MAHENDRA
Nama
: AGUNG MAHENDRA
NPM
: 10213349
Kelas
: 3AE32
ARTIKEL
b. Menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan keputusan dan
kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam
menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
c. Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya
konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan
dikonsumsi.
3. Model perilaku konsumen
Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan
perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab
pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan
berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli.
4. Faktor Budaya.
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas
social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku
seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku
yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat
dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok
ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar
seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen. Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama
dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai,
minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal,
seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
kekayaan dan variable lain.
a. Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami
beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi
penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi
masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga
Kelas sosial keenam : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman,
orang bergantung pada tunjangan.
Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala
masyarakat.
Cara-cara memperoleh status atau kedudukan adalah sbb:
a. Ascribed Status adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini
sudah diperoleh sejak lahir. Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
b. Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja. Contoh:
kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat,
ketua OSIS dsb
c. Assigned Status merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status
melalui usaha. Status ini diperolah melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain,
atas jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau kebutuhan masyarakat. Contoh: gelar
kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb.
Akibat Adanya Status Sosial Kadangkala seseorang/individu dalam masyarakat memiliki dua
atau lebih status yang disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya
tersebut berlawanan akan terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah yang menyebabkan
timbul apa yang dinamakan Konflik Status. Jadi akibat yang ditimbulkan dari status sosial
seseorang adalah timbulnya konflik status.
Macam-macam Konflik Status:
a. Konflik Status bersifat Individual: Konflik status yang dirasakan seseorang dalam
batinnya sendiri. Contoh: Seorang wanita harus memilih sebagai wanita karier atau ibu
rumah tangga Seorang anak harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.
b. Konflik Status Antar Individu: Konflik status yang terjadi antara individu yang satu
dengan individu yang lain, karena status yang dimilikinya. Contoh: perebutan warisan
antara dua anak dalam keluarga Tono beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda motor
yang dipinjamnya dari kakak mereka.
c. Konflik Status Antar Kelompok: Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Contoh: Peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan peraturan
departemen yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung jawab
terhadap jalan-jalan raya, kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan LIstrik Negara)
yang melubangi jalan ketika membuat jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan
baru tersebut, kadangkala pula berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan
telpon dan dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) karena membocorkan pipa
air. Instansi tersebut akan saling berbenturan dalam melaksanakan statusnya masingmasing.
Keadaan ekonomi akan mempengaruhi pilihan produk seorang individu, dimana dengan
situasi tersebut seseorang akan melakukan keputusan terhadap produk mana yang akan ia beli
yang terjangkau dengan keadaan ekonominya pada saat ini.
Gaya Hidup, Gaya hidup seseorang akan membentuk pola kehidupan yang membentuk
aktivitasnya, dimana seseorang dapat mengekspresikan dengan menunjukkan ketertarikan
dan opini terhadap suatu produk.
Umur, seseorang akan merubah pilihan produknya seiring dengan siklus kehidupannya.
Umur tentulah memiliki peran penting dalam mengambil keputusan untuk tetap pada
suatu produk atau menggantinya dengan yang lebih terasa manfaatnya.
3. Faktor Psikologis
Motivasi
Kebutuhan yang mendorong seseorang untuk mencari produk yang sesuai dengan
kebutuhannya. Ketika satu level kebutuhan terpenuhi maka seseorang akan mencari sesuatu
yang ada memuaskan kebutuhannya pada level selanjutnya (teori Marslow).
Persepsi
Presepsi seorang konsumen akan mempengaruhi dia dalam pembelian suatu produk. Seorang
konsumen akan menerjemahkan setiap informasi yang ia dapat yang kemudian akan
membentuk suatu opini yang kuat terhadap suatu produk sehingga mempengaruhi keputusan
yang akan diambil dalam pembelian suatu produk.
Pembelajaran
yang sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam
keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen benar-benar meresap.
Studi tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi
tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian
keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari tentang keluarga sebagai organisasi. Survey dan
metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu daripada untuk
keluarga. Pemberian kuesioner kepada seluruh keluarga membutuhkan akses ke semua
anggota pada waktu yang lebih kurang sama, dengan menggunakan bahasa yang mempunyai
makna sama bagi semua anggota keluarga, dan menafsirkan hasil ketika anggota dari
keluarga yang sama melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh
keluarga atau pengaruh relative dalam keputusan tersebut.
2. Penentu keputusan pembelian pada sutau keluarga
Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah
tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga. Untuk
keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang paling memberi dampak
pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik bagi pemasar adalah usia
kepala rumah tangga atau keluarga, ststus perkawinan, kehadiran anak, dan ststus pekerjaan.
Keluarga adalah sama dengan perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk
mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri.
Fungsi yang paling jelas bahwa dua oramg dapat mencapai lebih baik daripada satu orang
adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini
mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan
hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makana, perbot, rumah,
perawatan kesehatan, pendidikan dan produk.lain. anak di dalam keluarga dapat
menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian
orang dewasa, dan banyak barang yang bebas pilih.
3. Family life cycle (FLC)
Konsep family life cycle merupakan alat untuk menggambarkan serangkaian tahap
perkembangan kebanyakan keluarga. Untuk menggambarkan realitas berbagai macam
tatanan keluarga dan gaya hidup sekaranag maka konsep family life cycle dapat dibagi dua :
Rumah tangga keluarga terdiri dari, pasangan yang tidak punya anak, pasangan yang
terlambat menikah, orang tua tunggal dan keluarga diperluas.
Rumah tangga bukan keluarga yaitu pasangan tidak menikah, pasangan bercerai tanpa
anak, orang lajang, dan janda atau duda yang sudah tua.
c. Siapa yang mengambil keputusan akhir mengenai alternative man yang harus dibeli?
d. Siapa yang membuat pembelian actual terhadap produk?
Hasil yang lebih baik diperoleh dengan menggunakan metodologi ini dibandingkan
dengan ukuran yang lebih global. Suami dan istri lebih mungkin menganut persepsi yang
sama mengenia pengaruh relative mereka untuk fase tertentu daripada bila pengajuan
pertnyaan gagal menanyakan tentang tahap-tahap keputusan.
Bila anda menyiapkan analisis pengaruh keluarga pada keputusan keluarga dalam hal
pembelian atau konsumsi, sebagian besar teknik penelitian akan sama dengan studi penelitian
pemasaran yang lain.
E. PENGARUH SITUASI.
Pengaruh Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang
khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan
karakteristik obyek (Engel, et.al ,1994) . Situasi Konsumen adalan faktor lingkungan
sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu
tertentu dan tempat tertentu ( Mowen dan Minor 1998)
Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang
khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan
karakteristik obyek. Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang
menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan
tempat tertentu.
A. Jenis-jenis situasi konsumen
1. Situasi Komunikasi.
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh
informasi atau melakukan komunikasi
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
a. Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
b. Komunikasi non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster,
billboard, brosur, leaflet dsb
c. Informasi diperoleh langsung dari toko melalui promos penjualan, pengumuman di rak
dan di depan took
2. Situasi Pembelian.
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika
membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian Misal: Ketika
Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa
saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan
harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb
mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain
3. Situasi Pemakain.
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau
suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena
pertimbangan dari situasi konsumsi. Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan
pakaian takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum
wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan untuk pergi
bekerja Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan
produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi
pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian
untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga
4. Interaksi Orang-Situasi
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen
dengan gaya hidup believer. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu
menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus
terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Gaya hidup pembelian juga mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen
dengan gaya hidup believer ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya misalnya
celana jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang
dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan gaya
hidup believer ternyata cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
dengan pengaruhnya sebesar 68%.
5. Pengaruh Situasi Yang Tidak Terduga
Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang. Misalnya
mahasiswi yang akan mengikuti ujian dan lupa membawa bolpoin dan pensil, maka secara
otomatis dia akan membeli dulu bolpoin dan pensil sebelum mengikuti ujian tersebut.
Tanggapan: Menurut saya program yang dilakukan sangat baik untuk perbaikan sistem
pendidikan mutlak. Karena sangat bermanfaat untuk kemajuan pendidikan diindonesia. Dan
ini termasuk pengaruh terhadap kelas sosial dan status.