Dunia kampus memiliki suasana akademik yang sangat kompleks sehingga membedakannya
dengan kondisi maupun suasana akademik yang ada di sekolah. Situasi seperti ini yang
kemudian akan menjadi stimulus kepada para pelajar yang baru memasuki perguruan tinggi
untuk berusaha memahami dunia baru yang akan dimasukinya, minimal harus memahami jati
dirinya sebagai mahasiswa nanti.Strategi sederhana yang dapat dilakukan untuk memahami jati
diri mahasiswa dapat dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan sederhana
secara jujur dan terbuka oleh dirinya sendiri.
a. Pertanyaan (1) Siapakah diri saya ini? Misalkan jawabannya adalah saya adalah anak
yatim piatu, atau jawabannya adalah saya seorang anak buruh bangunan yang hidup pas-
pasan. Jawaban-jawaban yang diungkapkan tentunya akan begitu beragam sesuai dengan
kenyataan setiap individu. Setelah menjawab pertanyaan tersebut berusahalah untuk
merenungkan tujuan yang hendaknya anda capai dan lakukan selama kuliah, karena
melalui tujuan itulah kesuksesan, kebahagian, kehormatan dan kebaggaan orangtua dapat
anda wujudkan. Jika tidak maka renungkannlah yang sebaliknya yaitu ketika tidak
berhasil apa yang akan terjadi? Olehnya melalui jawaban dan renungan andalah yang
akan menutun untuk menemukanjati diri sebenarnya.
b. Pertanyaan (2) dari mana saya berasal? Dari pedesaan atau perkotaan, miskin atau kaya
itu tidak terlalu berpengaruh, karena yang dibutuhkan disitu adalah jawaban yang anda
ungkapkan bisa meningkatkan jiwa optimisme dan memotivasi diri untuk suskses.
Pertanyaan ini ingin bermaksud menyampaikan kepada anda bahwa siapapun dan
darimanapun anda, semuanya memiliki peluang yang sama untuk suskses selama kuliah.
Walaupun si kaya jika hanya berleha-leha dan berhura-hura saja maka tidak menjamin
sedangkan si miskin dengan ketekunannya bisa saja lebih sukses.
c. Pertanyaan (3) apa yang bisa saya lakukan? Pertanyaan ini jelas akan menggiring anda
untuk mengetahui potensi apa yang anda miliki, dengan maksud bisa mendatangkan
keuntungan dan manfaat bagi anda dan orang lain. Jika anda masih binggung, mulailah
dengan melakukan hal-hal sederhana yang dapat mengurangi beban orang tua selama
anda kuliah. Pengorbanan orangtua yang begitu besar jika direnungkan secara bijak oleh
anda akan melahirkan tanggungjawab dan semangat untuk berprestasi, dan tidak akan
membiarkan waktu tanpa manfaat yang jelas.
d. Pertanyaan (4) akan kembali kemana saya? Ini adalah pertanyaan yang sangat mendasar,
karena pada akhirnya pengabdian anda ketika lulus dari kampus adalah kembali ke
pangkuan masyarakat. Akan tetapi cara pengabdian dan bagaimana anda mengabdi itulah
yang harus ditemukan dan diarahkan sesuai dengan tuntunan dari jawaban yang anda
berikan.
Setelah pertanyaan-pertanyaan pokok tersebut terjawab, tentunya akan mengarahkan anda untuk
berbuat yang terbaik selama anda menjadi mahasiswa dan kuliah. Anda akan berbuat sesuatu
dengan tujuan dan manfaat yang jelas dan berarti bagi kehidupan, mengetahui jati diri dan
potensi yang berbeda dengan orang lain, anda memiliki karakter, minat dan hobi tersendiri. Anda
adalah apa yang anda pikirkan, jika anda berpikir anda kuliah sukses maka kesuksesan anda akan
berbuah kenyataan. Sebaliknya jika anda berpikir kuliah itu menjadi beban, sulit, banyak tugas,
menjenuhkan, maka itulah masa depan anda. Oleh karena itu, jika anda ingin mengetahui masa
depan anda sekarang, jawabannya adalah apa yang anda lakukan sekarang bagi masa depan anda.
MEMBANGUN KARAKTER AKADEMISI MAHASISWA
Mahasiswa berkarakter adalah mahasiswa yang memahami tugas dan fungsinya sebagai
mahasiswa. Mahasiswa tersebut ditandai dengan upaya yang sungguh-sungguh dalam dirinya
untuk senatiasa meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikapnya
(WPKNS) dengan berbagai aktifitas yang dijalani baik melalui kegiatan perkuliahan, aktif dalam
berorganisasi ekstra atau intra kampus untuk mengembangkan potensi dirinya melalui
pengelolaan waktu yang adil yaitu pandai menempatkan sesuai dengan kebutuhan dengan
memperhatikan, situasi, kondisi, toleransi, pantauan dan jangkauan yang ada pada dirinya dan
lingkungannya. Mahasiswa berkrakter ini lebih dewasa dalam menyikapi persoalan yang datang
menghampirinya. Jika menghadapi masalah dirinya tenang, optimis, penuh percaya diri, tidak
menyalahkan orang lain, memecahkan masalah dengan arif dan bijaksana, memiliki kemampuan
mengendalikan dirinya, memahami kelemahan dan kelebihan dirinya dan orang lain, pandai
menempatkan diri dengan siapa yang dihadapinya, mampu berkomunikasi dengan efektif dengan
semua orang karena memiliki kecerdasan sosioemosional.
Mahasiswa berkarakter biasanya adalah seorang yang taat menjalankan ibadah kepada
Tuhannya, memiliki kecerdasan spritual dalam melakukan kegiatan kesehariannya dan selalu
mendasari aktifitasnya dengan niat beribadah kepada-Nya. Silaturahmi yang dibangunnya
melalui kegiatan di tempat-tempat ibadah, organisasi kampus maupun ektra kampus untuk
menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Mampu mengetahui mana yang boleh (halal)
dan mana yang dilarang (haram) dan berkeyakinan bahwa kesuksesan hidup di dunia dan akhirat
adalah karena ijin dan ridhonya Tuhan yang Maha Esa semata, yang di anugerahkan melalui
ikhtiar-ikhtiar manusia.
Mahasiswa berkarakter memiliki kemampuan untuk menyelesaikan studi dengan memadukan
prinsif “Kuliah Selesai Tepat Waktu dan di Waktu yang Tepat”. Maksudnya adalah kadang kala
kita melihat mahasiswa yang lulus tepat waktu namun setelah diperhadapkan dengan kondisi
kerja di masyarakat banyak yang tidak mampu melewati tantangan tersebut dikarenakan hanya
sekedar lulus tetapi miskin akan WPKNS, dan juga ada yang lulus terlalu lama, banyak
menghabiskan waktu, energi, uang, ataupun orang tua sudah terlanjur meninggal sehingga tidak
sempat melihat kesuksesan anaknya, namun memiliki WPKNS yang baik. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa pentingnya perpaduan untuk menutupi kelemahan-kelemahan dari kedua
konsep tersebut.
Perlu juga kita sadari bersama bahwa kuliah bukanlah untuk menghasilkan lulusan yang bisa
bekerja, karena banyak penelitian menunjukan bahwa tanpa kuliah banyak orang yang mampu
bekerja. Namun esensi perkuliahan adalah mendewasakan mental mahasiswa sehingga mampu
menjalani kehidupannya secara baik dan benar dimanapun dengan kondisi apapun, hal inilah
yang akan menuntun setiap orang mendapatkan pekerjaan yang layak, dan bermanfaat untuk
dunia dan akhirat.
Mahasiswa yang berkualitas menjadi salah satu kata kunci untuk membangun bangsa Indonesia
ke depan. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa Mahasiswa yang berkualitas IMTAQ dan IPTEK
serta cinta tanah air inilah merupakan kekuatan untuk memenangkan kompetensi dalam iklim
persaingan global ini. Oleh karenanya sebagai mahasiswa seharusnya memiliki pandangan jauh
ke depan untuk membangun bangsa ini lebih maju, berperadaban, cerdas, berkeadilan, sejahtera,
sehat lahir dan batin. Untuk mewujudkan semua itu, mahasiswa hendaknya bertekad untuk
menjadi pemimpin masa depan memiliki keilmuan, keimanan, integritas, dan kredibilitas dalam
meningkatkan kedewasaan dalam berpikir, merasa, bersikap, bertindak dan bertanggung jawab
(BMB3).
Untuk itu mahasiswa perlu memperkuat karakter kemahasiswa annya. Karakter kuat ini
dapat diketahui dari ciri-ciri sebagai berikut:
Kajian yang dilakukan oleh para akademisi menunjukan bahwa, mahasiswa yang aktif dalam
suatu organisasi akan berbeda dengan mahasiswa yang hanya mengikuti perkuliahan semata.
Berdasarkan kondisi tersebut perbedaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut;
Penjelasan tersebut adalah bentuk ideal dari mahasiswa yang secara baik mengikuti kegiatan
organisasi, dan bentuk sebaliknya dari gambaran di atas jika mahasiswa hanya mengikuti
perkuliahan semata. Namun perlu dipahami bahwa seorang mahasiswa harus mampu
memadukan kedua sisi tersebut secara harmoni antara berorganisasi dengan kegiatan
perkuliahan.Jangan terjebak dengan cerita masa lalu tentang nostalgia senior dalam berorganisasi
yang begitu lama di kampus, ingat bahwa setiap zaman memiliki pola-pola dan sistem tersendiri
yang perlu dihadapi oleh setiap mahasiswa secara realistis apalagi tuntutan setiap masa berbeda
dan tujuan setiap orang itu orientasinya pun berbeda karena kondisi kampus selalu menyesuaikan
dengan keadaan lingkungan, entah itu demografi, ekonomi, politik, budaya, dan juga alam
sekitar. Untuk itu pastikan bahwa kecenderungan diri anda untuk menjadi mahasiswa berkarakter
ideal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Mahasiswa yang memiliki kerangka berfikir bahwa seorang aktivis adalah mahasiswa yang
sukses dalam studi begitupun organisasi perlu ditanamkan agar istilah aktivis menjadi sebuah
kata yang bisa diteladani oleh mahasiswa adik kelasnya kelak. Sehingga tidak ada kesan bahwa
mahasiswa yang aktif dalam organisasi akan ketinggalan dalam studinya, lebih-lebih sampai
Drof Out. Tetunya paradigm itu harus dihapuskan dengan bukti bahwa seorang aktivis adalah
mereka yang berprestasi.
Beberapa manfaat berorganisasi yang memiliki dampak terhadap perkembangan kecerdasan
emosional seorang mahasiwa adalah sebagai berikut:
Berdasarkan penjelasan di atas, maka melalui kegiatan berorganisasi dapat disimpulkan bahwa
sikap-sikap yang tumbuh sebagai bentuk kecerdasan emosional yaitu;
1. mengendalikan diri,
2. kepekaan terhadap situasi sosial dan lingkungan,
3. kesadaran diri
4. empati terhadap orang lain,
5. cinta sesame,
6. optimis dalam menghadapi persoalan,
7. tidak mudah mengeluh,
8. membangun kepercayaan diri,
9. memahami kemampuan orang lain,
10. dapat bekerjasama, dan
11. pandai menghargai orang lain.
Karakter adalah sifat yang dibawa oleh tiap individu, yang setiap orang memiliki karakter masing-masing.
Pengertian karakter lebih mengarah pada moral dan budi pekerti seseorang, tentunya yang bersifat positif.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,
dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Pengertian Character Building dari segi bahasa, Character Building atau membangun karakter terdiri dari dua
suku kata yaitu membangun (to build) dan karakter (character) artinya membangun yang mempunyai sifat
memperbaiki, membina, mendirikan. Sedangkan karakter adalah tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain. Jadi Character Building merupakan suatu upaya untuk membangun dan
Dalam membangun karakter individu diperlukan perilaku yang baik dalam rangka melaksanakan kegiatan
berorganisasi, baik dalam organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta dalam bermasyarakat. Karakter
adalah sesuatu yang penting dalam pengembangan kualitas manusia maka karakter mempunyai makna sebuah
nilai yang mendasar untuk memengaruhi segenap pikiran, tindakan dan perbuatan setiap insan manusia dalam
Character Building memiliki peran penting dalam membentuk karakter seseorang. Proses pembentukan
karakter, baik disadari maupun tidak, akan memengaruhi cara individu tersebut memandang diri dan
lingkungannya, dan hal itu akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari. Universitas sebagai Lembaga
Pendidikan Tinggi adalah salah satu sumber daya yang penting. lembaga formal (kampus), informal
(keluarga), maupun nonformal (pengajian) memiliki pengaruh dan dampak terhadap karakter dan mahasiswa
baik disengaja maupun tidak. Contohnya keluarga, keluarga merupakan lingkungan pertama bagi seorang
individu untuk tumbuh dan berkembang, dari keluarga nilai-nilai awal karakter individu itu ditentukan. Jika
orang tua mendidik dan membimbing anaknya dengan baik, akhlak dan karakter anak pun akan baik.
Sebaliknya, karakter anak akan buruk jika akhlaknya tidak dididik dengan baik. Kenyataan ini menjadi entry
point untuk menyatakan bahwa lembaga pendidikan seperti kampus mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk melakukan pendidikan moral dan pembentukan karakter. Selanjutnya para pakar pendidikan, terutama
pendidikan nilai, moral atau karakter, melihat hal itu bukan sekadar tugas dan tanggung jawab tetapi juga
merupakan suatu usaha yang harus menjadi prioritas.
Terdapat tiga alasan mendasar mengenai pendidikan Character Building. Pertama, secara faktual, disadari atau
tidak, disengaja atau tidak, lembaga pendidikan seperti kampus berpengaruh terhadap karakter mahasiswa.
Kedua, Secara politis, setiap negara mengharapkan warga negara yang memiliki karakter positif. Banyak hal
yang berkaitan dengan kesuksesan pembangunan sebuah negara sangat bergantung pada karakter bangsanya.
Demokrasi yang diperjuangkan di banyak negara, sukses dan gagalnya juga tergantung pada karakter warga
negara. Di sinilah, sebuah lembaga pendidikan seperti kampus harus berkontribusi terhadap pembentukan
karakter agar bangsanya tetap bertahan. Ketiga, perkembangan mutakhir ternyata menunjukkan bahwa
pendidikan karakter yang efektif mampu mendorong dan meningkatkan pencapaian tujuan-tujuan akademik
kampus. Dengan kata lain, pendidikan karakter juga dapat meningkatkan pembelajaran. Selain itu, pendidikan
karakter mampu menghantarkan mahasiswa untuk menghadapi lingkungan kerja, dengan karakter yang baik
Dalam menjalankan pendidikan karakter, banyaknya perilaku atau nilai yang dikembangkan bukanlah yang
penting. Hal yang lebih penting adalah terjadinya pembiasaan yang dapat dilakukan. Pembiasaan tersebut pada
akhirnya akan membentuk karakter yang kuat bagi mahasiswa sehingga berguna nantinya pada saat mereka di
luar lingkungan kampus. Bagi mahasiswa, sangat penting untuk mendapatkan pendidikan karakter. Hal ini
bertujuan untuk memperkuat akhlak dan sifat terpuji bagi peserta didik. Kepandaian di bidang pendidikan saja
belum cukup tanpa bekal moral dan karakter yang kuat. Agar saat mahasiswa terjun di masyarakat nanti tidak
terjadi penyalahgunaan ilmu yang dipelajari selama sekolah. Seperti yang terlihat sekarang ini, orang-orang
pandai malah menyalahgunakan kepandaiannya untuk melakukan tindak pidana seperti korupsi atau menjadi
teroris. Jika saja mereka memiliki karakter dan budi pekerti yang kuat, tentu hal itu tidak akan terjadi. Jadi
untuk alasan kebaikan perlu ditekankan pentingnya pendidikan karakter bagi mahasiswa.
Salah satu karakter pola pikir dan gaya hidup adalah karakter sukses. Karakter sukses adalah bekerja keras
untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, tidak pernah mengeluh apa pun risiko yang dihadapi. Untuk
beberapa tahun mendatang yang dibutuhkan adalah orang-orang yang memiliki karakter yang baik. Character
Building membangun dan membentuk karakter mahasiswa. Sudah mejadi harapan setiap universitas agar para
alumni membangun sikap optimis, rasa percaya diri yang kuat serta memiliki karakter yang kokoh sehingga
dapat membawa keberhasilan dalam mengarungi kehidupan di tengah masyarakat. Sikap karakter yang kuat
mampu mengoptimalkan aktivitas untuk mencapai sukses dan keterampilan dalam mewujudkan cita-cita
sehingga dapat memanfaatkan setiap peluang yang ada. Dengan demikian, mahasiswa mempunyai rasa
percaya diri dan tidak pernah ragu bekerja keras, membiasakan diri bekerja dengan baik sepanjang perjalanan
hidup. Sekecil apa pun kebaikan yang diperbuat dengan niat yang tulus, dapat memperkaya dan menambah
kokoh karakter serta pengalaman hidup yang sangat berguna bagi masa depan mahasiswa.
Mengenal diri yang baik akan melahirkan konsep diri yang baik dan positif. Pada gilirannya ini akan
menghasilkan harga diri yang kuat dan kepercayaan diri yang tinggi. Sebagai contoh adalah karakter seorang
guru yang profesional dan berkarakter yang optimal. Dalam rangka membangun kehidupan berbangsa dan
bernegara tentunya tidak cukup hanya melakukan pembangunan secara fisik saja begitu juga ditentukan
pembangunan non fisik yaitu pembangunan sumber daya manusianya. Dalam hal ini keberhasilan satu bangsa
untuk mencapai suatu tujuan tidak hanya ditentukan oleh dimilikinya sumber daya alam saja akan tetapi juga
sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia karena dengan adanya kualitas sumber daya manusia
tentu dapat melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan pengelolaan sumber daya alam yang ada.