Anda di halaman 1dari 6

BAB V

KONSUMSI
A. Pengertian Konsumsi
Menurut seorang ahli sosiologi yaitu Don Slater (1997), konsumsi adalah bagaimana
hubungan manusia sebagai actor social dengan kebutuhan yang dimilikinya sehingga dapat
memuaskan mereka.
Melihat definisi diatas dapat kita pahami konsumsi mengacu kepada seluruh aktifitas
social yang orang lakukan sehingga bisa dipakai untuk mengenali mereka disamping apa yang
mereka lakukan untuk hidup (Chaney,2004). Dengan demikian, tindakan konsumsi tidak hanya
dipahami sebatas makanan,minuman,dll tetapi juga harus dipahami dalam berbagai fenomena
seperti menonton televisi,bersolek dan lain.
B. Pandangan Para Penerukan Sosiologi Tentang Konsumsi
1. Karl Marx (1818-1883)
Karl Marx membedakan antara alat alat produksi dengan alat-alat konsumsi sehingga
terjadi pengklasifikasian jenis konsumsi yaitu yang pertama konsumsi subsistensi yang
merupakan alat konsumsi yang diperlukan seperti bahan kebutuhan pokok sedangkan yang
kedua konsumsi mewah yaitu alat konsumsi yang bersifat mewah yang hanya memasuki
konsumsi kelas kapitalis (masyarakat kelas atas) seperti, rumah mewah, apartemen,mobil
BMW dll.
Pandangan Marx tentang suprastruktur social budaya yang dibangun diatas fundamen
insfastruktur ekonomi merupakan sumber penting tentang sosiologi konsumsi.Dimana
menyatakan bahwa semua institusi social,agama,pendidikan atas dasar insfrastruktur
ekonomi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan dan persyaratan yang dimiliki oleh
infrastruktur ekonomi tersebut. Misalnya gaya hidup anatar orang yang mempunyai
penghasilan banyak dengan orang yang berpenghasilan pas-pasan dimana pandangan ini masi
saja berlaku dalam konsumsi. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan cara dan pola
konsumsi seseorang atau suatu kelas merupakan refleksi dari basis infrastuktur ekonominya
seperti kita lihat pola konsumsi borju yang berbeda dengan pola konsumsi proletar.
2. Emile Durkheim (1858-1917)
Menurut Durkheim, masyarakat terintegrasi karena adanya kesadaran kolektif yaitu
totalitas kepercayaan dan sentiment berama. Durkheim membagi masyarakat menjadi 2 tipe
yaitu:
a) Masyarakat yang berdasarkan solidaritas mekanik (Masyarakat Desa)
Kesadaran kolektif meliputi keseluruhan masyarakat beserta anggotanya dan
dengan intensitas tinggi. Dimana tipe ini mendorong anggotanya untuk melakukan
konsumsi yang tidak berbeda atau sama dalam cara dan pola konsumsi. seperti: jenis
makanan, model rumah, model busana. Dan jika ada yang melakukan penyimpangan
maka akan dihukum dengan hukuman represif dan kolektif dari mengosipkan sampai
dilakukanya pengucilan.
b) Masyarakat yang berdasarkan solidaritas organic(Masyarakat Kota)

Dalam tipe ini kesadaran kolektif pada masyarakat telah mengalami transformasi
kedalam suatu solidaritas yang diiringi oleh pembagian kerja sehingga intensitas
kesadaran kolektif hanya mencakup sebagian kalangan saja. Ini mengambarkan adanya
individualitas yang tinggi, pentingnya konsesus pada nilai-nilai abstrak dan umum seperti
hokum pidana dan perdata, dan dominanya hokum restitutif yang mengembalikan atau
memulihkan keadaan seperti semula.
Karena intensitas kesadaran kolektif yang renda dan tinggihnya individualisme
sehingga umumnya masyarakat dalam tipe ini mempunyai tampilan yang berbeda-beda
dalam cara dan bentuk konsumsi. Adanya perbedaan cara dan pola konsumsi dalam
masyarakat tipe ini maka akan meningkatkan integritas dalam masyarakat sebab dengan
adanya perbedaan tersebut maka menciptakan spesialisasi dalam pekerjaan dalam
menyajikan barang dan jasa konsumsi yang beragam. Contohnya sekarang ini banyak
jenis makanan yang dijual dipasaran dari masakan padang sampai dengan fast-food yang
bermerek. Terbentuknya spesialisasi dalam pekerjaan mengintegrasikan masyarakat kota.
3. Max Weber (1864-1920)
Dalam agama prostestan memberikan dorongan motivasi umatnya untuk memiliki suatu
orientasi agam yang bersifat asketik dalam dunia, yaitu suatu komitmen untuk membatasi diri
dalam memenuhi keingginan jasadi atau kenikmatan yang bersifat materialistis
Dalam bukunya berjudul Economy and Society Max Weber menyatakan tindakan
konsumsi dapat dikatakan sebagai tindakan social sejauh tindakan tersebut memperhatikan
tingkah laku individu lain. Oleh karena itu diarahkan pada tujuan tertentu
(Weber(1922)1978:4). Tindakan social menurut Weber terdiri dari:
c) Tindakan rasional instrumental
Suatu tindakan yang didasari pertimbangan terhadap tujuan dari suatu tindakan tersebut
dan pilihan dari alat yg dipergunakan.
Contohnya: agar terlihat cantik dan menarik seorang wanita menggunakan lipstick.
d) Tindakan rasional nilai
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dimana tujuan ini mempunyai
hubunga dengan nilai absolute dan akhir bagi individu.
Contohnya : umumnya manusia membutuhkan makanan untuk bertahan hidup , namun
untuk seorang muslim tidak semua makanan boleh dimakan hanya makanan yang halal
yang boleh mereka makan.
e) Tindakan afektif
Suatu tindakan karena adanya perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau
perencanaan yang sadar. Seperti perasaan cinta, marah dan yang lainnya.
Contoh:Dalam suasana duka maka seseorang umumnya menggunakan baju warna gelap
atau hitam untuk menunjukan rasa belasungkawanya.
f) Tindakan tradisional
Suatu tindakan yang didasarkan oleh kebiasaan atau tradisi.
Contohnya: dalam hidangan acara adat atau perkawinan pasti ada menu khusus atau
menu khas dari daerah tersebut.
4. Thorstein Veblen (1857-1929)

Berdasarkan tulisan yang berjudul The Theory of the Leisure Class Thorsein Veblen
melihat adanya kapitalis industry yang berkembang secara barbar. Ini terlihat dari
perkembangan ekonomi Amerika serikat pada massa itu telah terjadi pembukaan kawasan
ekonomi secara besar-besaran dan didukung oleh gerakan pembuatan jalur kereta api yang
luas dari bagian timur ke bagian barat,. Menyebabkan perilaku para pemilik modal bertindak
sewenang-wenang tanpa memperdulikan kepentingan masyarakat sekitar. Kapitalisme ini
memunculkan abseente Owner, yaitu para pemilik modal yang tidak mengerjakan apa-apa
tetapi memperoleh hasil yang banyak. Dan untuk mencapai tujuan seorang pemilik modal
melakukan praktek monopoli atau oligopoly. Perkembangan ekonomi yang berjalan dengan
dinamis,namun kasar dan ganas karena tidak adanya aturan. Jika ada aturan tersebut hanya
berlaku dengan para kelompok perusahaan yang memiliki monopoliatao oligopoly yang
menyengsarakan rakyat terutama dalm kelompok tani kecil dan menengah
Abseente owner pernah juga terjadi di Indonesia teruma pada massa orde baru dimana
banyak terdaoat kolomerat yang memiliki berbagai fasilitas kemudahan untuk melakukan
praktek monopoli dan ologopoli dengan menyalagunakan surat keputusan dan peraturan
perundangan pemerintah. Dalam situasi di atas maka tumbuhlah suatu lapisan masyarakat
yang disebut leisure class dimana tumbuhnyan dari kelasmasyarakat atas yang berasal dari
dunia industry dan keuangan. Leisure class ini mengenbangkan budaya untuk mengejar
kekayaan yang dikenal dengan pecuniary culture serta pola konsums yang mencolok dimana
ditandai dengan pengeluaran yang sia-sia untuk kesenangan dimana konsumsi tinggi
menunjukkan suatu posisi atau status social yang terpandang.
Bagi veber pola konsumsi yang mencolok merupakan pemborosan yang merugikan
masyarakat ,penghalang efisiensi ekonomi masyarakat dan perilaku pamer. Pola konsumsi ini
banyak terjadi di Indonesia terutama pada kalangan atas seperti artis dan pejabat.
C. Fokus Kajian Sosiologi tentang Konsumsi
Fenomena-fenomena konsumsi adalah sebalgai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Masyarakat konsumsi
Budaya dan konsumsi
Perilaku konsumen
Waktu luang
Gaya hidup
Fashion
Pariwara

h.
i.
j.
k.
l.
m.

Belanja
Turisme
Idiologi konsumsi
Politik konsumsi
Konsumsi dan mobilitas social
Konsumsi dan perubahan sosial

D. Budaya dan Konsumsi pada Masyarakat Prakapitalis


E.
Dengan menggunakan pandangan Slater yang menyatakan bahwa konsumsi yang
sealu ada dan dipandang sebagai suatu proses budaya maka dapat dikatakan konsumsi
masyarakat pra kapitalis merupakan proses budaya. Dimana dalam mengkonsumsi suatu benda
tidak hanya memandang sebagai kebutuhan fisik-biologis semata tetapi juga terkait dengan
manfaat benda tersebut secara social budaya.
F.
Dalam kehidupan social tidak lepas dari memerlukan benda karena melalui
perolehan,penggunaan dan pertukaran benda-benda, individu-individu kemudian memiliki
kehidupan social (Lury,1998:16).dalam pandangan Lury ini terdapat beberapa pemaknaan social
terhadap konsumsi benda dalam kehidupan social masyarakat pra kapitalis:
1 Konsumsi sebagai pembeda antara kehidupan profane dan kehidupan suci
G. Konsumsi kehidupan profane dapat digambarkan melalui contoh berikut ini:
misalnya kita meletakkan susunan buah di keranjang yang rapi di atas meja makan,ini
merupakan konsumsi dalam kehidupan sehari hari.dan konsumsi kehidupan suci dapat
digambarkan dalam contoh berkut ini: misalnya meletkan sekeranjangbuah di bawah pohon
beringin yang angker, ini merupakan conto konsumsi dalam kehidupan suci.
H. Pemaknaan suau konsumsi bagi kehidupan profane atau sacral merupakan
penciptaan individu pada kelompok itu sendiri. Proses penciptaan makna tersebut
berlangsung dalam interaksi antar individu. Makna tersebut dibagi,dikebangkan dan
dipertahankan dalam suatu proses social dan akan mengalami proses objektivikasi dimana
suatu proses pengalaman idividu mengkristal menjadisatu kenyataan ojektif dan umum.
2 Konsumsi sebagai identitas
I. Identitas dapat dipahami sebagai suatu jati diri seseorang dimana mempunyai
persamaan dan pebedaan dengan orang lain. Dengan kata lain, identitas memberikan
pengertian seseorang tentang posisi personal (piliang,1999).
J. Identitas dibentuk melalui proses soaial (Barger dan luckmann,1966) dimana
sekali identitas mengkristar,ia akan dipelihara,dimodifikasi ataun bahkan diubah sama
sekali melalui hubungan-hubungan social,contohnya; seseorang yang bernama samson
yang lahir pada tanggal jawa kliwon oleh temannya dipanggil kliwon dan didengar oleh
orang lain sehingga Samson dikenal dengan nama kliwon.
K. Identitas merupakan mata rantai masa lalu dengan hubungan-hubungan social,
kulteral dan ekonomi dalam suatu ruang dan waktu suatu masyarakat hidup. Identitas
seseorang berkaitan dengan aspek social dan budaya, ekonomik,dan politik dari kehidupan
dalam konteks ruang dan waktu. Karena identisa berkaitan dengan konteks ruang dan
waktu maka identitas tersebut dimiliki bersama dengan orang waktu dalam konteks ruang
dan waktu yang sama atau (inklusi). Sedangkan dari aspek social seseoarang bisa memiliki
identitas sebagai petani,guru dll sesui dengan profesinya, pada aspek budaya ,individu
dapat memiliki identitas sebagai jawa,melayu,batak dll sesuai dengan sukunya. Pada aspek
ekonomi seseorang bisa mempunyai identitas orang kaya, biasa atau orang miskin. Pada
aspek politik seseorang bisa sebagai took masyarakat atau orang biasa.
L. Konsumsi pakaian,kendaraan,makanan dll merupakan penanda identitas
seseorang semakin bagus selera dan mahalnya konsumsi seseorang maka semakin terlihat

orang tersebut bersetatus kaya atau cara berpakaian maupun bentuk rumah juga bisa
menandakan identitas suku seseorang.
3 Konsumsi sebagai Statifikasi social
M. Statifikasi social adalah pengolongan individu secara vertical berdasarkan setatus
yang dimiliki, konsep setatus juga harus diberi batasan,konsep setatus dibahas berbanding
dengan konsep posisi.misalnya: dalam kehidupan sehari hari kita sering mengunakan katakata yang berhubungan dengan setatus,contohnya pada saat dirumah kita sering
menggunakan kata ayah,ibu,abang dan adik, saat dikantor kita sering mendengar kata
direktur,bawahan. Semua kata tersebut menggunakan konsep setatus, konsep posisi lebih
menekankan pada aspek statis sedangkan status lebih cenderung berdimensi dinamis.
N. Statifikasi social berkait dengan perbedaan orang secara bertingkat, berjenjang
atau vertical perbedaan secara horizontal maka dia dikenal hanya sebagai suatu bentuk
deferansi social, tetapi jika suatu identitas dibedakan secara bertingkat atau vertical maka ia
akan masuk dalam bentuk strtifikasi social contoh nya ketika oarang minangkabau
membedakan orang asal dengan orang pendatang dengan melihat bentuk rumah gadang,
kemudian pembedaan tersebut brkait pulah dengan perlakuan yang berbeda dari
masyarakat, maka identitas orang asal dan pendatang sudah menjadi bentuk statifikasi
social.
O. Budaya Konsumen
P.
Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh budaya konsumen antara lain:
1 Budaya konsumen merupakan suatu budaya dari konsumsi
Q. Ide dari budaya konsumsi adalah dalam dunia modern,praktek social dan niali
budaya inti,ide-ide dan aspirasi dan identitas didefinisikan dan diorientasi kepada
konsumsi dari pada dimensi social lainya seperti pekerjaan,kewarganegaraan dll.
2 Budaya konsumen sebagai budaya masyarakat pasar
R. Budaya konsumen berkembang sebagai bagian dari system kapitalis.contohnya
masyarakat jerman memakai biro trefel dalam perjalanan liburannya, dimana trevel ini
bekerja sama dengan hotel tujuan dengan memasukan fasilitas ini kedalam paket
perjalanan.
3 Budaya konsumen adalah secara prinsip ,universal dan inpersoanal
S. Semua hubungan social,kegiatan dan objek secara prinsip dapat dijadikan
komoditas. Sebagai komoditas ia di produksi dan didistribusikan denagn cara inperonal
tanpa melihat orang atau secara pribadi yang ditujukan kepada konsumen yang
membutuhkan atau dibuat membutuhkan.contohnya paket wisata perjalanan yang diminati
oleh banyak orang untuk memikat kalangan masyarakat ditawarkan beberapa macam
paket yang didistribusikan secara inpersonal tanpa memperhatikan secara individual,
orang perorangan atau personal.
4 Budaya konsumen merupakan media bagi istimewa dari identitas dan status dalam
masyarakat paska tradisional.
T. Budaya konsumen bukan diwarisan sebagai posisi social yang melekat karena
kelahiran dalam masyarakat tradisional, tetapi ia dinegosiasi dan dikontruksi oleh individu
dalam hubungannya dengan orang lain misalnya: suatu hal yang menyedikan orang lain

karena tidak perna berlibur dari lingkungan komunitasnya dalam percakapan sehari-hari
akan muncul rasa kebanggaan jika memperoleh hal yang baru dari acara liburan mereka.
5 Budaya konsumen merepesantikan pentingya budaya dalam pengunaan kekuatan modern
dalam konsumen mencangkut tanda , gambaran dan publisitas .sebab itu pula ia meliputi
eestetisisasi komoditas dan lingkungan seperti penggunaan iklan , pengepakan , tata letak
barang di toko. Desain barang dan seterusnya contohnya biro perjalanan jerman mereka
tidak hanya menawarkan paket pesawat lewat media masa konfersional seperti Koran
majalah, televise tetapi menggunakan internet.
6 Kebutuhan konsumen secara prinsip tidak terbatas dan tidak terpuaskan.
U.
Dalam budaya konsumen, kebutuhannya yang tidak terbatas di pandang tidak
hanya suatu hal yang normal tetapi juga di perlukan bagi tuntutan perkembangan social
ekonomi . contohnya hampir setiap tahun terdapat paket wisata baru di tawarkan oleh biro
perjalanan mulai dari acra banyak unggulan yang di minati oleh peminatnya.
V. Studi kasus
W.
umumnya masyarakat Indonesia melakukan konsumsi bedasarkan gensi tanpa melihat
kemampuan gaya beli terkadang untuk membeli untuk mengkonsumsi sesuatu masyarakat
menggunakan jasa kredit untuk memenuhi keinginannya ini yang membuat terkadang seseorang
rela melakukan menghalalkan segala cara untuk memenuhi gaya hidup mereka karena gaya
hidup mengambarkan status mereka contohnya karena ingin di pandang kaya mereka rela
melakukan pekerjaan yang tidak mereka seharusnya lakukan.

Anda mungkin juga menyukai