Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membaca sastra sering disebut membaca estetis atau membaca indah yang tujuan

utamanya adalah agar pembaca dapat menikmati, menghayati, dan sekaligus menghargai

unsur-unsur keindahan yang terdapat dalam teks sastra (Amiruddin dalam Priyatni, 1984:

3). Untuk dapat menikmati, menghayati dan menghargai unsur-unsur keindahan yang

terdapat dalam teks sastra, pembaca terlebih dahulu perlu memahami “apakah sastra itu”?

Sastra adalah pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner atau

secara fiksi. Dalam hal ini, sastra memang menjadi representasi dari cerminan

masyarakat. Senada dengan apa yang diungkapkan George Lukas (Taum dalam Priyatni,

2009: 12) bahwa sastra merupakan sebuah cermin yang memberikan kepada kita sebuah

refleksi realitas yang lebih besar, lebih lengkap, lebih hidup, dan lebih dinamik. Meskipun

karya sastra bersifat imajiner, namun tetap masuk akal dan mengandung kebenaran

(Altenbernd dan Lewis dalam Priyatni, 1995: 2)

Teks sastra tidak disusun khusus untuk tujuan komunikasi langsung atau praktis.

Sastra berfungsi memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada pembacanya. Kadang-

kadang dengan membaca sastra justru muncul ketegangan-ketegangan, dan dari

ketegangan itulah diperoleh kenikmatan estetis yang aktif. Adakalanya dengan membaca

sastra kita terlibat secara total dengan apa yang dikisahkan. Dalam keterlibatan itulah

justru kemungkinan muncul kenikmatan estetis dan bersifat menghibur (Budianta, dkk.,

dalam Priyatni, 2012: 12).

Salah satu karya sastra yang penulis jadikan bahan untuk proposal penelitian ini

adalah novel. Novel adalah tulisan berupa karangan prosa yang panjang dan menceritakan
sebuah kisah (Fajri, dkk: 593). Sesuai dengan topik yang penulis ambil dari proposal

penelitian ini yaitu nilai moral.

Nilai adalah suatu hal yang dianggap baik atau buruk bagi kehidupan. Nilai

merupakan sesuatu yang abstrak, namun hal tersebut menjadi pedoman bagi banyak

kehidupan masyarakat karena nilai memberikan pemaknaan yang begitu penting dalam

kehidupan. Secara umum pengertian nilai bisa diartikan sebagai suatu gagasan terkait

sesuatu yang dianggap baik, indah, layak dan juga dikehendaki oleh seluruh lapisan

masyarakat dalam kehidupan. Lebih dari itu, bahkan nilai dapat menjadi cerminan serta

gambaran akan hidup dan tatanan masyarakat yang saling membantu keteraturan

sosialnya.

Arti dari moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai

akhlak; akhlak dan budi pekerti; kondisi mental yang mempengaruhi seseorang menjadi

tetap bersemangat, berani, disiplin dsb (Fajri, dkk: 575).

Moral adalah istilah bagi manusia untuk menyebut manusia atau orang lainnya dalam

tindakan yang memiliki nilai baik atau positif. Moral adalah perbuatan, tingkah laku atau

ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan oleh

seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat

diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki

moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama.

Setiap daerah memiliki standar dalam penilaian moral itu sendiri.

Nilai moral adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan baik serta buruk yang

menjadi pedoman kehidupan manusia secara umum. Pendapat lain menyebutkan arti nilai

moral adalah nilai-nilai yang bisa mendorong manusia guna bertindak atau melakukan

sesuatu, serta sumber motivasi. Jadi, nilai moral cenderung mengatur serta membatasi

tindakan kita di dalam kehidupan sehari-hari.


Menurut Nicolaus Driyarkara, seorang ahli di bidang filsafat, pengertian nilai moral

adalah sebuah gambaran objektif pada tindakan manusia dalam menjalankan kegiatan

kehidupannya. Dalam hal tersebut, istilah moral tertuju pada tindakan manusia atau

individu yang terdapat nilai positif atau kebaikan.

Dari penjelasan di atas bisa kita pahami bahwa nilai moral adalah sebuah sistem

penilaian yang bersumber dari kemauan ataupun kehendak di dalam diri manusia.

Novel Hujan karya Tere Liye ini secara mengejutkan menceritakan latar dunia pada

tahun 2050-an yang berarti masa depan. Terdapat seorang gadis bernama Lail yang hidup

pada masa itu dengan segala kemajuan tekonologinya dan gentingnya isu-isu mengenai

lingkungan. Lail berusaha untuk menghapus seluruh kenangannya yang menyakitkan

dengan sebuah alat canggih yang ada di zaman tersebut. Syarat agar alat tersebut bisa

bekerja adalah dengan menceritakan kenangan-kenganan selama hidupnya tanpa ada satu

pun yang ditutup-tutupi.

Lail kemudian bercerita dimulai dari masa kecilnya. Saat itu Lail terburu-buru saat

hari pertama masuk sekolah. Bersama ibunya, ia tidak henti-hentinya menyuruh Lail

untuk bergegas supaya tidak ketinggalan kereta. Namun saat perjalanan di kereta, gempa

bumi dahsyat terjadi dan mengguncang kota mereka. Semuanya hancur berantakan dan

banyak korban berjatuhan termasuk Ibunya Lail. Beruntung Lail selamat karena ditolong

oleh seorang anak laki-laki yang memegang tasnya saat akan jatuh ke lorong kereta yang

runtuh. Anak laki-laki tersebut bernama Esok.

Tidak hanya sampai disitu. Lail merasa makin menderita setelah mendengar kabar

bahwa pulau tempat ayahnya bekerja hancur diterjang tsunami. Lail pun menjadi seorang

anak yatim piatu. Setelah kejadian bencana tersebut, Lail tinggal di tempat pengungsian

yang dibuat oleh pemerintah kota. Di tempat pengungsian ini, Lail selalu bersama dengan
Esok hingga muncul persahabatan di antara mereka dan kelak akan berubah menjadi

sebuah cinta.

Setelah situasi kota sudah kembali normal, Lail ditampung di panti asuhan. Di sini

Lail memiliki teman yang bernama Maryam yang kelak akan menjadi relawan yang

membanggakan bersama-sama. Esok sendiri diasuh oleh walikota. Karena kecerdasannya,

Esok mendapatkan beasiswa kuliah ke luar negeri dan berhasil menciptakan teknologi

yang mampu menyelematkan bumi dari kepunahan.

Dengan prestasi mereka masing-masing, muncul perasaan suka sama lain antara Lail

dan Esok. Namun Lail merasa rendah diri karena kabarnya anak walikota yang cantik

jelita juga menyukai Esok. Pertemuan antara gadis itu dengan Esok pun juga lebih sering

karena berada dalam satu rumah walikota daripada pertemuan Lail dengan Esok yang

hanya sempat bertemu sekali dalam setahun.

Bumi semakin berubah, iklim dan cuaca ekstrem yang semakin tak terkendali, bumi

benar-benar sedang menuju ambang kehancuran. Esok bersama dengan orang-orang

jenius lainnya di luar negeri menciptakan pesawat ulang-alik agar penduduk bumi bisa

hidup di luar angkasa. Namun sayangnya sebesar apapun pesawat ulang-alik tersebut

tidak akan dapat menampung semua penduduk bumi sehingga diadakan pengundian

untuk menentukan siapa saja yang bisa naik pesawat tersebut. Esok mendapat satu tiket

karena merupakan salah satu pencipta pesawat tersebut.

Saat pengundian dilakukan ternyata Esok mendapatkan satu tiket lagi. Lalu apakah

Esok akan memberikan tiket tersebut kepada Lail atau kepada anak walikota yang cantik

itu?
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat novel Hujan karya Tere

Liye sebagai topik pembahasan dari proposal penelitian ini. Mengangkat segala nilai

moral yang terkandung didalamnya untuk dikaji karena nilai moral begitu dekat dan

dibutuhkan dengan kehidupan kita sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan judul dan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah

berupa:

Bagaimana nilai moral yang terkandung dalam novel Hujan karya Tere Liye?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengambil hal positif yang bisa kita

aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dari nilai-nilai moral yang ada dalam novel

Hujan karya Tere Liye ini karena kurangnya pembelajaran tentang nilai moral pada

masyarakat terutama anak-anak seakan-akan adalah hal yang sudah lumrah di jaman

modern ini.

1.4 Manfaat Penelitian

Untuk mempelajari nilai moral apa saja yang terkandung dalan novel ini sehingga bisa

kita jadikan contoh baik dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan juga untuk menambah

wawasan kita tentang moral itu sendiri karena seperti yang kita tau bahwa nilai moral

dikalangan anak muda


1.5 Alasan Pemilihan Judul

Karena banyak sekali nilai moral yang terkandung dalam novel ini yang bisa kita

ambil sisi-sisi baiknya, jadi penulis memutuskan untuk memilih judul ini. Apalagi dengan

merosotnya nilai moral pada anak muda dijaman sekarang ini, novel ini sangat cocok

dibaca sebagai media pembelajaran tentang moral yang baik dan sopan.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang penulis terapkan dalam penulisan proposal penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Metode kualitatif, memiliki kelebihan adalah adanya fleksibilitas

yang tinggi bagi peneliti ketika menentukan langkah-langkah penelitian (Chaedar dalam

Hikmat, 2014: 37). Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskridtif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat

diamati (Hikmat, 2014: 37). Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

biasanya dilakukan dalam studi sastra dan juga menjadi penting dalam penelitian ilmu-

ilmu sosial. Penelitian kualitatif ini dapat menggunakan pendekatan apapun sepanjang

pendekatan itu dibenarkan dalam kaidah penelitian(Adi, 2016: 239)

Dalam banyak sumber dan laporan-laporan penelitian, kualitatif dapat dianggap

sebagai pendekatan. Pendekatan penelitian secara kualitatif atau disebut juga secara

interpretif bersifat “reflective” karena pendekatan kualitatif ini merupakan peneliti dalam

fungsinya sebagai subjek yang juga menentukan penginterprestasian data (Adi, 2016:

240).
1.7 Penegasan Variabel

Variabel yang di maksud dalam penelitian ini adalah Nilai Moral dalam Novel Hujan

karya Tere Liye

1.8 Sistematika Penulisan

Bab I : (1-8) Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

penelitian, Alasan Pemilihan Judul, Metode Penelitian, Penegasan variabel,

dan Sistematika Penulisan.

Bab II : (1-5) Kajian Pustaka, Teori Penelitian, Intrinsik, Ekstrinsik, dan Biografi.

Bab III : Metode Penelitian.

Bab IV : (1-3) Data dan Sumber Data, Data Penelitian, dan Analisis Data.

Bab V : (1-4) Kesimpulan, Saran, Daftar Pustaka, dan Lampiran.


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 TINJAUAN TENTANG NILAI MORAL

2.1.1 Nilai Moral

Nilai moral adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan baik atau buruk yang

menjadi pedoman kehidupan manusia secara umum. Nilai moral merupakan sebuah

gambaran objektif pada tindakan manusia dalam menjalankan kegiatan kehidupannya. Dalam

hal tersebut, istilah moral tertuju pada tindakan manusia atau individu yang terdapat nilai

positif atau kebaikan.

Nilai moral yang baik sudah seharusnya dimiliki bagi setiap manusia dalam

kehidupannya. Pelajaran tentang nilai moral yang baik harus ditanamkan sejak masih diusia

dini. Karena tanpa nilai moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral adalah

produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda

sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.

Akan tetapi di masa sekarang ini nilai moral pada anak muda sudah banyak menurun.

Entah karena faktor keluarga, faktor lingkungan atau bahkan faktor sekolah. Bila

dibandingkan dengan masa dulu, anak muda sekarang bahkan mengabaikan pendidikan

moral. Dengan merosotnya nilai moral dikalangan anak muda tentu kita harus mengambil

langkah untuk mengajarkan apa arti nilai moral yang baik pada anak muda di jaman sekarang

ini agar terbentuk anak didik yang cerdas dan memiliki keterampilan dalam melaksanakan

tugas, dan tentunya membentuk anak didik yang memilki moral sehingga memiliki

kepribadian luhur sesuai dengan karakter bangsa.


Moral berasal dari nilai tentang sesuatu. Suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk

perilaku anak itulah yang disebut moral. Jadi suatu moral melekat dengan nilai dari perilaku

tersebut. Karenanya tidak ada perilaku anak yang tidak bebas dari nilai. Hanya barangkali

sejauh mana kita memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam perilaku seorang anak atau

sekelompok anak memungkinkan berada dalam kondisi tidak jelas. Dalam arti bahwa apa

nilai dari suatu perilaku amat sulit dipahami oleh orang lain daripada oleh dirinya sendiri.

(Kesuma dkk, 2011:11).

Banyak nilai yang dapat menjadi perilaku atau moral dari berbagai pihak. Di bawah

ini berbagai nilai yang dapat kita identifikasi sebagai nilai-nilai yang ada di kehidupan saat

ini. (Kesuma dkk, 2011:12)

a. Nilai yang terkait dengan diri sendiri:

1. Jujur

2. Kerja keras

3. Tegas

4. Sabar

5. Ulet

6. Ceria

7. Teguh

8. Terbuka

9. Visioner

10. Mandiri

11. Tegar
12. Pemberani

13. Reflektif

14. Tanggung Jawab

15. Disiplin

b. Nilai yang terkait dengan orang/makhluk lain:

1. Senang membantu

2. Toleransi

3. Murah senyum

4. Pemurah

5. Kooperatif/mampu bekerjasama

6. Komunikatif

7. Amar ma’ruf (manyeru kebaikan)

8. Nahi munkar (mencegah kemunkaran)

9. Peduli (manusia, alam)

10. Adil

c. Nilai yang terkait dengan ketuhanan:

1. Ikhlas

2. Ikhsan

3. Iman

4. Takwa
Dalam novel Hujan karya Tete Liye ini mengandung banyak sekali nilai moral yang

secara tidak langsung bisa di jadikan pembelajaran bagi para pembacanya. Banyak sekali

kisah hidup dari tokoh-tokohnya yang akan mengajarkan kita apa itu moral yang baik. Jadi

mari kita terapkan nilai moral yang baik didalam kehidupan sehari-hari.

2.2 Kerja Keras

Jika anda mendengar kata ‘kerja keras’, apa hal pertama yang muncul di pikiran anda?

Jika saya disodorkan pertanyaan yang sama, saya akan menjawab, ‘Kerja keras adalah ketika

anda menggunakan waktu dengan efisien dan efektif, anda bekerja dengan sebegitu rupa

sehingga bisnis anda menghasilkan lebih dari waktu, uang dan usaha yang anda

investasikan.”

Kerja merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja

dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Kerja dapat juga di artikan sebagai pengeluaran

energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Keras

berarti padat kuat dan tidak mudah berubah bentuknya atau tidak mudah pecah, sangat

tangguh, sangat kuat.

Kerja keras adalah bekerja dengan sungguh–sungguh, sekuat daya dan tenaga penuh

semangat, pantang menyerah untuk mencapai hasil terbaik dengan terlalu fokus pada

pekerjaan hingga tak punnya waktu untuk melakukan yang lain selain bekerja. Kerja keras

juga berarti ketika seseorang menggunakan waktu dengan efisien dan efektif. Kerja keras

bukan berarti selalu berkaitan dengan memiliki pekerjaan yang berat seperti tukang kuli

bangunan, tukang becak atau semacamnnya. Tetapi orang berjas yang duduk depan komputer

di kantornya saja sudah termasuk bekerja keras.

Bekerja keras bahkan bisa saja dilakukan dirumah. Seperti dizaman sekarang ini,

banyak sekali pekerjaan-pekerjaan yang bisa dikerjakan dirumah, contohnya youtuber,


gamer, arsitek, tukang jahit, bahkan pekerja kantoran bisa membawa tugas kerjanya untuk

diselesaikan dirumah masing-masing. Tak perlu repot-repot datang ke kantor. Pekerjaan bisa

dikirim melalui via email atau lainnya.

Untuk memaksimalkan hasil dari bekerja keras, seringkali kebanyakan orang sampai

jarang memikirkan diri sendiri dengan terus memaksakan diri untuk terus bekerja keras untuk

mencapai suatu hal yang diinginkan. Walau bekerja keras itu baik, tetapi bila sampai

melewati batas maka hal tersebut hanya akan menyakiti diri sendiri dan usaha yang telah

dikerahkan akan sia-sia.

Jadi sebelum kita mulai bekerja keras, kita harus mempersiapkan diri sendiri terlebih

dahulu. Dengan persiapan yang matang sebelumnya, maka hasil yang kita perolehpun akan

semakin bagus dan sesuai seperti ekspetasi kita sebelumnya.

Akan tetapi kebanyakan anak muda dizaman sekarang ini mulai menurun. Banyak

sekali anak muda yang suka bermalas-malasan. Hal ini dikarenakan di era globalisasi saat ini

banyak anak muda yang kecanduan dengan alat eletroniknya. Bahkan sampai ada yang putus

sekolah karenanya. Jadi sikap bekerja keras wajib dimikili oleh setiap orang.

2.3 Sabar

Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi

sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga

dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa

orang yang memilikinya. Semakin tinggi kesabaran yang seseorang miliki maka semakin

kokoh juga ia dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan. Sabar

juga sering dikaitkan dengan tingkah laku positif yang ditonjolkan oleh individu atau

seseorang.
Sabar juga memiliki pengertian sebagai sikap bertahan dalam situasi yang sulit.

Ketika seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mungkin ia akan kesulitan untuk

menerima hal tersebut. Namun dengan adanya sikap sabar, ia akan berusaha untuk berjuang

dan bertahan dari segala macam kesulitan yang ada.

Dengan adanya sifat sabar maka setiap orang akan lebih dewasa pemikirannya dan

terkontrol dengan baik emosinya. Orang yang penyabar tentu tetap bisa memutusan

keputusan dalam suatu perkara walau sedang emosi dengan kepala dingin. Orang yang

penyabar tidak akan mudah teradu domba oleh musuhnya. Karena ia tau kapan dan dimana ia

harus meluapkan emosinya.

Jadi sebisa mungkin milikilah sifat sabar. Karena dampak yang ditimbulkan dari sabar

amat sangat besar. Seperti dalam sebuah pernyataan pendek, dikatakan bahwa sabar itu

"...seperti namanya, adalah sesuatu yang pahit dirasakan, tetapi hasilnya lebih manis daripada

madu."

Pengendalian diri merupakan salah satu konsep sabar di dalam perspektif psikologi

dimana seseorang akan berusaha mengatur dirinya sendiri sedemikian rupa untuk tetap

menjaga kebaikan. Seperti misalnya, seseorang akan mengkaji apa yang sebenarnya sedang

terjadi dan tidak melakukan hal yang mungkin bisa saja ceroboh.

2.4 Pemberani

Pemberani berati orang yang sangat berani atau yang memiliki sifat berani. Pemberani

berasal dari kata dasar berani yaitu berarti mempunyai hati yg mantap dan rasa percaya diri

yg besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan dan sebagainya. Berani juga berarti tidak takut

(gentar, kecut).
Dalam kehidupan sehari-hari pun kita juga kita harus memiliki sifat berani, misal

berani dalam mengutarakan pendapat, berani memulai sesuatu yang baru, berani mengambil

keputusan, atau berani dalam mempertahankan kebenaran. Sifat berani tentu sangat penting

untuk dimikili oleh setiap orang. Dengan sifat berani kita bisa lebih percaya diri untuk tampil

didepan semua orang untuk mengunjuk diri.

Walau terkadang sifat berani ini sulit untuk dimiliki karena orang lain pasti memiliki

pandangannya tersendiri dalam menilai sesuatu sehingga membuat kita gentar dalam

menghadapi seseorang atau sesuatu.

2.5 Kajian Tentang Novel

2.5.1 Pengertian Novel

Novel adalah tulisan berupa karangan prosa yang panjang dan menceritakan sebuah

kisah (Fajri, dkk: 593). Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian

cerita kehidupan seseorang dengan orang yang berada di sekelilingnya dan menonjolkan

watak (karakter) dan sifat setiap pelaku. Novel terdiri dari bab dan sub-bab tertentu sesuai

dengan kisah ceritanya. Penulis novel disebut novelis.

Novel adalah narasi fiksi panjang yang menceritakan pengalaman manusia secara

lebih dekat. Novel di era modern biasanya menggunakan gaya prosa sastra dan

pengembangan novel bentuk prosa tersebut saat ini telah didukung dengan inovasi-inovasi

dalam dunia percetakan dan diperkenalkannya kertas murah pada abad ke-15.

Sebuah karya sastra berbentuk novel dapat dikenali dari beberapa karakteristik yang

membedakannya dengan karya sastra lainnya. Adapun ciri-ciri novel adalah sebagai berikut:

1. Pada umumnya novel terdiri dari sekurang-kurangnya 100 halaman, atau jumlah

katanya lebih dari 35.000 kata.


2. Novel ditulis dengan suatu narasi dan deskripsi untuk menggambarkan suasana

kejadian di dalamnya.

3. Alur cerita di dalam novel cukup kompleks dan terdapat lebih dari satu impresi, efek,

dan emosi.

4. Umumnya setiap orang membutuhkan waktu setidaknya 120 menit untuk membaca

habis sebuah novel.

5. Cerita pada sebuah novel bisa sangat panjang, namun terdapat banyak kalimat yang

diulang-ulang.

2.5.2 Unsur-unsur Novel

Unsur-unsur pembangun sebuah novel dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

2.5.2.1 Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik novel adalah semua unsur pembentuk novel yang berasal dari dalam

novel itu sendiri. Beberapa yang termasuk di dalam unsur intrinsik novel diantaranya;

2.5.2.1.1 Tema

Tema merupakan ide atau gagasan utama dalam suatu novel. Pada dasarnya, tema

berisi tentang gambaran cerita secara keseluruhan yang diangkat kedalam bentuk novel. Oleh

karena itu, sangat penting bagi penulis untuk menentukan tema terlebih dahulu sebelum

memulai penulisan naskah novel. Setelah menentukan amanat tentu akan sangat mudah untuk

mulai menulis cerita novel.

Apalagi, jika penulis melakukan survey ke lapangan untuk dapat mengangkat tema

yang sedang hangat dikalangan masyarakat. Dengan begitu, kemungkinan besar novel

menjadi sangat populer dikalangan masyarakat.


2.5.2.1.2 Alur

Alur (plot) merupakan rangkaian peristiwa atau kejadian yang membentuk jalan cerita

pada novel. Secara umum, ada 3 jenis alur pada novel, antara lain:

a. Alur maju (progresif), merupakan alur kejadian dalam cerita bergerak secara

berurutan mulai dari awal hingga akhir. Biasanya, alur maju digunakan pada novel

autobiografi dan biografi.

b. Alur mundur (regresif), merupakan alur kejadian dalam cerita bergerak secara

terbalik, yaitu menceritakan kejadian yang sekarang, dan kemudian menceritakan

kejadian masa lalu.

c. Alur campuran, adalah perpaduan antara alur maju dengan alur mundur. Selain itu,

jalannya alur terjadi secara acak dan tidak rapi. Biasanya, jenis alur ini digunakan

pada novel misteri atau novel fantasi.

Sedangkan untuk menghadirkan alur cerita novel yang menarik, penulis melakukan

beberapa tahapan didalamnya, yaitu :

a. Pengenalan/Eksposisi – Tahap perkenalan yang berisi tentang informasi tokoh-tokoh

yang ada dalam novel.

b. Pertentangan/Konflik – Tahapan dimana tokoh utama mulai mengalami konflik, baik

itu dengan dirinya sendiri ataupun dengan tokoh lain.

c. Pertumbuhan/Penanjakan – Tahapan dimana konflik yang terjadi semakin melebar

hingga terjadi beberapa perselisihan antar tokoh.

d. Klimaks/Puncak Ketegangan – Tahap dimana masalah semakin memuncak hingga

memunculkan hal-hal yang tidak diduga oleh pembaca.


e. Antiklimaks – Tahap dimana ketegangan sudah mulai mereda dan memunculkan

solusi penyelesaian atas masalah yang terjadi.

f. Akhir/Ending – Tahapan terjadinya penyelesaian konflik dan pertanda bahwa cerita

akan berakhir, bisa berakhir bahagia (happy ending) atau berakhir sedih (sad ending).

2.5.2.1.3 Latar

Latar atau setting merupakan unsur yang berkaitan dengan tempat dan waktu yang

melatarbelakangi terjadinya kejadian atau peristiwa dalam novel. Bahkan, latar ini mampu

menciptakan suasana dalam cerita. Latar atau setting terdiri dari beberapa macam, di

antaranya:

a. Waktu, berkaitan dengan kapan terjadinya kejadian dalam novel.

b. Tempat, berkaitan dengan lokasi jalannya cerita. Latar tempat ini dapat dikategorikan

secara umum atau khusus.

c. Suasana, berkaitan dengan gambaran suasana dari peristiwa dalam novel, atau bisa

digambarkan melalui perasaan tokoh juga.

2.5.2.1.4 Tokoh dan Penokohan

Sama seperti cerpen, novel juga memiliki unsur tokoh dan penokohan. Sebenarnya,

terdapat perbedaan diantara kedua unsur ini. Tokoh merupakan pemeran atau seseorang yang

menjadi pelaku dalam cerita novel. Sedangkan penokohan merupakan karakter atau watak

yang ditampilkan oleh tokoh yang ada dalam cerita novel tersebut.

Berdasarkan karakternya, tokoh dibagi menjadi tiga yaitu :

a. Tokoh protagonis, merupakan tokoh utama yang digambarkan sebagai seseorang yang

baik disetiap situasi. Selain itu, tokoh utama ini menjadi pusat perhatian didalam

novel.
b. Tokoh antagonis, merupakan tokoh yang digambarkan dengan seseorang yang

memiliki sifat yang jahat atau buruk, tidak bersahabat dan selalu menimbulkan

konflik.

c. Tokoh tritagonis, merupakan tokoh yang digambarkan dengan seseorang yang

memiliki sifat dan sikap netral. Akan tetapi, tokoh tritagonis ini dapat berpihak

kepada tokoh antagonis, terkadang bisa berpihak kepada tokoh protagonis. Walaupun

begitu, tokoh ini diasumsikan sebagai pelerai antara tokoh antagonis dan protagonis

ketika terjadinya konflik.

Adapun cara yang dilakukan oleh penulis untuk menentukan penokohan itu sendiri, antara

lain sebagai berikut.

a. Analitik atau langsung yaitu penulis menggambarkan penokohan melalui bentuk fisik

(bentuk wajah, hidung, mata, rambut, dan sebagainya) seorang tokoh sehingga

pembaca bisa langsung mengetahui watak dari tokoh tersebut.

b. Dramatik atau tidak langsung yaitu penulis mengungkapkan penokohan berdasarkan

hal-hal yang berhubungan dengan tokoh, bisa berupa tingkah laku, gaya bicara atau

dialog tokoh lain.

2.5.2.1.5 Sudut Pandang

Yang berikutnya adalah unsur sudut pandang (poin of view), yang berkaitan dengan

cara pandang penulis dalam menceritakan kisah yang terjadi didalam novel. Ada 3 macam

sudut pandang yang digunakan oleh penulis, yaitu :

Sudut pandang sebagai orang pertama, merupakan cara penulis menempatkan dirinya

sebagai tokoh utama didalam novel. Hal itu diartikan bahwa penulis menceritakan

pengalaman pribadinya. Ciri-cirinya adalah kalimat ditulis dalam bentuk yang aktif, yakni

menggunakan kata ganti orang pertama seperti “Aku” atau “Saya”.


Sudut pandang sebagai orang ketiga, merupakan cara penulis menyampaikan cerita

sebagai orang ketiga. Penulis mengungkapkan tanggapannya terhadap peristiwa atau kejadian

yang dilihatnya. Ciri-cirinya adalah menggunakan kata ganti orang ketiga seperti “Dia” atau

“Mereka”.

Sudut pandang sebagai orang ketiga serba tahu, merupakan cara penulis menceritakan

apa saja terkait tokoh utama. Penulis seakan mengetahui dengan benar tentang watak, pikiran,

perasaan, kejadian, bahkan latar belakang dari suatu kejadian.

2.5.2.1.6 Gaya Bahasa

Gaya bahasa dalam novel merupakan ciri khas penulis dalam melakukan pemilihan

kata dan bahasa yang digunakan dalam novel. Setiap penulis memiliki gaya bahasa yang

berbeda-beda demi menarik minat pembacanya.

2.5.2.1.7 Amanat

Unsur intrinsik novel yang terakhir adalah amanat atau pesan. Amanat merupakan

pesan yang terkandung dalam novel yang dapat dipetik oleh pembaca. Amanat bisa

disampaikan secara tersurat (langsung) ataupun secara tersirat (tidak langsung).

Amanat menjadi unsur yang paling penting dalam novel. Dengan demikian, novel

tidak hanya berfungsi sebagai hiburan saja, namun ada hikmah atau pelajaran yang bisa

diambil oleh pembaca.

2.5.2.2 Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik novel merupakan unsur pembangun novel yang berasal dari luar.

Artinya, unsur ini tidak dapat Anda temukan didalam novel tersebut. Walaupun demikian,

unsur ekstrinsik memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil sebuah novel.
Berikut ini adalah beberapa unsur ekstrinsik novel :

2.5.2.2.1 Latar Belakang Penulis

Latar belakang penulis merupakan unsur yang berisikan tentang biografi penulis,

seperti tempat tinggal penulis, keluarganya, latar belakang pendidikan, lingkungan, dan lain

sebagainya.

Latar belakang diyakini dapat memberikan pengaruh dalam penulisan novel. Misalnya

saja, penulis yang tinggal di daerah pedesaan, maka Ia akan mengadaptasikan kisahnya

menjadi suatu novel.

2.5.2.2.2 Latar Belakang Masyarakat

Latar belakang masyarakat berkaitan dengan kondisi masyarakat ketika novel dibuat.

Misalnya saja, penulis hidup ditengah masyarakat yang kental akan kehidupan tradisionalnya,

kemungkinan besar akan berdampak pada penulisan novel yang akan dibuat dimana

menceritakan tentang kehidupan masyarakat saat itu.

2.5.2.2.3 Nilai-Nilai Kehidupan

Unsur ekstrinsik yang terakhir adalah nilai yang terkandung didalam novel tersebut.

Biasanya, penulis akan mengangkat suatu novel berdasarkan nilai-nilai kebaikan yang akan

dibagikan kepada masyarakat, bisa berupa nilai agama, nilai sosial, nilai budaya dan nilai

moral.

2.6 Biografi Tere Liye


Tere Liye merupakan nama pena penulis novel Indonesia. Tere Liye lahir di Lahat,

Indonesia, 21 Mei 1979 dengan nama Darwis. Beberapa karya Tere Liye yang diangkat ke

layar lebar yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah. Meski berhasil

dalam dunia literasi Indonesia, kegiatan menulis hanya sekedar hobi karena sehari-hari ia

masih bekerja di kantor sebagai akuntan.

Tere Liye lahir pada 21 Mei 1979, ia merupakan anak dari seorang petani biasa yang

tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera. Nama asli Tere Liye adalah Darwis. Tere Liye

hanya nama pene yang diberikan di setiap karyanya.

Tere Liye menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 2 Kikim Timur, Sumatera

Selatan. Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Kikim, Sumatera Selatan.

Setelah itu, pendidikan menengah atasnya di SMAN 9 Bandar Lampung. Setelah lulus SMA,

ia melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Indonesia dan berkuliah di Fakultas

Ekonomi.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode yang penulis terapkan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah

metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif, memiliki kelebihan adalah adanya

fleksibilitas yang tinggi bagi peneliti ketika menentukan langkah-langkah penelitian

(Chaedar dalam Hikmat, 2014: 37). Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskridtif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

berperilaku yang dapat diamati (Hikmat, 2014: 37).

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang biasanya dilakukan dalam

studi sastra dan juga menjadi penting dalam penelitian ilmu-ilmu sosial. Penelitian

kualitatif ini dapat menggunakan pendekatan apapun sepanjang pendekatan itu dibenarkan

dalam kaidah penelitian (Adi, 2016: 239).

Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari makna di balik data,

untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, empiris logis, dan empiris

logis.

Dalam banyak sumber dan laporan-laporan penelitian, kualitatif dapat dianggap

sebagai pendekatan. Pendekatan penelitian secara kualitatif atau disebut juga secara

interpretif bersifat “reflective” karena pendekatan kualitatif ini merupakan peneliti dalam

fungsinya sebagai subjek yang juga menentukan penginterprestasian data (Adi, 2016:

240).

Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang dibutuhkan, dan alat

pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Pengumpulan data dilakukan

atas dasar prinsip fenomenologis, yaitu dengan memahami secara mendalam gejala atau

fenomena yang dihadapi.


Prosedur pelaksanaan penelitian kualitatif bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan,

serta situasi dan kondisi di lapangan. Secara garis besar tahapan penelitian jenis kualitatif

adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian.

b. Mengumpulkan data di lapangan.

c. Menganalisis data.

d. Merumuskan hasil studi.

e. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan.


BAB IV

DATA DAN SUMBER DATA

4.1 Data

Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka atau dengan kata lain data

yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. Dalam penelitian ini berupa latar belakang

sejarah organisasi, struktur organisasi, dan data-data lain yang diambil dari dokumen

organisasi. Data adalah sumber informasi yang akan diseleksi sebagai bahan analisis.oleh

karena itu, kualitas dan ketepatan pengambilan data tergantung pada ketajaman

menyeleksi yang dipandu oleh perusahaan konsep atau teori (Siswantoro, 2016).

4.2 Sumber Data

Sumber data terkait dengan subjek penelitian dari mana data diperoleh. Subjek

penelitian sastra adalah teks-teks novel, novela, cerpen, drama dan puisi. Dalam konteks

ini adalah teks novel (Siswantoro, 2016). Sumber data dibagi menjadi dua yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh

peneliti melalui sumbernya dengan melakukan penelitian ke objek yang diteliti.

Sedangkan Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada

peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data

ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku,

diperoleh berdasarkan catatan – catatan, diperoleh dari internet yang berhubungan dengan

penelitian.
4.3 Data Penelitian

Data yang terdapat dalam novel Hujan karya Tere Liye sebagai berikut :

Tabel 4.3

Data Penelitian
Nilai Moral dalam Novel Hujan karya
Tere Liye.

Klasifikasi Data
No Data Kerja Saba Pember
keras r ani
Lail meronta. Dia hendak menolong ibunya. Anak laki-
laki itu lebih dulu cekatan menyeret tubuh Lail,
1. menariknya lari melintasi lantai ruangan, menendang √
pintu, persis sebelum lantai ruangan itu ikut runtuh.
Mereka berhasil lompat menyelamatkan diri (Hujan :29).
Ada banyak yang dipikirkan Lail, tentang ibunya dan
ayahnya. Dia tidak menangis, tapi seperti ada bagian yang
2.
kosong dihatinya dibawa pergi – yang dia tidak mengerti √
(Hujan :49).
Berlari-lari kecil Esok mengambil salah satu sepeda. Dia
melompat ke atas joknya, mengayuh cepat, segera
meninggalkan stadion. Dengan menggunakan sepeda,
3.
gerakannya lebih tangkas, Esok merapatkan hoodie yang √
dia kenakan. Udara dingin membuat wajahnya kebas
(Hujan :53)
Esok mengusulkan agar mereka menyusun belasan pompa
kecil secara paralel. Tidak ada yang mengerti penjelasan
4. Esok, hingga dia menyusunnya dengan cermat, √
menghubungkan lima belas pompa air sedemikian rupa
dan air berhasil disedot (Hujan :67)
Esok sudah melakukan itu sejak hari pertama, mulai dari
menawarkan membawa barang-barang, membagikan
masker, bercakap-cakap dengan marinir, petugas
kesehatan, dan menguping informasi. Dia belajar dengan
5.
cepat. Sebelum bencana gunung meletus, Esok adalah √
murid terbaik di sekolah. Setelah gempa, baginya stadion
itu menjadi tempat belajar dan bertualang baru (Hujan :
61)
Dia dengan riang menjelaskan banyak hal,
memperkenalkan ibunya kepada petugas, marinir, dan
6.
relawan. Lail lebih banyak diam, berjalan di belakang √
(Hujan : 67).
Proses pemulihan ibu Esok berjalan baik, kondisi ibunya
jauh lebih sehat, tapi kesedihan masih tersisa dimatanya.
Mungkin bagi anak-anak, proses pemulihan bisa lebih
cepat, tapi tidak bagi orang dewasa. Ada begitu banyak
7. kenangan yang telah terkumpul di kepala mereka. √
Membuat sesak. Apalagi dengan kondisi kaki yang telah
diamputasi – berpikir dia hanya akan menjadi beban bagi
orang lain. Berkali-kali ibu Esok mengembuskan napas,
seolah beban berat mengimpit dadanya (Hujan :67-68).
Esok memegang lengannya, tersenyum. “Tapi setidaknya
mereka bisa mendapatkan penguburan yang layak, di
8.
pemakaman umum. Mereka mendapatkan penghormatan √
terakhir.” (Hujan :71).
9. Esok merawat ibunya dengan telaten (Hujan :73). √
Esok tidak lagi bekerja sebagai kurir pengantar pesan. Dia
10. membantu tim teknisi. Semuda itu, bakat insinyurnya √
amat mengagumkan (Hujan :73).
Sekolah Lail juga semakin sibuk, belum lagi aktivitas di
panti. Itu cukup membuatnya bersabar melewati waktu
11.
tiga puluh hari untuk kemudian bertemu Esok selama √
enam jam (Hujan :94)
Esok tenggelam dalam berbagai proyek mesin. Dia amat
12.
genius (Hujan :96). √
Lail mendongak, menatap gedung bertingkat yang sedang
dibangun di dekat kolam air mancur. Dia sebenarnya
13.
mendongak untuk mencegah Esok melihat matanya √
berkaca-kaca (Hujan :98).
Mereka belum resmi menjadi relawan, masih harus
melewati berbagai pelatihan dasar yang setiap jenisnya
14. memakan waktu dua hingga tiga bulan. Mulai dari √
menghadapi situasi bencana, pertolongan pertama, hingga
proses pemulihan (Hujan :116).
Hamparan lapangan tanah liat berubah menjadi kubangan
15. lumpur. Mereka susah bergerak. Lail sudah dua kali √
terjatuh. Maryam mengulurkan tangan (Hujan :117).
Lail dan Maryam kembali berjalan bersisian, menerobos
16. kubangan lumpur setinggi betis. Semakin jauh mereka √
maju, semakin dalam kubangan itu (Hujan :117).
Mereka berdua benar-benar menemukan definisi seorang
relawan. Siap berkorban demi kepentingan orang lain.
17.
Siap mengutamakan keselamatan orang banyak (Hujan : √
144).
Sepanjang hari Lail dan Maryam terbenam di rumah sakit
darurat. Hanya ada satu dokter dan empat perawat di
rumah sakit itu, sisanya pindah ke kota lain. Peralatan
18.
medis terbatas. Obat-obatan hanya datang setiap kali ada √
tim relawan yang tiba. Mereka harus mengurus banyak
pasien, terutama anak-anak dan orang tua (Hujan :146).
19. “Kami yang akan ke sana, memberikan peringatan,” √
Maryam berkata mantap (Hujan :148).
Berkali-kali mereka terpeleset di medan yang terjal dan
sulit, terjatuh. Jika Lail yang jatuh, Maryam yang
20. mengulurkan tangan, menyemangati. Jika Maryam √
terpeleset, Lail yang akan membantunya berdiri. Mereka
berdua kompak. Terus maju (Hujan :150).

4.4 Analisis Data

Analisis data ialah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi sehingga

karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama

masalah yang berkaitan dengan penelitian. Atau definisi lain dari analisis lain dari analisis

data yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data hasil dari penelitian menjadi

informasi yang nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil kesimpulan.

Analisis data yang ditemukan dalam novel Hujan karya Tere Liye sebagai berikut :

4.1.1 Analisis dari Kerja Keras dalam novel Hujan karya Tere Liye

Novel Hujan karya Tere Liye ini menceritakan tentang perjalanan hidup

seorang gadis yatim piatu bernama Lail setelah terjadi bencana alam yang

sangat dahsyat. Dalam novel ini, banyak sekali cerita dari kerja keras yang telah

ia lakukan dalam hidupnnya. Bahkan anak lelaki yang Lail temui saat di tangga

darurat bernama Esok juga seseorang pekerja keras yang jenius seperti kutipan

berikut :

“Esok mengusulkan agar mereka menyusun belasan pompa kecil secara

paralel. Tidak ada yang mengerti penjelasan Esok, hingga dia menyusunnya

dengan cermat, menghubungkan lima belas pompa air sedemikian rupa dan air

berhasil disedot.” (Hujan :67).


Dari kutipan tersebut terlihat bahwa Esok adalah anak muda yang tidak hanya

jenius, Esok juga pelajar yang pekerja keras. Bahkan saat di tempat

pengungsian, Esok selalu membantu pekerjaan para relawan dan petugas di sana

seperti kutipan berikut :

“Esok sudah melakukan itu sejak hari pertama, mulai dari menawarkan

membawa barang-barang, membagikan masker, bercakap-cakap dengan

marinir, petugas kesehatan, dan menguping informasi. Dia belajar dengan

cepat. Sebelum bencana gunung meletus, Esok adalah murid terbaik di sekolah.

Setelah gempa, baginya stadion itu menjadi tempat belajar dan bertualang

baru.” (Hujan :61).

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Esok adalah anak yang cakap dan rajin.

Setelah itu para petugas memberikan Esok sepeda merah kesukaannya, dan

memberi tugas sebagai kurir antarlokasi pengungsian. Dan karena kecakapannya

pun para tugas tidak lagi mempekerjakan Esok sebagai kurir pengantar pesan,

tetapi Esok membantu tim teknisi sebaimana kutipan berikut :

“Esok tidak lagi bekerja sebagai kurir pengantar pesan. Dia membantu tim

teknisi. Semuda itu, bakat insinyurnya amat mengagumkan.” (Hujan :73).

Dari kutipan di atas saja Esok telah menunjukkan bakat dan kemampuan yang

dimilikinya. Bahkan diusianya yang masih muda, Esok bahkan memiliki ide

cemerlang untuk diterapkan karena bakat insinyur yang dimilikinya bukan main

seperti kutipan berikut ini :

“Esok tenggelam dalam berbagai proyek mesin. Dia amat genius.” (Hujan :

96).

Dari kutipan di atas, Esok telah di akui oleh oeang lain. Esok bahkan di

jadikan anak angkat oleh Wali Kota untuk disekolahkan setinggi mungkin.
Sementara Lail yang merupakan anak yatim piatu harus pindah dari tempat

pengungsian ke panti sosial. Disanalah Lail bertemu dengan Maryam, gadis

kribo yang memiliki suara melengking itu menjadi teman sekamar Lail. Tidak

hanya teman sekamar, mereka adalah sahabat yang kompak dan saling

menyayangi. Di panti sosial Lail dan Maryam mengikuti kursus memasak.

Karena Maryam sudah mulai bosan dan ingin memiliki aktivitas yang lebih

berguna bagi orang lain, akhirnya Maryam mendaftarkan dirinya dan juga Lail

ke Organisasi Relawan untuk menjadi relawan di sana. Tak terduga ternyata

mereka lulus tes itu. Setelah itu mereka menjalani berbagai pelatihan untuk

akhirnya mereka bisa benar-benar resmi menjadi relawan seperti kutipan berikut

”Mereka belum resmi menjadi relawan, masih harus melewati berbagai

pelatihan dasar yang setiap jenisnya memakan waktu dua hingga tiga bulan.

Mulai dari menghadapi situasi bencana, pertolongan pertama, hingga proses

pemulihan” (Hujan :116).

Dari kutipan di atas kita bisa tau bahwa menjadi relawan tidaklah mudah kala

itu. Segala macam tes fisik harus mereka lewati. Saat ujian akhir untuk akhirnya

mereka bisa lulus untuk menjadi relawan secara resmi, mereka bekerja keras

bersama-sama. Saling bahu-membahu untuk melewati tes itu seperti kutipan

berikut ini :

“Lail dan Maryam kembali berjalan bersisian, menerobos kubangan lumpur

setinggi betis. Semakin jauh mereka maju, semakin dalam kubangan itu”

(Hujan :117).

Dari kutipan di atas seperti yang diharapkan, Lail dan Maryam lulus tes itu

dan akhirnya resmi menjadi relawan termuda di Organisasi Relawan tersebut.


Dengan resmi nya mereka menjadi relawan, tugas sebagai relawan pun sudah

menanti mereka di depan mata. Mereka akhirnya ditugaskan untuk pertama

kalinya ke sektor 4. Lelah yang mereka rasakan sudah menjadi resiko sebagai

relawan. Mereka di hari oertama penugasan sudah sibuk seperti kutipan berikut :

“Sepanjang hari Lail dan Maryam terbenam di rumah sakit darurat. Hanya

ada satu dokter dan empat perawat di rumah sakit itu, sisanya pindah ke kota

lain. Peralatan medis terbatas. Obat-obatan hanya datang setiap kali ada tim

relawan yang tiba. Mereka harus mengurus banyak pasien, terutama anak-anak

dan orang tua” (Hujan :146).

Dari kutipan tersebut terlihat bahwa Lail dan Maryam sangat bekerja keras

dalam menjalani tugasnya sebagai relawan. Akan tetapi itu masih awalnya saja.

Karena setelah malam datang tiba-tiba saja terdengar suara dentuman keras di

tengah badai malam itu. Suara dentuman tersebut berasal dari suara bendungan

yang retak, hanya soal waktu bendungan itu jebol. Semua orang harus

mengungsi ke perbukitan tempat yang lebih tinggi agar tidak tersapu oleh air

bah. Namun ada kota dihilir sungai yang jaraknya lima puluh kilometer dari

tenda relawan. Tidak ada kendaraan yang bisa menuju ke sana, jalan telah

berubah menjadi kubangan lumpur. Jaringan komunikasi juga terputus total

sejak badai turun. Mereka juga tidak bisa mengirim perahu melintasi sungai

besar yang sedang bergelora. Akan tetapi dengan ide gila nya Maryam dan Lail

mengajukan diri untuk pergi ke kota itu bersama dengan berlari secepat

mungkin dan memberikan peringatan untuk kota itu segera mengungsi. Dalam

melewati hujan badai di tengah hutan itu mereka berdua terus berusaha bekerja

keras bersama-sama agar bisa sampai ke kota tersebut dengan tepat waktu

seperti kutipan berikut :


“Berkali-kali mereka terpeleset di medan yang terjal dan sulit, terjatuh. Jika

Lail yang jatuh, Maryam yang mengulurkan tangan, menyemangati. Jika

Maryam terpeleset, Lail yang akan membantunya berdiri. Mereka berdua

kompak. Terus maju” (Hujan :150).

Dari kutipan tersebut mereka terlihat kompak beriringan saling bahu-

membahu. Meskipun medan yang mereka lalui sangat sulit, tetapi karena Lail

dan Maryam bekerjasama satu sama lain maka perjalanan tersebut akan menjadi

semakin mudah.

4.1.2 Analisis dari Sabar dalam novel Hujan karya Tere Liye

Lail sudah kehilangan kedua orang tua di usia tiga belas tahun. Tetapi

hematnya Lail masih bisa menerima itu, Lail sudah bisa bersabar untuk

menerima hal yang menimpa dirinya seperti kutipan berikut :

“Ada banyak yang dipikirkan Lail, tentang ibunya dan ayahnya. Dia tidak

menangis, tapi seperti ada bagian yang kosong dihatinya dibawa pergi – yang

dia tidak mengerti” (Hujan :49).

Dari kutipan di atas Lail sangat merindukan kedua orang tuanya. Tapi yang

Lail bisa lakukan hanyalah bersabar dalam menghadapi perasaan rindunya itu.

Sedangkan Esok masih memiliki seorang ibu yang harus Esok rawat dan jaga.

Ibunya bisa selamat saat kejadian gempa pun adalah sebuah keajaiban bagi

Esok. Esok dengan penuh kesabaran dan perhatian merawat ibunya yang saat itu

sedang sakit. Setelah sakit pun Esok dengan sabarnya menjelaskan banyak hal

dan memperkenalkan ibunya kepada semua orang di tempat pengungsian kala

itu seperti pada kutipan berikut :


“Dia dengan riang menjelaskan banyak hal, memperkenalkan ibunya kepada

petugas, marinir, dan relawan. Lail lebih banyak diam, berjalan di belakang”

(Hujan : 67).

Dari kutipan tersebut terlihat bawha Esok sangat menyayangi ibunya. Esok

dan Lail bisa pulih dari kejadian gempa bumi besar yang merenggut nyawa

orang-orang yang mereka sayangi dan menghancurkan kotanya lebih cepat

dibanding dengan orang dewasa, misal ibunya Esok seperti kutipan berikut :

“Proses pemulihan ibu Esok berjalan baik, kondisi ibunya jauh lebih sehat,

tapi kesedihan masih tersisa dimatanya. Mungkin bagi anak-anak, proses

pemulihan bisa lebih cepat, tapi tidak bagi orang dewasa. Ada begitu banyak

kenangan yang telah terkumpul di kepala mereka. Membuat sesak. Apalagi

dengan kondisi kaki yang telah diamputasi – berpikir dia hanya akan menjadi

beban bagi orang lain. Berkali-kali ibu Esok mengembuskan napas, seolah

beban berat mengimpit dadanya” (Hujan :67-68).

Dari kutipan tersebut ibu Esok kesulitan dalam pemulihannya dibanding anak-

anak. Tapi tidak sepantasnya untuk terus berlarut-larut dalam kesedihan.

Setidaknya kita harus bangkit dan menghadapi masa yang akan datang dengan

sabar dan tabah. Saat Esok dan Lail mengunjungi lokasi lubang bawah tanah

tempat dimana mayat orang-orang yang mereka sanyangi direnggut, lubang

tersebut telah ditutup dan diberi tanda. Semua mayat yang ditemukan tidak

dapat diketahui identitasnya karena sudah terlanjur membusuk. Akan tetapi

setidaknya mereka masih bisa dimakamkan. Esok dan Lail bersabar dalam

menerima hal tersebut seperti kutipan berikut :


“Esok memegang lengannya, tersenyum. “Tapi setidaknya mereka bisa

mendapatkan penguburan yang layak, di pemakaman umum. Mereka

mendapatkan penghormatan terakhir.”” (Hujan :71).

Dari kutipan di atas terlihat mereka bisa menerima hal tersebut dengan

tersenyum. Dengan menghilangnya kakak-kakak Esok bukan berarti Esok akan

terus berlarut dalam sedih. Esok masih memiliki ibu tercintanya. Dengan sabar

Esok merawat ibunya seperti kutipan di bawah berikut ini :

“Esok merawat ibunya dengan telaten” (Hujan :73).

Dari kutipan di atas Esok dan Lail pun memulai kehidupan mereka yang baru.

Mereka berpisah karena Lail harus tinggal di panti sosial, sedangkan Esok

tinggal di rumah orang tua angkatnya bersama dengan ibunyaa. Tetapi mereka

masih bisa bertemu karena jarak rumah Esok yang tidak terlalu jauh dari panti

sosial. Sebagai seorang siswa tentu sudah menjadi tanggung jawabnya untuk

belajar. Esok dan Lail juga melakukannya. Mereka belajar dengan giat. Apalagi

Esok akan segera masuk kuliah saat itu, jadi Esok harus belajar dengan lebih

untuk bisa masuk ke universitas yang bagus. Tetapi Esok itu membuat waktu

Esok untuk bertemu Lail semakin berkurang. Mereka bahkan membuat jadwal

bersama untuk akhirnya bisa bertemu lagi setelah tiga puluh hari. Dengan sabar

Lail menunggu sampai saat itu tiba seperti kutipan berikut :

“Sekolah Lail juga semakin sibuk, belum lagi aktivitas di panti. Itu cukup

membuatnya bersabar melewati waktu tiga puluh hari untuk kemudian bertemu

Esok selama enam jam” (Hujan :94).

Dari kutipan di atas Lail bisa bersabar untuk tidak bertemu Esok dengan

menyibukkan dirinya. Akan tetapi penantian Lail akan semakin panjang setelah

diberitahu oleh Esok jika dia akan melanjutkan kuliahnya di Ibu Kota. Semakin
jauh jarak yang ada diantara mereka. Saat Esok memberitahu kabar bahagia

sekaligus kabar sedih itu Lail berusaha untuk bersabar dan tetap senang dengan

pencapaian Esok seperti kutipan berikut :

“Lail mendongak, menatap gedung bertingkat yang sedang dibangun di dekat

kolam air mancur. Dia sebenarnya mendongak untuk mencegah Esok melihat

matanya berkaca-kaca” (Hujan :98).

Dari kutipan di atas menunjukkan bahwa Lail bisa bersabar untuk tidak

bertemu dengan Esok. Karena Lail tau nanti mereka juga pasti akan segera

bertemu kembali. Lail sangat senang saat bertemu dengan Esok. Bahkan saat

sedang menantipun Lail bisa mengubur rasa rindunya untuk bertemu Esok

dengan cara menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan yang Lail sukai.

Dan jikalau sudah bertemu lagi, Lail sangat menikmati waktu yang dihabiskan

bersama Esok walau sebentar. Mereka bisa banyak bertukar cerita dan guyonan.

Memang sabar itu yang terbaik. Buah dari sabar sangat manis dan memuaskan.

Sulit memang untuk tidak egois, tetapi kita harus ingat bahwa sabar itu jauh

lebih baik dari pada mengikuti egoisme kita.

4.1.3 Analisis dari Pemberani dalam novel Hujan karya Tere Liye

Cerita tentang keberanian Esok dan Lail ditampakkan pada novel Hujan karya

Tere Liye ini. Meskipun Esok dan Lail masih sangat muda, tetapi mereka berani

dalam mengambil tindakan dan keputusan sendiri. Bahkan di awal kisah Esok

sudah menjadi sosok penyelamat Lail karena keberanian yang dimilikinya

seperti kutipan berikut :


“Lail meronta. Dia hendak menolong ibunya. Anak laki-laki itu lebih dulu

cekatan menyeret tubuh Lail, menariknya lari melintasi lantai ruangan,

menendang pintu, persis sebelum lantai ruangan itu ikut runtuh. Mereka

berhasil lompat menyelamatkan diri” (Hujan :29).

Dari kutipan di atas terlihat keberanian Esok untuk terus berlari dari lorong

yang akan segera runtuh sambil memegang Lail agar tidak jatuh kebawah

bagian yang runtuh. Tidak hanya sekali, Esok lagi-lagi menyelamatkan Lail

yang hampir terkena siraman hujan asam yang turun setelah gunung api meletus.

Walau dia tau hujan asam itu juga akan membahayakan dirinya, Esok tetap

dengan buru-buru mencari Lail untuk segera diberitahu seperti kutipan berikut :

“Berlari-lari kecil Esok mengambil salah satu sepeda. Dia melompat ke atas

joknya, mengayuh cepat, segera meninggalkan stadion. Dengan menggunakan

sepeda, gerakannya lebih tangkas, Esok merapatkan hoodie yang dia kenakan.

Udara dingin membuat wajahnya kebas” (Hujan :53).

Dari kutipan tersebut Esok dengan berani mengayuh sepeda sekencang

mungkin tanpa takut dia juga akan kena imbasnya. Keberanian Esok kala itu

selalu membekas diingatan Lail. Esok selalu menyelamatkannya tak hanya

sekali, tetapi berkali-kali. Setelah Lail pindah ke panti sosial dan Esok pindah ke

rumah orang tua angkatnya, Lail dan Maryam (teman sekamar sekaligus sahabat

Lail di panti sosial) mengikuti Organisasi Relawan karena mereka ingin

melakukan hal yang berguna sekaligus membantu.

“Hamparan lapangan tanah liat berubah menjadi kubangan lumpur. Mereka

susah bergerak. Lail sudah dua kali terjatuh. Maryam mengulurkan tangan”

(Hujan :117).
Dari kutipan di atas Lail dan Maryam dengan berani melewati kubangan

lumpur itu walau hujan deras dan hari benar-benar gelap. Tetapi mereka dengan

berani dan bahu-membahu melewati rintangan untuk ujian akhir mereka

sebelum di resmikan menjadi relawan. Mereka bahkan berani untuk

mempertaruhkan keselamatannya seperti kutipan berikut :

“Mereka berdua benar-benar menemukan definisi seorang relawan. Siap

berkorban demi kepentingan orang lain. Siap mengutamakan keselamatan

orang banyak” (Hujan :144).

Dari kutipan tersebut Lail dan Maryam benar-benar serius dan berani untuk

menghadapi tugas baru nantinya. Merekapun akhirnya ditugaskan ke sektor 4

sebagai tugas pertama mereka sebagai relawan. Akan tetapi ada kejadian yang

tidak disangka-sangka saat malam terjadi hal yang mengejutkan. Karena setelah

malam datang tiba-tiba saja terdengar suara dentuman keras di tengah badai

malam itu. Suara dentuman tersebut berasal dari suara bendungan yang retak,

hanya soal waktu bendungan itu jebol. Semua orang harus mengungsi ke

perbukitan tempat yang lebih tinggi agar tidak tersapu oleh air bah. Namun ada

kota dihilir sungai yang jaraknya lima puluh kilometer dari tenda relawan. Tidak

ada kendaraan yang bisa menuju ke sana, jalan telah berubah menjadi kubangan

lumpur. Jaringan komunikasi juga terputus total sejak badai turun. Mereka juga

tidak bisa mengirim perahu melintasi sungai besar yang sedang bergelora. Akan

tetapi dengan mantap dan berani nya Maryam dan Lail mengajukan diri untuk

pergi ke kota itu bersama seperti kutipan berikut :

““Kami yang akan ke sana, memberikan peringatan,” Maryam berkata

mantap” (Hujan :148).


Dari kutipan tersebut terlihat bahwa Maryam dan Lail sangat berani. Setelah

Maryam berkata seperti itu Lail mengiyakan dan mereka bersama meyakinkan

komandan untuk mengizinkan mereka melalukan tugas ekstrem tersebut.

Setelah itu mereka pun akhirnya berhasil melaksanakan tugas itu dengan sangat

tepat waktu. Bahkan karena keberanian mereka kala itu, cerita tentang mereka

menjadi cerita yang sangat terkenal kala itu. Mereka berdua adalah gadis

pemberani yang hebat.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan hasil analisis data dapat diperoleh beberapa kesimpulan

tentang gambaran nilai moral dalam novel Hujan karya Tere Liye sebagai berikut :

Simpulan penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai kisah yang dapat kita

ambil hikmahnya dengan kata lain pesan moralnya. Kisah persahabatan, yaitu diceritakan

melalui persahabatan Lail dan Maryam memberi pesan tentang suatu persahabatan dalam

menjalani kehidupan di panti asuhan. Persahabatan adalah untuk saling membantu dan

menguatkan baik suka maupun duka. Seperti yang terdapat dalam novel ada banyak hal yang

bisa saling dipahami oleh dua orang sahabat sejati tanpa harus berbicara apapun. Kisah cinta,

digambarkan tentang mencintai dalam diam Lail dan Esok. Saling mencintai tapi tidak saling

tahu karena usia yang masih terlalu

muda. Saat prasangka mulai terjadi, menebak perasaan satu sama lain bahkan munculnya

kecemburuan. Seperti yang tercantum dalam novel karena kenangan sama seperti hujan.

Ketika ia datang kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes

air yang turun

dari langit, hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya. Tentang melupakan,

digambarkan dengan seorang gadis yang sakit hati dan kemudian memutuskan untuk

melupakan dengan cara yang tidak baik, tetapi pada akhirnya, menyadari kesalahan dari

tindakan yang hendak

dilakukan. Seperti yang tercantum dalam novel ratusan orang pernah berada di ruangan ini.

Meminta agar semua kenangan mereka dihapus. Tetapi sesungguhnya, bukan melupakan

menjadi masalahnya. Tapi menerima. Jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan bisa

melupakan.
5.2 Saran

Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi banyak orang,

khususnya para anak muda yang butuh pembelajaran tentang nilai moral dan juga masyarakat

banyak, sehingga mereka bisa lebih memahami:

1. Bagi Guru Bahasa Indonesia, diharapkan bisa menjadi media perluasan ilmu dalam

mengajar.

2. Bagi Peneliti Sendiri, sebagai media untuk mengembangkan pengetahuan dan

memperdalam materi tentang penelitian ilmiah serta menambah pengalaman bagi

penulis.

3. Bagi Peneliti lain, bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk membuat karya ilmiah dan

agar bisa mengkaji materi lebih luas lagi.

4. Bagi Masyarakat, sebagai media memperluasan pengetahuan tentang apa itu nilai moral.

Anda mungkin juga menyukai