Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Khadafi

NIM : 11211110000063

Sosiologi Kehidupan Sehari-hari

Keyword: makna, simbol, kehidupan sosial

Dalam review sebelumnya saya mengatakan bahwa budaya menurut Williams (1976) diartikan
dengan 3 definisi berbeda, yaitu:

1. Sebuah proses umum dari intelektual, spiritual, dan perkembangan estetika


2. Cara hidup yang khusus, baik dari seorang manusia, suatu periode, ataupun suatu kelompok
3. Mengacu kepada karya-karya atau praktik-praktik intelektual dan khususnya kegiatan-kegiatan yang
bersifat seni

Namun Greetz’s (1973) memiliki arti lain dari kata budaya tersebut, ia mendefinisikan bahwa budaya
adalah “pattern of meaning” atau “pola makna” yang diturunkan secara turun-temurun. Berangkat dari yang
didefinisikan oleh Greetz’s inilah yang menunjukkan bahwa budaya memiliki kaitan dengan makna itu sendiri
bahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan, dan makna terdapat dalam setiap kehidupan sehari-hari
seorang manusia yang digambarkan dalam simbol-simbol maupun tindakan manusia itu sendiri. Misalnya
dalam berkendara kita melihat lampu lalu lintas yang menyala merah maka “berarti” mengharuskan kita untuk
berhenti sejenak menunggu giliran dan ketika lampu hijau menyala “berarti” kita boleh melanjutkan
perjalanan lagi. Nah “berarti-berarti” tersebutlah yang menggambarkan bagaimana makna memiliki arti dalam
perspektif masyarakat, dan juga makna-makna ini diartikan secara subjektif oleh masyarakat tergantung siapa
yang memahami makna tersebut.

Budaya, makna, dan kehidupan sosial ketiganya memiliki kaitan dan proses serta dinamika yang saling
terkait pula. Budaya dapat dikatakan merupakan gambaran dari kehidupan sosial masyarakat tertentu.
Misalnya di Indonesia sendiri bagaimana masyarakat memiliki budaya untuk mencegah atau melarang dengan
tegas hal-hal yang bertentangan dengan agama misalnya zina, maka dengan budaya tersebut dapat
menggambarkan bagaimana kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang memiliki keterkaitan erat dengan
hal-hal agama, seperti menggunakan atribut agama ketika proses pendidikan, bahkan ketika proses penahanan
terpidana kriminal juga menggunakan atribut-atribut tersebut, dengan demikian maka bisa dikatakan pada
masyarakat Indonesia yang budayanya terkait dengan agama, menggambarkan bagaimana kuatnya agama
dalam mempengaruhi berkehidupan sosial masyarakat Indonesia.

Makna sendiri diartikan sebagai sebuah ide abstrak yang bisa menjadi pedoman dalam berperilaku
yang tercermin dalam simbol-simbol maupun perilaku dan makna ini bersifat subjektif tergantung
masyarakatnya seperti apa, misalnya di Indonesia ketika bertamu dan dijamu oleh tuan rumah lalu
menghabiskan jamuan yang disediakannya, maka itu memiliki makna bahwa sang tamu puas dengan sajian
yang ada. Beda halnya dengan di Cina, ketika bertamu lalu dijamu dan kita menghabiskan makanannya sampai
bersih, sang tuan rumah menganggap bahwa makanan yang disediakannya kurang. Sedangkan arti pemaknaan
menurut KBBI merupakan proses, cara bagaimana manusia memaknai sesuatu. Yang mana lebih menjelaskan
bagaimana proses dalam mengartikan makna itu sendiri.

Proses pemaknaan itu sendiri sebenarnya menjadi pendamping kehidupan manusia dari ia lahir
sampai ia meninggal, karena otak manusia bukan seperti hewan yang seakan sudah diatur sesuai dengan pola
yang sudah ditentukan oleh sang pencipta, misalnya seekor kelinci secara naluriah tahu untuk lari dari aroma
rumah sebagai pemangsanya dan tidak perlu melarikan diri dari seekor tupai yang bukan termasuk
pemangsanya dan secara tidak sadar ia merasa aman. Sedangkan manusia, ia harus belajar terus-menerus
untuk memaknai tiap tindakan manusia lainnya yang tentu saja bertujuan untuk menyesuaikan bagaimana
kehidupan dalam masyarakat berlangsung dan untuk mempertahankan hidup manusia itu sendiri dengan cara
interaksi sesama manusia maupun melalui sosialisasi. Ketika manusia tidak memahami makna yang
terkandung dalam simbol maupun tindakan seseorang, bisa saja itu akan mengancam nyawanya sendiri,
misalnya ketika kita tidak paham tentang makna yang terdapat dalam memberikan jari tengah kepada orang
lain, tentu orang lain akan memaknainya sebagai makna yang negatif. Atau secara simpelnya dampak dari
tidak dapatnya manusia dalam mengartikan makna dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari adalah
kekacauan pada manusia itu sendiri. Ini seusai dengan budaya yang didefinisikan oleh Petter L. Berger bahwa
budaya merupakan sistem kognitif manusia yaitu manusia berpikir atau bertindak secara ‘reference’ dengan
mengikuti dan memahami makna dari tiap referensi yang ia lihat.

Dalam film F.R.I.E.N.D.S tergambar bagaimana contoh makna dan proses pemaknaan itu, yaitu:

1. Ketika awal episode, ada seorang gadis yaitu Rachel dengan berpakaian lengkap ala pernikahan
dengan panik berlari masuk ke dalam cafe yang di dalamnya sedang berkumpul sekelompok pemuda.
Lalu salah satu perempuan dalam kelompok tersebut sadar bahwa Rachel sedang dalam keadaan
panik dan ternyata memang benar ia sedang dalam kecemasan karena setengah jam sebelum
pernikahannya ternyata ia tidak tertarik dan tidak cinta dengan calon suaminya melainkan lebih
tertarik pada wadah kuah (?)
2. Perbedaan pemaknaan juga tergambar dengan diri saya sendiri, saya yang tidak mengerti dengan
komedi warga barat seperti tiba-tiba mengatakan bahwasanya ayahnya adalah sepatu dan dirinya
adalah sebuah topi dan seperti alasan pertama tadi karena ia lebih terpana ketika melihat wadah
kuah namun dalam film diberikan backsound ketawa penonton yang diharapkan bahwa komedi
tersebut dianggap lucu oleh orang yang menontonnya, namun saya sebagai bukan warga negara barat
malah bertanya-tanya maksud dari jokes yang dilemparkan tersebut
3. Paul si pria anggur “the wine guy” adalah simbol jelas bagaimana si pria anggur dimaknai sebagai laki-
laki playboy

Dalam film F.R.I.E.N.D.S juga tergambar bagaimana budaya bekerja dalam interaksi sosial, yang tergambar
pada:

1. Ketika mereka sedang bersama menonton tayangan televisi yang terdapat 2 orang perempuan yang
sedang saling berdebat, lalu dengan budaya luar yang tidak mengerti kata sungkan sehingga ketika
ada konflik yang terjadi dalam film, mereka menyarankan untuk mendorong saja perempuan yang
satunya
2. Hidup bersama dalam satu atap yang tidak terikat dalam pernikahan maupun keluarga dalam film
digambarkan sebagai hal yang wajar saja, berbeda dengan Indonesia yang mana ketika laki-laki
berkumpul dan tinggal satu rumah secara bersama mungkin bisa dianggap sebagai ‘kumpul kebo’
3. Kencan dilanjutkan dengan berhubungan intim setelahnya di luar pernikahan dianggap wajar oleh
masyarakat barat dan bahkan tidak ada rasa malu untuk mengungkapkan bahwa temannya Monica
juga melakukan hal yang sama dengan pacarnya (Paul) sebelum melakukannya pada Monica
4. Mereka yang masih bergantung pada orang tua seperti yang digambarkan oleh Rachel yang masih beli
sepatu menggunakan kartu kredit ayahnya, masih dianggap belum dewasa, dan hidup mandiri pada
masyarakat barat menjadi tanda bahwa seseorang telah menjadi dewasa dan telah masuk ke dalam
kehidupan yang sebenarnya

Anda mungkin juga menyukai