Dosen Pengampu :
Dr. I Gusti Ayu Imbayani, SE., MM
OLEH
Manajemen SDM F Malam
KELOMPOK 2 :
Komunikasi dengan orang lain yang berbeda budaya, tidak semulus ketika
berkomunikasi dengan orang-orang yang sebudaya. Tentu kedua belah pihak,
komunikator dan komunikan, saling mengerti dengan kebudayaan masing-masing.
Paling tidak, kita harus menyadari bahwa lawan bicara memiliki perbedaan
geografi, bahasa, dan budaya.
3. Etnosentrisme budaya
Etnosentrisme merupakan menilai budaya orang lain dengan kacamata
budaya kita sendiri. Kelompok tertentu dianggap salah oleh kelompok lain
yang berbeda, karena mereka memandang kelompok yang salah itu
menurut takaran kebenaran yang ada pada budayanya sendiri. Akibatnya,
tindakan menghukum secara sosial dan memberikan claim ‘label salah’
terhadap budaya orang lain. Etnosentrisme tidak selalu salah karena
terdapat kesadaran menghargai dan sikap positif terhadap kebudayaan
sendiri. Namun pada sisi lain, etnosentrisme dapat memberikan penilaian
negatif terhadap budaya orang lain. Kesimpulan yang salah dari
etnosentrisme budaya sehingga menghalangi suatu individu untuk
berinteraksi dengan individu/kelompok lain yang berbeda budaya.
REAKSI ETNOSENTRIS
Etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang menempatkan kelompok
budaya sendiri sebagai pusat atau standar untuk menilai dan memahami
kelompok-kelompok budaya lain. Dalam konteks komunikasi lintas
budaya, reaksi etnosentris terjadi ketika seseorang atau kelompok
mengadopsi sikap yang meremehkan, mengkritik, atau menilai negatif
terhadap kelompok budaya lain berdasarkan standar dan nilai-nilai budaya
mereka sendiri.
Reaksi etnosentris dalam komunikasi lintas budaya dapat menghambat
pemahaman yang baik antara kelompok budaya yang berbeda dan
memperkuat stereotip dan prasangka. Beberapa reaksi etnosentris dalam
komunikasi lintas budaya meliputi:
1. Superioritas Budaya
Seseorang atau kelompok mungkin merasa bahwa budaya mereka
lebih baik, lebih maju, atau lebih benar daripada kelompok budaya
lain. Mereka mungkin meremehkan atau mengkritik praktik atau
nilai-nilai budaya lain karena tidak sesuai dengan pandangan
mereka sendiri.
2. Stereotip dan Prasangka
Etnosentrisme juga dapat mendorong pembentukan stereotip dan
prasangka terhadap kelompok budaya lain. Seseorang mungkin
menggeneralisasi dan menganggap semua orang dalam kelompok
budaya tertentu memiliki karakteristik yang sama, tanpa
mempertimbangkan keunikan individu.
3. Penolakan terhadap Perbedaan
Reaksi etnosentris dapat melibatkan penolakan terhadap perbedaan
budaya dan ketidaknyamanan terhadap praktik, tradisi, atau bahasa
yang tidak dikenal. Hal ini dapat menghambat kemampuan
seseorang untuk beradaptasi dan berkomunikasi dengan efektif
dalam konteks lintas budaya.
4. Jenderalisme Negatif
Etnosentrisme juga dapat mendorong jenderalisasi negatif terhadap
kelompok budaya lain. Seseorang mungkin cenderung
mengasumsikan hal-hal negatif tentang kelompok budaya tertentu
tanpa mempertimbangkan keragaman dan kompleksitas individu
dalam kelompok tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, B. L. (2023). Pengaruh Komunikasi Antar Budaya Terhadap Sikap
Etnosentrisme Mahasiswa Pendidikan Ips Fkip Universitas Lampung.
Anwar, R. (2018). Hambatan Komunikasi Antarbudaya Di Kalangan Pelajar Asli
Papua Dengan Siswa Pendatang Di Kota Jayapura. Jurnal
Common, 2(2).
Dianto, I. (2019). Hambatan komunikasi antar budaya: Menarik diri,
prasangka sosial dan etnosentrisme. Hikmah, 13(2), 185-204.
Rahayuningsih, I. (2018). Komunikasi lintas budaya dalam
organisasi. Psikosains: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Psikologi, 9(2),
91-100.
Umam.,Pengertian Etnosentrisme: Faktor Penyebab, dan Dampaknya!.
GramediaBlog