DASAR
NIM : 4191111056
Ketiga wujud dari kebudayaan terurai di atas, dalam kenyataan kehidupan masyarakat
tentu tak terpisah satu dengan lain. Kebudayaan ideal dan adat-istiadat mengatur dan
memberi arah kepada tindakan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun
tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya,
kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin
menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula pola-pola
perbuatannya, bahkan juga cara berpikirnya.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pandangan Etik dan Pandangan Emik terhadap
kebudayaan! Jawaban :
Etik adalah suatu kebenaran yang diakui,diterima oleh seluruh masyarakat tanpa
memandang perbedaan budaya, dengan kata lainkebenaran yang dimaksud berlaku untuk
semua orang (bersifat universal). Sebaliknya,Emik adalah suatu kebenaran yang hanya
diterima dan di akui oleh masyarakat setemapatdan tidak berlaku bagi orang yang berasal
dari budaya yang berbeda. Emik dalam hal inimenawarkan sesuatu yang lebih
obyektif
Etik mengcakup pada temuan-temuan yang tampak konsisten atau tetap di berbagai
budaya, dengan kata lain sebuah etik mengacu pada kebenaran atau prinsip yang universal.
Sedangkan emik sebaliknya, mengacu pada temuan-temuan yang tampak berbeda untuk
budaya yang berbeda, dengan demikian, sebuah emik mengacu pada kebenaran yang bersifat
khas-budaya (culture-specific).
Emik dan Etik adalah dua macam sudut pandang dalam etnografi yang cukup
mengundang perdebatan. Emik (native point of view) misalnya, mencoba menjelaskan suatu
fenomena dalam masyarakat dengan sudut pandang masyarakat itu sendiri. Sebaliknya, etik
merupakan penggunaan sudut pandang orang luar yang berjarak (dalam hal ini siapa yang
mengamati) untuk menjelaskan suatu fenomena dalam masyarakat.
Secara sangat sederhana, emik mengacu pada pandangan warga masyarakat yang dikaji,
sedangkan etik mengacu pada pandangan si pengamat.
Pendekatan emik dalam hal ini memang menawarkan sesuatu yang lebih obyektif.
Karena tingkah laku kebudayaan memang sebaiknya dikaji dan dikategorikan menurut
pandangan orang yang dikaji itu sendiri, berupa definisi yang diberikan oleh masyarakat yang
mengalami peristiwa itu sendiri. Bahwa pengkonsepan seperti itu perlu dilakukan dan
ditemukan dengan cara menganalisis proses kognitif masyarakat yang dikaji dan bukan
dipaksakan secara etnosentrik, menurut pandangan peneliti.
Istilah peradaban berasal kata adab yang berarti sebuah akhlak, kesopanan, atau
kehalusan dalam budi pekerti. Peradaban selalu dikaitkan sebagai konsep nilai moral, etika,
maupun estetika di masyarakat. Sehingga sering dipakai untuk menyebut bagian-bagian dan
unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah misalnya: kesenian, ilmu pengetahuan,
adat, sopan santun, pergaulan, kepandaian menulis.
Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap
perkembangan kebudayaan. Pada waktu itulah, perkembangan kebudayaan dapat mencapai
puncak yang berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur
dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki
peradaban yang tinggi.
Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi sosial,
kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk sistem IPTEK
dan pemerintahnya.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. Pendidikan
2. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Sedangkan Wujud Peradaban Moral adalah:
1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
2. Norma: aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan
sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
3. Etika: nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi
pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan
santun.
4. Estetika: berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan,
mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).
Lapangan kerja yang hampir tidak ada karena sebagian besar hidup penduduknya
hanya bergantung dari hasil pertanian 3. Pendapatan yang rendah yang di desa
4. Keamanan yang kurang
5. Fasilitas pendidikan sekolah atau pun perguruan tinggi yang kurang berkualitas
7. Memperlancar arus lalu lintas yang menghubungkan desa dan kota. Sehingga orang
desa yang bekerja di kota tidak usah menetap di kota (Nglaju).
8. Desentralisasi industry.
1. Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian yang merupakan pengolahan lahan pertanian yang ada dengan
sebaikbaiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana.
2. Mengurangi atau membatasi tingkat pertambahan penduduk lewat pembatasan kelahiran, yaitu
program Keluarga Berencana
8. Perlu dukungan politik dari pemerintah, diantaranya adanya kebijakan seperti reformasi tanah