A. Pengertian Kebudayaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal kebudayaan; juga
dalam kehidupan sehari-hari, orang tak mungkin berurusan dengan hasil-hasil
kebudayaan.Akan tetapi walaupun demikian, seseorang yang memperdalam perhatiannya
terhadap sosiologi dan karena itu memusatkan perhatiannya terhadap masyarakat, tak dapat
menyampingkan kebudayaan dengan begitu saja, oleh karena di dalam kehidupan yang
nyata, keduanya tak dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwitunggal.
Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaiknya tak
ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya, walaupun secara
teoritis dan untuk kepentingan analitis, kedua persoalan tersebut dapat dibedakan dan
dipelajari secara terpisah.Kebudayaan dan masyarakat adalah ibarat dua sisi mata uang, satu
sama lain tidak dapat dipisahkan.Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-
hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.Culture berasal dari kata latin yaitu colere yang
diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.E.
B. Taylor memberikan definisi mengenai kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, keilmuan sosial, hukum, adat istiadat dan
kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.Selo Soemarjan dan Soelaiman Sumardi memberikan batasan
kebudayaan sebagai semua hasil karya rasa dan cipta masyarakat.
Karya menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang
diperlukan manusia untuk menguasai alam sekelilingnya untuk keperluan masyarakat.Rasa
yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai-nilai
kemasyarakatan dalam arti luas misalnya agama, idiologi, kebatinan, kesenian dan semua
unsur hasil ekspresi dari jiwa manusia sebagai anggota masyarakat.Cipta merupakan
kemampuan mental, kemampuan berpikir dari orang-orang yang hidup sebagai anggota
masyarakat yang antara lain menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan baik murni maupun
terapan.Semua karya, rasa dan cipta dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang menentukan
kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan masyarakat.Kebudayaan yang khusus yang
terdapat pada suatu golongan dalam masyarakat, yang berbeda dengan kebudayaan golongan
masyarakat lain maupun kebudayaan seluruh masyarakat mengenai bagian yang tidak pokok
dinamakan kebudayaan khusus (sub culture), umpamanya kebudayaan Aceh,
Batak,Minangkabau, Sunda, Jawa dan sebagainya.Sub culture ini timbul antara lain karena
perbedaan lingkungan, suku bangsa, agama, latar belakang pendidikan, profesi dan
sebagainya.Misalnya kenakalan remaja, kejahatan, pelacuran dan sebagainya.
B. Unsur-Unsur Kebudayaan
Mengenai unsur-unsur pokok dari kebudayaan tersebut ada beberapa pandangan dari
beberapa sarjana. Melvil Le Y. Herskovit mengajukan ada empat unsur pokok dari
kebudayan yaitu:
a. alat-alat teknologi
pendapat para sarjana bahwa menunjukkan adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap
b. sistem ekonomi
culture universal, yaitu:
c. keluarga
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga,
d. kekuasaan ekonomi
senjata, alat-alat produksi, transport dan sebagainya).
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem
perkawinan).
4. Bahasa (lisan maupun tertulis).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya). 6. Sistem pengetahuan.
7. Religi (sistem kepercayaan).