kota tempat kelahiran Nabi Muhamad SAW. Madinah berasal
dari kata madaniyah yang berati peradaban
 Civil society diartikatikan masyarakat kota.
 Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau kewarganegaraan.
Masyarakat disini adalah pengelompokan masyarakat yang bersifat otonom dari
negara.
 Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban Dalam Kehidupan Sosial Budaya
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap
dan berkesinambungan, memperlihatkan kerakter yang khas pada tahap tersebut, yang
dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu
pengatahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Lahirnya peradaban barat
dieropa dimulai dengan adanya revolusi pemikiran. Masyarakat adab ingin keluar dari
abad gelap (dart ages) mulai renaissance. Melalui revolusi pemikiran inilah lahir sains
dan teknologi.
 Dinamika Peradaban Global
Alvin toffler dalam bukunya the third wave (1981), ia menyatakan bahwa
gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini mengalami tiga
gelombang yaitu :
 Gelombang I, peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 sm -1500
m.
 Gelombang II, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 m -1970 m.
 Gelombang III, peradaban teknologi informasi berlangsung mulai 1970 m –
sekarang
Gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi dalam bidang :
 Komunikasi dan data prosesing
 Penerbangan dan angkasa laut
 Energi alternatif dan energi yang dapat diperbaharui
 Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi, komunikasi
dan transportasi.
 Peradaban dan Problematika Globalisasi Bagi Kehidupan
Adapun aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut.
 Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam
berinteraksi.
 Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia untuk
berhubungan dengan manusia lain.
 Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan
efisiensi.

Adapun aspek negatif globalisasi antara lain sebagai berikut.


 Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa
dan identitas suatu bangsa.
 Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang
makin membesar.
 Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme dan individual yang
menggeser nilai-nilai masyarakat.
 Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih
banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi
 Peradaban dan Problematika Globalisasi Bagi Kehidupan (Lanjutan)
Dalam menghadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi respon atau
tanggapan yang dapat dikategorikan sebagai berikut :
 Sebagai bangsa menyambut positif globalisasi karena dianggap sebagai jalan
keluar baru untuk perbaikan nasib umat manusia.
 Sebagai masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap sebagai
bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat
nasional dibidang politik, ekonomi, dan budaya.
 Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat
perkembangan teknologi.
 Tradisi
Adat adalah merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa,
merupakan satu penjelmaan daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke
abad. Oleh karena itu,maka tiap bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri –
sendiri yang satu dengan yang lainnya berbeda satu sama lain.
Adat istiadat yang hidup serta yang berhubungan dengan tradisi rakyat yang
merupakan adat kebiasaan turun-temurun yang masih dijalankan di masyarakat karena
adanya penilaian bahwa cara–cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik
dan benar, serta hal ini merupakan sumber yang mengagumkan bagi kekayaan budaya
bangsa.Adat bangsa Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika” ini tidak mati, melainkan
selalu berkembang.
 Modernisasi
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses tranformasi yang mengubah :
 Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar,
dimana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara massal.
 Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada
masyarakat nasional dengan integrasi yang baik.
Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu :
 Cara berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa maupun
masyarakat.
 Sistem administrasi negara yang baik yang benar – benar mewujudkan birokrasi.
 Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu
atau lembaga tertentu.
 Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi
dengan cara penggunaan alat komunikasi masa.
 Tingkat organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di pihak
pengurangan kepercayaan. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.
Modernisasi merupakan salah satu modal yang ditandai dengan ciri – ciri :
 Keutuhan materi dan ajang kebutuhan manusia.
 Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensasi,
dan akulturasi.
 Modernisasi banyak menberikan kemudahan bagi manusia.
 Berkat jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.
 Modernisasi juga memberikan dan melahirkan teori baru.
 Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi
kebendaan yang berlebihan.
 Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan
menumpuk kekayaan.
 Masyarakat Madani
Menurut Wirutomo (2002), di Indonesia kata “civil society” diterjemahkan
sebagai masyarakat sipil, masrakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat adab.
Apapun bentuk tindakannya yang pasti konsep itu menyangkut sutu ruang gerak
masyarakat yang berada di luar negara. Karena bidang politik pada masa lalu selalu
dikaitkan dengan negara, maka muncul konsep civil society sebagai arena bagi warga
negara yang aktif dalam politik. Tetapi lebih luas lagi konsep ini sering juga dikaitkan
dengan peradaban masyarakat, yaitu suatu kualitas kebudayaan masyarakat yang
ditandai oleh supremasi hukum.

5. Apa yang mendorong dan dapat mencegah terjadinya urbanisasi. Jelaskan!


Jawab:
Urbanisasi mengacu pada pergeseran populasi dari daerah pedesaan ke perkotaan,
"peningkatan bertahap jumlah orang yang tinggal di daerah perkotaan", dan cara-cara di mana
setiap masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan ini.

Faktor Pendorong Urbanisasi

1. Sempitnya Lapangan Pekerjaan Di Luar Bidang Pertanian

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kebanyakan masyarakat desa bekerja dalam bidang
pertanian, hal ini dikarenakan lahan di desa kebanyakan memang dimanfaatkan untuk sawah,
kebun, dan lainnya. Karena kondisi ini lah menyebabkan profesi lainnya yang berada di luar
sektor pertanian tidak terlalu banyak. Hal ini tentunya tidak memberikan kesempatan orang yang
memiliki skill lainnya untuk berkembang.

2. Adat Istiadat Yang Cukup Mengekang

Faktor lainnya yang mendorong masyarakat desa berpindah ke kota dikarenakan adat istiadat
yang masih sangat mengekang. Masyarakat desa sendiri masih menjunjung tinggi adat istiadat
yang berlaku, bahkan di masa modern seperti saat ini. Meskipun begitu, adat istiadat ini nyatanya
malah membuat masyarakat tidak dapat berkembang dan tidak maju.

3. Rendahnya Upah Kerja Di Desa

Berbanding terbalik dengan di kota-kota besar, upah yang didapatkan dari pekerjaan di desa rata-
rata berpenghasilan cukup rendah. Sehingga membuat kebanyakan orang berkeinginan untuk
mengubah kondisi kehidupan mereka dengan berpindah ke kota

4. Lahan Pertanian Semakin Sempit

Faktor lainnya yaitu berasal dari mata pencaharian utama di desa, yaitu sektor pertanian yang
semakin sempit. Lahan-lahan yang tadinya digunakan sebagai lahan pertanian mulai menyempit
karena pembangunan desa yang terjadi, hal ini lah yang akhirnya membuat peluang kerja
semakin menurun di pedesaan.

5. Tidak Tersedianya Fasilitas Lengkap Di Desa

Karena wilayahnya yang mungkin agak jauh dari jangkauan pemerintahan, menyebabkan banyak
fasilitas yang belum tersedia di Desa. Mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga pusat
perbelanjaan. Sehingga membuat masyarakat desa kesulitan untuk bisa mendapatkan
kebutuhannya. Selain itu, sarana dan pra sarana di desa yang masih sangat terbatas membuat
banyak orang kesulitan untuk mendapatkan pelayanan.

6. Kehidupan Yang Monoton

Karena kondisi desa yang masih serba terbatas membuat kehidupan di desa yang cenderung
monoton. Bagi orang-orang yang berkeinginan untuk hidup lebih maju lagi, mungkin kehidupan
desa bukanlah hal yang cocok untuk dijalaninya. Sehingga membuatnya berkeinginan untuk
pindah ke perkotaan.

7. Adanya Bencana Alam Yang Terjadi

Hal lainnya yang menjadi faktor pendorong urbanisasi yang terjadi di daerah asal adalah
terjadinya bencana-bencana alam yang terjadi di wilayah pedesaan, mulai dari banjir, kemarau
panjang, gempa bumi, hingga wabah penyakit sehingga membuat masyarakat desa berkeinginan
untuk pindah dari wilayahnya.

8. Adanya Keinginan Untuk Merubah Hidup

Faktor pendorong lainnya dan menjadi hal yang cukup penting dalam mendorong masyarakat
desa berkeinginan untuk pindah ke kota adalah adanya keinginan untuk mengubah hidup. Karena
kondisi di desa yang kadang tak memungkinkan, sehingga membuat orang-orang berharap
dengan tinggal di kota dapat mengubah kehidupannya menjadi lebih baik.

9. Di Usir Dari Desa Asal

Karena suatu kondisi ataupun masalah tertentu, bisa saja menyebabkan orang dapat terusir dari
desa asal yang ditempatinya. Hal ini lah yang kemudian mendorongnya untuk pindah ke kota dan
menjalani kehidupan yang baru.

Berikut adalah cara mencegah urbanisasi di negara berkembang, dengan beberapa langkah cara
yang bisa di atasi:

1. Pembangunan yang Merata

Tidak dapat dipungkiri, jika kita melihat dan membandingkan kondisi yang ada di desa dan kota
pastinya kita akan menemukan perbedaan yang signifikan. Beberapa daerah terpencil di
Indonesia bahkan tidak punya akses listrik dan air bersih yang memiliki peran penting dalam
kehidupan keseharian mereka. Tidak heran banyak orang desa yang pindah ke kota karena listrik
dan air bersih tentunya bukan masalah yang umum kita jumpai di perkotaan. Jika hal ini bisa
diatasi, tentunya rakyat desa tidak mungkin punya gagasan untuk pindah ke kota.

2. Mempermudah Akses Transportasi dan Komunikasi

Selain listrik dan air bersih, dua hal penting dalam kehidupan sehari-hari adalah transportasi dan
layanan komunikasi. Mengenai fasilitas komunikasi, ironis memang, ujian sekolah di Indonesia
sudah berani menerapkan sistem online, padahal belum semua sekolah di negeri kita bisa punya
jaringan internet. Jangankan jaringan internet, telepon genggam saja mungkin masih jarang.
Tidak adil rasanya jika program pemerintah hanya dilaksanakan setengah-setengah dengan
alasan beberapa tempat tidak memiliki fasilitas yang memadai. Pengadaan jalan beraspal di desa-
desa akan sangat membantu akses ke desa untuk proses jual-beli maupun distribusi produk dari
kota sehingga masyarakatnya tidak perlu meninggalkan desa untuk mendapatkan barang-barang
tertentu.

3. Standart Pendidikan Disamaratakan

Tujuan seseorang merantau dari desa ke kota yang paling sering kita temui adalah pelajar.
Banyak masyarakat usia sekolah yang rela merantau di kota besar untuk bisa mendapatkan
pendidikan yang lebih layak karena di tempat asalnya bisa dibilang tertinggal. Hal ini benar
adanya dengan bukti anak-anak yang menyelesaikan sekolah menengah di perkotaan akan lebih
mudah masuk perguruan tinggi karena kualitas ilmu yang diterima lebih baik dari pada sekolah
yang ada di desa. Hasilnya begitu banyak anak rantau dari desa yang mulai menempati kota
besar sejak masih di bangku sekolah menengah. Jika standart pendidikan di samaratakan tentu
saja jumlah urbanisasi sejak usia sekolah dapat di minimalisir. Hal ini juga bisa menjadi upaya
pemerintah dalam mengatasi pengangguran.

4. Tersedianya Fasilitas Kesehatan yang Memadai

Fasilitas kesehatan yang ada di kota besar tentu lebih lengkap dan jauh lebih baik dari pada yang
tersedia di pedesaan. Bahkan beberapa desa tidak punya akses dokter umum maupun spesialis
sehingga yang sakit harus jauh-jauh pergi ke kota demi mendapatkan perawatan. Alhasil setelah
sembuh mereka yang dari desa lebih memilih untuk menetap di kota agar generasi mereka yang
berikutnya tidak harus jauh-jauh melakukan perjalanan untuk mendapatkan penanganan
kesehatan yang baik.

5. Pemerataan Wilayah Pemerintahan

Beberapa tahun belakang kita bisa melihat adanya usaha pemerintah dalam mengatasi urbanisasi
dengan cara ini. Telah dilakukan pemekaran daerah dibeberapa titik dan tentu saja hal ini
membawa pengaruh besar bagi daerah tersebut. Pemekaran daerah adalah pembagian daerah
yang tadinya satu provinsi dibagi menjadi dua provinsi dengan tujuan pemerataan wilayah
pemerintahan. Hal ini sangat membantu masyarakat yang jauh dari area perkantoran
pemerintahan dan sulit untuk mengurus surat-surat kenegaraan atau yang memiliki permasalahan
hukum di Indonesia. Dengan adanya pemerataan wilayah pemerintahan dengan jarak
perkantoran pemerintahan yang dapat dijangkau masyarakat tentu akan membantu mengurangi
terjadinya urbanisasi.

6. Menciptakan Lapangan Pekerjaan di Pedesaan

Tujuan utama para pendatang dari desa pindah ke kota adalah untuk mendapatkan pekerjaan
yang lebih baik dengan bayaran yang jauh lebih tinggi dari yang didapatkan di desa. Namun ada
kalanya orang desa yang datang ke kota tidak memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk bisa
mendapatkan pekerjaan di perkotaan. Hal ini berhubungan dengan pemerataan pendidikan untuk
orang desa dan orang kota. Selain itu jika di desa tersedia lapangan pekerjaan yang
membutuhkan tenaga yang sesuai dengan kemampuan orang-orang desa, tentunya orang-orang
desa tidak akan berpindah ke kota.

7. Memperbaiki Fasilitas Umum Yang Terbengkalai

Agar orang desa betah dengan tempat mereka tinggal, fasilitas umum dari negara hendaknya
dipelihara bukan hanya oleh orang-orang desa tapi juga dengan perhatian dari pemerintah. Iklim
di desa dan di kota biasanya jauh berbeda, entah itu yang ada di pesisir pantai maupun di kaki
gunung. Seringkali area pedesaan tertimpah bencana alam yang membuat fasilitas umum seperti
jalan dan jembatan rusak sehingga menganggu kelangsungan kegiatan ekonomi di Indonesia
terutama di desa.

Karena jauh dari jangkauan pemerintah, biasanya perbaikan fasilitas umum yang terkena
bencana ini akan memakan waktu lama, bahkan ada yang tidak digubris sama sekali sehingga
masyarakat sendiri yang harus memperbaiki. Dan tentu saja perbaikan yang dilakukan
masyarakat kualitasnya akan berbeda sehingga harus dilakukan perbaikan ulang setiap jangka
waktu tertentu. Orang desa tentunya akan jenuh dengan kondisi tempat mereka tinggal dan
memilih untuk pindah ke kota yang fasilitas umumnya begitu terawat.

8. Mengedukasi Masyarakat Desa tentang Kehidupan di Kota

Karena keterbatasan sumber informasi, masyarakat desa sebenarnya tidak begitu mengerti
kondisi kehidupan di perkotaan. Yang mereka tahu hanyalah luasnya lapangan pekerjaan di kota
dan penghasilan di kota berlipat ganda dari yang di dapatkan di desa. Perlu ada yang
mengedukasi masyarakat desa mengenai gaya hidup orang kota, pekerjaan seperti apa yang
tersedia disana dan apa saja yang dibutuhkan sebagai bekal seseorang untuk bisa bertahan hidup
di kota. Dengan diberikan pengetahuan tersebut tentunya jumlah pengangguran bisa
diminimalisir dan orang desa yang hendak menetap di kota bisa mendapat bayangan tentang
kehidupan yang akan mereka hadapi.

9. Memfokuskan Pembangunan di Daerah yang Membutuhkan

Kasus di negara berkembang, seringkali pembangunan difokuskan pada kota-kota besar yang
sebenarnya sudah tidak membutuhkan pembangunan yang lebih lagi karena sistemnya sudah
berjalan dan segala macam fasilitas tinggal dijaga dan dipelihara. Yang terjadi malah
pembangunan terus-terusan dilakukan di kota besar untuk kebutuhan yang tidak mendesak
padahal banyak desa yang jauh lebih membutuhkan pembangunan sarana prasarana yang
dibutuhkan untuk kelangsungan kehidupan rakyatnya.

10. Program Pengembalian Tenaga Kerja


Sudah ada beberapa organisasi yang melakukan hal ini dengan sukarela. Banyaknya pelajar yang
merantu di kota besar untuk pendidikan dan berencana menetap untuk kerja di kota. Jika
pemerintah dan masyarakat bersama-sama mewujudkan sembilan cara yang suda dijabarkan
sebelumnya, anak-anak rantau ini bisa termotivasi kembali ke desa asal mereka untuk
membangun daerah mereka menjadi lebih baik

Anda mungkin juga menyukai