Anda di halaman 1dari 3

RESUME PIDATO BUNG KARNO 1 JUNI 1945

NAMA : Komang Dicky Darmawan

NIM : 1704552158

Pada saat itu menjelang kekalahan perang pasifik, tentara pendudukan jempang menarik
dukungan rakyat Indonesia untuk membuat Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau BPUPKI. BPUPKI
adalah badan penyelidik usaha-usaha persiapakan kemerdekaan Indonesia yang di Ketuai oleh
Dr. Rajiman Wedyodiningrat. Sidang pertama BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 29 mei
sampai 1 juni 1945. Lalu Dr. Rajiman Wedyodiningrat mengatakan “Indonesia akan Merdeka,
lalu apa dasarnya ?” lalu para anggota BPUPKI tersebut sudah menyampaikan pandangan-
pandangan menurut pendapatnya. Namun belum satupun yang cocok menjadi landasan
dibangunnya Indonesia merdeka.

Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya
tentang dasar negara Indonesia Merdeka, yang dinamakannya Pancasila. Pidato itu tidak
dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu, Namun secara lisan. Selanjutnya BPUPKI
membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan
berpedoman pada pidato Bung Karno. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno,
Muhammad Hatta, Mr. Alexander Andries Maramis, Abikusno Tjokrokusumo, Abdulkahar
Muzakir, Haji Agus Salim, Achmad Soebardjo dan Muhammad Yamin) yang bertugas
“Merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung
Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.”

Beliau mengusulkan dasar negara terdiri atas lima prinsip yang rumusannya adalah sebagai
berikut:

1. Kebangsaan Indonesia

Bukan kebangsaan dalam arti sempit, bukan chauvinisme, namun bangsa Indonesia ialah seluruh
manusia-manusia yang menurut geo-politik yang telah ditentukan oleh Allah SWT, tinggal di
kesatuannya semua pulau-pulau Indonesia dari ujung Sumatera sampai Irian.
2. Internasionalisme (peri kemanusiaan )

dalam berhubungan dengan manusia lain baik di Indonesia maupun di dunia. Dengan prinsip ini,
soekarno mengharapkan bangsa Indonesia bisa bersatu dan menjalin kerjasama dengan
masyarakat dunia.

3. Mufakat (Demokrasi)

Dengan prinsip inilah kita bisa memperbaiki segala hal, terutama masalah agama. Dengan
mufakat inilah kita menyatukan perbedaan yang ada, dengan cara membicarakannya
(musyawarah) di dalam perwailan rakyat.

4. Kesejahteraan sosial

Kesejahteraan sosial dengan tujuan yang memungkinan tidak akan ada kemiskinan di dalam
Indonesia merdeka. Beliau menginginkan agar Indonesia mencari demokrasi yang mampu
mendatangan kesejahteraan sosial untuk bangsa Indonesia.

5. Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya
dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat Indonesia hendaknya ber-Tuhan secara
berkebudayaan, yakni dengan tiada “egoism-agama”. Dan hendaknya Negara Indonesia satu
negara yang ber-Tuhan. Lima prinsip sebagai dasar nagara tersebut oleh Ir. Soekarno diusulkan
agar diberi nama “Pancasila” atas saran dari teman beliau ahli bahasa. Berikutnya menurut
Ir.Soekarno kelima sila tersebut dapat diperas menjadi “Tri Sila” yang meliputi:

1. Sosio-nasionalisme (Kebangsaan & Peri kemanusiaan)


2. Sosio-demokrasi (demokrasi & kesejahteraan)
3. Ketuhanan

Beliau juga mengusulkan bahwa “Tri Sila” tersebut juga dapat diperas menjadi “Eka Sila”yang
intinya adalah “gotong-royong”.Beliau mengusulkan bahwa Pancasila adalah sebagai dasar
filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia atau “Philosophische grondslag” juga
pandangan dunia yang setingkat dengan aliran-aliran besar dunia atau sebagai “weltanschauung”
dan di atas dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia
 Menurut Ir. Soekarno Pancasila adalah “philosophische gronslag” yaitu fundamen,
filsafat,pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat, yang sedalam-dalamnya untuk di
atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi.
 Menurut Ir. Soekarno merdeka adalah “political independence”,“politieke
onafhankelijkheid” tak lain dan tak bukan ialah satu jembatan, satu jembatan emas bahwa
di seberangnya jembatan itulah kita sempurnakan kita punya masyarakat.
 Didalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita.
 Didalam Indonesia merdeka itulah kita menyehatkan rakyat kita untuk
menyusun,mengadakan, mengakui, satu negara yang merdeka, tidak diadakan syarat yang
neko-neko. Syaratnya sekedar bumi,rakyat,pemerintah yang teguh, ini sudah cukup untuk
internationaalrecht, kemudian diakui oleh salah satu negara yang lain. kita hendak
mendirikan suatu negara “semua buat semua”. Bukan buat satu orang, bukan buat satu
golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, tetapi “semua buat
semua”.

Anda mungkin juga menyukai