Anda di halaman 1dari 22

Bab 1

1. Kerangka Pemikiran

Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan mencakup semua yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang
normatif.artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan, dan bertindak.

(1.1) Pola bersikap, yang mendapat isi dan pengarahan dari nilai-nilai budaya (pandangan
hidup) dan pola berpikir (wujud kebudayaan yang ideal juga disebut jiwanya).
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan Cipta masyarakat. karya masyarakat
menghasilkan teknologi dan kebudayaan-kebedaan atau kebudayaan jasmaniah
(material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk mengatasi alam sekitarnya agar
kekuatan serta hasilnya dapat diartikan untuk keperluan masyarakat
(1.2) Pola bertindak dan berkelakuan dalam kegiatan bermasyarakat (wujud kebudayaan
kelakuan disebut juga organisasi).Pola-pola perilaku merupakan cara-cara masyarakat
bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat
tersebut. Setiap tindakan manusia dalam masyarakat selalu mengikuti pola-pola perilaku
masyarakat tadi. Pola pola perilaku berbeda dengan kebiasaan, kebiasaan merupakan
cara bertindak seseorang anggota masyarakat yang kemudian diakui dan mungkin diikuti
oleh orang lain.
(1.3) Pola sarana benda-benda ( wujud kebudayaan yang fisik,disebut juga teknologi). Hasil
karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan-kebudayaan yang mempunyai
kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya.
Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit 7 unsur,yaitu:
1. Alat-alat produktif
2. Senjata
3. Wadah
4. Makanan dan minuman
5. Pakaian dan perhiasan
6. Tempat berlindung dan perumahan
7. Alat-alat transpor

Pertanyaan:

(2.1) Tunjukkan ketiga komponen dari pola kebudayaan itu dalam masing-masing bacaan!

(2.2) Bandingkan masing-masing komponen dari ketiga bacaan sosiologi pedesaan dalam hal ini
adakah persamaan dan perbedaannya jika ada Apakah persamaan dan perbedaan itu

Jawaban:

(2.1)

Bacaan 1, Mahasiswa dan Keluarganya

Mahasiswa yang menglajo, yaitu mahasiswa yang setiap hari pergi dari desanya ke sekolah.
situasi dan suasana desa dan keluarganya lain sekali dengan di kampus. persoalan-persoalan
yang bicarakan, cara-cara membicarakan sesuatu. dengan begitu ada suatu jurang pemisah
antara dunia kampus dan Dunia Desa dan keluarga mahasiswa yang mempunyai kesupelan ini
sehingga baik di masyarakat desa maupun di kampus mereka dapat diterima mereka tidak
menjadi unsur asing.Tetapi tidak sedikit Mungkin banyak sekali yang di dalam dunia kampus
masih membawa tingkah laku dan sikap mental yang ke desa-desaan dalam arti tertentu dan
dalam masyarakat desa membawa tingkah laku dan sikap mental ke mahasiswaan serba
intelektualistis dalam arti tertentu sehingga di mana pun mereka tak dapat berintegrasi.

Sebaliknya bagaimanapun juga mahasiswa-mahasiswa itu sedikit membawa cara-cara berpikir


yang ilmiah atau intelektualistis,sehingga tak dapat menerima cara-cara berpikir di desa yang
tercermin dalam pemikiran-pemikiran dengan seratus persen lagi. keseragaman penerimaan ini
dengan sendirinya nampak dalam Sikap mereka dengan demikian terjadi suatu disintegrasi yang
tidak disengaja terjadi juga dengan sengaja disintegrasi oleh mereka yang ingin menonjol sendiri
sebagai orang yang sudah lebih tinggi pendidikannya daripada penduduk desa.

Dalam seluruh desa mungkin terdapat satu orang dewasa yang dapat diajak bicara, apalagi
diminta bimbingan tentang studinya seperti keadaannya Sekarang masih sedikit sekali dosen
yang memberikan bimbingan karena banyak dari mereka yang dihinggapi pula demam
memperbaiki nasib.maka tidak sedikit mahasiswa yang sama sekali tidak mendapat bimbingan
sedangkan mereka masih sangat membutuhkannya. Banyak orang tua hanya tahu bahwa belajar
di Universitas atau perguruan tinggi adalah jalan untuk mengangkat kedudukan keluarga mereka.
Karena tak tahu bagaimana dunia mahasiswa itu orang tua mereka tak mampu memberikan
nasihat atau bimbingan yang country yang mungkin diberikan, masih sama seperti yang diberikan
kepada anaknya yang masih di sekolah menengah. Sifat baru dari dunia mahasiswa tidak selalu
bertahan cukup cepat dunia itu menjadi biasa sumber petualangan akhirnya pun kering juga,
kebebasan yang baru dikenyam dan dirasakan baik dalam menemukan dirinya dalam mencari
kedewasaan akan juga ditetapkan dalam memilih teman hidup titik kebebasan dalam hal ini
dalam dunia mahasiswa biasanya lebih besar dari manapun juga, karena mereka bukan hanya
berkuliah bersama, tetapi juga banyak bersama bekerja sama dengan erat dan akrab dalam
aktivitas-aktivitas ekstrakurikuler. Apalagi bagi mereka yang berasal dari Desa juga masih tetap
menjadi anggota masyarakat desa dalam hal ini mereka hidup dalam dunia dua dunia di mana
mereka tiap kali harus berganti sikap.

Situasi mahasiswa yang tidak menglajo, melainkan hidup di kota di mana mereka berkuliah, sukar
disamaratakan.Ada yang hidup bermondok, alias hidup sendiri. Bahwamereka hidup di
kota,dengan sendirinya membawa keuntungan dan kerugian.

Keuntungan: jurang antara dunia mahasiswa atau kehidupan kampus dan tempat tinggalnya
Tidak besar. mencari kawan yang sebaya dan setara pendidikannya tidak sukar. hidup di kota
Dengan adanya surat kabar, dan radio, film, pertunjukan pertunjukan seni, perpustakaan. sedikit
banyak menyangkut paut bahan-bahan kuliah.hal mana membentuk sekali untuk
memperhatikan bahan kuliah tetapi keributan hidup di kota Malang mengisahkan jiwa hal ini
mungkin lebih-lebih lagi mahasiswa yang hanya berkuliah di sore hari di mana jiwa kurang segar
untuk menangkap kuliah. Orang tua yang hidup di kota dengan sendirinya lebih tahu menahu,
lebih banyak mendengar tentang kehidupan mahasiswa dengan rapat-rapatnya, perayaan-
perayaannya dan mungkin juga demonstrasi-demonstrasinya, Meskipun tidak semua dapat
mereka mengerti lirik Ada orang tua yang hidup di kota ini karena pendidikannya tetap Acuh Tak
Acuh tentang kehidupan anaknya sebagai mahasiswa. Karena studinya mereka bergaul dengan
rekam mahasiswa yang masih juga belum dewasa, tetapi tidak lagi diberlakukan oleh orang tua
sebagai anak yang masih harus dibimbing. Para mahasiswa sendiri hanya memperhatikan
prinsipnya sendiri Masih egosentris. Ditambah dengan rasa cemburu terhadap mahasiswa yang
lain Lebih berhasil dalam usahanya. Karena orang tua dan melalui orang tua para mahasiswa
mendapat kesempatan bergaul dengan orang dewasa.

Bacaan 2 Rintangan-Rintangan Mental Dalam Pembangunan Ekonomi Di Indonesia

Mendefinisikan Faktor-Faktor Mental

1. Sistem Nilai Budaya dan Sikap


Faktor-faktor mental adalah pengetahuan mengenai mengenai Sistem nilai budaya dan
mengenai sikap.kedua hal ini menyebabkan timbulnya pola-pola cara berpikir tertentu pada
warga suatu masyarakat dan sebaiknya pola-pola cara berpikir inilah yang mempengaruhi
tindakan-tindakan dan kelakuan mereka, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
hal membuat keputusan yang penting dalam hidup.
Sistem nilai budaya itu merupakan suatu rangkaian dari abstrak yang hidup dalam alam
pikiran sebagai besar dari warga suatu masyarakat, mengenai apa yang harus dianggap
penting dan berharga tetapi juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tak berharga
dalam hidup. Dengan demikian sistem nilai budaya itu juga berfungsi sebagai suatu pedoman
tapi juga sebagai pendorong kelakuan manusia dalam hidup, sehingga berfungsi juga sebagai
suatu sistem tata kelakuan; malahan sebagai salah satu sistem tata kelakuan yang tertinggi
diantara yang lain seperti hukum adat, aturan sopan santun dan sebagainya. Suatu contoh
dari suatu unsur nilai budaya yang biasa merintangi pembangunan ekonomi adalah Misalnya
konsepsi yang menilai tinggi masa yang lampau saja, tetapi meremehkan peninjauan
terhadap masa depan.
Suatu sikap merupakan kecondongan yang berasal dari dalam diri individu untuk perlakuan
dengan suatu pola tertentu, terhadap suatu objek berupa manusia, hewan, atau benda,
akibat pendirian dan perasaannya terhadap objek tersebut. Suatu contoh dari suatu sikap
yang biasa merintangi pembangunan ekonomi adalah Misalnya sikap segan terhadap tiap-
tiap tugas yang membutuhkan bekerja dengan tangan, oleh Bunda Mulia yang sudah
mendapat pendidikan sekolah dan mereka itu lebih suka untuk bekerja sebagai pegawai
belakang meja tulis saja.
Suatu nilai budaya, walaupun merupakan suatu konsep yang abstrak, juga bisa
mempengaruhi tindakan manusia secara langsung. Kecuali itu suatu nilai budaya bisa juga
menyebabkan timbulnya pola-pola cara berpikir yang tertentu pada diri individu yang
bersangkutan.

2. Kerangka untuk Meninjau Sistem Nilai Budaya

Kerangka F. R. Kluckhon ada lima masalah pokok, yaitu:

 Masalah mengenai hakikat dan Rivai hidup manusia


 Masalah mengenai hakikat dari karya manusia
 Masalah mengenai hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang waktu
 Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya
 Masalah mengenai hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya

3. Ciri-ciri Mental Manusia Indonesia Asli


Rakyat petani dan mentalitasnya karena sebagian besar dari rakyat Indonesia adalah rakyat
petani sejak berabad-abad lamanya, maka tak mengherankan bahwa cara berpikir yang
paling asli itu adalah seperti cara berpikir rakyat petani. Rakyat pedesaan yang hidup dari
pertanian dengan teknologi lama tetapi ia merasakan diri bagian bawah dari suatu
kebudayaan yang lebih besar dengan suatu bagian atas yang dianggap lebih halus dan
beradaptasi di dalam masyarakat kota sistem ekonomi dalam masyarakat pertanian itu
berdasarkan pertanian (bercocok tanam,peternakan,atau perikanan) yang menghasilkan
pangan dengan teknologi yang sempurna dengan kesatuan-kesatuan produksi yang tidak
berspesialisasi.
Pada masa sekarang, para ahli sosiologi telah mulai meninggalkan konsepsi bahwa
masyarakat petani di daerah pedesaan itu merupakan suatu tipe masyarakat dengan
sejumlah ciri-ciri pokok yang tertentu. Karena para Ali itu sekarang lebih banyak mempelajari
dan memahami masyarakat pedesaan itu dari dalam, maka mereka sudah sadar bahwa
struktur masyarakat dan sistem ekonomi Desa itu tidak seragam menurut satu tipe ideal yang
tertentu dan bahwa bayangan orang kota mengenai masyarakat desa yang tenang tentram,
rela, rukun, berjiwa gotong royong, sering tidak sesuai dengan kenyataan.

Hakikat hidup. mentalitas yang beranggapan bahwa hidup pada hakikatnya buruk, Tetapi
untuk diikhtiarkan menjadi suatu hal yang baik dan menyenangkan, adalah suatu hal yang
cocok untuk pembangunan, karena ikhtiar dan usaha itu merupakan sendi-sendi penting dari
segala aktivitas berproduksi dan membangun.
Hakikat Karya. nilai budaya yang menganggap bahwa manusia itu kerja hanya untuk hidup
menurut hemat Saya, tidak cocok untuk pembangunan ekonomi orang yang bernilai budaya
Serupa itu akan bekerja keras sampai ia dapat menghasilkan apa yang dibutuhkannya untuk
hidup, Sedangkan kebutuhan untuk kerja lebih lanjut supaya bisa menghasilkan lebih banyak
lagi, tidak akan ada suatu mentalitas yang lebih cocok untuk pembangunan sebenarnya harus
mengandung pandangan yang menilai tinggi karya untuk mencapai suatu kedudukan yang
dapat menghasilkan lebih banyak kerja lagi.
Hakikat kedudukan manusia dalam ruang waktu. Mentalitas yang hanya berorientasi
terhadap hari sekarang dan kurang memperhitungkan Hari depan, tidak cocok juga untuk
pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan karena pembangunan yang hendak berhasil baik
dan sebenarnya hati-hati ekonomi membutuhkan perencanaan dan kemampuan untuk
merencanakan itu, di daerah lain dari suatu kemampuan untuk melihat sudah jam
mungkin,apakah yang akan terjadi di hari depan.
Hakikat hubungan manusia dengan alam. Mentalitas yang berusaha mencari keselarasan
dengan alam, menurut hemat kami tidak secara berlangsung menghambat pembangunan
ekonomi maka dari itu tidak perlu kita rubah secara mendesak. Walaupun demikian
mentalitas yang sebenarnya paling cocok dengan pembangunan ekonomi adalah mentalitas
yang berusaha menguasai alam.sebabnya adalah karena mentalitas serba itu merupakan
pangkal dari semua inovasi yang dan kemajuan teknologi.
Hakikat hubungan manusia dengan sesamanya. Orang petani di Indonesia, biasanya
menghadapi sesamanya dengan jiwa gotong royong. Mentalitas yang berdasarkan jiwa
gotong royong, Menurut kami tidak bisa mempunyai pengaruh terhadap pembangunan, bisa
juga menghambat pembangunan tetapi kadang-kadang bisa juga sedikit membantu dalam
pembangunan. Sebenarnya jiwa adalah yang itu mengandung tiga pemikiran, yaitu (1) orang
itu harus sadar bahwa dalam hidupnya pada hakikatnya selalu tergantung kepada sesamanya
maka dari itulah ia harus berusaha untuk memelihara hubungan baik dengan sesesamanya;
(2)orang itu harus selalu bersedia membantu sesamanya ;(3) orang itu harus bersifat
konfrom artinya harus selalu ingat bahwa bayinya jangan berusaha untuk menonjol melebihi
yang lain dalam masyarakatnya.

Bacaan 3, Sistem Budaya Bugis-Makassar


Panngaderreng dan Siri' : Cermin pandangan dunia sukubangsa Bugis-Makassar.

Panngaderreng sebagai suatu ikatan utuh sistem nilai yang memberikan kerangka acuan bagi
hidup bermasyarakat orang-orang Bugis Makassar serta siri’ sebagai sikap hidup yang sangat
mementingkan “harga diri” ternyata telah mampu melandasi kebudayaan (dan meningkatnya
dalam suatu ikatan sistem) dari suku bangsa terpenting yang menghuni Jazirah Sulawesi Selatan.

Adapun unsur-unsur yang membangun panngaderreng itu adalah:

1. Ade' adalah sistem norma atau seperangkat adat.


2. Bicara, mengatur segala hal-hal yang berhubungan dengan peradilan, mengatur hak dan
kewajiban warga negara dalam pelaksanaan hukum seperti penggugatan dan pembelaan
di pengadilan.
3. Rapang, harapan yang berarti contoh, kiasan perumpamaan dalam hal ini akan tampil
semacam instruksi, berapa Mungkin berbentuk pengambilan kasus-kasus dari para
petuah-petuah dan pemerintah pemerintah dan para pemangku zaman-zaman
sebelumnya.
4. Wari', berfungsi menata, mengklasifikasi, mengatur urutan dari berbagai hubungan
norma atau kaidah terutama dalam hal-hal ketatanegaraan serta hukum.
5. Sara' unsur ini adalah unsur yang mengandung pranata dan hukum Islam di mana kata
Sara' itu jelas diambil dari kata Syariah.

Akan tetapi penngaderreng yang utuh dan lengkap itu bila tidak didukung oleh suatu sikap hidup
yang mencerkarkan akan merupakan suatu sistem nilai yang rapuh kedudukannya. Apa yang terjadi
ialah terbentuk suatu benda menganggap panngaderreng itu begitu penting begitu Suci, hingga bila
tidak ada pernah dereng itu hidup ini tidak cukup berharga untuk menjalani. Konsekuensi dari
pendirian yang melahirkan sikap hidup yang demikian adalah suatu keyakinan yang melihat
panngaderreng sebagai suatu sistem nilai yang mampu menjaga martabat manusia baik sebagai
pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.

Siri' secara harfiah dapat diartikan sebagai “malu” atau dalam bahasa Jawa “Wirang” dalam artian
lebih luas “malu” ini selalu dikaitkan dengan harga diri, “martabat”.

Kata siri' ini di makassar selalu sebagai siri’na pacce yang secara bebas dapat diterjemahkan sebagai
malu hingga terasa pedih menyayat hati tidak lain karena ada sesuatu kejadian yang mendatangkan
rasa terima dan kejadian itu biasanya dianggap begitu pura dan serius. Maka kalau ini kita kaitkan
dengan “harga diri” ,“martabat” dan sebagainya itu siri' akan selalu berhubungan dengan
tersinggungnya perasaan seseorang Bugis Makassar Karena ada sesuatu penyelewengan atau
pelanggaran terhadap salah satu unsur panngaderreng. Orang-orang Bugis yang menjadi pasompe,
perantau karena siri' karena kondisi ekonomi tidak baik atau karena dibebani dengan tanggungan
yang berat di desanya akan bekerja keras membanting tulang di rantau dan tidak akan pulang
sebelum menjadi lebih kaya ia akan bilang siri' pulang tanpa sesuatu hasil. Orang yang tidak memiliki
sirik dianggap hina karena pada hakikatnya ia dianggap tidak kenal dan tidak cinta dengan pengedar
yang mengatur hidupnya ia dianggap hina Jika ia berdiam diri saja melihat pengadilan dilanggar
kehormatannya, maka bila ada seseorang yang tidak berbuat sesuatu pada waktu anggota
kerabatnya dipermalukan (Apakah itu karena urusan perkawinan pekerjaan dan atau hutang piutang)
maka ia dianggap tidak mempunyai siri’ Sebaliknya juga mereka yang melanggar salah satu nilai dari
panngaderreng dianggap juga sebagai orang yang tidak mempunyai Siri'.
(2.2) Tidak ada persamaan di antara ketiga bacaan tersebut.

Dan terdapat perbedaan cara berpikir, cara berperilaku. Yang dianut dari kebudayaan mereka
masing-masing.

Bab 2

Proses-proses Sosial

Pengertian Proses Sosial

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial yang juga dapat dinamakan proses sosial karena
interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial
hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-
hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

Syarat-syarat interaksi yaitu:

1. Adanya kontak sosial


2. Adanya komunikasi

Kerangka Pemikiran:

1. Dalam sosiologi “satuan Analisis” adalah kejadian sosial yang disebut “INTERAKSI SOSIAL”
antara dua orang atau lebih.
2. Dalam interaksi sosial perlu dibedakan tiga hal yaitu:
a. Orang-orang yang bertindak
b. Masyarakat yaitu semua orang yang berinteraksi satu sama lain yang membina
hubungan-hubungan sosial dalam beragam proses.
c. Kebudayaan seluruh arti berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang dihayati
bersama serta sarana yang menjadi penyalur arti yang disampaikan dalam kejadian
interaksi itu.
3. Sejumlah interaksi sosial dapat digolongkan dalam beragam jenis hubungan sosial yang
dibina oleh sejumlah orang berlaku dari satu atau dua grup organisasi.
4. Beragam hubungan sosial itu antar orang-orang dari satu atau dua grup yang disebut
“Hubungan Sosial Antar Grup” menurut ciri-cirinya dapat digolong dalam beragam “PROSES
SOSIAL “ ada proses sosial yang mendekatkan orang membina (solidaritas) dan ada proses
sosial yang menjauhkan orang (antagonistik).
5. Tiga jenis proses sosial yang bersifat mempersatukan ( Asosiatif) adalah:
a. Kerja Sama, beberapa sosiolog menganggap bahwa kerjasama merupakan bentuk
interaksi sosial yang pokok. Sebaliknya, sosiolog lain menganggap bahwa kerjasama
lah yang merupakan proses utama.
b. Akomodasi, akumodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog
untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama
artinya dengan Pengertian adaptasi yang dipergunakan oleh ahli-ali biologi untuk
menunjukkan pada suatu proses dimana makhluk hidup menyesuaikan dirinya
dengan alam sekitarnya.
c. Asimilasi, asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Asimilasi ditandai
dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat
antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-
usaha untuk mempertinggi kesatuan tidak, sikap dan proses-proses mental dalam
memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

Tiga jenis proses sosial yang sebaliknya (Disosiatif) yaitu:

a. Persaingan, persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, di mana individu
atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing menjadi keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan yang ada pada suatu mata tertentu menjadi pusat
perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
b. Kontraversi, kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian kontravensi terutama ditandai oleh
gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seorang atau suatu rencana dan
perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau keraguan-raguan terhadap
kepribadian seseorang. Atau perasaan tersebut dapat pula berkembang terhadap
kemungkinan kegunaan, keharusan atau penilaian terhadap suatu usul, buah pikiran,
kepercayaan, doktrin atau rencana yang dikemukakan orang perorangan atau
kelompok manusia lain.
6. Akulturasi sebagai suatu proses kebudayaan mencakup kejadian-kejadian sebagai hasil
kontrak antara orang-orang beragam kelompok pola kebudayaan yang membawa
perubahan-perubahan pada pola-pola masing-masing pihak.

Pertanyaan:

1. Bandingkan interaksi yang mempunyai ARTI bagi para pelakunya dalam bacaan 4,5,6,dan 7
dengan menunjukkan pada orang-orang bertindak, masyarakat, kebudayaan.
2. Proses-proses sosial manakah, mengingat sifatnya yang berbeda yang saudara temukan
dalam bacaan 4,5,6,dan 7 perincilah dan bandingkan!
3. Perincilah fenomena-fenomena yang saudara temukan pada pertanyaan no. 2:
Akulturasi atau interaksi

Jawaban:

1. Bacaan 4,, Ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia

Konflik dan Persaingan

Para ahli antropologi yang biasa meneliti masyarakat-masyarakat kecil memang lebih banyak
mengumpulkan bahan tentang pertengkaran-pertengkaran dalam masyarakat-masyarakat yang
mereka teliti dan tidak hanya mengenai pertengkaran pertengkaran atau konflik, tetapi juga
mengenai pertentangan (kontroversi), dan persaingan (kompetisi). kecuali itu ada juga ahli-ahli
antropologi yang pernah meneliti masalah pertengkaran dipandang dari beberapa sudut yang
khusus atau dalam hubungan dengan berbagai gejala sosial tertentu.

Kegiatan bekerja

Untuk membangun suatu masyarakat yang ekonominya terbelakang itu harus bisa menyediakan
suatu sistem rangsang yang dapat menarik aktivitas warga masyarakat. Sistem pelaksanaan itu
harus sedemikian rupa sehingga dapat memperbesar kegiatan orang bekerja, memperbesar
keinginan orang untuk menghemat dan menabung dan memperbesar keberanian orang untuk
mengambil resiko dalam hal mengubah secara revolusioner cara-cara yang lama.

Sistem tolong menolong.

Aktivitas-aktivitas tolong-menolong itu hidup dalam berbagai macam bentuk masyarakat di


Indonesia titik kecuali dalam pekerjaan Pertanian aktivitas dalam menolong itu nampak dalam
banyak hal lapangan kehidupan masyarakat yang lain misalnya melaksanakan pesta dan upacara,
dan di dalam hal kecelakaan dan kematian.

Gotong royong

Di samping adat istiadat tolong-menolong antar warga desa dalam berbagai macam lapangan
aktivitas sosial, baik yang berdasarkan hubungan tetangga, ataupun Hubungan kekerabatan atau
lain-lain hubungan yang berdasarkan efisiensi dan sifat praktis ada pula aktivitas-aktivitas bekerja
sama yang lain yang secara populer biasanya juga disebut gotong royong.

Mengenai gotong royong kerja bakti kita harus juga membedakan antara (1) kerjasama sendiri
dan (2) kerjasama untuk proyek-proyek yang dipaksakan dari atas.

Jiwa gotong royong, dasar-dasar dari aktivitas tolong-menolong dan gotong royong sebagai suatu
gejala sosial dalam masyarakat desa pertanian, telah beberapa kali di analisa oleh ahli-ahli sosial.
sistem tolong-menolong ini rupanya suatu teknik pangan dan tenaga yang mengenai pekerjaan
yang tidak membutuhkan keahlian atau spesialisasi khusus atau mengenai pekerjaan yang
membutuhkan diferensi dengan tenaga di mana Semua orang dapat mengerjakan semua tahap
dalam penyelesaiannya, kecuali itu sistem dalam melalui beberapa banyak terutama mungkin
dengan dasar hubungan intensitas sementara orang-orang yang hidup berhadapan muka yang
saling kenal mengenal sebagai manusia konkret dan tidak sebagai satu nomor abstrak saja.

Musyawarah dan Jiwa Musyawarah

Musyawarah adalah satu gejala sosial yang ada dalam Banyak masyarakat pedesaan umumnya
dan khususnya di Indonesia. Artinya bahwa keputusan-keputusan yang diambil dan harapan
tidak berdasarkan suatu mayoritas, yang menganut suatu pendirian yang tertentu, melainkan
seluruh rapat, seolah-olah sebagai suatu badan.

Bacaan 5,Timbulnya “ Desa Jawa” Dari Masyarakat Transmigrasi Spontan

Sukuharjo merupakan kampung kolonisasi Jawa, pengembangan daerah oleh Transmigrasi


spontan sudah dimulai sejak tahun 1950, dengan pemberian izin perintisan oleh 2 marga, marga
W. Banyumas, dibagian hulu W. Waya dan marga Anak Tuhan.

Kelompok perintis pertama yang maju ke muka untuk membuka hutan, sudah mempunyai
pemimpin, yaitu umumnya orang yang telah mendapat mandat perintisan. Pemimpin perintisan
sering disebut “kepala tenang”. Pengikutnya (rakyat). Daftar pengikut yang turut membuk hutan
dan bertanam diladang pertama kali, menjadi daftar jiwa desa. Unsur “rakyat” dari ide “desa
Jawa” itu dengan nyata ditegaskan sebagai rakyat yang menetap. Syarat rakyat menetap disebut
usaha konsolidasi.

Disimpulkan, pada garis besar masyarakat desa Jawa yang tumbuh, mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:

1. Mempunyai rakyat yang menetap


2. Mempunyai wilayah desa yang tegas batas-batasnya.
3. Mempunyai pamong desa dengan lurah sebagai pucuk pimpinan
4. Memperlihatkan kegiatan-kegiatan masyarakat sebagai kesatuan desa.

Bacaan 6,, Proses Pembaharuan Antar pola Kebudayaan (Faktor-faktor Positif, Negatif dan Netral)
menuju suatu teori umum mengenai perubahan.

Mengumpulkan sejarah kasus yang telah diterbitkan yang melukiskan usaha-usaha tertentu
untuk memasukkan pembaharuan-pembaruan ke dalam kebudayaan lain. Ada beberapa kriteria
untuk seleksi kasus, yang terutama ialah melukiskan sifat-sifat khas pembaruan dan golongan
penerima unsur baru kasus-kasus ini dinilai berdasarkan jumlah dan mutu. Sesudah
mengumpulkan, mengatur dan menghubungkan faktor-faktor yang menentukan penerimaan dan
penolakan, suatu bola muncul dari seluruh proses itu. Sifat-sifat gasnya adalah sebagai berikut,
adanya suatu tujuan yakni pemasukan ide atau teknik baru tertentu ke dalam masyarakat yang
lain oleh pembawa unsur baru. Atau rencana dan dalam pengadaan proses hal ini disebut
tindakan atau aksi.

Ada segi lain dari proses itu yang merupakan tingkah laku dari para penerima pembaruan titik
segi ini dapat disebut sebagai reaksi yang disebabkan oleh tindakan perubahan. Hal itu dapat
dibagi dalam dua Sub kategori yaitu, motivasi untuk menerima ide baru, atau sebaliknya dan
sifat-sifat khas dari pola kebudayaan lama yang memberi sanksi atau menentang pembaharuan
yang direncanakan.

Tingkah laku Pembaharuan:

a. Komunikasi
b. Peranan pembawa perubahan
c. Demonstrasi
d. Partisipasi
e. Peranan kebudayaan lama
f. Peranan lingkungan
g. Ketetapan waktu
h. Fleksibilitas
i. Kelangsungan yang konsisten
j. Sarana pemeliharaan

Tingkah laku penerima pembaharuan

a. Motivasi
 Keperluan yang dirasakan orang
 Manfaat praktis
 Usaha memperoleh gengsi
 Persaingan
 Imbalan
 Hal yang baru
b. Pola Kebudayaan Lama
1. Struktur Sosial, di dalam struktur sosial terdapat beberapa pola kebudayaan, yaitu:
 Peranan (pribadi)
 Status
 Kelompok kerabat
 Kasta dan klas
 Kelompok etnis
 Kelompok politik
 Kewibawaan pusat
 Kepentingan pribadi
 Kepemimpinan
 Persaudaraan kaum seagama
2. Pola ekonomi, sistem hubungan ekonomi masyarakat.
3. Kepercayaan, yaitu keagamaan, magis, medis, fasilitas realistis, dan penolakan
terhadap rencana pembaharuan.
4. Pola Rekreasi
5. Pola konsumsi
6. Sistem nilai.

Bacaan 7.Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan Penyuluhan

Membuat Efektif pengalaman Belajar

Ada beberapa petunjuk yang berguna untuk membuat efektif pengalaman belajar Adapun acara yang
digunakan oleh seseorang penyuluh. Yaitu:

1. Orang yang belajar harus memiliki pengalaman yang memberinya kesempatan untuk
memperhatikan jenis perilaku yang dikehendaki oleh tujuan belajar.
2. Pengalaman belajar mengenai suatu tujuan belajar haruslah memuaskan orang yang belajar
ketika melaksanakannya.
3. Reaksi yang dikehendaki dalam pengalaman belajar harus dalam batas-batas kesanggupan,
baik mental maupun fisik orang yang belajar.
4. Terdapat banyak jenis pengalaman belajar yang dapat digunakan untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan.
5. Sesuatu pengalaman belajar biasanya dapat digunakan untuk mencapai lebih dari satu
tujuan belajar.
6. Pengalaman belajar adalah suatu kegiatan yang harus dibuat efektif oleh penyuluh. Kalau
seorang penyuluh tidak menguasai metode, teknologi atau perlengkapan pengajaran, ia
secara profesional tidak komputer untuk menyelenggarakan pengalaman belajar yang efektif.

Langkah-langkah pelaksanaan

Dengan cermat Menganalisis tujuan dan menyusun daftar serangkaian pengalaman belajar yang
mungkin dapat dipergunakan untuk mencapai tiap tujuan tersebut.

Memeriksa kembali rancangan pengalaman belajar menghubungkan dengan tujuan yang


dikehendaki untuk melatih Apakah pengalaman belajar yang dirancang itu memenuhi kriteria
secara memuaskan.

2. Proses sosial asosiatif dan dan proses disosiatif yaitu:


 Gotong royong
 Kerja sama
 Tolong menolong
3. Terjadi Interaksi, interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut
hubungan antara individu antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Dua
syarat terjadinya interaksi sosial: Adanya kontak sosial yang dapat berlangsung dalam tiga
bentuk. Yaitu anterin individu antar individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu
suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung. Dan adanya komunikasi,
yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain perasaan-perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi
terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Bab 3

Lembaga lembaga Kemasyarakatan

1. Kerangka pemikiran Koentjaraningrat

Lembaga Kemasyarakatan atau lembaga sosial disebut sebagai pranata sosial meliputi serangkaian
kegiatan tertentu berpusat pada suatu kelakuan berpola yang mantap bersama-sama dengan sistem
norma dan tata kelakuan Serta peralatan fisiknya yang dipakai dan juga orang-orang yang
mendukungnya.

Sistem norma-norma atau secara langsung disebut adat tata kelakuan dari masyarakat selalu perlu
dibagi pada setiap lembaga kemasyarakatan karena adanya berfungsi sebagai pengatur kelakuan.

2. Kerangka pemikiran Gillin

Mengingat Kuat atau lemahnya ikatan yang dipunyai norma-norma maka norma dapat dibedakan
sebagai berikut:

 Cara, suatu bentuk perbuatan


 Kebiasaan, bentuk perbuatan yang diulang-ulang dalam suatu bentuk yang sama
 Tata kelakuan, kebiasaan Yang Tidak semata-mata Dianggap sebagai cara berperilaku saja
tetapi bahkan di rumah sebagai norma mengatur
 Adat, datang kelakuan yang berintegrasi secara kekal dan kuat dengan pola-pola perilaku
masyarakat.

Pertanyaan:

1. Lembaga-lembaga sosial Apakah dapat saudara Galih dalam bacaan 8 dan 9 sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan warga masyarakat yang dipenuhinya Adakah persamaan atau
perbedaannya
2. Sebutkan norma-norma yang mengatur perilaku orang-orang sesuai dengan kuat atau lemah
ikatan norma itu apakah itu berupa cara atau kebiasaan Tata laku atau adat?
3. Dapatkah saudara Tunjukkan dari bacaan 8 dan 9 bahwa lembaga-lembaga sosial yang
saudara temukan berfungsi sebagai kontrak sosial? l proses atau cara apa yang berlaku?

Jawaban:

1. Bacaan 1 pola perdagangan dan keuangan dalam pemasaran Tani di Jawa

Pola perdagangan dan jenis perdagangan, para pedagang digolongkan sesuai dengan fungsi yang
dilakukannya transpor, pengumpulan barang, penyimpanan dan pemecahan jumlah-jumlah yang
besar untuk perdagangan eceran. Kebanyakan pedagang-pedagang itu melakukan semua hal itu
sekaligus sebagaimana bisa dilihat secara spesialisasi menurut fungsi dan menurut hasil dari para
pedagang itu berhubungan erat dengan sifat-sifat pasaran barang-barang dan dengan volume yang
diperjualbelikan.
Spesialisasi dan pembagian pekerjaan, pada umumnya, pedagang-pedagang tetap ini
mengkhususkan diri dalam satu macam barang atau satu kelas barang. Karena masing-masing
menghendaki prosedur dan keterampilan yang berbeda-beda dalam hal pemasaran. Spesialisasi
fungsi dan cara para pedagang lahir dari kebutuhan pembagian pekerjaan dalam suatu usaha yang
demikian besar dan kompleks sebagaimana terdapat dalam sistem pemasaran Tani di Jawa.

Cara-cara orang Jawa menggambarkan arti sistem, umumnya orang Jawa tidak menggambarkan arti
sistem itu sebagai jasa-jasa yang diberikan oleh beberapa gelas pedagang sebagaimana dilakukan
biasanya mereka juga melihat bahwa keuntungan yang diterima merupakan imbalan atas pekerjaan
yang dilakukannya.

Sahnya keuntungan perdagangan Para produsen mengerti bahwa untuk mendapatkan harga yang
paling memerlukan bagi barang-barang yang mereka hasilkan barang-barang juga harus dijual di
daerah atau di tempat dimana terdapat permintaan yang terbesar karena barang-barang harus
diangkut di tempat yang banyak peminatnya.

Mudahnya masuk bidang perdagangan mudah masuk bidang perdagangan juga membentuk
pandangan orang awam terhadap pedagang-pedagang Jawa, hal ini juga tidak memungkinkan untuk
terbentuknya anggapan umum bahwa para pedagang bisa mendapatkan keuntungan yang luar biasa
karena jadi orang ya beranggapan demikian dengan sendirinya akan menjadi pedagang.

Arisan, Arisan yang umumnya dilakukan oleh para pedagang yang miskin khususnya untuk tujuan
dagang pada umumnya terdiri dari beberapa orang yang masing-masing menaruh setiap hari
sejumlah uang. Besarnya arisan yang dijalankan di pasar berbeda-beda, hari Senin itu diatur dan
dijalankan oleh seseorang yang ingin bertanggung jawab buku-buku catatan disediakan dan seorang
petugas berkeliling untuk menagih pembayaran dari anggota-anggotanya dan memberikan jumlah
uang itu kepada peserta yang menarik pada hari itu.

Bank pasar, sumber penting untuk mendapatkan pinjaman dari para pedagang adalah bank pasar
milik pemerintah . Mama Syahrini meminjamkan uang kepada pedagang dengan hanya meminta
tanda tangannya atau identitas jika buta huruf jempolnya bersama tanda tangan dua orang saksi?

Pinjaman perdagangan, pinjaman perdagangan adalah salah satu sumber modal yang penting bagi
para pedagang suatu perbedaan harus dibuat antara pinjaman yang diberikan kepada langganan
yang bukan pedagang dan bukan sumber modal bagi pedagang yang memberinya Tetapi hanya
merupakan suatu peringatan sumber-sumbernya, dan pinjaman yang diberikan bayi oleh seorang
pedagang kepada pedagang lain maupun oleh seorang produsen kepada seorang pedagang.

Bacaan 2 mengembalikan keberadaan gerakan masyarakat

Bagi kaum terpelajar, gerakan masyarakat selalu diterjemahkan sebagai gerakan yang terorganisir
dengan berbagai atributnya sebagai adanya sistem yang jelas atau memakai cara-cara agitasi.
Gerakan masyarakat bisa bermacam-macam bentuknya titik tetapi yang jelas rakyat tidak pernah
berhenti bergerak hanya taktik taktik dan expressing ekspresi yang digunakan berbeda dengan apa
yang diharapkan oleh kaum pelajar.

Masyarakat dan bahasa sandi, rakyat juga melakukan gerakan yang organisasinya berbeda dengan
kaum terpelajar titik mereka tidak memiliki struktur organisasi seperti jabatan ketua, sekretaris dan
bendahara mereka juga pernah menyelenggarakan rapat secara teratur. Ideologinya pun sederhana
saja selamatkan istri dan anakku akan tetapi jangan dilupakan mereka tidak pernah diam dan tak
acuh tak acuh tetapi sebaliknya selalu melihat mengawasi dan mendengar serta mencatat apa-apa
yang terjadi di sekitarnya.
Ledakan sosial dan pemimpin yang arif, gerakan-gerakan seperti ini juga duduk didiamkan agar
menjadi Bahaya kalau terus meledak titik karena tidak ada pemimpin dan organisasinya, Semuanya
serba spontan maka akibatnya akan sukar untuk mengontrolnya.

2 logika di balik gerakan, memang ada dua logika yang berbeda apabila kita mencoba mengerti
gerakan masyarakat logika yang pertama adalah logikanya kaum terpelajar sedangkan yang kedua
logika dari masyarakat bahwa itu sendiri.

Terbatasnya kontrol, persoalan gerakan-gerakan seperti ini cukup sukar untuk dideteksi karena
mereka tidak terorganisir secara sistematis lagi pula, kontrol dalam arti waspada terus-menerus
sangat sulit yang menentukan di sini memang bukan pada sawaspada tetapi pada saat 1 menit
lengan saja mungkin bisa meledak.

Gerakan masyarakat dan kaum terpelajar,

2. Norma-norma masyarakat

Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat dan lebih besar daripada cara kebiasaan yang diartikan
sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama merupakan bukti bahwa orang
banyak menyukai perbuatan tersebut. Tata kelakuan mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari
kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar maupun tidak sadar oleh
masyarakat terhadap anggota-anggotanya,

3. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis ataupun tiang tak tertulis, yang
merumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku, dan lain-lainnya. Tradisi tersebut
merupakan dasar bagi lembaga itu di dalam pekerjaannya memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pokok masyarakat, di mana Lembaga Kemasyarakatan tersebut menjadi bagiannya.

Bab 4

Grup Sosial

Kerangka pemikiran:

Pengertian kelompok menurut ukuran langsung tidak langsungnya relasi sosial,anggota-anggota


kelompok dapat dipertegas yaitu:

Grup, ada relasi sosial yang bersifat langsung adalah anggota-anggotanya dalam soal-soal yang pokok
atau penting umumnya kelompok kecil maksimal dapat berjumlah 20 orang.

Kolektivitas tidak langsung dalam soal-soal yang pokok atau penting tetapi melalui orang-orang
perantara atau alat-alat penghubung bukan orang umumnya kelompok besar.

Kategori sosial tidak ada ada sedikit sekali relasi sosial.

Seperti dilihat dalam grup sosial Pengertian relasi sosial dan hubungan sosial amat penting.
Menelaah hubungan antara orang-orang dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok
kita memperhatikan yaitu hubungan menurut status pada pelakunya, hubungan menurut peranan
mereka, proses sosial yang dinyatakan dalam hubungan tersebut.

Pertanyaan:

1. Sebutkan grup-grup sosial yang ada pada bacaan 1 dan 2?


2. Perincilah grup-grup sosial tersebut dengan memperhatikan hubungan sosial pada para
pelakunya dalam hal ini berarti memperhatikan status, peranan dan proses sosial yang
menyertainya.
3. Bandingan grup-grup sosial pada bacaan 1 dan 2 Adakah persamaan dan perbedaan
jelaskan?

Jawaban:

1. Bacaan 1

RT ( rukun tetangga)

RK ( rukun kampung)

Bacaan 2

Subak,

2. A. rt

Status: bertujuan mencapai kemakmuran, kecerdasan, Serta Kesejahteraan Bersama antara


anggota-anggotanya.

Peranan: berperan sebagai mengatur kerja sama dalam membangun atau memperbaiki saluran-
saluran air, mengadakan perondaan bersama, serta tolong menolong sesama anggota yang
tertimpa kesusahan.

Proses sosial dengan anjuran pemerintah di antara rumah tangga yang tinggal berdekatan
dibentuk organisasi kerjasama Rukun Tetangga atau RT. pimpinan RT dipilih dalam rapat anggota
yang diwakili oleh kepala keluarga yang bersangkutan proses RT dalam sosiologi pedesaan
melibatkan:

 Musyawarah pembahasan dan pengambilan keputusan bersama anggota masyarakat


desa di tingkat RT.
 Gotong royong kerjasama dalam kegiatan seperti kebersihan lingkungan atau
memperbaiki infrastruktur.
 Keamanan dan ketertiban peran dalam menjaga keamanan dan ketertiban di tingkat
lokal.
 Penyelesaian konflik mediasi dan musyawarah untuk menyelesaikan konflik antar warga.
 Kegiatan sosial dan budaya penyelenggaraan acara sosial dan budaya untuk memperkuat
ikatan sosial.

B. rk

Status untuk mengatur kerjasama antar anggota atau penghuni tiap-tiap kampung.

Peranan kegiatan adalah membetulkan saluran memperbaiki jalan, dan lain-lain pekerjaan yang
membentuk tenaga dan kerjasama.

Proses sosial pimpinan RK dipilih dalam rapat anggota RK menjalankan tugas tanpa gaji, di samping
kepala kampung keanggotaan rk keanggotaan lebih luas dari rt proses sosial RK dalam sosiologi
pedesaan melibatkan.

 Musyawarah dan keputusan bersama pembahasan dan pengambilan keputusan kolektif


dalam musyawarah kampung.
 Gotong royong kerjasama warga dalam kegiatan seperti perbaikan infrastruktur dan kegiatan
sosial.
 Penyelesaian konflik mediasi dan musyawarah digunakan untuk menyelesaikan konflik.
 Kegiatan sosial dan budaya menyelenggarakan kegiatan sosial dan budaya untuk
memperoleh hubungan antar warga.
 Pendidikan dan pengetahuan menyelenggarakan kegiatan pendidikan atau penyuluhan
terkait isu-isu penting.
 Distribusi informasi menjadi saluran distribusi informasi tentang berita dan kebijakan
pemerintah.

C. Subak, status mengatur pemasukan air ke suatu kesit dan memberikan jumlah air secara tepat
untuk irigasi yang wajar.

Peranan, 1 berkarya berhubungan dengan konstruksi, pemeliharaan dan perbaikan tanggul-tanggul


terowongan-dorowongan air, saluran-saluran air, pembagian kelompok-kelompok distribusi dan
jalan-jalan di Subak. 2 penyubbaktian berhubungan dengan kegiatan beribadah di berbagai pura di
Subak yang meliputi pesta sejajar dan upacara pemurnian.

Proses sosialnya ketua perkumpulan Subak adalah klien Subak dan ia diangkat oleh sudahan dan
sedahan Agung berdasarkan saran dan pandangan anggota sebuah adalah sistem pengairan
tradisional di Bali proses sosial Subak mencakup:

Musyawarah, keputusan pengelolaan air diambil bersama oleh para petani melalui musyawarah

Gotong royong, keberlanjutan dan kearifan lokal Subak, terkait dengan upacara adat yang
memelihara keseimbangan alam dan memberikan keberkahan

3. Persamaan antara RT, RK dan Subak

Organisasi sosial:

RT, RK, dan Subak merupakan bentuk organisasi lokal di tingkat pedesaan yang melibatkan partisipasi
aktif dari warga. Keputusan bersama ketiga entitas ini melibatkan proses pengambilan keputusan
bersama melalui musyawarah atau pertemuan untuk membahas isu-isu lokal. Prinsip gotong royong
merupakan bagian integral dari proses sosial di RT, RK, dan Subak, di mana warga negara sama dalam
kegiatan bersama seperti memperbaiki infrastruktur, penting untuk kehidupan masyarakat. RK, RT,
dan Subak memiliki peran penting dalam memfasilitasi interaksi dan kegiatan masyarakat pedesaan.

Perbedaan antara RT, RK dan subak

RT atau Rukun Tetangga biasanya terkait dengan wilayah kecil, seperti lingkungan tetangga dan blok.
RK atau rukun kampung lebih terkait dengan wilayah

Yang lebih besar, seperti kampung atau Pemukiman yang lebih luas. Dan subak terfokus pada
pengelolaan air untuk pertanian sawah .

Bab 5

Organisasi Sosial

Kerangka pemikiran:
Jika dalam grup sosial anggota-anggotanya melakukan relasi sosial yang langsung dan dalam
kolektivitas relasi sosial berkembang secara tidak langsung yaitu dengan perantara, maka organisasi
sosial merupakan gejala sosial yang lebih resmi, berkaitan dengan seperangkat peraturan-peraturan
yang ditulis dalam hal ini barislah menunjukkan kepada beberapa ciri yang meliputi organisasi sosial
yaitu.:

 Formalitas, suatu organisasi sosial mempunyai perumusan tertulis yang jelas dalam hal
tujuan peraturan-peraturan berupa anggaran dasar anggaran rumah tangga dan sebagainya
serta kebijaksanaan
 Hierarki, suatu organisasi sosial mempunyai pola wewenang yaitu kekuasaan yang diakui
masyarakat berbentuk piramida dengan demikian beberapa orang didudukkan dalam posisi
lebih tinggi dari anggota lainnya. Peranan pun berbeda dengan sangat menonjol suatu
organisasi paling sedikit mengenai tiga tingkatan wewenang.
 Ukuran atau besarnya size, suatu organisasi sosial biasanya mempunyai ukuran besar
sehingga para anggota tidak dapat melakukan relasi sosial yang langsung secara kelompok
disebut kolektivitas hubungan yang ada antara para pelakunya sifatnya bukan pribadi hal
tersebut dikenal sebagai gejala birokrasi.

Pertanyaan:

1. Tunjukkan macam-macam organisasi sosial yang ada dalam bacaan 1 dan 2


2. Perincilah organisasi sosial tersebut menurut ciri-cirinya dan bandingkanlah menurut ciri-ciri
yang ada.
3. Bandingkanlah sistem pelapisan yang terdapat dalam bacaan 1 dan 2

Jawaban :

1. Bacaan 12, Buruh Tani,, Petani tidak Tetap, para Petani Bebas, Petani Bebas Kecil , Tuan Tanah
Besar .dan bacaan 13, terdapat organisasi yaitu BPGD(Badan Peningkatan Gizi Daerah),
PKMD(Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa), UDKP(Unit Daerah Kerja Pembangunan).
2. Ciri-ciri Buruh Tani
Kegiatan Ekonomi :
Biasanya dipekerjakan oleh tuan tanah besar dengan digaji sebagai pekerja harian, buruh tani
diperbolehkan menanami tanah-tanah itu selama 6 bulan asal para petani bebas sudah
memanen hasil kentang dan kubisnya, jika buruh petani tidak dipekerjakan maka buruh tani
akan melakukan perdagangan kecil-kecilan yang menghasilkan kira-kira sama besarnya
dengan gaji mereka yaitu antara 3 dan 6 rupiah setiap hari.(112)
Kedudukan Sosial :
Buruh Tani berada di tingkatan terendah dalam lapisan masyarakat, mereka tidak
mempunyai kedudukan, buruh tani hidup untuk menyambung nyawa saja karena tidak ada
orang yang menjamin kelanjutan hidup mereka di masa depan, buruh tani tidak mempunyai
latar belakang kecerdasan juga tidak mempunyai pengalaman untuk mengelola pertanian
mereka telah terbiasa bekerja sebagai buruh tani sepanjang hidup, serta Buruh Tani adalah
kelompok yang sama sekali tidak terikat kepada Desa Mereka banyak dari mereka berasal
dari tempat lain, dan kalau telah datang waktunya mereka pindah ke tempat yang baru lagi
di mana mereka berharap menemukan kesempatan untuk menghasilkan gaji yang lebih
besar.(113-114).
Ciri-ciri Petani Tidak Tetap
Kegiatan Ekonomi:
Petani tidak tetap dipekerjakan oleh tuan tanah yang lebih besar dengan digaji sebagai
tenaga harian, petani tidak tetap menanam padi jagung ketela rambat dan bawang jarang
mereka menanam tanaman yang memerlukan persiapan modal yang besar, perdagangan
yang dilakukan para petani tidak tetap kadang-kadang mengambil bentuk yang sedikit lebih
luas dan lebih teratur dari yang dilakukan oleh buruh tani tidak bertanah.(115-116)

Kedudukan Sosial :
Petani tidak tetap mempunyai harga diri yang lebih besar tetapi kebanyakan anggota
kelompoknya serupa dengan kelompok buruh tani yang tidak bertanah dalam sikap mental
dan kecerdasannya. Petani tidak tetap mempunyai sumber uang masuk yang lain di samping
upah kerjanya yaitu dari hasil bagi sawah dari hasil pertanian yang ditanam di tanah mereka
sendiri. Petani tidak tetap sebagai suatu kelompok secara kemasyarakatan bertambah
menurun keadaannya dan bukan bertambah meningkat titik modal dan tanah semakin lama
semakin terkumpul di tangan para petani bebas. Hubungan kekeluargaan dari peta yang
tidak tetap, sebagaimana halnya dengan hubungan keluarga berhutang yang sesungguhnya,
tidak menolong memperkuat kedudukan ekonomi dan sosialnya.(116-117).
Para Petani Bebas Kecil
Kegiatan Ekonomi:
Anggota kelompok petani bebas kecil tidak melakukan pekerjaan untuk mencari upah.
Mereka mengerjakan tanah sendiri dan kadang-kadang mengerjakan sawah atas dasar bagi
hasil mereka tidak melakukan pekerjaan bagi hasil pada tanah tegalan karena dan tekanan
itu hanya dikerjakan oleh Buruh Tani, petani-petani bebas kecil membayar harga yang amat
tinggi untuk pupuk dan bahan kimia karena mereka memperolehnya dari tuan tanah besar
yang selanjutnya membelinya langsung dari berbagai iklan pertanian atau dari agen-agen di
Lembang dan Bandung. Perdagangan yang dilakukan oleh anggota kelompok petani bebas
kecil selalu ada hubungannya dengan hasil pertanian yang mereka tanam dan ditanam orang
lain. Dengan sedikitnya tersedia modal anggota kelompok ini berusaha mencari
penggunaannya yang paling menguntungkan menanam tanaman palawija, padi, jagung, dan
yang seperti diserahkan kepada buru tani dengan syarat-syarat bagi hasil.(118-119)

Kedudukan sosial:
Antara tuan tanah besar dan buruh tani tidak terdapat hubungan kekeluargaan tetapi
hubungan seperti itu memang terdapat antara kedua kelompok petani bebas dan petani
bebas kecil biasanya akan kedudukan ini, dibandingkan dengan kelompok buruh tani
kelompok ini memberikan perhatian yang lebih besar pada pendidikan anak-anak setelah
sekolah dasar anak-anak kadang-kadang melanjutkan pendidikannya, anggota petani bebas
kecil mampu memainkan peranan yang dapat dikatakan penting dalam kehidupan Desa,
tergantung dari kepribadian orang yang bersangkutan titik mereka juga berada dalam posisi
yang baik untuk memperoleh rasa hormat para penduduk desa dari kelompok mana pun
juga. Dalam kelompok petani kecil ikatan keluarga memainkan peranan yang penting dalam
kegiatan kesempatan ekonomi tanah biasanya dipindahkan kepada anak-anak di waktu yang
orang tua masih hidup hutang dan bantuan yang tidak ada bunga untuk tujuan-tujuan
produksi seperti uang muka jangka pendek lebih mudah diperoleh dan dari keluarga.(120-
123)

Tuan Tanah besar :


Kegiatan Ekonomi:
Di dalam usaha pertanian para tuan tanah besar menjalankan fungsi pengelola, baik dengan
gadget baru maupun dengan gaya lama. Mereka dan sekali mengerjakan sendiri pekerjaan
kasar walaupun mereka memang tahu bagaimana melakukannya. Keperluan para tuan tanah
besar untuk memperoleh kredit untuk menutupi kekurangan-kekurangan musiman pada
umumnya dipenuhi oleh para pedagang di Lembang dan Bandung yang menyediakan pupuk
dan pemasaran kemasan kimia.(124-126)

Kedudukan Sosial:
Bagi para buruh tani, kampung cenderung untuk dianggap sebagai kesatuan kemasyarakatan
yang terpenting setelah keluarga, bagi para tuan tanah besar keluarga luas telah menganut
fungsi ini hak. Hal ini terasa sebenarnya terutama pada kelompok tuan tanah besar di
cibeuying yang secara sosial dan ekonomi bukan saja mendominasi kampung itu tetapi juga
seluruh bagian desa. Dalam hubungan mereka dengan buruh tani, tuan tanah besar masih
tetap menduduki lebih kurang posisi Tuan terhadap para pelayannya atau bapak terhadap
anak-anaknya atau Tuan feodal terhadap ulur-ulurnya. Dari apa yang telah dikemukakan
jelaslah bahwa Tuhan tanah besar mempunyai kedudukan sosial dan ekonomi yang amat
berbeda yang merupakan bagian yang integral dari masyarakat desa itu dan belum lagi
merupakan unsur asing dengan pengertian pertentangan dan mayoritas terbanyak dari
penduduk desa.(127-128)

3. Tuan Tanah Besar berada paling atas, Petani Bebas Kecil dan Petani Tidak Tetap berada di
Tengah, sedangkan Buruh Tani berada di paling bawah.

Bab 6

Sistem status dan pelapisan Masyarakat

Kerangka pemikiran:

Hubungan sosial dari relasi berlangsung karena terjadinya soal-soal yang penting di antara para
pelaku interaksi dan komunikasi itu mengingat ciri-ciri dari interaksi dan komunikasi dengan tiga buah
aspek pemikiran pendapat, perasaan dan kemauan dapat ditunjukkan dimensi-dimensi struktural
yang terdiri atas: jarak sosial menunjukkan pada kemungkinan relasi atau hubungan sosial antara
pelaku-pelaku tertentu mengingat sampai Berapa jauh orang-orang atau grup-grup itu dapat
bertemu. Integrasi sosial menunjukkan pada besar kecilnya keselarasan Harmoni di dalam proses-
proses sosial. Tingkatan sosial.

Posisi sosial menggambarkan titik-titik Pusat atau pertemuan sejumlah relasi dan hubungan sosial
yang berpusat pada diri pelaku tertentu yang berinteraksi dan berkomunikasi. Berdasarkan fungsi-
fungsi tertentu dari integrasi yang terjadi ciri pelaku-pelaku tertentu maka dapat membedakan
sejumlah posisi yang berbeda-beda.

Dalam hal tingkatan sosial posisi-posisi tersebut misalnya pemimpin atau pengikut mempunyai status
sosial tertentu. Karena peranan sosial yang menunjuk pada keseluruhan norma dan harapan yang
ditunjukkan orang hanya pada orang-orang dalam posisi-posisi tertentu maka peranan orang-orang
itu mencerminkan pula status sosialnya.
Perubahan status sosial karena perpindahan individu atau objek sosial dari suatu posisi ke posisi
sosial lainnya yang tidak sederajat, digambarkan sebagai gerak sosial yang vertikal yaitu naik atau
yang turun disebut mobilitas sosial.

Struktur sosial suatu grup atau masyarakat dapat digambarkan dalam dua alternatif yaitu:

 Sebagai jaring-jaring sejumlah relasi dan hubungan sosial di dalam suatu pola yang agak
mantap unsur-unsurnya, seperti misalnya yang tergambar dari suatu jenis perbedaan
tingkatan yang terdapat di antara pelaku-pelaku dalam relasi dan hubungan sosial itu.
 Struktur sosial dapat pula dilihat sebagai kombinasi atau susunan sejumlah posisi sosial yang
berhubungan dan saling mengisi.

Pertanyaan:

1. Sebutkan ciri-ciri yang menjadi ukuran masyarakat sehingga kita dapat membedakan
sejumlah posisi-posisi yang berbeda, pada bacaan 14, 15 dan 16.
2. Sebutkan ukuran atau kriteria yang dipakai masyarakat pada bacaan 11,15 dan 16 untuk
menggolong-golongkan warganya ke dalam lapisan-lapisan tertentu.
3. Bandingkan sistem pelapisan pada bacaan 14,15 dan 16.

Jawaban:

1. Ciri-cirinya Yaitu dapat dilihat dengan adanya perbedaan kemampuan, perbedaan gaya hidup
perbedaan hak pada bacaan 14 15 dan 16 di mana burung memiliki gaya hidup yang lebih
sederhana daripada pedagang ataupun pengusaha dan mereka juga mengalami perbedaan
hak, mereka telat menerima untuk mengadopsi teknologi baru sedang masyarakat olahraga
lebih dahulu menerima teknologi baru tersebut.
2. Ukuran atau kriteria yang dipakai untuk menggolongkan warganya bisa kita lihat di
keragaman maritim asoragine dengan memiliki barang yang berharga seperti contoh tanah
uang dan sebagainya maka dianggap berkedudukan tinggi oleh masyarakat adanya
perkawinan antara lelaki kelas menengah dengan gadis bangsawan lalu lapisan kayu yang
terdiri dari pemangku adat seperti ulama, lapisan menengah seperti pegawai, pedagang dan
lapisan terakhir seperti buruh.
3. Sistem pelapisan yaitu perbedaan masyarakat ke dalam kelas secara bertingkat yaitu
stratifikasi sosial, sistem pelapisan ini lebih banyak rendah dikarenakan di Jawa menjadi
buruh dan pada bacaan 15 lapisan masyarakat di bacaan ini lebih tinggi warga kelas atas
dikarenakan mereka mempunyai uang untuk membeli pupuk buat untuk membuka usaha
mereka dan pada bacaan 16 lebih banyak kelas menengah seperti orang yang berdagang
sebanyak 50%.

Bab 7

Pola hubungan antar suku bangsa

Kerangka pemikiran:

Dalam menganalisis hubungan antara suku bangsa dan golongan aspek-aspek berikut adalah penting
yaitu:

Sumber-sumber konflik antara suku-suku Bangsa meliputi: persaingan untuk memperoleh lapangan
mata pencaharian yang sama, warga suatu bangsa melaksanakan unsur kebudayaan kepada warga
suatu suku bangsa lain, memaksakan konsep-konsep agama terhadap warga suku bangsa lainnya
yang berbeda agama usaha mendominasi suatu bangsa lain di bidang politik, potensi konflik
Terpendam karena permusuhan secara adat

Potensi untuk kerjasama meliputi dua hal yaitu: warga dua suku bangsa yang berbeda dapat bekerja
sama di bidang sosial ekonomi, karena mereka masing-masing memperoleh mata pencaharian yang
berbeda-beda dan saling melengkapi. Ada golongan ketiga yang dapat menetralisir hubungan kedua
suku bangsa yang berkonflik.

Aneka warna bentuk masyarakat desa diklasifikasikan ke dalam 4 tipe persekutuan hukum,
berdasarkan empat macam prinsip hubungan yang mengikat sekelompok orang-orang di desa.
Keempat prinsip hubungan itu adalah prinsip hubungan kekerabatan prinsip hubungan tinggal dekat,
prinsip hubungan yang tidak timbul dari dalam masyarakat pedesaan sendiri tetapi datang dari atas
desa, dan prinsip tujuan khusus.

Masing-masing prinsip tersebut mengikat warga desa menjadi persekutuan hukum yaitu:
persekutuan hukum genealogis, persekutuan hukum yang teritorial, persekutuan hukum atas
kebutuhan disebabkan misalnya faktor ekologis dan persekutuan hukum ditentukan karena ikatan
dari atas dasar.

Pertanyaan:

1. Tunjukkan prinsip-prinsip Apa yang mendasari terjadinya hubungan antara berbagai suku
bangsa dalam bacaan 17 dan bacaan 18, jelaskan pula tipe persekutuan hukum yang
mengikat aneka warna masyarakat itu.
2. Proses sosial apakah yang menyertai hubungan antara berbagai suku bangsa pada bacaan 17
dan 18 jelaskan faktor-faktor yang menjadi sumber proses proses sosial itu.
3. Bandingkan hubungan yang terjalin antara berbagai suku bangsa itu pada bacaan 17 dan 18
berdasarkan nomor 1 dan 2.

Jawaban:

1.Hubungan antara berbagai suku bangsa Batak Toba memiliki dasar-dasar yang khas dan prinsip-
prinsip yang mendasari nya termasuk:

Sistem kekerabatan suku Batak Toba memiliki sistem kekerabatan yang kuat dan kompleks yang
mengikat kehidupan dalam hubungan keluarga yang erat. Kepentingan keluarga dan iklan seringkali
menjadi faktor utama dalam menjalin hubungan sosial.

Ada dan tradisi budaya dan adat istiadat Batak Toba memiliki peran penting dalam membentuk
hubungan sosial. Adat istiadat yang mengatur pernikahan, upacara adat dan nama-nama perilaku
sosial menjadi landasan yang kuat bagi interaksi sosial diantara mereka.

Kebersamaan dalam agama banyak Batak Toba menganut agama Kristen Protestan. Agama sering
menjadi berkat sosial yang kuat di kalangan mereka komandan gereja menjadi tempat penting untuk
interaksi sosial dan kegiatan komunal.

Pentingnya masyarakat adat masyarakat adat Batak Toba, seperti Huda memiliki peran penting dalam
membentuk hubungan sosial masyarakat ada ini seringkali memainkan peran dalam memutuskan
masalah internasional dan menjaga keseimbangan sosial di dalam komunitas.

Tipe persekutuan hubungan yang mengikat kemasyarakatan Batak Toba dapat mencakup:
Persekutuan keluarga, hubungan keluarga adalah salah satu tipe hubungan yang paling kuat di
kalangan Batak Toba kekerabatan, termasuk perkawinan, merupakan landasan penting dalam
membentuk persekutuan.

Persekutuan agama agama dan agama Kristen Protestan, memainkan peran besar dalam mengikat
kemasyarakatan Batak Toba gereja yang menjadi pusat aktivitas keagamaan dan sosial yang
menghubungkan berbagai keluarga dan individu.

Persekutuan adat sistem adat Batak Toba, termasuk upacara adat dan tata caranya yang diikuti, juga
merupakan tipe persekutuan yang kuat masyarakat adalah seperti hutan memiliki aturan dan hierarki
yang mengikat individu dalam hubungan sosial yang khas.

Persekutuan sosial dan ekonomi masyarakat Batak Toba sering kali membentuk persekutuan untuk
kepentingan sosial dan ekonomi seperti kelompok-kelompok pertanian bersama atau koperasi. Ini
membantu mereka adalah berbagai sumber daya dan saling mendukung dalam kegiatan ekonomi.

2.Hubungan antara berbagai suku bangsa Batak Toba melibatkan sejumlah proses sosial yang
mencerminkan budaya dan adat istiadat mereka. Faktor-faktor yang menjadi sumber proses-proses
sosial Batak Toba meliputi:

Sistem kekerabatan proses sosial utama dalam masyarakat Batak Toba adalah sistem kekerabatan
yang kuat, adat istiadat adat istiadat Batak Toba memiliki peran besar dalam membentuk proses
sosial upacara adat seperti penghulu memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan sosial
dan menyelesaikan konflik, peran Gereja banyak Batak Toba yang menganut agama Kristen Protestan
warisan budaya warisan budaya seperti seni tari, musik dan sastra Batak Toba adalah sumber proses
sosial dan pendidikan dan komunikasi pendidikan modern dan teknologi komunikasi telah
mempengaruhi proses sosial Batak Toba mereka menggunakan media sosial formal internet dan
pendidikan formal untuk berkomunitas dan terakhir masyarakat adat masyarakat adat barat Toba
yang dikenal sebagai huta memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan sosial.

Proses-proses sosial ini mencerminkan kompleksitas budaya Batak Toba dan pentingnya nilai-nilai
seperti kekerabatan Gema gotong royong dan adat istiadat dalam membentuk hubungan sosial
diantara mereka.

3.Hubungan antara berbagai suku bangsa Batak Toba bisa sangat bervariasi dan berbeda tersebut
dapat berkaitan dengan beberapa faktor, yaitu:

Lokasi geografis suku Batak Toba yang tinggal di Tapanuli Utara komet Sumut, seringkali memiliki
hubungan yang lebih erat karena berbagi wilayah yang sama sama Titik maka Mereka cenderung
memiliki sistem kekerabatan dan adanya serupa.

Kepercayaan agama, banyak Batak Toba yang menganut agama Protestan dan agama sering menjadi
faktor pengikat dalam hubungan mereka.

Tradisi dan upacara adat Batak Toba yang kuat dalam menjalankan adat istiadat tradisional mungkin
lebih mempertahankan budaya dan tradisi mereka, yang dapat memperkuat hubungan mereka
dengan kelompok suku bangsa lain yang berbagai nilai-nilai serupa.

Hubungan keluarga, hubungan keluarga sangat penting dalam budaya Batak Toba baik mereka tinggal
di wilayah suku bangsa mereka atau di tempat lain hubungan keluarga tetap merupakan faktor yang
sangat kuat dalam interaksi sosial mereka.
Keragaman masyarakat Batak Toba Batak Toba adalah bagian dari kelompok suku bangsa Batak yang
lebih besar. Selain Batak Toba, Ada sub kelompok lain seperti Batak Karo dan lain-lain hubungan
antara Batak tebal dan suhu kelompok batang lainnya dapat berbeda, dan masuk pada faktor-faktor
di atas.

Anda mungkin juga menyukai