Anda di halaman 1dari 30

KEBUDAYAAN

Oleh : SYH & Vi’in


Tujuan
Definisi budaya dan kebudayaan
Unsur universal kebudayaan
Wujud kebudayaan
Pola Kebudayaan Masy. Desa
Tata Nilai Budaya terbelakang dan
Tata Nilai Budaya maju dalam masyarakat
pertanian /pedesaan
DEFINISI BUDAYA
Kebudayaan :Hasil kegiatan & pencptaan batin (akal
budi) manusia spt kepercayaan, kesenian, & adat istiadat
(KBBI, 1996;149)
Kebudayaan adl hal-hal yang bersangkutan dengan
budi atau akal (Soekanto, 2005;172)
Kebudayaan adl kompleks yg mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, dll
juga kemampuan” serta kebiasaan” yg didptkan oleh
manusia sbg anggota masyarakat (Taylor, 1871;1)
Cont. Definisi Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan


dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya
Budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti,
kepercayaan, standar , pengetahuan, moral
hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh
individu - individu dan masyarakat, yang
menentukan bagaimana seseorang bertindak,
berperasaan, dan memandang dirinya serta orang
lain.(Mitchel)
Kebudayaan
“Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.” (Koentjaraningrat –
Bapak Antropologi Indonesia)
Kebudayaan
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
1. Unsur-unsur Kebudayaan
Melville J.Herskovits : Bronislaw Malinowski :
1. Alat-alat Teknologi 1. Sistem Norma
2. Sistem Ekonomi 2. Organisasi Ekonomi
3. Keluarga 3. Alat”&Lembaga/Petgs Penddkn
4. Kekuasaan Politik 4. Organisasi Kekuatan

C. Kluckhohn : Ralph Linton : (merinci lbh kecil)


1. P’alatan & P’lenkgpn Mns Contoh; kegiatan Pertanian t’dpt:
2. Mata Penchrian & Sstem Eknmi 1. Unsur irigasi
3. Sistem Kemasyrktn 2. Sistem mengolah tanah
4. Bahasa 3. Sistem hak milik tanah dll
5. Kesenian
6. Sistem Pengetahuan Mis 2) Sist mengolah tanah dirinci lagi jd
7. Religi (Sistem Kepercyn) Hewan menarik bajak, traktor, tekhnik
Penggarapannya dll.
Definisi dan Contoh Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan
dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan
artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma peraturan, dan sebagainya yang sifatnya  abstrak
tidak dapat diraba atau disentuh.Misalnya, cara makan
dan sopan santun.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Sebagai
contoh : Upacara Ngaben di Bali,Upacara sekaten di
Surakarta, grebeg suro di Solo,dll
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil
dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sebagai contoh:
Gamelan Jawa, Koteka Papua ,Songket Kalimantan,dll.
Koentjaraningrat membagi kebudayaan dalam tiga
wujud, yakni ideas (sistem ide), activities (sistem
aktivitas), dan artifacts (sistem artefak).

1. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Ide


Wujud kebudayaan sebagai sistem ide bersifat sangat abstrak, tidak
bisa diraba atau difoto dan terdapat dalam alam pikiran individu
penganut kebudayaan tersebut. Contoh :aturan atau norma sopan
santun dalam berbicara kepada orang yang lebih tua dan aturan
bertamu di rumah orang lain.
2.Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Aktivitas
Wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas
merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan sosial
yang berpola dari individu dalam suatu masyarakat.
Misalnya, upacara perkawinan masyarakat Flores,
atau proses pemilihan umum di Indonesia

3.Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Artefak


Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak adalah
wujud kebudayaan yang paling konkret, bisa dilihat,
dan diraba secara langsung oleh pancaindra.
Ex, kain ulos dari Batak atau wayang golek dari Jawa
Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat
1. Melindungi masyarakat t’hdp lingk.
2. Mewujudkan masy. teratur. Kenapa?
3. Memp’thnkan & Menyesuaikan diri
4. M’ciptkan ssuatu dr pikiran & perasaan
5. M’atur hubungan antar manusia
3. Sifat Hakikat Kebudayaan

1. Kbdyn t’wujud dr perilaku manusia (sikap)


2. Kbdyn tlh ada t’lbh dhlu sblm lhir& kntnyu
3. Kbdyn dip’lukn o/mns&diwjdkn perilaku
4. Kbdyn mnckp aturan-aturan
KEGUNAAN
KEPRIBADIAN & KEBUDAYAAN

1. Paham Hakikat hidup


2. Paham Hakikat Karya
3. Paham Hakikat waktu
4. Paham Hakikat Lingk. Alam
5. Paham Hakikat Lingkungan Sosial

Inti Kebudayaan masy. adl SISTEM NILAI yg dianut


5. Gerak Kebudayaan

Gerak Kebudayaan adl gerak manusia yg hidup di dlm


masy. yang menjadi wadah kebudyn. [mis: akulturasi]
(Soekanto, 2005;192)

Beberapa point pada proses akulturasi a.l:


1. Unsur” kbdyn asing mana yg mudah diterima
2. Unsur” kbdyn asing mana yg sulit diterima
3. Individu” yg cpt menerima
4. Ketegangan apa yg tmbul akibat akulturasi tsb
Pola kebudayaan masyarakat desa
di Indonesia
Harus dirunut dari asal muasal nenek moyang kita
yang berasal dari tempat dan suku bangsa yang
berbeda-beda
Sistem kekerabatan dalam masyarakat desa masih
sangat kuat
Peranan dan pengaruh kepercayaan terhadap pola
kebudayaan masyarakat desa sangat besar, seperti
contoh kepercayaan
animisme dan dinamisme
Cont. Pola kebudayaan
Dapat dilihat dari sistem mata pencaharian
masyarakat tersebut
 Masyarakat desa bersifat tradisional
Di Indonesia ada desa yang masyarakatnya
terintegrasikan berdasar ikatan darah dan ada yang
didasarkan daerah
DEFINISI NILAI BUDAYA
~ Kluckhohn   dalam   Pelly   (1994)   mengemukakan   bahwa   nilai   budaya
merupakan  sebuah  konsep  beruanglingkup  luas  yang  hidup  dalam  alam  fikiran
sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga
dalam hidup

~ (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat
secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan
tujuan hidup yang diperjuangkan.

~ Menurut Koentjaraningrat : sistem nilai budaya itu merupakan suatu rangkaian


dari konsepsi-konsepsi abstrak yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari
warga suatu masyarakat, mengenai apa yang harus dianggap penting dan berharga,
tetapi juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tak berharga dalam hidup.
Tata Nilai budaya terbelakang dlm
masyarakat pertanian/pedesaan
1. Sangat tergantung pada keadaan / lingkungan alamnya
2.Pola adaptasi yang pasif terhadap lingkungan alam berkaitan dengan
rendahnya tingkat inovasi masyarakatnya
3.Faktor alam mempengaruhi kepribadian masyarakatnya, sebagai akibat
kedekatannya dengan alam orang desa mengembangkan filsafat hidup yang
organis artinya mereka cenderung memandang segala sesuatu sebagai suatu
kesatuan sehingga tebalnya rasa kekeluargaan
4.Pengaruh alam terlihat pada pola kebiasaan hidup yang lamban
5.Tebalnya kepercayaan terhadap tahayul
6.Sikap pasif dan adaptif masyarakat desa terhadap alam nampak dalam aspek
kebudayaan material mereka yang relatif bersahaja, contoh arsitektur rumah
dan alatalat pertanian
7.Ketundukan masyarakat desa terhadap alam menyebabkan rendahnya
kesadaran mereka akan waktu
8. Besarnya pengaruh alam mengakibatkan orang desa
cenderung bersifat praktis, kurang mengindahkan
etika pergaulan, saling akrab, jujur, dan terus terang
9. Pengaruh alam juga mengakibatkan terciptanya
standar moral yang kaku dalam masyarakat desa
10. Produksi mereka ditujukan untuk menghidupi
keluarga bukan bertujuan untuk mengejar
keuntungan
Pola kebudayaan semacam ini akan menjadi

semakin pudar seiring dengan kemajuan

teknologi, meningkatnya kemampuan untuk

mengendalikan alam, serta tujuan produksi yang

semakin berorientasi pada pencarian keuntungan


Tata Nilai budaya maju dalam
masyarakat pertanian/pedesaan

1. Usahanya ditujukan untuk mengejar keuntungan


2. Menggunakan teknologi dan sistem pengelolaan
modern dan menanam tanaman yang laku pasaran
3. Mengelola pertanian dalam bentuk agribisnis, agro
industri sebagaimana seorang pengusaha yang
profesional menjalankan usahanya
Menurut Rogers ciri-ciri masyarakat modern
yaitu :
Pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan semakin
maju
Teknologi sudah berkembang dengan banyaknya
media komunikasi
Adanya respon terhadap perubahan
Cenderung berfikir rasional
Perasaan empati berkurang
Menurut Rogers ciri-ciri masyarakat
modern yaitu :
Gemeinschaft Gesellschaft
(masyarakat (masyarakat modern)
tradisional)
Affective Affective neutrality
Colletive orientation Self OrientatioN
Particularism Universalism
Ascription Achievement
Diffuseness Specificity
Affective: dalam relasi sosial, unsur perasaan dan kasih
sayang sangat dominan. Hal ini masih terlihat pada
kehidupan masyarakat tradisional di pedesaan pada
umumnya yang masih memiliki rasa empati yang
cukup tinggi dan mau memperhatikan masalah yang
dihadapi orang lain sesama warga desa.

Affective neutrality: unsur rasionalitas sangat


dominan dalam relasi sosial antar individu yang
banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat
modern di perkotaan. Relasi sosial bersifat jangka
pendek, temporer dan tidak banyak melibatkan
emosional.
Collective orientation: relasi sosial ditandai oleh
kerjasama antar individu dalam kelompok. Orientasi
tindakan individu mengacu pada apa yang dianggap
baik oleh masyarakat sesuai dengan nilai dan norma
sosial yang berlaku. Tujuan individu berorientasi
untuk mencapai tujuan bersama.
Self orientation: mengacu pada kepentingan diri
individu. Seseorang termotivasi untuk melakukan
tindakan bilamana menguntungkan bagi dirinya.
Fenomena sosial ini banyak dijumpai pada kehidupan
masyarakat modern di perkotaan.
Particularism: relasi sosial ditandai denganadanya
hubungan khusus, misalnya keluarga, kerabat atau
teman. Perlakuan individu terhadap mereka yang
dikenal ini berbeda dibandingkan terhadap orang lain.

Universalism: didasarkan atas hal-hal atau kaidah-


kaidah yang bersifat umum. Keadaan ini mencari ciri
masyarakat modern.
Ascription: berorientasi pada keturunan atau takdir.
Seringkali terlihat masih adanya budaya fatalistik
(pasrah pada nasib) pada kehidupan masyarakat
tradisional yang tentunya kurang menguntungkan
bagi kemajuan masyarakat.
 Achievement: lebih berorientasi kepada upaya untuk
mencapai keberhasilan. Keadaan ini memang umum
dijumpai pada kehidupan masyarakat modern yang
berakibat pada tingginya mobilitas sosial vertikal.
Diffuseness: relasi sosial yang serba kabur dan kurang
jelas. Seringkali suatu tindakan sosial kurang jelas
tujuannya sehingga sulit ditafsirkan. Hal semacam ini
banyak terlihat pada kehidupan sehari-hari
masyarakat tradisional. Kalau langsung menyatakan
maksudnya dengan jelas dianggap kurang patut atau
tidak tahu diri.
Specificity: tanpa basa-basi, langsung pada pokok
permasalahan. Kehidupan masyarakat modern
memang lebih terbuka, relasi sosial yang terjadi
memiliki tujuan spesifik dan jelas.

Anda mungkin juga menyukai