Anda di halaman 1dari 15

Definisi Masyarakat Menurut (Koentjaraningrat 1994) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem

adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama. J.L Gillin dan J.P Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama Ini adalah beberapa ciri-ciri masyarakat kota dan desa. Masyarakat kota : 1. Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. 2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. 3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata. 4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa. 5. Interaksi yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi. 6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu. 7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh. Masyarakat desa : 1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa. 2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan. 3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

4. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya. 5. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan. 6. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. 7. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.

Unsur-unsur suatu masyarakat a. Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak b. Telaah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu. c. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama. a. kesatuan sosial 1. unsur studi dalam kemasyarakatan yang diberi batasan tertentu dan yang secara relatif bersifat konstan, seperti individu, keluarga, taraf hidup 2. kesatuan orang yang terikat atas ciri-ciri tertentu dalam kehidupan masyarakat b. Pranata social Pranata sosial berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu social institution. Menurut Koentjaraningrat, pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dalam hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi komplek-komplek kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada dasarnya mempunyai beberapa peran dan fungsi sebagai berikut. 1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku

atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat. 2. Menjaga keutuhan masyarakat.

3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control). Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggotaanggotanya.

NORMA Norma adalah aturan-aturan atau pedoman sosial yang khusus mengenai tingkah laku, sikap, dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di lingkungan kehidupannya. Dari sudut pandang umum sampai seberapa jauh tekanan norma diberlakukan oleh masyarakat, norma dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Cara (Usage) => Cara mengacu pada suatu bentuk perbuatan yang lebih menonjolkan pada hubungan antarindividu. Penyimpangan pada cara tidak akan mendapatkan hukuman yang berat, tetapi sekadar celaan, cemoohan, atau ejekan. Misalnya, orang yang mengeluarkan bunyi dari mulut (sendawa) sebagai pertanda rasa kepuasan setelah makan. Dalam suatu masyarakat, cara makan seperti itu dianggap tidak sopan. Jika cara itu dilakukan, orang lain akan merasa tersinggung dan mencela cara makan seperti itu. 2. Kebiasaan (Folkways) => Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih tinggi daripada cara (usage). Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama karena orang banyak menyukai perbuatan tersebut. Misalnya, kebiasaan menghormati orang yang lebih tua. 3. Tata Kelakuan (Mores) => Jika kebiasaan tidak semata-mata dianggap sebagai cara berperilaku, tetapi diterima sebagai norma pengatur, kebiasaan tersebut menjadi tata kelakuan. Tata kelakuan mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari sekelompok manusia, yang dilaksanakan atas pengawasan baik secara sadar maupun tidak sadar terhadap anggotanya. Tata kelakuan, di satu pihak memaksakan suatu perbuatan, sedangkan di lain pihak merupakan larangan sehingga secara langsung menjadi alat agar anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan tata kelakuan individu. Misalnya, larangan perkawinan yang terlalu dekat hubungan darah (incest). 4. Adat Istiadat (Custom) => Tata kelakuan yang terintegrasi secara kuat dengan polapola perilaku masyarakat dapat meningkat menjadi adat istiadat. Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan mendapat sanksi keras. Misalnya, hukum adat di Lampung melarang terjadinya perceraian pasangan suami istri. Jika terjadi perceraian, orang yang melakukan pelanggaran, termasuk keturunannya akan dikeluarkan dari masyarakat hingga suatu saat keadaannya pulih kembali.

Pengendalian sosial Pengendalian sosial (social control) merupakan proses yang bertujuan agar masyarakat mematuhi norma dan nilai sosial yang ada dalam masyarakatnya. Dengan pengendalian sosial, terciptalah masyarakat yang teratur. Di dalam masyarakat yang teratur, setiap warganya menjalankan peran sesuai dengan harapan masyarakat. Tujuan adanya pengendalian sosial adalah agar mereka dapat melaksanakan

kewajibannya dengan baik dan menikmati haknya. Ketenangan dan keamanan pun dapat dirasakan. Roucek mengemukakan bahwa pengendalian sosial adalah sualu istilah yang mengacu pada proses di mana individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok. Cara Pengendalian Sosial Mempertebal keyakinan akan kebaikan norma Memberi penghargaan bagi yang taat Mengembangkan rasa malu bagi mereka yang menyimpang Menimbulkan rasa takut Menciptakan sistem hukum dengan sanksi yang tegas

Aspek Sosial yang Mempengaruhi Kesehatan antara lain : Umur :

dilihat dari aspek umur, maka ada perbedaan golongan penyakit berdasarkan golongan umur, misalnya dikalangan balita banyak yang menderita penyakit infeksi, sedangkan pada golongan dewasa atau usia lanjut lebih banyak menderita penyakit kronis. Jenis kelamin

demikian juga dengan aspek golongan menurut jenis kelamin, dikalangan wanita lebih banyak menderit kanker payudara, sedangkan pada pria, lebih banyak menderita kanker prostat. Pekerjaan

begitu juga dengan jenis pekerjaan, dikalangan petani lebih banyak menderita penyakit cacingan, karena aktifiasnya banyak dilakukan disawah, sedangkan pada buruh tekstil lebih banyak menderita penyakit salura pernafasan kaena banyak terpapar debu.

Sosial ekonomi

keadaan sosial ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit, bahkan juga berpengaruh pada kematian, misalnya angka kematian lebih tinggi pada golongan yang status ekonominya rendah dibandingkan dengan status ekonominya tinggi. Demikian juga obesitas lebih ditemukan pada kalangan masyarakat dengan status ekonoinya tinggi.

KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Koentjaraningrat (2002) mendefinisikan kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Asalkan sesuatu yang dilakukan manusia memerlukan belajar maka hal itu bisa dikategorikan sebagai budaya. Taylor dalam bukunya Primitive Culture, memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaankebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Pendapat umum sesuatu yang baik dan berharga dalam kehidupan masyarakat. ( Bakker 1984 ). Dan pola tingkah laku mantap : pikiran, perasaan, dan reaksi yang diperoleh dan terutama diwujudkan oleh simbul-simbul pada pencapaian tersendiri dari kelompok manusia yang bersifat universal ( Kroeber & klukhon 1950 ). Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,

yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain : 1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya ada dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup 2. Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat 3. Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia

Koentjaraningrat (2002) membagi budaya menjadi 7 unsur : yakni sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan. Ketujuh unsur itulah yang membentuk budaya secara keseluruhan

Konsep mempelajari kebudayaan 1. Hindari sikap ethnocentrism (memberi penilaian tertentu kepada kebudayaan yang dipelajar) 2. Tidak menyadari kebudayaan lain, kecuali memasuki masyarakat tersebut 3. Variasi kemudahan perubahan yang berbeda pada tiap unsur kebudayaan 4. Unsur kebudayaan saling kait mengait

Bentuk Perubahan Sosial Budaya Perubahan terjadi secara lambat v.s cepat

Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama dan biasanya merupakan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya berusaha menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Perubahan ini terjadi melalui tahapan-tahapan dari yang sederhana menjadi maju. Misalnya kehidupan masyarakat suku Kubu di Sumatra. Mereka mengalami perubahan secara

lambat, terutama dalam tempat tinggal dan mata pencaharian hidup. Sampai saat ini suku Kubu masih menjalankan aktivitas lamanya, yaitu berburu dan meramu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat, pada umumnya disebut dengan revolusi. Hal yang pokok dari revolusi adalah terdapatnya perubahan yang terjadi dengan cepat, disamping itu perubahan tersebut menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok dari kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi secara revolusi dapat direncanakan terlebih dahulu ataupun tidak direncanakan. Selain itu ada yang dijalankan tanpa kekerasan dan dengan kekerasan. Dalam perubahan cepat, kemungkinan timbulnya sifat anarki dan tindakan kekerasan sangat besar terjadi. Adapun ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relative karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Suatu revolusi dapat juga berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan. Misalnya revolusi bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya. Perubahan yang pengaruhnya kecil v.s besar

Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Misalnya perubahan mode pakaian, bentuk rumah, dan mainan anak yang tidak akan membawa pengaruh yang berarti bagi masyarakat dalam keseluruhannya. Perubahan besar adalah suatu perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam system kerja, sistem hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat. Contohnya adalah adanya industrialisasi.

Industrialisasi telah mengubah masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Perubahan itu memberikan pengaruh dalam kehidupan masyarakat, seperti terlihat dalam hubungan antarsesama. Pada masyarakat agraris, hubungan antarsesama terlihat sangat akrab dan menunjukkan adanya kebersamaan. Namun pada masyarakat industri hal itu mengalami perubahan, di mana hubungan lebih didasarkan pada pertimbangan untung rugi. Perubahan yang direncanakan v.s tidak direncanakan

Perubahan bentuk ini merupakan perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak itu disebut sebagai agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Misalnya pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, atau

mahasiswa. Adapun cara yang dapat digunakan untuk memengaruhi masyarakat adalah dengan rekayasa sosial (social engineering), yaitu dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu. Cara ini sering pula dinamakan perencanaan sosial (social planning). Contohnya adalah pembangunan berbagai sarana dan prasarana, seperti kawasan industri, bendungan, jalan, dan lain-lain. Perubahan yang Tidak Dikehendaki terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat. Misalnya rusaknya berbagai fasilitas umum, serta banyak orang yang kehilangan rumah, keluarga, dan sanak saudara. Pada umumnya sangat sulit untuk meramalkan tentang terjadinya perubahan yang tidak dikehendaki ini.

Inovasi Proses perubahan yang terjadi dalam waktu yang pendek Syarat inovasi : 1. Masyarakat merasa butuh perubahan 2. Perubahan dipahami dan dikuasai masyarakat 3. Perubahan dapat diajarkan 4. Perubahan tidak merusak prestise pribadi atau kelompok

Kerangka Kebudayaan 1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan & budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanistik) dari berbagai disiplin ilmu 2. Hakekat manusia sebagai kesatuan atau universal akan membentuk beraneka ragam kebudayaan yang masing-masing sesuai dengan masa dan zamannya

1) Kebudayaan dan Unsur-unsurnya a. Peraturan dan perlengkapan hidup manusia : ( pakaian, perumahan, transportasi) dsb b. Mata pencaharian hidup dan sistem sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, distribusi) dll c. Sistem kemasyarakatan ( system kekerabatan, orpol, sistem hukum, sistem perkawinan ) dll

d. Bahas ( lesan maupun tertulis) e. Kesenian ( seni rupa, seni suara, seni gerak, seni pahat ) dll f. Sistem pengetahuan ( pengathuan alam, fisika dll ) g. Religi ( sistem kepercayaan )

2). Wujud Kebudayaan a. Wujud kebudayaan mempunyai sifat yang abstrak : artinya tidak dapat dilihat tidak dapat diraba, hanya bisa diyakini keberadaannya. Bertempat di alam pikiran/ di kepala. Misal : adat istiadat setempat bersih desa b. Wujud kebudayaan yang bersifat sosial ( sosial system) adalah merupakan tindakan yang terpola dari manusia itu sendiri. Sistem ini merupakan kegiatan setiap hari manusia itu sendiri ( kegiatan pasar, kegiatan perkantoran) dll c. Wujud kegiatan fisik : adalah merupakan seluruh hasil fisik dari perbuatan manusia dalam masyarakat, bersifat konkrit , mis bangunan , komputer, OHP dll 3). Sistem Sosial dan Sistem Budaya a. Sistem sosial : sistem ini lebih banyak mengkaji pada kajian sosiologi yang mengarah kepada konsep relasional (hubungan manusia ) sebagai pengganti pengganti konsep perilaku sosial. Hal yang harus berada dalam sistem sosial yaitu : ada 2 orang atau lebih, terjadi interaksi diantara mereka, mempunyai tujuan yang sama, dan memiliki struktur simbul & harapan yang sama. b. Sistem budaya ( cultural system ) Merupakan ide-ide dan gagasan manusia hidup bersama dalam suatu masyarakat. Sistem budaya bagian dari kebudayaan dalam pola adat istiadat, sistem norma, pranata yang ada di masyarakat. Proses budaya ini dilakukan melalui pembudayaan ( institutionalization) pelembagaan yang dimulai dengan meniru kemudian diinternalisasikan.

Berbagai Kebudayaan Di Indonesia Pola Pikir Budaya Barat

Pikiran cenderung menekankan dunia obyektif daripada rasa sehingga membuahkan ilmu dan teknologi, filsafat dipusatkan pada wujud dunia secara rasional, cara berpikir dalam hidup lebih

terpikat oleh kemajuan material, serta teknis & ilmiah analisis, dan dasar kehidupan yaitu martabat manusia kebebasan & teknologi Pola Pikir Budaya Timur

Pada intinya bersumber dari agama, menyukai intuisi dari pada akal budi. Pemikir timur lebih menekankan segi dalam jiwa, bersifat khayalan. Timur lebih disiplin mengendalikan diri, mengedepankan keharmonisan dengan alam sebab alam memberikan makan, tempat berteduh, Keberhasilan diperoleh dengan cara meditasi, terikat dengan mistik. Menegakan norma

bersumber dari ajaran agama. Nilai kehidupan tertinggi datang dari dalam nurani seperti nrimo karena takdir, pepesten, pasrah.

Rumusan Kebudayaan Nasional Indonesia Menurut hasil rapat Kebudayaan Nasional Indonesia 1936 oleh Sutan Takdir Alisabana Cs dengan Ki Hajar Dewantoro & Dr Soetomo merumuskan bahwa kebudayaan bangsa Indonesia adalah kebudayaan yang timbul dari sebuah usaha budinya rakyat Indonesiasendiri dengan rumusan : BHINEKA TUNGGAL IKA dan bertumpau pada kebudayaan lama dan asli terdapat sebagai puncak kebudayaan di daerah daerah diseluruh Indonesia yang beridiologi PANCASILA

Jenis Kebudayaan Di Indonesia a. Kebudayaan Modern Kebudayaan modern biasanya berasal dari manca negara datang di Indonesia merupakan budaya/ kesenian import. Budaya modern akting, penampilan, dan kemampuan meragakan diri didasari sifat komersial. Budaya modern lebih mengesampingkan norma , gaya menjadi idola masyarakat dan merupakan target sasaran Contoh : film, musik jazz b. Kebudayaan Tradisional Bersumber dan berkembang dari daerah setempat. Penampilan mengutamakan norma dengan mengedepankan intuisi bahkan bersifat bimbingan Dan petunjuk tentang kehidupan manusia. Kebudayaan tradisional kurang mengutamakan komersial dan sering dilandasi sifat kekeluargaan. Contoh : Ketoprak, wayang orang, keroncong, ludruk c. Budaya Campuran

Budaya campuran pada hakekatnya merupakan campuran budaya modern dengan budaya tradisional yang berkembang dengan cara asimilasi ataupun defusi. Kebudayaan campuran sudah memperhitungkan komersiel tapi masih mengindahkan norma dan adat setempat. Contoh : Musik dangdut, orkes gambus, campur sari

Perubahan Kebudayaan Kebudayaan berubah dengan cara : 1. Defusi : adalah penyebaran unsur kebudayaan dari suatu masyarakat ke masyarakat lain antar individu antar keluarga ataupun golongan. Difusi ini dapat menyebar dengan cara : a. Penetration Pacifiqua : masuknya unsur kebudayaan dari masyarakat satu kemasyarakat lain tanpa adanya paksaan : mis listrik masuk desa b. Penetration Hard : masuknya unsur kebudayaan dari masyarakat satu kemasyarakat lain

disertai kekerasan : misal model pakaian yang tidak sesuai dengan adat setempat c. Penetration symbolik : masuknya kebudayaan secara berdampingan saling menguntungkan dan tidak merugikan contoh koperasi 2. Akulturasi : adalah diterimanya kebudayaan lain/luar kemudian diolah menjadi kebudayaan sendiri . Misalnya politik dakwah, pendidikan. Musik padang pasir menjadi musik gambus. 3. Asimilasi : Terjadi pada kelompok masyarakat yang tidak sama kebudayaannya tapi dapat hidup secara berdampingan dengan damai saling mendekat lambat laun menjadi sama bahkan menjadi model kebudayaan yang baru. Kebudayaan ini dibentuk dari unsur yang berbedabeda oleh mobilitas penduduk, misalnya keroncong dan langgam menjadi campur sari.

Timbulnya Kebudayaan a. Discovery : adalah penemuan sesuatu yang baru yang terjadi dengan tidak sengaja dan secara kebetulan serta tidak direncanakan. Contoh penemuan obat kina b. Invention : kebudayaan tercipta karena suatu rancangan/ perencanaan kebudayaan dengan melalui suatu proses. Contoh model pakaian, komputer. OHP dll

Kelompok Sosial Suatu kesatuan yang terdiri dari 2 (dua ) atau lebih individu yang mengadakan interaksi yang cukup intensif dan teratur sehingga diantara individu sudah ada pembagian tugas berdasarkan norma yang berlaku Jenis-jenis kelompok social : a. Kelompok primer ( Face to face Group ) terjadinya kelompok sosial yang anggota-anggota sering berhadapan muka, saling mengenal dari dekat, dan berhubungan secara erat. Ciri-ciri Kelompok Primer : 1). Mengindahkan norma 2). Mengutamakan kelompok 3). Mengembangkan kecakapan demi kepentingan kelompok contoh : Dalam masyarakat ( RT ), kelompok kawan sepermainan b. Kelompok Skunder Interaksi yang langsung berhubungan, tapi saling berjauhan walaupun bersifat formil, kurang bersifat kekeluargaan, pasif tapi lebih bersifat obyektif. Berperan untuk tujuan rasional. Contoh : Kelompok studi banding dan kelompok lawatan olah raga c. Kelompok Formal & Informal Informal Tidak didukung peraturan secara tertulis ( AD. ART) Penbagian tugas, peranan, Norma, tingkah laku para anggotanya tidak dirumuskan secara tegas.

Ciri Utama Kelompok 1. Terdapatnya dorongan yang sama antar individu untuk mencapai tujuan yang sama 2. Terdapat interaksi yang berlainan dari individu yang berbeda dengan kecakapan yang berbeda sehingga pembagian tugas disesuaikan dengan keahlian masing-masing anggota. 3. Pembentukan dan penegasan struktur organisasi : Peranan peranan dan kedudukan herarki yang lambat laun berkembang dengan sendiri, struktur dalam kelompok terdiri dari susunan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan 4. Terjadi penegasan-penegasan, norma-norma kelompok, tingkah laku yang diharapkan seluruh anggota kelompok

Bentuk bentuk Kelompok 1. Crowd (Kumpulan Orang Banyak) merupakan kesatuan kemasyarakatan ketika ada suatu pengumuman atau adanya kumpulan individu pada suatu tempat tertentu. Ciri-ciri : a. Terdapatnya orang banyak terjadi karena adanya suatu pengumuman, pada suatu tempat tertentu b. Ada interaksi, biasanya berupa komentar-komentar c. Merupakan kesatuan dengan kepentingan dan waktu singkat 2. GolonganTerjadi karena suatu ciri yang dapat ditentukan ada pada sejumlah masyarakat secara obyektif. Penggolongan itun biasanya untuk keperluan tertentu. Misalnya : Golongan Balita, golongan wanita, golongan pria 3. Kolektiv a. Terjadi karena sejumlah warga dari suatu masyarakat tampak sebagai kesatuan masyarakat berdasarkan suatu komplek ciri-ciri yang mencolok b. Terjadi adanya kebudayaan dengan adat istiadat serta sistem norma dan kadang-kadng dengan bahasa khusus dalam mengatur suatu kehidupan c. Warga kolektif mempunyai kesadaran kepribadian sebagai kesatuan kemasyarakatan karena ciri ciri yang mencolok dari kesatuan kebudayaan tadi, contoh : Warga Negro, Indian, orang islam di Amerika

Bentuk lain dari Kelompok 1. Kelompok Merupakan sekumpulan kelompok yang berinteraksi antar anggotanya mempunyai adat istiadat tertentu , norma-norma secara berkesinambungan. Rasa identitas yang sama serta mempunyai organisasi dan sistem pimpinan. Sifat kepemimpinannya berdasarkan kewibawaan dan kharisma, serta hubungannya berdasarkan perorangan. Contoh : Kelompok yang terikat hubungan keturunan , mis warga batak Kelompok remaja, kelompok dasa wisma Kelompok organisasi adat 2. Himpunan

Merupakan kesatuan manusia yang berdasarkan sifat tugas guna, sifat hubungan berdasarkan kontrak. Dasar organisasinya secara formal. Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum Contoh : Himpunan berdasarkan pendidikan, yayasan pendidikan : misalnya perkumpulan pemberantasan buta huruf Himpunan berdasarkan kelompok ilmu pengetahuan ; misalnya organisasi profesi : IDI, PPNI, IBI dll Himpunan untuk kegiatan agama : mis organisasi gereja, muhamadiyah, NU dsb

Stratifikasi Sosial Berasal dari bahasa STRUM atau Strata yang berarti perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau herarkis Fungsi Stratifikasi 1. Membagi mengatur pembagian kerja sesuai dengan kemampuan atau keahliannya 2. Mengatur imbalan jasa sebagai pendorong agar individu bersedia melakukan kewajibannya sesuai dengan tingkat kedudukannya 3. Membantu masyarakat memecahkan persoalan yang dihadapinya

Penggolongan Lapisan dalam Masyarakat a. Ukuran kekayaan b. Ukuran kepangkatan c. Ukuran kehormatan Secara lapisan masyarakat diklasifikasikan ke dalam 3 kelas 1). Ekonomi Uper class ( Tingkat atas ) adalah kelompok klas yang mempunyai tingkat penghasilan tinggi, mereka yang mempunyai barang yang berharga. Seperti tanah, emas mobil misal sebagai direktur, pengusaha sukses. Midle class ( Klas menengah ) adalah mereka yang berada pada tingkat pendapatan yang cukup-cukup saja untuk memenuhi kebutuhan hidup. contoh : pegawai negeri, pedagang

Low Class ( klas bawah ) adalah mereka yang berada pada tingkat pendapatan yang rendah : mis kaum buruh, pedagang asongan

2) Politis Stratifikasi sosial yang dimaksud adalah pembedaan cara pandang terhadap lapisan sosial yang dibedakan pribumi dan atau non pribumi 3) Jabatan Didasarkan pada jabatan anggota dimasyarakat Mis : Gubernur, Direktur perusahaan, Bupati dll

Elling,Ray,H,socio cultural influences on health and helth care Foster,G,M, traditional societes in technological change,1973.Loentjaraningrat,pengantar anthropologi,1996 Kresno,sudarti,dkk.pencarian pertolongan pengobatan bagi anak balita dengan diare di Jakarta utara,1996 Notoatmodjo,Soekidjo,promosi kesehatan teori dan aplikasi,edisi revisi,rineka cipta,Jakarta,2010 Bakker, JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan, Sebuah Pengantar. Penerbit Kanisius; Yogyakarta. Dewantara, Ki Hajar. 1994. Kebudayaan. Penerbit Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa; Yogyakarta. Sarjono. Agus R (Editor). 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama; Jakarta. Suseno, Franz Magnis. 1992. Filsafat Kebudayaan Politik. Penerbit Gramedia Pustaka Utama; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai