Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara yang dilintasi oleh garis khatulistiwa dan


berada di antara Benua Asia dan Benua Australia serta di antara Samudera
Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia merupakan negara berbentuk
kepulauan yang terdiri dari kurang-lebih 17.504 pulau dan dengan populasi
kurang-lebih 263.846.946 juta jiwa. Indonesia meduduki peringkat empat di
dunia dalam memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Negara Indonesia juga merupakan Negara hukum dimana tertuang
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1
Ayat (3) yang berbunyi :
“Negara Indonesia adalah Negara hukum”.
Di era globalisasi ini maraknya perdagangan bebas yang terjadi di
beberapa Negara termasuk Indonesia. Dengan adanya proses globalisasi dan
perdagangan bebas akan berpengaruh terhadap perekonomian di setiap Negara
termasuk juga Indonesia. Indonesia pada prinsipnya harus siap untuk
menghadapi berlakunya perdagangan bebas, seperti contohnya sekarang di
Indonesia sedang maraknya pembuatan dan penjuaan senjata api secara ilegal.
Dalam UU Drt No. 12 Tahun 1951 Tentang Penggunaan Senjata Api
dan UU No. 8 Tahun 1948 Tentang Pendaftaran dan Pemberian Izin
Pemakaian Senjata Api yang dimana isi dari Undang-Undang tersebut yaitu :
“Barang siapa, yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia membuat,
menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan,
menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai
dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan,
atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi atau sesuatu
bahan peledak, dihukum dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur
hidup atau hukuman penjara sementara setinggi-tingginya dua puluh tahun”.
Namun pada kenyataannya di Indonesia masih maraknya pembuatan
dan penjualan senjata tanpa memiliki izin resmi atau illegal yang disebabkan
kurang adanya kesadaran dari oknum tersebut dan kurangnya pengawasan dari
pemerintah tentang adanya permasalahan ini.

1
B. TUJUAN
Tujuan penulisan PKM-GT ini yaitu :
1. Memaparkan masalah pembuatan dan penjualan senjata api secara ilegal di
Indonesia.
2. Mengembangkan kualitas dan kuantitas dari persenjatan di Indonesia
melalui pemberdayaan keahlian dari narapidana.

C. MANFAAT
Manfaat penulisan PKM-GT ini yaitu :
1. Mengetahui masahalah yang di hadapi Indonesia dalam pembuatan dan
penjualan senjata api secara ilegal.
2. Memberikan solusi yang baik dan berguna kepada Negara Indonesia agar
berkurangnya kasus pembuatan dan penjualan senjata api secara ilegal.

2
GAGASAN

A. KONDISI KEKINIAN NEGARA INDONESIA


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1948 Tentang
Pendaftaran dan Pemberian Izin Pemakaian Senjata Api Pasal 1 menyebutkan
bahwa :
Yang dimaksud dengan senjata api dalam Undang-Undang ini, adalah :
a. Senjata Api dan bagian-bagiannya.
b. Alat penyembur api dan bagian-bagiannya.
c. Mesiu dan bagian-bagiannya seperti “patroonhulsen”, slaghoedjes”,
dan lain-lainnya.
d. Bahan peledak, termasuk juga benda-benda yang mengandung
peledak seperti geranat tangan, bom, dan lain-lainnya.
Dewasa ini Indonesia sedang digandrungi oleh berbagai masalah
mengenai pembuatan dan penjualan senjata api yang tidak memiliki izin oleh
pihak berwajib. Seperti kasus yang dilansir oleh Kompas.com pada Kamis, 27
juli 2017. Telah ditangkap pelaku pembuat dan penjual senjata api ilegal yang
oleh kepolisian Tanggerang pada pukul 15:44 WIB. Satuan Reserse Kriminal
Polres Tanggerang menggelar barang bukti dari pengungkapan kasus
perdagangan senjata api ilegal. Kasus ini melibatkan jaringan perakit senjata
api di Jakarta dan wilayah sekitarnya. Salah satu pelaku penjual senjata api
illegal bernamaIwan yang mengaku dirinya seorang anggota Persatuan
Penembak Indonesia (PERBAKIN), klub resmi yang menaungi olahraga
menembak dan berburu.

Tersangka juga mengaku bahwa ia mendapatkan senjata api yang di


jualnya dari rekannya. Berdasarkan hal ini Nampak bahwa pembuatan dan
penjualan senjata api secara ilegal tidak berjalan dengan sendiri. Tersangka
menjajakan senjata api ilegal dari mulut ke mulut hingga pelaku diamankan
polisi. Penangkapan terhadap Iwan bermula saat polisi menerima laporan dari
warga bahawa ada salah satu warganya berinisial JA yang memilikisenjataapi.
Ketika JA diselidiki mengenai sumber senjata api itu diperoleh darimana, ia
mengaku membeli senjata api rakitan dari Iwan yang tinggal di Kawasan
Bogor, Jawa Barat. Saat Iwan diamankan di kediamannya, dia mengaku
medapatkan senjata api dari rekan dekatnya bernama Edy. Dalam kasus ini,
Edy memodifikasi sejumlah air softgun menjadi senjata api serta merakit
senjata api lain dengan ukuran kecil.

Barang bukti yang telah diamankanberupa :

3
1. Satu pucuk senapan angin yang diubah menjadi senjata api.
2. Dua senjata api rakitan jenis revolver.
3. Satu senjata api rakitan jenis FN.
4. Satu senjata api rakitan jenis laras panjang mini.
5. 135 peluru tajam.
6. Alat pembuat senjata api seperti bor, obeng, pipa besi hingga paku
baja.
Terjadinya pembuatan dan penjualan senjata api secara illegal ini
didorong oleh beberapa faktor. Pertama adanya desakan ekonomi. Melihat
kebutuhan akan senjata api di perdagangan bebas mendorong para oknum
untuk membuat dan menjual senjata api secara ilegal dimana harga dari
senjata api yang tidak bisa dianggap kecil. Di dalam periode kemerosotan
ekonomi banyak orang yang tidak mempunyai kesempatan untuk mencapai
cita-cita sosialnya karena langkanya pendidikan atau karena sulitnya
memperoleh keterampilan kerja yang tepat, serta lapangan kerja dan
pendapatan yang berkurang akan menyebabkan adanya kecendrungan kea rah
perilaku jahat. Perilaku jahat yang dimaksud seperti pembuatan dan penjualan
senjata api yang nantinya senjata api tersebut akan digunakan dalam kejahatan
seperti perampokan atau pencurian.
Kedua adalah kurangnya pengawasan dari pihak berwajib mengenai
masalah ini. Indonesia yang merupakan segara kepulauan yang luas dan juga
jumlah penduduk yang padat membuat pihak berwajib cukup kesulitan dalam
mengawasi jalannya kegiatan gelap ini. Baik pembuatan dan penjualan senjata
api yang berasal dari dalam negeri maupun penjualan senjata dari atau ke luar
negeri dimana Indonesia memiliki banyak celah yang digunakan sebagai
tempat perdagangan gelap. Oleh karenanya peran pihak berwajib sangat
penting dalam pengawasan kasus ini.

B. SOLUSI YANG PERNAH DITAWARKAN SEBELUMNYA

Melihat berita ini bahwa masih banyak terjadinya kasus pembuatan dan
penjualan senjata api secara ilegal. Pemerintah sebelumnya telah melakukan
berbagai upaya untuk mencegah kasus ini untuk terus terjadi. Seperti
mengadakan observasi serta melakukan penindakan berupa penyitaan barang
dan penangkapan pelaku. Observasi tersebut berdasarkan atas penemuan
masalah oleh pihak terkait yang dalam hal ini kepolisian dan juga laporan dari
masyarakat yang mencurigai gelagat oknum.

Adanya dasar-dasar hukum dari permasalahan di atas dimana pelaku


diganjar dengan Undang-Undang berlapis yaitu UU Drt Nomor 12 Tahun
1951 Tentang Penggunaan Senjata Api dan UU Nomor 8 Tahun 1948
Tentang Pendaftaran dan Pemberian Izin Pemakaian Senjata Api dengan
hukuman maksimal dua puluh tahun penjara atau seumur hidup.

4
C. PENCETUSAN GAGASAN DAN PREDIKSI SETELAH
IMPLEMENTASI
Berdasar kepada pertimbangan tersebut solusi yang kami tawarakan
untuk pemerintah agar bekerjasama dengan PT. Pindad untuk
memperkerjakan narapidana yang terjerat kasus pembuatan dan penjualan
senjata api secara ilegal. PT. Pindad adalah perusahaan industri manufaktur
Indonesia yang bergerak dalam bidang poduk militer dan produk komersial
dan kegiatannya mencakup desain dan pengembangan, rekayasa, perakitan
dan pabrikan serta perawatan.

Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu merealisasikan


gagasan kami yaitu :

1. Pemerintah
2. DPR
3. Kementrian Pertahanan
4. Kepolisian
5. Pengadilan
6. PT. Pindad
7. Lembaga Pemasyarakatan

Prediksi gagasan ini menurut kami dimana solusi yang kami tawarkan
bisa diimplementasikan di Indonesia karena manfaat dari solusi yang kami
buat cukup menguntungkan yaitu di bidang ekonomi. Indonesia semakin maju
apabila perusahaan PT. Pindad semakin maju otomatis negara lain akan
membeli senjata di Indonesia. Keuntungan lainnya yaitu di bidang pertahanan
Indonesia karena apabila persenjataan Indonesia semakin berkualitas da
modern otomatis pertahanan Indonesia akan semakin meningkat.

D. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENGIMPLEMENTASIAN


GAGASAN

Langkah-langkah yang dapat diambil untuk dapat mewujudkan ide


dari gagasan kami yaitu :

1. DPRD mengusulkan dan membuat rancangan Undang-Undang untuk


merevisi hukuman dari UU Drt. No. 12 Tahun 1951 Tentang Penggunaan
Senjata Api.
2. Undang-Undang yang telah di revisi kemudian dilaksanakan dalam
persidangan kasus pembuatan dan penjualan senjata api secara ilegal.
3. Pemerintah melakukan pendekatan dengan narapidana untuk
mempertimbangkan hukuman sehingga mereka dapat berkerja dengan baik
dan professional.

5
4. Selama menjalani masa hukuman, terpidana di pekerjakan di PT. Pindad
dan apabila narapidana berkelakuan baik maka hukuman dari narapida
tersebut dapat diringankan denga remisi. Remisi adalah pembebasan
hukuman untuk seluruhnya atau sebagian atau dari seumur hidup menjadi
hukuman terbatas yang diberikan setiap tanggal 17 Agustus.

6
KESIMPULAN

Faktor penyebab dari pembuatan dan penjualan senjata api secara


ilegal”dikarenakan oleh beberapa factor. Pertama adanya tekanan dalam segi
ekonomi yang mana pelaku biasanya berada dalam kondisi ekonomi menengah
ke bawah yang diakibatkan kurangnya perhatian pemerintah bagi masyarakat yang
memiliki kemampuan khusus dalam bidang persenjataan. Selanjutnya kurangnya
perhatian pemerintah dalam pembuatan dan perdagangan senjata api secara ilegal.
Penanganan awal dari pemerintah yaitu dengan dibentuknya UU Drt No. 12
Tahun 1951 Tentang Penggunaan Senjata Api dan UU No. 8 Tahun 1948 Tentang
Pendaftaran dan Pemberian Izin Pemakaian Senjata Api. Namun pada
kenyataanya upaya dari pemerintah tidak berjalan dengan baik, contohnya seperti
kasus pembuatan dan penjualan senjata api secara ilegal yang telah disebutkan
sebelumnya. Dari gagasan yang kami buat kami menawarkan solusi yaitu
melakukan pendekatan kepada narapidana untuk mempertimbangkan hukuman
yang akan dipilihnya sehingga mereka dapat bekerja dengan baik dan
professional. Kepada para narapidana pelanggaran pembuatan dan penjualan
senjata api yang berpotensi dapat diberi pilihan hukuman mati atau penjara
seumur hidup atau penjara sementara maksimal dua puluh tahun namun selama
masa tahanan tersebut narapidana bekerja di PT. Pindad. Dengan bekerjanya
narapidana di PT Pindad dapat mengembangkan kemampuan mereka yang
berhubungan dengan senjata api dan sekaligus dapat mendorong PT Pindad untuk
semakin maju sehingga diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang
swasembada senjata bahkan diharapkan mampu pula mengekspornya sehingga
nama Indonesia semakin dikenal dan tentu juga dapat menambah jumlah
pendapataan Negara yang tentu akan berefek kepada pembangunana infrastuktur
di Indonesia. Kami juga mengusulkan kepada pemerintah untukbenar-benar
menyeleksi pendaftaran dan pemberian izin kepemilikan senjata api secara ketat
sehingga senjata api tersebut tidak digunakan semena-mena.

Prediksi yang kami harapkan agar kemampuan narapidana dipergunakan


untuk mengembangkan kualitas dan kuantitas dalam bidang persenjataan, dan
meningkatkan perekonomian dan pertahanan negara Indonesia. Selain itu apabila
narapidana tersebut telah menyelesaikan masa tahanannya maupun telah
menerima remisi karena telah berkelakuan baik dan menjalani masa tahanan dan
semasa bekerja dengan PT Pindad maka diharapkan PT. Pindad dapat merekrut
mereka sehingga mantan narapidana tersebut yang pasti sangat sulit untuk
kembali ke dalam kegiatan sosial masyarakat yang rentan dengan gesekan dan
dengan nama ‘mantan narapidana’ yang sering kali mereka dikucilkan sehingga
mereka sulit mendapatkan pekerjaan setelah keluar dari penjara. Perekrutan ini
diharapkan dapat mengurai jumlah pengangguran dan juga sekaligus PT. Pindad
telah merekrut pekerja baru yang telah professional karena sebelumnya telah
bekerja disana.

7
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Brenner, Harvey M., 1986, Pengaruh Ekonomi Terhadap Perilaku Jahat dan
Penyelenggaraan Peradilan Pidana, CV. Rajawali, Jakarta.
Hamzah, Andi, 1994, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia dari
Retibusidi Reformasi, Pradnya Paramita, Jakarta.

B. Internet

C. Peraturan Perundang-Undangan
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Republik Indonesia, Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 Tentang
Penggunaan Senjata Api
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1948 Tentang
Pendaftaran dan Pemberian Izin Pemakaian Senjata Api

8
LAMPIRAN-LAMPIRAN

NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK

1. Ketua Pelaksana
Nama Lengkap : Komang Dicky Darmawan
NIM : 1704552158
Fakultas : Hukum
Perguruan Tinggi : Universitas Udayana
Tempat Tanggal Lahir : Denpasar, 26 April 1999
Karya Ilmiah yang pernah dibuat :-
Penghargaan Ilmiah :-

2. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Anak Agung Gede Satya Weda P.
NIM : 1704552162
Fakultas : Hukum
Perguruan Tinggi : Universitas Udayana
Tempat Tanggal Lahir : Banjarangkan, 1 Juni 1999
Karya Ilmiah yang pernah dibuat : -
Penghargaan Ilmiah :-
b. Nama Lengkap : Ni Made Sinta P. Raisila
NIM : 1704551115
Fakultas : Hukum
Perguruan Tinggi : Universitas Udayana
Tempat Tanggal Lahir : Link.Br.Pasekan, 11 Mei 1999
Karya Ilmiah yang pernah dibuat : -
Penghargaan Ilmiah :-

Anda mungkin juga menyukai