Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL ANAK PERAWAN di SARANG

PENYAMUN

KARYA SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA

BAB I PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan media pengungkapan ide seorang sastrawan, baik dalam bentuk puisi,
cerpen maupun novel atau roman. Munculnya sebuah ide senantiasa didasari oleh sebuah konsep yang
bersumber dan sederetan pemahaman. Pengalaman tersebut dapat berbentuk pengalaman fisik,
pengalaman batin dan pengalaman budaya.

Dalam perkembangan kesusastraan Indonesia mutakhir kesustraan yang mendapat tempat


tertinggi di tengah masyarakat adalah novel dan cerpen. Kedua jenis sastra ini, semakin dekat di hati
masyarakat sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Novel sebagai salah
satu karya sastra prosa, merupakan manifestasi pergerakan jiwa pengarang terhadap peristiwa yang
ditemui dan dihayati dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, novel sebagai karya sastra prosa
dapat memberi sumbangan horizon pemikiran baru pada berbagai aspek kehidupan manusia, baik dari
segi ekonomi, sosial, politik, moral, dan kehidupan lainnya.(Badudu 1982: 18).

Novel adalah bagian dan salah satu unsur kebudayaan yang sangat penting artinya bagi
pembentukan dan pembinaan masyarakat. Novel merupakan sarana yang cukup efektif dalam
menyampaikan pesan dan amanat dari satu generasi selanjutnya. Hal ini dimungkinkan, karena
berbagai pesan dan amanat yang disampaikan kepada masyarakat dilakukan dengan cara tidak
langsung serta diselubungi oleh berbagai hal yang mengasikkan sehingga penerima pesan dapat
memahami dengan baik.

Penelitian yang menggunakan novel sebagai data merupakan penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan kajian pustaka. Alasan peneliti mengankat novel Anak Perawan di Sarang Penyamun
karya Sutan Takdir Alisjahbana sebagai bahan kajian karena sebagaimana diketahui bersama bahwa
semakin banyaknya fenomena yang terjadi sekarang ini di tengah lapisan masyarakat itu terkadang
tidak mengindahkan yang namanya perilaku yang sifatnya menyimpang sehingga nilai moral itu tidak
dapat dijadikan sebagai landasan utama dalam hidup bermasyarakat.

Seirama dengan uraian tersebut, diketahui bahwa semakin banyak fenomena yang terjadi
sekarang di tengah masyarakat yang terkadang tidak mengindahkan tentang perilaku menyimpang.
Ambillah misalnya novel Anak Perawan di Sarang Penyamun karya Sutan Takdir Alisjahbana, kisah di
dalam novel ini yaitu kehidupan sosial yang miskin, seseorang dapat berbuat kejahatan seperti
merampok untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan yang serba miskin membuat jiwa
seseorang berbuat perilaku yang menyimpang dan tidak mempedulikan apakah cara yang dipakai
benar atau salah.
BAB II KAJIAN TEORI
Secara etimologis Rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris rationalism. Kata ini berakar
dari kata bahasa Latin ratio yang berarti “akal”. A.R. Lacey menambahkan bahwa berdasarkan akar
katanya Rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegangan bahwa akal merupakan sumber
bagi pengetahuan dan pembenaran. Rasionalisme merupakan paham filsafat yang mengatakan bahwa
akal (reason) adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.
Rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir, alat dalam berpikir
adalah kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah logika.
Menurut Praja (2003:91-189) ada 10 aliran dalam filsafat, yaitu Rasionalisme, Empirisme,
Kritisisme, Idealisme, Positivisme, Naturalisme, Materialisme, Intusionalisme, Fenomenalisme,
Sekularisme. Dari bermacam aliran filsafat diatas, yang berpengaruh akan perkembangan ilmu
pengetahuan yang menjadi ciri terbentuknya masyarakat modern adalah Rasionalisme. Aliran ini
mengutamakan daya akal budi (ratio) untuk menemukan kebenaran. Rasionalisme adalah teori atau
paham yang menganggap bahwa pikiran dan akal merupakan satu-satunya dasar untuk memecahkan
problem (kebenaran) yang lepas dari jangkauan indra; paham yang lebih mengutamakan (kemampuan)
akal dari pada emosi, batin dan sebagainya (Ali, 1993).

BAB III PEMBAHASAN


Secara eksistensi sastra adalah sesuatu yang konkret dalam dirinya, tetapi sebagai fenomena
sastra adalah cermin yang mendukung proses kehidupan dan kemanusiaan. Kenyataan itu sebenarnya
telah terpatri di dalam fungsi sastra itu sendiri karena di samping fungsinya sebagai hiburan yang
bermanfaat dan menyenangkan, sastra pula berfungsi sebagai penyingkap rahsia terhadap manusia,
memberikan makna terhadap eksistensi manusia dan membuka jalan kepada kebenaran.
Analisis adalah menguraikan unsur-unsur yang membangun karya sastra dan menarik
hubungan unsur-unsur tersebut. Novel merupakan salah satu ragam prosa, disamping cerpen
danroman, selain puisi dan drama. Didalamnya terdapat peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh
secara sistematis dan terstruktur.
Ajaran moral dalam karya sastra sering tidak secara langsung disampaikan, tetapi melalui hal-
hal yang sifatnya amoral dulu. Hal ini sesuai apa yang dikenal dengan tahap katarsis pada pembaca
karya sastra. Meskipun sebelum mengalami katarsis, pembaca atau penonton dipersilahkan untuk
menikmati dan menyaksikan peristiwa-peristiwa yang sebetulnya tidak dibenarkan secara moral, yaitu
adengan semacam pembunuhan atau banjir darah yang menyebabkan penonton atau pembaca senang
tetapi juga muak. Jadi untuk menuju moral, seringkali penonton harus melalui proses menyaksikan
adegan yang tidak sejalan dengan kepentingan moral.
Seirama dengan uraian tersebut, diketahui bahwa semakin banyak fenomena-fenomena yang
terjadi sekarang di tengah masyarakat yang terkandung tidak mengindahkan tentang perilaku-perilaku
menyimpang. Misalnya saja novel Anak Perawan di Sarang Penyamun karya Sutan Takdir
Alisjahbana. Novel ini merupakan potret hidup manusia yang tak lepas dari berbagai godaan yang jika
salah menentukan sikap akan membawa pada kesesatan.
Novel Anak Perawan di Sarang Penyamun karya Sutan Takdir Alisjahbana penuh dengan sejuta
makna yang harus digali dan diimplementasikan dalam hidup. Banyak nilai moral yang dapat diambil
dari tokoh Sayu maupun tokoh lainnya dan peristiwa dalam novel. Adapun nilai moral yang terdapat
dalam novel Anak Perawan di Sarang Penyamun yakni moral baik yang terdiri dari sabar, baik hati,
taat beribadah, penolong, dan penyesalan. Sedangkan moral buruk yang terdapat dalam novel terdiri
dari kejam, hatinya busuk, pengkhianat, dan pembohong.

BAB IV KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dari novel Anak Perawan di Sarang Penyamun mengandung
nilai-nilai moral sebagai sebuah novel yang memuat gambaran pandangan yang tersaji dalam akurasi
data, dalam novel Anak Perawan di Sarang Penyamun. Pandangan moral yang dimaksud dirinci dalam
nilai-nilai moral.

Nilai moral dalam novel Anak Perawan di Sarang Penyamun menjadi diskursus wacana dan
arti mengenai kehidupan yang disinyalir oleh pengarang lewat karyanya. Sebagai karya sastra, novel
memiliki keterkaitan erat terhadap reaksi kehidupan masyarakat sehingga slogan yang mengatakan
sastra adalah cerminan masyarakat dipandang merupakan keniscayaan untuk mengungkap nilai-nilai
moral yang diteliti dalam skripsi ini mengandung aspek ajaran yang dimaksud.

1. Sabar merupakan sebuah keutamaan yang menghiasi diri seorang mukmin, di mana orang itu
mampu mengatasi berbagai kesusahan dan tetap berada dalam ketaatan kepada Allah meskipun
kesusahan dan cobaan itu begitu dahsyat.

2. Baik Hati adalah suatu sifat yang sangat terpuji, tidak jahat, terhormat, dan budi pekerti.

3. Ibadah di dalam syari‟at Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai-Nya. Karena
Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab suci-Nya.

4. Sebagai makhluk sosial, manusia tak bisa hidup sendirian. Meski segalanya telah dimiliki, harta
benda yang berlimpah sehingga setiap apa yang diinginkan, maka dengan mudah dapat terpenuhi.
Tetapi, jika hidup sendirian tanpa orang lain yang menemani tentu akan kesepian pula. Kebahagiaan
pun mungkin tak pernah dirasakan.

5. Penyesalan adalah perasaan yang harus dirasakan dalam hidup. Karena dengan menyesal (bagi yang
berfikir), seseorang akan berusaha menjadi lebih baik lagi, dan meminimalisasi kesalahan dalam
hidupnya. Belajar dari kesalahan, itulah yang akan seseorang perbuat, setelah merasa menyesal.

6. Kejam adalah suatu perbuatan yang tidak menaruh belas kasihan terhadap orang lain.

7. Hatinya Busuk adalah suatu sifat yang tidak terpuji, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan
apa yang diinginkannya, tidak menghargai perasaan orang lain.

8. Pengkhianat adalah kejahatan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain yang mencakup
beberapa hal tindakan kejahatan yang serius. Seperti , rencana atau pembunuhan pada atasannya,
perselingkuhan kepada negara lain.
9. Pembohong yaitu mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada orang lain, dan orang yang tidak
berkata jujur kepada orang lain, maka orang itu dikatakan orang yang munafik.

10. Adapun pesan moral yang dapat dipetik dalam novel Napas Cinta Para Ahli Doa adalah
kemanapun, di manapun, apapun, dan dengan siapa pun, tetaplah berusaha untuk selalu menjadi diri
sendiri. Jangan pernah berusaha untuk menjadi orang lain sebab semua manusia memiliki keunikan
tersendiri dalam dirinya masing-masing. Meskipun kadangkala hidup dan nasib bisa tampak
berantakan, namun percayalah saat seseorang mau menerima kehidupan. Tidak ada sesuatu yang
terjadi karena kebetulan, semua itu telah diatur oleh Sang Pencipta dan itulah yang terbaik bagi
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M.H. 1979. The Mirror and The lamp: Romantic Theory and the Critical Tradition. New York
: Oxford University Press.
Abdillah, M.M. 2005. Rahasia Masuk Surga. Jawa Tengah: Dar Al Ghad Al Jadid
Agus. 2011. Bentuk-Bentuk Moral. Dalam http:/re- searchengines-com//0707 agus.html. Tanggal 5
Desember 2013
Alwi, Hasan. 1990. (a) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1994.
(a)Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Alisjahbana.S.T. 2010. Anak Perawan di Sarang Penyamun. Jakarta. Dian Rakyat.
Azis, Siti Aida. 2011. Analisis Nilai Moral dalam Novel.
http://kajiansastra.blogspot.com/2011/08/analisis-nilai-moral-dalamnovel.html
Badudu, Oemar. 1982. Akhlak Muslim. Bandung: Angkasa.
Djunaedi, Moha. 1995. Apresiasi Sastra Indonesia. Ujung pandang: Putra Maspul.
Darajat, Zakiah. 1985. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.
http: //id. wikipedia. org/wiki/nilai _ sosial
http: //makalah-download. blogspot. com /2011/10/ pengertian-nilai-norma-danmoral. Html
http://www.artikata.com/arti-333609-kejam.html
http://www.artikata.com/arti-320317-baik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengkhianatan
Jassin.H.B.1991. Tifa Penyair dan Daerahnya. Jakarta: Haji Masagung.
Jumantir, 2012. Nilai-Nilai Moral dalam Novel Memeluk Gerhana Matahari karya Isa Kamari.
Makassar: Skripsi Unismuh Makassar.
Nuraeni. 2010. Analisis Nilai Moral dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El
Hirazy. Makassar: Skripsi Unismuh Makassar.
Nurgiantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM.
Mukti, Djuretna, dkk.1994. Moral dan Religi. Yogyakarta: Kansius.
Rahmanto. 1990. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kansius.
Saharuddin. 1995. Analisis Unsur Instrinsik Novel pada Sebuah Kapal karya NH.Dini. Makassar:
Skripsi Unismuh Makassar.
Semi, Atar. 1989 (a) kritik Sastra. Bandung: Angkasa. 1990
(b) kritik Sastra. Bandung: Angkasa.
Sugirah, Wahid. 1997. Kapita Selekra Kritik Sastra. Makassar: Berkah Litami.
Suharso dan Retnoningsih, A. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya
Suprojo. 2003. Acuan Proses Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Diknas.
Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Erlangga
Zainuddin. 1991. Seluk-Beluk Pendidikan dari Al Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai