FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
2017
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Integrasi
Nasional (Bangsa)” ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan juga bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis
menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
dorongan dan sumbangan pikiran yang bersifat positif terhadap penyelesaian makalah ini. Makalah
ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan
dengan Kewarganegaraan, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan Integrasi
Nasional.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Akhir kata, penulis minta maaf atas segala kesalahan dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
2
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... 3
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah bangsa terdiri dari beragam masyarakat. Karena perbedaan ini pula, tidak
jarang terjadi konflik yang memicu perpecahan antar masyarakat dalam bangsa pada suatu
negara. Perpecahan dalam suatu bangsa ini dapat diselesaikan dengan integrasi nasional. Tetapi
dalam kenyataannya, masyarakat Indonesia saat ini masih belum bisa menerapkan Integrasi
Nasional dalam menghadapi masalah-masalah bangsa yang memicu perpecahan.
Sifat dasar bangsa Indonesia yang amat menonjol adalah sifat sifat kekeluargaan,
musyawarah, percaya dan taat beribadah kepada tuhan, sifat ramah tamah, gotong royong, suka
menolong, dan toleransi adalah sifat yang harus kita miliki. Oleh sebab itu, penulis membuat
makalah yang berjudul “Membangun Integrasi Nasional dengan Bingkai Bhinneka Tunggal
Ika”. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih bisa memahami tentang pentingnya integrasi nasional
dan toleransi dalam mengatasi masalah yang memicu perpecahan.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari integrasi bangsa?
2) Apa pentingnya integrasi bangsa bagi sebuah negara?
3) Apa saja faktor-faktor pendorong integrasi bangsa?
4) Apa saja faktor-faktor penghambat integrasi bangsa?
5) Upaya apa yang dapat dilakukan untuk menjaga integrasi bangsa?
6) Apa yang dimaksud dengan ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan?
7) Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk membangun integrasi bangsa yang
baik?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Integrasi bangsa tidak terjadi begitu saja, tetapi memerlukan suatu proses perjalanan waktu
yang panjang yang harus diawali adanya kebersamaan dalam kehidupan. Kebersamaan
tersebut memiliki arti yang luas yaitu kebersamaan hidup, kebersamaan pola pikir,
kebersamaan tujuan dan kebersamaan kepentingan. Integrasi suatu bangsa dilandasi oleh cita-
cita dan tujuan yang sama, adanya saling pendekatan dan kesadaran untuk bertoleransi dan
saling menghormati.
Proses integrasi bangsa Indonesia menurut A. Sartono Kartodirjo dapat dibagi dalam 2
jenis yaitu; Pertama, integrasi geopolitik yang dimulai sejak jaman prasejarah sampai awal
abad 20. Dalam proses integrasi geo politik di Indonesia mulai menonjol pada awal abad 16
dan dalam proses integrasi bangsa Indonesia tersebut banyak faktor yang berperan antara lain
pelayaran dan perdagangan antar pulau serta adanya bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan.
Para pedagang Islam mejadi motor penggerak terjadinya proses integrasi, hal ini karena dalam
ajaran Islam tidak membedakan manusia baik berdasarkan kasta, agama, suku/etnis atau
golongan. Bagi pedagang-pedangan Islam yang terpenting adalah perdagangan yang saling
menguntungkan. Dengan adanya hal tersebut maka mempermudah hubungan dan komunikasi
suku bangsa yang berada di Nusantara.
Kedua, integrasi kaum elite yang berkembang sejak awal abad 20 sampai jaman Hindia
Belanda berakhir. Pada awal abad 20 yang berperan adalah pendidikan, karena dengan
pendidikan lahirlah golongan intelektual Indonesia yang menyadari nasib bangsanya sehingga
berusaha mengembangkan wawasan integral kebangsaan. Maka integrasi politik kaum elite
merupakan tulang punggung gerakan nasionalisme Indonesia. Melalui gerakan nasionalisme
maka lahirlah integrasi nasional bangsa Indonesia sampai sekarang.
5
C. Pentingnya Integrasi Bangsa Bagi Sebuah Negara
Keberadaan masyarakat yang majemuk dalam sebuah bangsa di mana memiliki
keanekaragaman budaya, sangat memerlukan proses integrasi. Karena dampak dari
kemajemukan ini sangat potensial terjadinya konflik atau pertentangan. Oleh sebab itu,
hendaknya setiap warga masyarakat harus menyadari dan mempunyai cita-cita bersama. Cita-
cita bersama tersebut adalah sederhana tetapi agung yaitu suatu masyarakat dimana semua
golongan dapat hidup rukun, mengembangkan diri tanpa merugikan golongan lain, dan bahkan
membantu mendukung golongan-golongan lain, sehingga terwujud suatu masyarakat yang adil
dan makmur.
Selain itu, pentingnya membangun integrasi nasional adalah terwujudnya kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dilandasi rasa kepemilikan bersama, rasa
kebersamaan, semangat persatuan dan kesatuan bangsa, semangat untuk berbuat demi
kepentingan bersama, perasaan yang sama, kesadaran dalam membangun interaksi dan
komunikasi yang baik, kerja sama dalam menghasilkan karya yang bernilai tinggi,
kekompakan warga negara dalam mencapai cita-citanya, semangat menjaga negara yang bebas
dari ancaman perpecahan dan kesadaran mewujudkan kerukunan hidup.
6
d) Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme
di kalangan bangsa Indonesia.
Upaya untuk mencapai dan menjaga integrasi nasional dapat dilakukan dengan
cara menjaga keselarasan antar budaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta
pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam proses integrasi nasional. Adapun upaya
yang dilakukan pemerintah untuk menjaga integrasi bangsa antara lain:
a) Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat
mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-
beda.
b) Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi
daerah. Hal ini untuk memperbesar kesadaran dan kreatifitas masyarakat sebagai
salah satu penunjang terwujudnya integrasi nasional.
c) Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban
warga negara.
d) Meningkatkan usaha pembinaan dan pemeliharaan kebudayaan nasional.
e) Membina dan memelihara tradisi-tradisi serta peninggalan sejarah yang
mempunyai nilai
perjuangan.
Adapun upaya atau bentuk dari partisipasi masyarakat antara lain:
a) Meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan yang dimiliki oleh
setiap budaya daerah.
b) Meminimalkan setiap potensi konflik yang ada. Misalnya primordialisme (paham
dari anggota masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk berkelompok
sehingga terbentuklah suku-suku bangsa) dan fanatisme (kepercayaan yang terlalu
kuat terhadap suatu ajaran tertentu) yang berlebihan.
c) Menerima dan menghargai suku, agama, dan adat istiadat orang lain.
d) Memelihara, melestarikan, dan mengembangkan tradisi dan budaya.
e) Melakukan dialog antar suku dan golongan.
7
BAB III
PEMBAHASAN
a) Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang
dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis. Ancaman dalam
membangun integrasi nasional dibagi menjadi dua, yaitu ancaman militer dan
ancaman nonmiliter. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan
kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa. Ancaman militer dapat berasal dari luar negeri maupun dari dalam
negeri. Sedangkan, ancaman nonmiliter adalah ancaman yang tidak menggunakan
senjata tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
b) Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah). Gangguan
dalam membangun integrasi nasional antara lain yaitu tingkat pendidikan rendah,
kesenjangan kesejahteraan, rendahnya toleransi, dll.
c) Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan
untuk melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional. Hambatan dalam
membangun integrasi nasional antara lain yaitu konflik, persaingan,
penyalahgunaan narkoba dan minuman beralkohol, kriminalitas, separatisme, dll.
d) Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.
Bentuk tantangan dalam membangun integrasi nasional yaitu percobaan invasi
asing, KKN, dan kriminalitas.
8
mayoritas diperlukan, tetapi perlindungan terhadap minoritas tetap tidak boleh
diabaikan.
c) Membangun kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang
menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kelembagaan itu diharapkan mampu
membangun mekanisme peleraian konflik untuk mencegah kecenderungan
tindakan represif dalam menyelesaikan konflik.
d) Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret. Tegas dan tepat dalam segala
aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi
semua pihak, juga semua wilayah.
e) Pentingnya memiliki kepemimpinan yang arif dan efektif dalam pembinaan
integrasi nasional.
9
e) Melaksanakan kegiatan pembangunan yang adil sehingga terjadi peningkatan
kesejahteraan rakyat yang merata.
f) Membangun rasa keadilan rakyat.
g) Menjaga dan membangun rasa aman dan tenteram rakyat.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun integrasi nasional yang
baik dan kokoh yaitu:
a) Adanya kemampuan dan kesadaran bangsa dalam mengelola perbedaan sara dan
keanekaragaman budaya dan adat-istiadat yang tumbuh dan berkembang di wilayah
Nusantara. Perbedaan tersebut hendaknya dimaknai sebagai kekayaan dan potensi
bangsa, bukan dipertentangkan.
b) Adanya kemampuan untuk mereaksi dan mencegah dominasi ekonomi asing.
c) Adanya kemampuan untuk mereaksi penyebaran ideologi asing.
d) Mampu berperan aktif dalam percaturan dunia di era globalisasi dalam berbagai
aspeknya.
e) Bertekad untuk membangun sistem budaya sesuai dengan ideologi nasional
(Pancasila) dan UUD 1945.
f) Menyelenggarakan berbagai kegiatan budaya dengan cara melakukan pengkajian
kritis dan sosialisasi terhadap identitas nasional, seperti bahasa Indonesia, lagu
Indonesia Raya, bendera Merah Putih, dan Garuda Pancasila.
10
BAB IV
PENUTUP
Penjelasan yang ada di dalam makalah ini semoga dapat membantu mengaplikasikan
arti dari semboyan bhineka tunggal ika ini pada setiap warga negara untuk dapat
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
11